35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen sebenarnya (True Experiment Research). Menurut (Wiyono dan Burhanuddin, 2008) eksperimen sebenarnya atau true experiment merupakan rancangan penelitian eksperimen yang paling sempurna. Rancangan penelitian ini memenuhi semua atau sebagian besar persyaratan penelitian eksperimen. Baik dalam penggunaan subyek kelompok kontrol maupun randomisasi. Menurut Emzir (2011), eksperimen sebenarnya merupakan hubungan sebab dan akibat untuk melihat adanya perubahan dari kelompok kontrol maupun dari kelompok perlakuan sebagai perbandingan. 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2.1 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24 November 2016 5 Januari 2017. 3.2.2 Tempat Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Kimia Terpadu Farmasi Kampus 2 Universitas Muhammadiyah Malang yang berlokasi di Jl. Bendungan Sutami No. 188 A dan Laboratorium Kimia Kampus 3 Universitas Muhammadiyah Malang yang berlokasi di Jl. Raya Tlogomas No. 246 A.
36 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Menurut (Sugiyono, 2011) populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dari penelitian ini yaitu jamu kunci sirih yang diproduksi oleh CV. Siti Ara Kota Batu. 3.3.2 Sampel Menurut (Sugiyono, 2011) sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi. Sampel dari penelitian ini yaitu jamu kunci sirih yang diproduksi dari CV. Siti Ara Kota Batu sebanyak 12,6 liter (12.600 ml) atau sebanyak 36 botol. 3.3.3 Teknik Sampling Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang akan digunakan sebagai sampel penelitian (Sugiyono, 2011). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam kategori simple random sampling, yaitu pengambilan sampel yang dilakukan secara acak pada hari yang tidak ditentukan secara khusus. 3.4 Jenis Variabel 3.4.1 Variabel Terikat Variabel terikat atau dependent variabel adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011).
37 Variabel terikat pada penelitian ini yaitu nilai TSS, volume dan persentase endapan pada jamu kunci sirih yang telah diberi perlakuan. 3.4.2 Variabel Bebas Variabel bebas atau independent variabel adalah variabel yang sengaja dipilih atau diubah oleh peneliti untuk dipelajari pengaruhnya (Rofieq, 2014). Variabel bebas pada penelitian ini yaitu dosis tepung biji trembesi, lama pengadukan dan kecepatan pengadukan. 3.4.3 Variabel Kontrol Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang diteliti (Sugiyono, 2011). Variabel kontrol pada penelitian ini yaitu ph pada jamu kunci sirih produksi CV. Siti Ara Kota Batu. 3.5 Definisi Operasional Variabel 1. Tepung biji trembesi dibuat dengan menghaluskan biji trembesi sebanyak ½ kg dan menghasilkan tepung sebanyak 486.000 mg/l atau 486 g. 2. Dosis yang digunakan berupa tepung biji trembesi dengan pemberian dosis yang berbeda, yaitu 2000 mg/l, 3000 mg/l, dan 4000 mg/l. 3. Waktu pengadukan yang dilakukan yaitu selama 15 menit, 20 menit, dan 30 menit. 4. Kecepatan pengadukan yang digunakan yaitu 60 rpm, 125 rpm, dan 350 rpm.
38 3.6 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rancangan acak lengkap (RAL) yang disusun berdasarkan rancangan the posttest-only control group design. Pengukuran variabel pada penelitian ini dilakukan pada saat sesudah perlakuan, hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil perlakuan pada saat sesudah pengujian. Perlakuan dosis terdiri dari banyaknya tepung biji trembesi yaitu 2000 mg/l, 3000 mg/l, dan 4000 mg/l. Perlakuan kecepatan pengadukan yaitu 60 rpm, 125 rpm, dan 350 rpm. Perlakuan lama pengadukan yaitu 15 menit, 20 menit, dan 30 menit. Berdasarkan uraian perlakuan tersebut maka akan diperoleh kombinasi perlakuan sebanyak 28 perlakuan mulai dari Ax1By1Cn1 sampai dengan Ax3By3cn3. Keterangan : Ax 1, 2, 3 = Tepung biji trembesi dosis 2000 mg/l, 3000 mg/l, 4000 mg/l By 1, 2, 3 = Pengadukan dengan kecepatan pengadukan 60 rpm, 125 rpm, 350 rpm Cn 1, 2, 3 = Pengadukan dengan lama pengadukan 15 menit, 20 menit, 30 menit Ax 0 = Perlakuan kontrol. Menurut Kemas (1991) untuk menentukan banyaknya ulangan, maka dilakukan perhitungan penentuan jumlah ulangan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : (r 1) (t 1) 15
39 Keterangan : r = Replikasi (jumlah ulangan) t = Treatment (jumlah perlakuan) n = Jumlah sampel (perlakuan) (t - 1) (r - 1) 15 (28-1) (r - 1) 15 27 (r - 1) 15 27r 27 15 27r 15 + 27 27r 41 r = 1,51 Jadi, hasil perhitungan diatas didapatkan bahwa jumlah pengulangan yang diperlukan adalah sebanyak 2 kali pengulangan. Pengulangan rancangan penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut : 3.1 Denah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Dosis Ax1 Ax2 Ax3 Kecepatan dan Lama Pengadukan Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 1 Ulangan 2 By1Cn1 Ax1By1Cn1 Ax1By1Cn1 Ax2By1Cn1 Ax2By1Cn1 Ax3By1Cn1 Ax3By1Cn1 By1Cn2 Ax1By1Cn2 Ax1By1Cn2 Ax2By1Cn2 Ax2By1Cn2 Ax3By1Cn2 Ax3By1Cn2 By1Cn3 Ax1By1Cn3 Ax1By1Cn3 Ax2By1Cn3 Ax2By1Cn3 Ax3By1Cn3 Ax3By1Cn3 By2Cn1 Ax1By2Cn1 Ax1By2Cn1 Ax2By2Cn1 Ax2By2Cn1 Ax3By2Cn1 Ax3By2Cn1 By2Cn2 Ax1By2Cn2 Ax1By2Cn2 Ax2By2Cn2 Ax2By2Cn2 Ax3By2Cn2 Ax3By2Cn2 By2Cn3 Ax1By2Cn3 Ax1By2Cn3 Ax2By2Cn3 Ax2By2Cn3 Ax3By2Cn3 Ax3By2Cn3 By3Cn1 Ax1By3Cn1 Ax1By3Cn1 Ax2By3Cn1 Ax2By3Cn1 Ax3By3Cn1 Ax3By3Cn1 By3Cn2 Ax1By3Cn2 Ax1By3Cn2 Ax2By3Cn2 Ax2By3Cn2 Ax3By3Cn2 Ax3By3Cn2 By3Cn3 Ax1By3Cn3 Ax1By3Cn3 Ax2By3Cn3 Ax2By3Cn3 Ax3By3Cn3 Ax3By3Cn3
40 3.7 Prosedur Penelitian 3.7.1 Tahap Persiapan 3.7.1.1 Alat Magnetik stirrer 1 buah Stirrer bar sedang 1 buah Blender 1 buah Ayakan tepung 80 mesh 1 buah Kertas saring 56 lembar Timbangan analitik 1 buah Oven 1 buah Beaker glass 250 ml 4 buah Beaker glass 200 ml 2 buah Gelas ukur 10 ml 1 buah Kertas label 3 lembar Batang pengaduk 1 buah Pinset 1 buah Erlenmeyer vacum 5 buah Erlenmeyer 5 buah Corong buchner 3 buah Corong kaca 5 buah Gelas arloji 10 buah 3.7.1.2 Bahan Jamu kunci sirih 36 botol
41 Tepung biji trembesi 486 g 3.7.1.3 Prosedur Pembuatan Tepung Trembesi 1. Menyediakan biji trembesi. 2. Mengupas buah dan mengambil biji trembesi. 3. Mengeringkan biji trembesi di bawah sinar matahari hingga benar-benar kering. 4. Menghaluskan biji trembesi yang telah kering dengan menggunakan blender atau mesin penggiling sampai benar-benar halus. 5. Mengayak tepung biji trembesi untuk memisahkan tepung yang sudah halus dengan tepung yang masih kasar. 3.7.1.4 Prosedur Pembuatan Jamu Kunci Sirih Produksi CV. Siti Ara 1. Menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan untuk membuat jamu kunci sirih. 2. Memblender bahan rimpang kunci, kencur, kunyit, temulawak, jahe, daun sirih, daun beluntas sampai halus. 3. Menyiapkan air sebanyak 25 liter ke dalam panci. 4. Merebus air hingga mendidih. 5. Memasukkan bahan yang telah diblender kedalam air hingga mendidih selama ± 20-30 menit, dengan kondisi api yang dikecilkan. 6. Menambahakan bahan kedawung, kapulaga, pala, keningar, asam yang telah dilumatkan dengan air rebusan yang sudah dicampuri bahan-bahan sebelumnya, gula pasir, gula merah dan garam secukupnya, ditunggu hingga mendidih ± 20-30 menit, dengan kondisi api yang dikecilkan.
42 7. Mengangkat jamu yang telah matang dan didinginkan selama ± 5 jam sampai jamu terasa hangat-hangat kuku. 8. Menyaring jamu dengan menggunakan penyaring berukuran 80 mesh yang dialasi dengan kain tipis. Jamu disaring sebanyak dua kali. 9. Mengemas jamu dalam botol berukuran 300 ml atau 300 cc. 3.7.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian 3.7.2.1 Tahap Koagulasi dan Flokulasi Jamu Kunci Sirih dengan Serbuk Biji Trembesi 1. Menyiapkan jamu kunci sirih. 2. Menyiapkan tepung biji trembesi. 3. Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan. 4. Memberi label pada setiap sampel yang digunakan. 5. Menyiapkan jamu kunci sirih dengan pemberian dosis tepung trembesi sebanyak 2000 mg/l, 3000 mg/l, dan 4000 mg/l. 6. Melakukan pengadukan dengan magnetik stirer selama 15 menit, 20 menit dan 30 menit. 7. Melakukan pengadukan dengan kecepatan magnetik stirer 60 rpm, 125 rpm, dan 350 rpm. 8. Mengendapkan jamu setelah pengadukan selama 60 menit untuk memperoleh flok/endapan. 9. Memisahkan endapan dari air jamu melalui penyaringan.
43 3.7.2.2 Tahap Pengambilan Data TSS dengan Metode Gravimetri 1. Memanaskan kertas saring di dalam oven dengan suhu 105 o C selama 1 jam. 2. Mendinginkan kertas saring di dalam desikator. 3. Menimbang berat awal kertas saring dengan timbangan analitik. 4. Mengukur sampel 10 ml dengan menggunakan gekas ukur. 5. Menyaring sampel menggunakan kertas saring. 6. Memanaskan kertas saring+residu di dalam oven dengan suhu 105 o C selama 1 jam. 7. Mendinginkan kertas saring di dalam desikator. 8. Menimbang berat akhir kertas saring dengan timbangan analitik. 9. Menghitung nilai total suspended solid. 3.7.2.3 Tahap Pengamatan 1. Mengamati volume tinggi endapan jamu kunci sirih yang telah terbentuk dalam beaker glass. 2. Menghitung jumlah persentase endapan pada jamu yang telah terbentuk. 3. Mengamati perubahan warna. 4. Mencatat hasil pengamatan. 3.8 Teknik Analisis Data Data hasil penelitian diperoleh dan diolah dengan menggunakan uji normalitas (distribusi frekuensi) dan uji homogenitas. Kemudian diteruskan dengan uji Analisis Varian Satu Jalan atau Anava One Way, untuk mengetahui ada
44 tidaknya perbedaan jumlah endapan jamu kunci sirih yang diberi koagulan tepung biji trembesi (Samanea saman). Selanjutnya akan dilakukan uji Duncan s untuk mengetahui perlakuan yang terbaik dengan menggunakan SPSS. 3.9 Pengembangan Sumber Belajar 3.9.1 Tahapan Pengembangan Sumber Belajar Pengembangan sumber belajar secara sistematis disusun melalui tahapan yang dilakukan sebagai berikut : 1. Mengumpulkan data-data hasil penelitian dan dokumentasi dari hasil uji laboratorium. 2. Menentukan judul yang relevan dengan informasi yang akan disampaikan kedalam leaflet. 3. Informasi pendukung dijelaskan secara jelas, padat, dan menarik. Penulisan dalam pembuatan leaflet harus memperhatikan penyajian kalimat yang disesuaikan dengan pembacanya yaitu siswa SMA kelas X. 4. Penyusunan materi dan gambar disajikan secara jelas dan sistematis. 3.9.2 Penilaian Sumber Belajar Hasil penelitian yang dikembangkan menjadi sumber belajar ini harus melalui tahapan penilaian sumber belajar. Penilaian dilakukan oleh para ahli dengan pengalaman yang dimilikinya sebagai ahli bahasa, ahli materi, ahli media, ahli gambar. Persyaratan sebagai tim penilai telah menyelesaikan jenjang pendidikan minimal S2/S3. Penilaian dilakukan oleh Dr. Sukarsono, M.Si mengenai tata bahasa dalam penulisan kalimat dan Fuad Jaya Miharja, S.Pd.,
45 M.Pd mengenai isi materi dan gambar terkait hasil penelitian yang dikembangkan dalam sumber belajar.