BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3. Alat-alat Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 5. Peta Lokasi Penelitian

III. METODE PENELITIAN. kerapu macan ini berada di perairan sekitar Pulau Maitam, Kabupaten Pesawaran,

KATA PENGANTAR. Jatinangor, 22 Juli Haris Pramana. iii

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus - September Tahapan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Teluk Ratai Kabupaten Pesawaran,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian tingkat kesesuaian lahan dilakukan di Teluk Cikunyinyi,

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisis kesesuaian perairan untuk budidaya

METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian ini berada di Teluk Cikunyinyi, Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Tambak Cibalong (Sumber : Google Earth)

METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisa kesesuaian lahan perairan Abalon ini

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Juli 2014 untuk

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB 2 BAHAN DAN METODE

Gambar 6. Peta Lokasi Kabupaten Majalengka (Sumber : PKSKL IPB 2012)

FORMASI SPASIAL PERAIRAN PULAU 3S (SALEMO, SAGARA, SABANGKO) KABUPATEN PANGKEP UNTUK BUDIDAYA LAUT Fathuddin dan Fadly Angriawan ABSTRAK

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penentuan

Analisis Kesesuaian Lokasi dan Data Spasial Budidaya Laut berdasarkan Parameter Kualitas Perairan di Teluk Lasongko Kabupaten Buton Tengah

BAB III METODOLOGI. Gambar 1. Peta Lokasi penelitian

3 METODE PENELITIAN. Pulau Barrang Lompo. Pulau Laelae. Sumber :Landsat ETM+Satellite Image Aquisition tahun 2002

KEPADATAN DAN BIOMASSA LAMUN Thalassia hemprichii PADA BERBAGAI RASIO C:N:P SEDIMEN DI PERAIRAN PULAU PARI KEPULAUAN SERIBU

Gambar 2. Peta lokasi pengamatan.

ANALISIS EKOLOGI TELUK CIKUNYINYI UNTUK BUDIDAYA KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Kata Kunci :Kesesuaian Perairan, Sistem Informasi Geografis (SIG), Keramba Jaring Apung KJA), Ikan Kerapu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

Kondisi perairan keramba jaring apung ikan kerapu di perairan Pulau Semujur Kabupaten Bangka Tengah

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Penentuan Titik Sampling 3.3 Teknik Pengumpulan Data Pengambilan Contoh Air

Rofizar. A 1, Yales Veva Jaya 2, Henky Irawan 2 1

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN

Received February 2016, Accepted March 2016 ABSTRAK

Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

II. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik penentuan lokasi

BAB III BAHAN DAN METODE

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tangga 24 Agustus 5 Oktober 2014.

II. METODE PENELITIAN

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN

Key words: SIG, suitability region cultivation seaweed, Mantang Island.

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Amonia (N-NH3) Nitrat (N-NO2) Orthophosphat (PO4) mg/l 3 Ekosistem

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. data sampel yaitu dengan pengamatan atau pengambilan sampel secara langsung,

Rekayasa Teknologi Transplantasi Lamun pada Jenis Enhalus acoroides dan Thallassia hemprichii di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang

3. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret

UPAYA PENGEMBANGAN USAHA ALTERNATIF MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN POTENSI PULAU DI KABUPATEN PANGKEP PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB III METODE PENELITIAN

Journal Of Aquaculture Management and Technology Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman

MASPARI JOURNAL Juli 2017, 9(2):85-94

II. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. A. Materi, Waktu dan Lokasi Penelitian. 1. Materi. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. stasiun pengambilan terlampir pada Lampiran 1. Proses identifikasi pada sampel

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian laju pertumbuhan dan produksi lamun Cymodocea rotundata

METODE PENELITIAN. 7. Tongkat berskala Mengukur kedalaman cm 8. Van Dorn Water Mengambil sampel air -

Kondisi Oseanografi Fisika Perairan Utara Pulau Bengkalis Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan data sampel menggunakan metode eksplorasi, yaitu pengamatan atau

III. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di habitat lamun Pulau Sapudi, Kabupaten

III. METODOLOGIPENELITIAN

3 METODE PENELITIAN. Pengelolaan Sumberdaya Perairan Gugus Pulau Nain. Jenis data. Metode. Data & Info. Pengalaman meneliti

BAB III METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

3. METODE PENELITIAN. Keterangan : Peta Lokasi Danau Lido. Danau Lido. Inset. 0 km 40 km 6 40' 42" ' 47" Gambar 2. Peta lokasi Danau Lido, Bogor

Analisis Kesesuaian Lahan Wilayah Pesisir Kota Makassar Untuk Keperluan Budidaya

3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta lokasi pengamatan dan pengambilan sampel di Waduk Cirata

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN

Jurnal PERIKANAN dan KELAUTAN 14,2 (2009) :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Pengumpulan Data

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan kimia. Secara biologi, carrying capacity dalam lingkungan dikaitkan dengan

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan November 0 sampai dengan bulan Februari 0. Penelitian terdiri dari dua kegiatan yaitu kegiatan survei di lapangan dan penelitian di laboratorium. Kegiatan survei dilakukan di Pulau Biawak Kabupaten Indramayu dan penelitian yang memerlukan analisis lanjutan di bawa ke laboratorium Ilmu dan Teknologi Kelautan Universitas Padjadjaran, laboratorium Manajemen Sumberdaya Perairan Universitas Padjadjaran, laboratorium Pengendalian Kualitas Lingkungan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung, dan laboratorium Universitas Padjadjaran.. Alat dan Bahan Penelitian.. Alat Penelitian Adapun alat-alat Tabel sebagai berikut : Parameter Yang Diamati a. Parameter Fisik Fisika Tanah Fakultas Pertanian yang dibutuhkan dalam penelitian tercantum dalam Tabel. Alat-alat Penelitian Satuan Alat Keterangan Suhu Perairan º C Termometer In situ Kecepatan Arus m/detik Currentmeter In situ Kedalaman Perairan meter Echo Sounder In situ Kecerahan Air meter Secchi Disk In situ Substrat Dasar Perairan - Ekman Grab Sampler In situ/lab Gelombang Laut m Palem Pasut In situ Pasang Surut m Pasang Surut In situ b. Parameter Kimia Salinitas ppt Refraktometer In situ ph Unit ph meter In situ Oksigen Terlarut ppm DO meter In situ

Parameter Yang Diamati Satuan Alat Keterangan Total posfat mg/l Spektofotometer Laboratorium Nitrat mg/l Spektofotometer Laboratorium c. Parameter Biologi Kepadatan Plankton sel/l Mikroskop Laboratorium Klorofil-a mg/l Spektofotometer Laboratorium d. Dan lain-lain Koordinat Lapangan - GPS In situ Sampling air - Water Sampler In situ Sampling Plankton - Plankton net In situ Aplikasi SIG - Arc GIS. dan Surfer 8.0 Laboratorium Gambar alat-alat penelitian terdapat pada Lampiran.. Bahan Penelitian Adapun bahan bahan yang digunakan dalam penelitian tercantum dalam Tabel 4 sebagai berikut : Tabel 4. Bahan-bahan Penelitian Bahan Fungsi Sumber NaCl, H SO 4, brusin asam sulfanilat. Pereaksi Nitrat - Aceton 0% Pereaksi untuk klorofil-a - SnCL Pereaksi Fosfat - Lugol 0,% Pengawet sampel plankton - Peta Batimetri Pulau Biawak Input Peta Dasar DisHidros TNI AL Peta Rupa Bumi Skala :.000 Input peta dasar Bakosurtanal Sedimen Dasar Perairan Penentu jenis substrat dasar perairan Data Hasil Biawak Exploration and Research UNPAD 0 Data pendukung Tim Biawak Exploration and Research UNPAD (BIEXRE I dan II) Data Pasang Surut Data pendukung DisHidros TNI AL -

4. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Metode ini merupakan suatu metode yang dilakukan untuk mendapatkan atau memeroleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual (Nazir 00). Metode survei ini dilakukan untuk mendapatkan data primer yang berupa data kualitas perairan, baik parameter fisika, kimia, maupun biologinya. Selain itu, dilakukan kegiatan untuk mengumpulkan data-data sekunder yang diperlukan dalam mendukung penelitian..4 Prosedur Penelitian.4. Penentuan Titik Sampling Penentuan titik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling atau dengan kata lain pengambilan secara sengaja dengan pertimbangan tertentu. Cara ini dimaksudkan agar lokasi yang terpilih dapat mewakili dari daerah yang akan diteliti. Pertimbangan dari penentuan lokasi adalah sebagai berikut :. Karakteristik perairan. Jarak antar stasiun ± 00-00 m. Zona penyangga dan zona budidaya terbatas Pengambilan titik lokasi sampling didasarkan pada zona penyangga dan zona budidaya terbatas seperti yang telah tercantum pada Perda Kabupaten Indramayu No.4 tahun 00. Zona penyangga dan zona budidaya terbatas dapat dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya laut. Zona Penyangga yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan budidaya laut terletak di sebelah barat dan selatan pulau. Zona budidaya terbatas terletak di sebelah barat laut bagian dalam dari pulau. Koordinat lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel dan peta lokasi Sampling pada Gambar. Tabel. Koordinat Lokasi Sampling Stasiun Longitude Latitude 08 '4.04"E '."S 08 '."E '.4"S 08 '08.84"E '0.78"S 4 08 '.7"E '4.0"S 08 '0."E '."S 08 '.4"E '."S

Gambar. Peta Lokasi Sampling.4. Pengambilan Sampel Pengambilan sampel air dilakukan pada setiap lokasi sampling. Pengambilan sampel dilakukan mulai dari pukul 08.00 7.00 WIB dengan dilakukan kali pengulangan yaitu pada saat pasang dan pada saat Surut. Pengukuran dibagi atas kelompok yaitu pengukuran in-situ dan pengukuran exsitu. Pengukuran in-situ merupakan pengukuraan yang dilakukan secara langsung di lokasi penelitian, sedangkan pengukuran ex-situ merupakan pengukuran yang dilakukan di luar lokasi penelitian. Berikut ini merupakan pengukuran in-situ dan ex-situ :.4.. Pengukuran Data In-situ Data in-situ terdiri dari parameter oseanografi fisika yaitu kedalaman, arus, gelombang, pasang surut, suhu, dan kecerahan perairan. Paramater oseanografi kimia yang termasuk ke dalam pengukuran in-situ antara lain oksigen terlarut, ph,

dan salinitas perairan. Pengukuran in-situ dilakukan menggunakan alat-alat yang telah disebutkan dalam alat-alat yang digunakan dalam penelitian..4.. Pengukuran Data Ex-situ Data ex-situ antara lain sebagai berikut:. Paramameter oseanografi kimia yaitu fosfat dan nitrat. Pengukuran kadar fosfat dan nitrat dilaksanakan di laboratorium Pengendalian Kualitas Lingkungan PDAM Kota Bandung.. Parameter oseanografi fisika yaitu material dasar perairan. Pengukuran jenis substrat dasar perairan dilakukan di laboratorium Fisika Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Unpad. Pengukuran tersebut bertujuan untuk menentukan prosentase fraksi pasir, lempung, dan lumpur. Setelah diketahui prosentase dari fraksi tersebut maka dapat ditentukan jenis dari substrat dengan menggunakan segitiga Millar (Gambar ). Z% : Persentase Lempung (Silt) X% : Persentase Pasir (Sand) Y% : Persentase Lumpur (Clay) Gambar. Segitiga Millar

7. Parameter Biologi yaitu pengukuran kadar klorofil-a dan kepadatan plankton. Pengukuran kedua parameter tersebut dilakukan di laboratorium Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad. Dalam penentuan kadar klorofil-a melalui tahapan sebagai berikut (Zahidah 00): a) Sampel air yang telah diambil dari lokasi penelitian disaring menggunakan corong dan kertas saring. b) Ekstrak yang tersaring lalu digerus dan diencerkan menggunakan aseton 0% sampai volume 0 ml. c) Larutan hasil pengenceran tersebut lalu disentrifuge selama -0 menit dengan putaran 000-4000 rpm sampai material tersuspensi mengendap. d) Supernatan yang didapat dimasukkan kedalam cuvet untuk dihitung nilai absorbancenya pada spektofotometer dengan panjang gelombang 70,, 4, dan 0 nm. e) Nilai klorofil-a didapat dari rumus sebagai berikut : Klorofil-a = Ca. (v / V. L) Ca diperoleh dari persamaan :, D, D4 0,4 D0 v = Volume aseton yang digunakan (ml) V = Volume air yang tersaring untuk diekstraksi (L) L = Panjang Cuvet (cm) D = Optikal density pada panjang gelombang nm. D4 = Optikal density pada panjang gelombang 4 nm. D0 = Optikal density pada panjang gelombang 0 nm. Berikut ini merupakan tahapan dalam menentukan kepadatan plankton menurut Zahidah (00) adalah sebagai berikut : a) Sampel air berisi plankton yang telah diambil dari lapangan dimasukkan kedalam counting chamber lalu tutup menggunakan cover glass. b) Amati dibawah mikroskop, lalu catat jenis dan hitung jumlahnya. c) Untuk menentukan jumlah kepadatan plankton digunakan rumus berikut :

8 N = Jumlah sel per liter n = Jumlah sel yang diamati Vr = Volume air tersaring (ml) Vo = Volume air yang diamati (ml) Vs = Volume air yang disaring (L). Analisis Data N= n (Vr/Vo) (/Vs) Analisis data dalam penelitian ini dibagi atas beberapa tahapan. Data primer yang di dapat dari hasil survei di lapangan yaitu semua parameter oseanografi baik parameter fisika, kimia, dan biologinya digunakan sebagai data masukan dalam analisis matriks kesesuaian. Analisis matriks ini berguna untuk menentukan kelas kesesuaian dari masing masing-masing lokasi sampling. Selain itu, data primer tersebut juga dipergunakan dalam pembuatan peta sebaran spasial dari masing-masing parameter. Selanjutnya, data sekunder yang berupa Peta Batimetri dan Peta Rupa Bumi Indonesia digunakan dalam pembuatan peta dasar untuk peta kelayakan budidaya laut. Proses selanjutnya adalah overlay data hasil perhitungan menggunakan matriks kesesuaian dengan peta dasar. Adapun tahapannnya adalah sebagai berikut :. Analisis Matriks Kesesuaian untuk Budidaya Laut Analisis matriks kesesuaian untuk kegiatan budidaya laut diawali dengan penyusunan matriks kesesuaian. Data primer yang berupa data yang didapat dari lapangan digunakan dalam analisis matriks ini. Masing-masing budidaya laut memiliki nilai yang berbeda dalam penentuan nilai bobot, budidaya rumput laut (Tabel ), budidaya teripang (Tabel 8), dan budidaya ikan kerapu dalam KJA (Tabel 0). Perhitungan matriks kesesuaian dilakukan untuk pemberian skala penilaian. Skala penilaian menururt Hidayat dkk () dalam Utojo (004) adalah sebagai berikut :. S (Sangat Layak), apabila lahan tidak mempunyai pembatas yang berarti untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang diterapkan.. S (Layak), apabila lahan mempunyai pembatas agak berarti untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan.

. S (Cukup Layak), apabila lahan mempunyai pembatas yang berarti untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus diterapkan. 4. N (Kurang Layak), apabila lahan mempunyai faktor pembatas cukup berat sehingga mencegah kemungkinan penggunaanya. Tabel. Matriks Kesesuaian Lokasi Budidaya Rumput Laut Angka Bobot Parameter Kisaran Penilaian (A) (B) 4 0-0 Kecepatan Arus 0-0 dan 0-40 (cm/detik) <0 dan >40 Suhu Perairan (ºC) Material Dasar Perairan Kedalaman Perairan (meter) Kecerahan Perairan (meter) Tinggi Gelombang Laut (meter) Tipe Pasang Surut ph Salinitas (ppt) Dissolved Oxygen (mg/l) Fosfat (mg/l) Nitrat (mg/l) Kepadatan Plankton (sel/liter) Klorofil-a (mg/l) 4-0 0-4 <0 dan >0 Karang Pasir Pasir / Berlumpur 0 - < dan > > < 0-0. 0.-0. >0. Diurnal Campuran Semidiurnal. - 8, 4 -.4 dan 8. - <4 dan >. 4 0 - < 0 dan > 4 > 4 - < 4 0. - 0. 0. - 0, & 0. - < 0, dan > 0. -. 0,7-0,8 &. -,4 <0,7 ; >,4 >.000 & < x 0 000-000 & x 0-0 < 000 & > 0 > 0 4 0 < 4 Total Skor (y) Sumber : Modifikasi Kangkan 00; Fatah 0; Radiarta 004 Skor (A X B) 0 0

0. Angka Penilaian didasarkan pada petunjuk DKP 00 dalam Kangkan 00 yaitu : Baik : Sedang : Kurang. Bobot berdasarkan pertimbangan pengaruh variabel dominan.. Total Skor didapat dari perhitungan, y = Total Skor; A= Angka Penilaian; B = Bobot Total skor digunakan untuk menentukan kelas kesesuaian lahan berdasarkan parameter oseanografinya. Interval kelas kesesuaian didapatkan dengan metode equal interval (Prahasta 00 dalam Fatah 0) dengan perhitungan sebagai berikut : I k = Interval kelas kesesuaian = Jumlah kelas kesesuaian yang diinginkan Berdasarkan perhitungan dengan metode equal interval maka didapatkan interval kelas kesesuaian (Tabel 7), yaitu : Tabel 7. Interval Kelas Kesesuaian Lokasi Budidaya Rumput Laut No Total skor Tingkat kesesuaian Evaluasi - 40 S Sangat Layak 8 - S Layak 4-8 S Cukup Layak 4 N Kurang Layak

Tabel 8. Matriks Kesesuaian Lokasi Budidaya Kerapu dalam KJA Parameter Kecepatan Arus (cm/detik) Kisaran Angka Penilaian (A) Bobot (B) Skor (A X B) 4 0-0 0 dan - 7 < 0 dan >7 Suhu Perairan (ºC) Material Dasar Perairan Kedalaman Perairan (meter) Kecerahan Perairan (meter) Tinggi Gelombang Laut (meter) Tipe Pasang Surut ph Salinitas (ppt) Dissolved Oxygen (mg/l) Fosfat (mg/l) Nitrat (mg/l) Kepadatan Plankton (sel/liter) Klorofil-a (mg/l) 8 0 7 dan < dan > Berpasir dan Pecahan Karang Pasir berlumpur Lumpur - dan < dan > > < 0-0. 0.-0. >0. Diurnal Campuran Semidiurnal. - 8, 4 -.4 dan 8. - <4 dan >. 0 0 < 0 dan > > 4 - < 4 0. - 0. 0. - 0, & 0. - < 0, dan > 0. -. 0,7-0,8 &. -,4 <0,7 ; >,4 >.000 & < x 0 000-000 & x 0-0 < 000 & > 0 > 0 4 0 < 4 Total Skor (y) Sumber : Modifikasi Kangkan 00;Affan 0; Radiarta 004; Fatah 0 0 0 0 0 0 0 0

. Angka Penilaian didasarkan pada petunjuk DKP 00 dalam Kangkan 00 yaitu : Baik : Sedang : Kurang. Bobot berdasarkan pertimbangan pengaruh variabel dominan.. Total Skor didapat dari perhitungan, y = Total Skor; A= Angka Penilaian; B = Bobot Total skor digunakan untuk menentukan kelas kesesuaian lahan berdasarkan parameter oseanografinya. Interval kelas kesesuaian didapatkan dengan metode equal interval (Prahasta 00 dalam Fatah 0) dengan perhitungan sebagai berikut : I = Interval kelas kesesuaian k = Jumlah kelas kesesuaian yang diinginkan Berdasarkan perhitungan dengan metode equal interval maka didapatkan interval kelas kesesuaian (Tabel ), yaitu : Tabel. Interval Kelas Kesesuaian Lokasi Budidaya Ikan Kerapu dalam KJA No Total skor Tingkat kesesuaian Evaluasi 00 - S Sangat Layak 7 S Layak 0 74 S Cukup Layak 4 4 N Kurang Layak

Parameter Kecepatan Arus (cm/detik) Tabel 0. Matriks Kesesuaian Lokasi Budidaya Teripang Kisaran Angka Penilaian (A) Bobot (B) Skor (A X B) 4 0-0 - 0 >0 Suhu Perairan (ºC) Material Dasar Perairan Kedalaman Perairan (meter) Kecerahan Perairan (meter) Tinggi Gelombang Laut (meter) Tipe Pasang Surut ph Salinitas (ppt) Dissolved Oxygen (mg/l) Fosfat (mg/l) Nitrat (mg/l) Kepadatan Plankton (sel/liter) Klorofil-a (mg/l) 4 0 > Pasir dan Pecahan Karang Pasir berlumpur Lumpur 0, >, >, 0,,0, >, 0-0. 0.-0. >0. Diurnal Campuran Semidiurnal. 7 7, 8, >8, 8 > 4-7 8 <4 dan >8 0. - 0. 0. - 0, & 0. - < 0, dan > 0. -. 0,7-0,8 &. -,4 <0,7 ; >,4 >.000 & < x 0 000-000 & x 0-0 < 000 & > 0 > 0 4 0 < 4 Total Skor (y) Sumber : Modifikasi Kangkan 00;BPP-PSPL Universitas Riau 00; Fatah 0 0 0 0 0 0 0 0

4. Angka Penilaian didasarkan pada petunjuk DKP 00 dalam Kangkan 00 yaitu : Baik : Sedang : Kurang. Bobot berdasarkan pertimbangan pengaruh variabel dominan.. Total Skor didapat dari perhitungan, y = Total Skor; A= Angka Penilaian; B = Bobot Total skor digunakan untuk menentukan kelas kesesuaian lahan berdasarkan parameter oseanografinya. Interval kelas kesesuaian didapatkan dengan metode equal interval (Prahasta 00 dalam Fatah 0) dengan perhitungan sebagai berikut : I k = Interval kelas kesesuaian = Jumlah kelas kesesuaian yang diinginkan Berdasarkan perhitungan dengan metode equal interval maka didapatkan interval kelas kesesuaian (Tabel ), yaitu : Tabel. Interval Kelas Kesesuaian Lokasi Budidaya Teripang No Total skor Tingkat kesesuaian Evaluasi 4 S Sangat Layak 8 S Layak 88 S Cukup Layak 4 8 N Kurang Layak. Pembuatan Peta Dasar Pembuatan peta dasar di awali dengan memindai peta analog dari peta rupa bumi dan peta batimetri Pulau Biawak yang merupakan data sekunder dalam penelitian ini. Geoprocessing merupakan tahapan lanjutan untuk selanjutnya jika peta sudah teregistrasi dengan benar maka dimulai proses digitasi. Proses pembuatan peta dasar digambarkan dalam bentuk diagram alir pada Gambar 7. Peta dasar digunakan untuk ditumpang tindihkan dengan data kualitas perairan

yang telah dihitung menggunakan menggunakan matriks kesesuaian perairan untuk budidaya laut. Peta Analog ( RBI dan Batimetri Pulau Biawak) Memindai Peta Geoprocessing (Registrasi Peta) Digitasi Peta Peta Dasar atau Peta Digital Gambar 7. Diagram Alir Pembuatan Peta Dasar. Pembuatan Peta Kontur Sebaran Spasial dari Setiap Parameter Pembuatan peta kontur dibutuhkan data x, y, dan z, dimana x dan y merupakan posisi dari lokasi sampling dan z merupakan nilai dari parameter yang diamati. Pembuatan peta kontur ini menggunakan metode geostatik yaitu dengan menginterpolasi data yang berupa titik menjadi data yang berupa area. Pembuatan peta kontur ini menggunakan perangkat lunak ArcGIS. dan Surfer 8.0. dalam proses interpolasi metode yang digunakan adalah Kriging (Budiyanto, 00 dalam Kangkan, 00). 4. Overlay Overlay ataupun proses tumpang susun dari berbagai macam data yang telah didapat. proses ini merupakan proses terakhir untuk mendapatkan peta kesesuaian lahan untuk budidaya laut. Proses ini menghasilkan gambaran lokasi yang cocok bagi kegiatan budidaya laut dari ketiga jenis kultivan yang telah

ditentukan. Proses pengolahan data atau analisis data diperlihatkan secara singkat dalam diagram alir di bawah ini (Gambar 8) : Data Sekunder Data Primer Peta RBI dan Peta Batimetri Pulau Biawak Fisika Kimia Biologi Peta Dasar Peta Tematik Analisis Geostatik Matriks Kesesuaian Lahan Untuk Budidaya Laut Overlay Peta Kesesuaian Lahan Budidaya Laut Gambar 8. Diagram Alir Tahapan Analisis Data