PENGEMBANGAN MODUL MOMENTUM, IMPULS DAN TUMBUKAN DENGAN STRATEGI CONCEPT MAPPING DI MADRASAH ALIYAH NEGERI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN MODUL MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS E-LEARNING PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan adalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI PERBANDINGAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN CONCEPT MAPPING DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT PADA POKOK BAHASAN PEMANTULAN CAHAYA DI DMP

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KINGDOM ANIMALIA UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh:

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SISTEM GERAK MANUSIA BERBASIS PETA KONSEP DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI SMA DI KABUPATEN JEMBER

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 BINAMU KAB. JENEPONTO

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN USAHA DAN ENERGI UNTUK SISWA MA. Yenita Endriska

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERUPA HANDOUT YANG DILENGKAPI GLOSARIUM PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 TIGO NAGARI KABUPATEN PASAMAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS MASALAH PADA MATERI BENTUK ALJABAR UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIJUNJUNG JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN. modul IPA ini menggunakan metode Research and Development. (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012:

Oleh: Desi Novita *), Anna Cesaria **), Hamdunah **) Mahasiswa Program Studi Pendididkan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH UNTUK MATERI PROGRAM LINEAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMKN 6 PADANG ABSTRACT

PENGEMBANGAN MODUL DILENGKAPI MIND MAP DAN GLOSARIUM PADA MATERI PELAJARAN BIOLOGI UNTUK SISWA KELAS X SMAN 12 PADANG

Kata Kunci: mobile learning berbasis android, hasil belajar ranah kognitif, minat belajar

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENGEMBANGAN HANDOUT DILENGKAPI DENGAN TEKA-TEKI SILANG PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MATERI SISTEM EKSKRESI DI MAN 1 MUARA BUNGO

Siti Masruha 21, Sunardi 22, Arika Indah K 23

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI PROBLEM SOLVING DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PROYEK BERBASIS IT PADA POKOK BAHASAN PERPINDAHAN KALOR DI SMA. Syitaul Umaha, Sri Wahyuni, Subiki

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta 2)

Siti Nurhayati 21, Didik S. Pambudi 22, Dinawati Trapsilasiwi 23

PENGEMBANGAN MODUL YANG DILENGKAPI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS INSTRUCTIONAL GAME PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA. Ahmad Fauzi Hendratmoko, Albertus Djoko Lesmono, Yushardi

PENGEMBANGAN LKS BERPROGRAMA PADA SUB POKOK BAHASAN PERPINDAHAN KALOR DI SMA. Binar Ayu Dewanti, Sri Wahyuni, Yushardi

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP 1 BAYANG UTARA ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Research and Development (R&D) sesuai dengan Thiagarajan, et. all.,

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIREPRESENTASI PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA/MA. Abstract

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MATERI BARISAN DAN DERET KELAS X SMK NEGERI 4 PADANG ABSTRACT

Key Words: Student worksheet, Discovery Learning, social aritmatic

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA.

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP

2 Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Pasir Pengaraian

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SMPN 23 PADANG

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS CONCEPT MAPPING PADA MATERI ELASTISITAS DI SMA

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA SISWA UNTUK MENGASES KETERAMPILAN PROSES DALAM PRAKTIKUM SENYAWA POLAR DAN NON POLAR KELAS X SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI DILENGKAPI MIND MAP PADA MATERI POKOK SISTEM RESPIRASI UNTUK SMA

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

PENGEMBANGAN COMPACT DISK (CD) INTERAKTIF MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH PADA MATERI KUBUS UNTUK SISWA KELAS VIII SMP/MTs

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan suatu produk (Paidi, 2010: 57). Produk R&D dalam

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan atau disebut juga Research and Development

PENGEMBANGAN MODUL PEMESINAN BUBUT PADA MATA PELAJARAN TEKNIK PEMESINAN BUBUT DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM

BAB III METODE PENELITIAN. Segitiga dan Segiempat untuk siswa SMP sekaligus mengetahui. kevalidan, keefektifan, dan kepraktisannya.

BAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengembangkan modul IPA bermuatan Nature of

Pengembangan Modul Bernuansa Newspaper Dilengkapi dengan Concept Map Bergambar dan Poster pada Siswa Kelas XI IPA di SMA Negeri 12 Padang

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK FISIKA SEBAGAI MEDIA INSTRUKSIONAL POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGEMBANGAN CHEMISTRY ELECTRONIC MODULE MATERI LARUTAN ASAM BASA KELAS XI SMA/MA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT E-PORTOFOLIO ASSESSMENT LAPORAN PRAKTIKUM POKOK BAHASAN OPTIKA GEOMETRI DI MA

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI GEOMETRI UNTUK SISWA KELAS X DI SMA PGRI 1 PADANG ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan,

MODEL PEMBELAJARAN INSTRUCTION, DOING, DAN EVALUATING (MPIDE) DENGAN MODUL SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

MODEL INQUIRY TRAINING DENGAN SETTING KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK SMA. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FLIPBOOK PADA MATERI GERAK BENDA DI SMP

BAB III METODE PENELITIAN. Research and Development. Model Research and Development yang digunakan

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 BINAMU KAB. JENEPONTO

Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional

JURNAL SAINS DAN INFORMATIKA Research of Science and Informatic

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI KELILING DAN LUAS SEGITIGA.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS GUIDED DISCOVERY PADA MATERI PERSAMAAN DAN INDENTITAS TRIGONOMETRI KELAS X MIA DI SMAN 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR

BAB III METODE PENELITIAN. karena peneliti ingin mengembangkan pembelajaran matematika berbasis

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBENTUK BUKU SAKU DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK SISWA KELAS VII SMPN 3 GUNUNG TULEH

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D).

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian

Program Studi Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MATERI KUBUS, BALOK, PRISMA DAN LIMAS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 33 PADANG

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI PENYAJIAN DATA STATISTIK UNTUK KELAS X SMA N 3 PADANG. Oleh

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN APLIKASI BERBASIS WEB PADA MATERI BIOLOGI SEMESTER GENAP UNTUK SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BATU

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BERORIENTASI GAMBAR PADA MATERI JARINGAN UNTUK KELAS VII SMP ARTIKEL

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM IPA PADA MATERI SISTEM ORGANISASI KEHIDUPAN UNTUK SMP E-JURNAL

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA BERBASIS MACROMEDIA FLASH DENGAN TAMPILAN SLIDE POWERPOINT PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN UNTUK SISWA KELAS XI IPA SMA

Reta Yuliani Fajrin 40, Jekti Prihatin 41, Pujiastuti 42

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI POLA BILANGAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS LEARNING CYCLE 5-E DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP

PENGEMBANGAN HANDOUT BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI KERUSAKAN LINGKUNGAN UNTUK SISWA SMP E - JURNAL TESSA MUTIARA. T NIM.

MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN ANALISIS WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERKARAKTER BERBASIS QUANTUM TEACHING PADA POKOK BAHASAN ARITMATIKA SOSIAL KELAS VII SMP

Transkripsi:

PENGEMBANGAN MODUL MOMENTUM, IMPULS DAN TUMBUKAN DENGAN STRATEGI CONCEPT MAPPING DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1) Siti Roudlotus Sa idah, 1) Trapsilo Prihandono, 1) Sri Wahyuni 1) Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Email : roudlotussaidah@gmail.com Abstract One of physics material s character was abstract, that character caused the students got difficulties. Besides that, the unconsecutive material was becomes a weakness in the displays of material in physics books at school. One of solution to solve this problems was using the concept mapping module. The purposes of this research were to describe the validity of modules, effectiveness, and practicality. The research method used was 4D model which suggested by Thiagarajan, Semmel and Semmel. The result of this research was module classified as valid by the value of validity was 85,47%, module was effective by value of retention 98,79%, module classified as practical by value of student response was 67,71%. Based on these data, it can be concluded that the module was very valid, effective and practical for used in learning. Keyword: module, concept mapping, 4D model PENDAHULUAN Fisika merupakan salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (Hardini et al., 2013). Karakter materi fisika adalah bersifat konkret, namun ada pula yang bersifat abstrak (Fathurohman, 2014). Salah satu materi fisika yang memiliki karakter abstrak adalah materi momentum, impuls dan tumbukan sebab terjadi dalam waktu yang sangat singkat dan cepat (Sutrisno et al., 2015). Materi yang bersifat abstrak mengakibatkan siswa kesulitan untuk menelaah konsep momentum (Kurniawan, 2014). Disamping itu, siswa masih mengalami kesalahan dalam memecahkan konsep yang abstrak (Farida, 2015). Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada guru fisika di MAN 1 Jember, bahwa pengembangan modul fisika untuk siswa sudah dilakukan oleh guru, namun terkendala dalam pengaplikasiannya. Berdasarkan angket yang telah disebarkan kepada 32 siswa kelas X MIPA 1, 59 % siswa menyatakan bahwa materi yang disampaikan pada buku fisika yang mereka gunakan sulit dipahami. Selain itu, 65 % siswa berpendapat bahwa format buku fisika kurang menarik. Salah satu kelemahan bahan ajar di sekolah adalah strategi pengorganisasian dan penyampaian isi dalam bahan ajar tidak terstruktur dengan baik dan kemasan kurang menarik (Kuswandari et al., 2013). Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dapat digunakan sebagai alternatif penunjang pembelajaran (Purwanti dan Sunariningsih, 2015). Disamping itu, modul juga dapat berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa (Nilasari et al., 2016). Pelaksanaan pembelajaran tidak lepas dari adanya strategi pembelajaran, misalnya strategi peta konsep(concept map) (Nuryana et al., 2013). Konsep yang dipetakan dapat melatih siswa menerima informasi secara sistematis (Sari et al. 2015). Strategi peta konsep juga dapat 78

Sa idah, Pengembangan Modul Momentum... 79 meningkatkan hasil belajar siswa (Sari et al., 2013). Penelitian relevan tentang penggunaan concept mapping dalam bahan ajar sudah pernah dilakukan oleh Fadilah et al. (2015) dengan hasil 73% siswa menyatakan lebih memahami materi apabila disajikan menggunakan peta konsep. Sari et al. (2015) dengan simpulan bahwa siswa sangat setuju dengan pembelajaran menggunakan bahan ajar concept mapping. Berdasarkan uraian tentang karakteristik materi dan kelemahan bahan ajar, maka dengan menggunakan modul strategi peta konsep, diharapkan siswa dapat lebih memahami materi momentum, impuls dan tumbukan. Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain: (1) mendeskripsikan validitas modul momentum, impuls, dan tumbukan dengan strategi concept mapping di Madrasah Aliyah Negeri; (2) mendeskripsikan efektivitas modul momentum, impuls, dan tumbukan dengan strategi concept mapping di Madrasah Aliyah Negeri; dan (3) mendeskripsikan kepraktisan modul momentum, impuls, dan tumbukan dengan strategi concept mapping di Madrasah Aliyah Negeri. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang menghasilkan produk berupa modul momentum, impuls dan tumbukan dengan strategi concept mapping di MAN 1 Jember untuk kelas X semester genap tahun ajaran 2016/2017. Desain penelitian yang digunakan adalah model pengembangan 4-D oleh Thiagarajan, Semmel, dan Semmel (1974). Model ini terdiri dari empat tahapan pengembangan, yaitu define, design, develop, dan desseminate. Tahap pendefinisian (Define) meliputi beberapa langkah pokok, yaitu setelah melakukan observasi awal, diperoleh: (a) buku yang digunakan di MAN 1 Jember dan penyebaran angket pada siswa, bahwa 59% siswa menyatakan bahwa materi yang disampaikan pada buku fisika yang mereka gunakan sulit dipahami, 65% siswa berpendapat bahwa format buku fisika kurang menarik; (b) karakteristik siswa kelas X MAN 1 Jember bahwa 75% siswa lebih suka belajar dengan cara menulis apa yang mereka pelajari, hal ini dapat membantu proses pemahaman mereka. Sehingga dengan menggunakan modul strategi concept mapping ini diharapkan siswa dapat belajar secara efektif sesuai dengan gaya belajarnya; (c) analisis tugas pada penelitian pengembangan ini diuraikan berdasarkan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) materi momentum, impuls, dan tumbukan sesuai kurikulum 2013 revisi 2016; (d) analisis konsep atau materi yang peneliti tetapkan adalah momentum, impuls, dan tumbukan berdasarkan silabus dalam kurikulum 2013 revisi 2016; dan (e) berdasarkan analisis tugas dan analisis konsep yang telah ditetapkan kemudian digunakan sebagai acuan penyusunan perumusan indikator pencapaian hasil belajar dan tujuan pembelajaran sebagai penjabaran kompetensi inti dan kompetensi dasar. Tahap perancangan (Design) terdiri dari empat langkah, yaitu: (a) penyusunan tes dilakukan dengan cara menyusun instrumen test pengetahuan dengan menggunakan teknik tes dalam bentuk post test disertai kisi-kisi soal dan penskoran yang disesuaikan dengan materi serta tujuan pembelajaran; (b) media yang digunakan dalam penelitian ini adalah modul momentum, impuls dan tumbukan, media lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah video demonstrasi, kelereng atau bola, lilin mainan atau plastisin, benda disekitar siswa dalam kelas; (c) format modul yang digunakan adalah ukuran A4, ukuran huruf 11 point, dan bentuk huruf serif, format ini disesuaikan dengan buku yang umum digunakan siswa; dan (d) rancangan awal dilakukan dengan menganalisis materi dari sumber yang relevan, pembuatan cover modul, penyusunan isi modul, serta

80 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 7 No. 1, Maret 2018, hal 78-84 penyusunan perangkat pembelajaran lain (silabus, RPP, kisi-kisi soal postest, dan angket respon siswa). Tahap pengembangan (Develop) bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk yang telah direvisi berdasarkan hasil validasi oleh validator dan data yang diperoleh dari uji pengembangan produk meliputi: (a) validasi ahli dilakukan oleh tiga validator dari dosen Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan MIPA Universitas Jember yang berkompeten dalam bidangnya berdasarkan beberapa indikator yaitu: (1) kelayakan isi; (2) kelayakan penyajian; (3) kebahasaan; dan (4) kegrafikaan atau kegrafisan. Data hasil validasi tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut: TSe V ah TSh Keterangan : V -ah = Validasi ahli x100% Tse = Total skor empirik yang dicapai berdasarkan penilaian ahli TSh = Total skor yang diharapkan Nilai V -ah atau nilai rata-rata total dirujuk pada interval penentuan tingkat kevalidan modul fisika dengan strategi concept mapping pada Tabel 1. Tabel 1. Kriteria validitas Interval 85,01% - 100,00% 70,01% - 85,00% 50,01% - 70,00% 01,00% - 50,00% Kategori Validitas Sangat valid, atau dapat digunakan tanpa revisi Cukup valid, atau dapat digunakan namun perlu direvisi kecil Kurang valid, disarankan tidak dipergunakan karena perlu revisi besar Tidak valid, atau tidak boleh dipergunakan (Sumber: Akbar, 2013:41). (b) Uji pengembangan bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan kepraktisan modul pada kelas uji pengembangan melalui retensi siswa dan respon siswa. Siswa diberikan posttest setelah akhir pembelajaran kemudian angket untuk mengetahui respon/tanggapan dan perkembangan pengetahuan siswa setelah menggunakan modul yang dikembangkan. Pengujian retensi dilakukan dengan memberikan tes sebanyak dua kali yaitu posttest dan tes retensi yang berselang satu minggu. Respon siswa diperoleh dengan memberikan angket respon kepada siswa yang berisi beberapa pertanyaan atau pernyataan yang harus diisi sesuai respon atau tanggapan masing-masing siswa. Data retensi dan data respon yang diperoleh tersebut, kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut. a) Data retensi % Retensi = Hasil tes 2 Hasil tes 1 x100% Keterangan : Hasil tes 2 = nilai hasil tes retensi Hasil tes 1 = nilai hasil posttest Selanjutnya retensi siswa dikategorikan sesuai dengan Tabel 2. Tabel 2. Kriteria daya ingat (retensi) siswa Interval R 75% 70% - 79% Baik 60% - 69% Cukup 50% - 59% Rendah R 59% Kategori Retensi(R) Sangat baik Sangat kurang (Sumber: Syah, 2010: 118). b) Data respon R POA = x 100% SM Keterangan : POA = persentase respon siswa R = proporsi jumlah siswa yang memilih setuju SM = jumlah siswa Selanjutnya data respon siswa dikategorikan berdasarkan kriteria pada Tabel 3. Tabel 3. Kriteria respon siswa Interval Kriteria Kategori 0% - 20% Sangat tidak menarik 21% - 40% Kurang menarik 41% - 60% Cukup 61% - 80% Menarik 81% - 100% Sangat menarik (Sumber: Riduwan, 2011: 15). Tahap penyebaran (Disseminate) Tahap ini merupakan tahap penggunaan

Sa idah, Pengembangan Modul Momentum... 81 perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas, misalnya di kelas lain, di sekolah lain, oleh guru yang lain. Namun peneliti tidak melakukan tahap ini dengan alasan penelitian yang dilakukan dibatasi pada uji kelayakan atau kevalidan (Fadilah et al., 2015; Pradana dan Triyanto, 2012; Sari, 2015; Noto, 2014; Yuanita et al., 2015). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian pengembangan ini adalah modul momentum, impuls dan tumbukan dengan strategi concept mapping untuk Madrasah Aliyah Negeri yang dikembangkan menggunakan model 4D oleh Thiagarajan yang telah dimodifikasi menjadi 3D (define, design, dan develop). Tahap pendefinisian (define) dilakukan analisis kurikulum dengan menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar yang sesuai dengan konsep momentum, impuls dan tumbukan, serta penjabaran kompetensi tersebut kedalam tujuan pembelajaran. Tahap perancangan (design) dilakukan untuk memperoleh modul strategi concept mapping. Desain yang diperoleh terdiri dari halaman sampul (cover), kata pengantar, petunjuk penggunaan modul, daftar isi, kegiatan belajar, penyajian materi, ayo mengingat, contoh soal, latihan mandiri, ayo bekerja, siapa Descartes, rangkuman, kunci latihan mandiri, asah otak, dan daftar pustaka. Tahap pengembangan (develop) diperoleh data validasi modul dan data hasil uji pengembangan. Data validasi dilakukan oleh tiga dosen ahli. Data hasil validasi ahli diperoleh dari instrumen validasi yang di check list oleh ahli sesuai dengan penilaian validator. Data hasil check list oleh ahli dianalisis dengan menggunakan perhitungan rerata. Skala yang digunakan adalah skala likert 1, 2, 3, 4, dan 5 dengan kriteria penilaian (1) tidak valid, (2) kurang valid, (3) cukup valid, (4) valid, dan (5) sangat valid. Hasil validasi dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Data hasil validasi ahli terhadap modul No. Komponen Validator 1 Validator 2 Validator 3 1 Kelayakan Isi 84,29% 84,29% 82,86% 2 Kebahasaan 93,33% 93,33% 80,00% 3 Penyajian 82,50% 82,50% 82,50% 4 Kegrafikaan 100,00% 80,00% 80,00% Rerata tiap validator 90,03% 85,03% 81,34% Rerata keseluruhan 85,47% Kategori Sangat Valid Data hasil uji pengembangan adalah data efektifitas modul diperoleh dari hasil retensi yaitu data nilai post test dan nilai retensi test siswa dari kelas uji pengembangan setelah mengikuti pembelajaran menggunakan modul strategi concept mapping yang telah dikembangkan oleh peneliti. Adapun data rerata skor yang diperoleh dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Grafik rerata nilai post test dan retensi test

82 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 7 No. 1, Maret 2018, hal 78-84 Data hasil nilai posttest dan nilai retensi test siswa dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Data hasil retensi siswa Komponen Post test Retensi R Kategori Rerata nilai 60,76 60,03 98,79% Sangat Baik Data uji pengembangan selanjutnya adalah data kepraktisan modul yang diperoleh dari hasil respon siswa melalui angket. Data respon diperoleh dengan memberikan angket respon setelah selesai pembelajaran menggunakan modul strategi concept mapping dan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Data hasil respon siswa No Aspek Percentage of Kategori Agreement 1 Penyajian modul 67,59% Menarik 2 Kejelasan isi 70,68% Menarik 3 Ketercapaian tujuan 66,38% Menarik Rerata 67,71% Menarik Berdasarkan validasi yang telah dilakukan oleh ketiga validator ahli, diperoleh rerata nilai validitas sebesar 85,47%, sehingga modul yang dikembangkan tergolong sangat valid karena nilai validitas yang diperoleh berkisar pada rentang 85,01%-100,00%. Data efektivitas diperoleh dengan membandingkan rerata nilai retensi test dengan rerata nilai posttest. Nilai posttest siswa lebih tinggi setelah menggunakan modul concept mapping, sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Yahya et al. (2017) bahwa teknik concept mapping dapat meningkatkan nilai rata-rata posttest siswa secara signifikan. Analisis data efektifitas melalui perbandingan antara retensi test dan posttest sebesar 98,79% dan tergolong sangat baik, dapat disimpulkan bahwa modul dengan strategi concept mapping yang dikembangkan sangat efektif digunakan dalam pembelajaran. Data kepraktisan modul diperoleh melalui instrumen angket respon yang disebarkan kepada siswa kelas uji setelah pembelajaran menggunakan modul strategi concept mapping. Kepraktisan modul dapat dilihat melalui angket respon sebagaimana penelitian Hamdunah (2015) bahwa berdasarkan angket, modul yang dikembangkan dikategorikan praktis jika nilai kepraktisannya (P) sebesar 60%<P 80%. Analisis data terhadap kepraktisan modul concept mapping melalui angket respon yang telah disebarkan, diperoleh nilai 67,71%. Berdasarkan nilai respon yang diperoleh, dapat diambil kesimpulan bahwa modul strategi concept mapping yang dikembangkan dikategorikan menarik atau praktis digunakan dalam pembelajaran. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) validitas modul yang diperoleh sebesar 85,47%, modul yang dikembangkan memiliki kriteria sangat valid dan layak digunakan sebagai bahan ajar pada pokok bahasan momentum, impuls dan tumbukan; (2) efektivitas modul melalui retensi diperoleh sebesar 98,79% dan memiliki kriteria sangat tinggi, dengan demikian modul yang dikembangkan efektif untuk meningkatkan daya ingat atau retensi siswa; dan (3) kepraktisan modul melalui respon diperoleh sebesar 67,71% dan memiliki kriteria menarik, dengan demikian modul yang dikembangkan praktis untuk digunakan sebagai bahan ajar pada materi momentum, impuls dan tumbukan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka saran yang dapat diberikan kepada penelitian selanjutnya adalah: (1) cover produk yang dikembangkan sebaiknya didesain lebih menarik untuk meningkatkan semangat siswa; (2) penelitian pengembangan sebaiknya dilakukan hingga tahap

Sa idah, Pengembangan Modul Momentum... 83 penyebaran ke sekolah lain supaya dapat diketahui keefektifan dan kepraktisan modul jika diterapkan pada karakter siswa yang berbeda; dan (3) retensi yang diujikan sebaiknya dilakukan dengan rentang yang lebih lama supaya lebih tampak perbedaan daya ingat siswa. DAFTAR PUSTAKA Akbar, S. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Fadilah, R. E., Suratno., dan Wahyuni, D. 2015. Pengembangan bahan ajar sistem gerak manusia berbasis peta konsep dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa kelas XI SMA di kabupaten Jember. Pancaran. 4(3): 41-50. Farida, N. 2015. Analisis kesalahan siswa SMP kelas VIII dalam menyelesaikan masalah soal cerita Matematika. Aksioma. 4(2): 42-52. Fathurohman, A. 2014. Analogi dalam pengajaran Fisika. Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika. 1(1): 74-77. Hamdunah. 2015. Praktikalitas pengembangan modul kontruktivisme dan website pada materi lingkaran dan bola. Lemma. 2(1): 35-42. Hardini, R. R., Pujayanto., dan Ekawati, E. Y. 2013. Pengembangan bahan ajar IPA terpadu berbasis salingtemas untuk SMP kelas VII dengan tema ekosistem air tawar. Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika(JMPF). 3(1): 9-13. Kurniawan, A. 2014. Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan CMAPTOOLS dalam pembelajaran fisika untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan mempertahankan retensi siswa. Jurnal Penelitian Pendidikan. 14(1): 17-26. Kuswandari, M., Sunarno, W., dan Supurwoko. 2013. Pengembangan bahan ajar Fisika SMA dengan pendekatan kontekstual pada materi pengukuran besaran Fisika. Jurnal Pendidikan Fisika. 1(2): 41-44. Nilasari, E., Djatmika, E. T., dan Santoso, A. 2016. Pengaruh penggnaan modul pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar siswa kelas V sekolah dasar. Jurnal Pendidikan Teori, Penelitian dan Pengembangan. 1(7): 1399-1404. Noto, M. S. 2014. Perangkat pembelajaran matematika berbasis SMART. Jurnal Penelitian Matematika. 3(1): 18-32. Nuryana, I., Sulistyadi, K., dan Murtini, W. 2013. Pengaruh strategi pembelajaran concept map terhadap prestasi belajar dasar akuntansi keuangan II berdasarkan tipologi belajar. Jurnal Pendidikan Insan Mandiri. 2(1): 42-52. Pradana, R. A., dan Triyanto. 2012. Efektivitas pengembangan modul pembelajaran CNC I pada program studi D3 teknik mesin Universitas Negeri Surabaya. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin. 01(02): 48-57. Purwanti, I., dan Sunariningsih. 2015. Meningkatkan hasil belajar siswa melalui pengembangan modul kearsipan berbasis guided inquiry. Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen. 01(01): 11-23.

84 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 7 No. 1, Maret 2018, hal 78-84 Riduwan. 2011. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sari, N. A. A., Subiki., dan Wahyuni, S. 2015. Pengembangan bahan ajar pembelajaran fisika dengan concept mapping disertai authentic assessment pada pokok bahasan pemantulan cahaya di SMP. Jurnal Pembelajaran Fisika. 3(4): 317-323. Sari, S., Sriyono., dan Desy, S. 2013. Perbedaan hasil belajar antara metode konvensional, peta konsep dan peta pikiran bagi siswa pada mata pelajaran fisika kelas X SMA Muhammadiyah Purworejo tahun pelajaran 2012/2013. Jurnal Radiasi. 3(2): 150-153. Sutrisno, A. D., Samsudin, A., Liliawati, W., Kaniawati, I., dan Suhendi, E. 2015. Model pembelajaran two stay two stray(tsts) dan pemahaman siswa tentang konsep momentum dan impuls. Jurnal Pengajaran MIPA. 20(1): 38-42. Syah, M. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Yahya, I., Prihandono, T., dan Supriadi, B. 2017. Penerapan Concept Attainment disertai teknik Concept Mapping dalam pembelajaran Fisika di MA. Jurnal Pembelajaran Fisika. 6(1): 63-67. Yuanita, D. I., Ahsan, H., dan Wiyono, K. 2015. Pengembangan panduan praktikum spektroskopi pada mata kuliah fisika modern. Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika. 2(1): 77-87.