I. PENDAHULUAN. sendiri dalam bahasa aslinya merupakan serapan kata bahasa yunani, gymnos,

dokumen-dokumen yang mirip
I., PENDAHULUAN. merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris Gymnastics. Kata gymnastics menurut Hidayat (1995:27), dipakai untuk menunjukan

I. PENDAHULUAN. Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan. perkembangan gerak terutama dalam membangun pengalaman gerak anak.

1. PENDAHULUAN. Handspring merupakan gerakan yang dilakukan dengan bertumpu pada kedua

I. PENDAHULUAN. Senam Menurut Hidayat yang dikutip oleh Agus Mahendra 2002: 2 (dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional seperti yang tertera dalam

I. PENDAHULUAN. Senam menurut Roji (2006: 110) adalah olahraga dengan gerakan gerakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB VI SENAM. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 133

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan senam sangat sesuai untuk. mengisi program pendidikan jasmani. Gerakannya merangsang

I. PENDAHULUAN. jasmani di mana di dalam pelaksanaannya banyak menggunakan fisik atau

I. PENDAHULUAN. gerak. Penguasaan kemampuan gerak dasar akan mendasari keterampilan

I. PENDAHULUAN. Senam merupakan aktivitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani sebagai bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yang

HUBUNGAN KEKUATAN LENGAN, TUNGKAI, BERAT BADAN, KESEIMBANGAN, DAN KOORDINASI DENGAN KEMAMPUAN MERODA. Jurnal. Oleh WINDY ANUGRAH KURNIAWAN

BAB II KAJIAN TEORI. tersebut mengandung arti bahwa belajar tidak mengenal usia dari bayi, anak-anak

II. TINJAUAN PUSTAKA. melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana untuk mencapai. tujuan tertentu.dalam Muhajir (2006: 88)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Senam yang dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai salah satu cabang

senam Merupakan terjemahan dari kata: 1. Gymnastiek Belanda 2. Gymnastics Inggris Asal kata Gymnos Yunani berarti telanjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Di dalam suatu kurikulum pendidikan terdapat macam-macam model

II.Tinjauan Pustaka. terencana, bertahap, dan berkelanjutan agar dapat meningkatkan sikap. adalah mata pelajaran yang merupakan bagian dari pendidikan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. secara sistematis dengan melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. yang sifatnya mengembangkan kemampuannya berfikir di bidang ilmu. sehat dan bugar, kemampuan tersebut akan didapat dalam Penjaskes.

I. PENDAHULUAN. fisik, teknik dan psikis. Fisik merupakan unsur utama seseorang bisa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk. mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik,

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sikap lilin merupakan bagian dari keterampilan gerak dasar dalam senam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Gymnastics. Sedangkan Imam Hidayat dalam Hendra Agusta (2009: 9), mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental

KONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, POWER LENGAN, KEKUATAN PERUT, DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN HANDSPRING JURNAL. Oleh CANDRA GAMALI PUTRA

BAB I PENDAHULUAN. sengaja dan berencana, disusun secara sistematis dengan tujuan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dengan perkembangan jaman. Sehubungan dengan hal itu peningkatan kualitas. agar kualitas manusia yang diharapkan dapat terwujud.

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN MERODA. Jurnal. Oleh MUHAMMAD GANDI MAULANA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah senam berasal dari bahasa inggris Gymnastic dalam bahasa aslinya

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang memberikan

I. PENDAHULUAN. hidup bangsa dan negara. Pada Negara-negara yang masih berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. anak terutama berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Peranan

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gymnastics yang artinya: untuk menerangkan bermacam-macam gerak. yang dilakukan oleh atlet-atlet yang telanjang.

BOBBY HELMI Pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi Stok bina guna medan

I. PENDAHULUAN. teratur. Senam biasa digunakan orang untuk rekreasi, relaksasi atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan suatu pelajaran yang identik dengan. kegiatan jasmani dimanadi dalam pelaksanaannya banyak menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber

II. TINJAUAN PUSTAKA. sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan

SENAM PETI LOMPAT MEMBINA KEBERANIAN DAN KETANGKASAN ANAK SEKOLAH DASAR. Oleh Fredericus Suharjana Universitas Negeri Yogyakarta

II.TINJAUAN PUSTAKA. gerakan senam lantai terdiri dari gerakan mengguling, melompat, meloncat,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sunarto ( 1999), menyatakan bahwa masa

I. PENDAHULUAN. mengamanatkan pengelolaan pendidikan dilaksanakan secara. sehingga dapat bersaing dengan hasil pendidikan negara-negara maju.

TINJAUAN PUSTAKA. pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kemudian yang disebut - sebut sebagai Bapak senam. keterampilan dan menanamkan nilai - nilai mental spiritual.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya, akan berkembang daya tahan otot, kekuatan, power, kelentukan, koordinasi, kelincahan, dan keseimbangan tubuh.

I. PENDAHULUAN. kompleks, karena mencakup dimensi bio-sosio-kultural. Ditinjau dari aspek

BAB I PENDAHULUAN. Menurut buku Petunjuk Lengkap GIMNASTICS Newton C Loken & paling mendasar, juga mencakup ketermapilan keterampilan yang telah ada.

KONTRIBUSI KELENTUKAN, KEKUATAN, PANJANG LENGAN DAN TUNGKAI TERHADAP HASIL BELAJAR KAYANG. (Jurnal Skripsi) Oleh SATRIA WIJAYA

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Metodik Senam. Pengampu: Tim Senam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Efektif adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mempengaruhi tingkah laku seseorang agar tergerak hatinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ludwig Jahn yang disebut sebut sebagai bapak senam. keterampilan dan menanamkann nilai-nilai mental spiritual.

I. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini masyarakat telah menyadari akan perlunya

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA / MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS Kurikulum Pendidikan di Sekolah Sekolah Menengah Atas (SMA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

d. Pembelajaran Menahan Siku Lawan di Atas Pundak Cara melakukannya adalah sebagai berikut.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan gerak insane (human

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempersiapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. back over merupakan bentuk latihan yang salah satu fungsinya untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masaalah

IMPLEMENTASI AKTIVITAS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA KETERAMPILAN GULING

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LONCAT HARIMAU. (Jurnal) Oleh PAJAR ANDELA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Tujuan Penulisan. 1.3 Metode penulisan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai

I. TINJAUAN PUSTAKA. bergerak. Namun yang melakukan senam ini hanya kaum pria. pemakaian kata olahraga sebagai pengganti kata sport.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Rahmat Pamuji *) ABSTRAK

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS VI - SEMESTER 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KONTRIBUSI KELENTUKAN TUBUH, KEKUATAN OTOT LENGAN, DAN KEKUATAN OTOT PERUT TERHADAP KETERAMPILAN GERAK STUT (BACK EXTENTION)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai suatu kegiatan telah di kenal dan di sadari atau tidak di lakukan oleh

O. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SMPLB TUNAGRAHITA

II. KAJIAN PUSTAKA. A. Rujukan. tubuh tanpa gangguan dari pakaian yang dipakai (Agus Mahendra, 1999: 8).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani adalah olahraga yang sangat penting keberadaannya

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Senam merupakan aktifitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan senam sangat sesuai untuk mengisi program pendidikan jasmani. Gerakannya merangsang perkembangan komponen kebugaran jasmani seperti kekuatan dan daya tahan otot dari seluruh bagian tubuh. Disamping itu, senam juga berpotensi mengembangkan keterampilan gerak dasar sebagai landasan penting bagi penguasaan keterampilan teknik suatu cabang olahraga. Salah satu materi pendidikan jasmani adalah senam. Senam yang dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai salah satu cabang olahraga merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris Gymnastics, atau Belanda Gymnastiek, Gymnastics sendiri dalam bahasa aslinya merupakan serapan kata bahasa yunani, gymnos, yang berarti telanjang. Menurut Imam Hidayat (2004:5), kata gymnastiex tersebut dipakai untuk menunjukan kegiatan-kegiatan fisik yang memerlukan keleluasaan gerak, sehingga perlu dilakukan dengan telanjang atau setengah telanjang. Hal ini bias terjadi,

2 karena pada waktu itu teknologi pembuatan bahan memugkinkan membuat pakian yang bersifat lentur mengikuti gerak pemakainya. Menurut Margono (2009: 79) senam lantai yaitu latihan senam yang dilakukan di atas matras, unsur-unsur gerakannya terdiri dari mengguling, melompat, meloncat, berputar di udara, menumpu dengan tangan atau kaki untuk mempertahankan sikap seimbang atau pada saat meloncat ke depan atau ke belakang. Senam lantai dalam pembelajaran penjas memiliki beragam gerak yang sangat komplek, antara lain guling ke depan, guling ke belakang, sikap kayang, hand stand, handspring, sikap lilin, meroda, dll. Pada zaman modern ini perkembangan olahraga senam banyak sekali macamnya, oleh karena itu dibatasi kegiatan senam yang dikelola Persatuan Senam Dunia Federation Internasionale de Gimnastique atau singkatan FIG yang di Indonesiakan menjadi Federasi Senam Internasional. Menurut FIG, senam dibagi menjadi 6 kelompok yaitu : senam artistik (artistic gymnastics), senam ritmik sportif (sportif rhythmic gymnastics), senam akrobatik (acrobatic gymnastics), senam aerobik sport (sports aerobic), senam trampoline (trampolinning), senam umum (general gymnastics). Senam artistik diartikan sebagai senam yang mengabungkan aspek tumbling dan akrobatik untuk mendapatkan efek-efek artistik dari gerakan-gerakan yang dilakukan. Efek artistik dihasilkan dari besaran (amplitudo) gerakan serta kesempurnaan gerak dalam menguasai tubuh ketika melakukan berbagai posisi. Gerakan-gerakan tumbling di gabung dengan akrobatik yang

3 dilaksanakan secara terkontrol, maupun memberikan pengaruh mengejutkan yang mengandung rasa keindahan. Materi yang diajarkan terdiri dari guling depan, guling belakang, handspring, gerakan lenting, sikap kayang, sikap lilin, gerakan loncat harimau, meroda, dan lain-lain. Dalam teknik dasar gerakan senam lantai tersebut memerlukan teknik dan gerakan yang benar dan irama yang tepat, sehingga gaya yang digunakan dapat dilakukan secara aman, efisien, dan efektif. Dari berbagai aktvitass yang dilakukan dalam senam lantai memiliki tujuan untuk membentuk dan mengembangkan otot tubuh, mengembangkan kualitas fisik, membentuk keindahan tubuh, dan memelihara kebugaran jasmani. Salah satu materi senam yang diajarkan di sekolah adalah sikap kayang. Menurut Mahendra (2000: 48) Kayang adalah sikap membusur dengan posisi kaki dan tangan bertumpu pada matras dalam keadaan terbalik dengan meregang dan mengangkat perut dan panggul. Keberhasilan gerakan kayang didukung oleh beberapa faktor, antara lain faktor fisik seperti kekuatan dan power. Dari beberapa unsur kondisi fisik yang mendukung kemampuan gerakan kayang, peneliti ingin menekankan faktor-faktor fisik yang menunjang keberhasilan kayang dilihat dari segi otot-otot yang berhubungan dengan kemampuan kayang. Menurut peneliti otot-otot yang paling dominan dalam menunjang keberhasilan kayang yaitu kekuatan otot lengan dan kelentukan.

4 Menurut hasil pengamatan dan observasi di SMP Negeri 1 Sukoharjo, didasarkan data-data yang diperoleh siswa memiliki berbagai kemampuan fisik yang berbeda antara siswa satu dengan siswa yang lainnya. Dengan demikian kemampuan yang dimiliki siswa dalam melakukan kayang berbeda pula. Maka penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang Kontribusi Kekuatan Otot Lengan, Kekuatan Otot Perut, Kekuatan Otot Tungkai Dan Kelentukan Terhadap Hasil Kayang Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Sukoharjo. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas terdapat masalah yang dapat diidentifikiasi, antara lain : 1) Kurang memahaminya teorinya kelentukan kekuatan otot lengan, kekuatan tungkai terhadap hasil belajar kayang. 2) Karna pada dasarnya semua cabang olahraga memerlukan kelentukan. 3) Kurangnya perhatian dari guru maupun pelatih terhadap kelentukan. 4) Belum diketahuinya kondisi fisik yang paling dominan dalam pelaksanaan kayang. 5) Siswa masih merasakan takut dan tidak mau mencoba melakukan gerakan kayang. 6) Masih terdapat siswa yang gagal ketika melecutkan lengan dan mendarat saat melakukan kayang.

5 C. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang di kemukakan, maka dirumuskan suatu masalah sebagai berikut : 1. Apakah ada Kontribusi Kekuatan Otot Lengan dengan hasil Kayang pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sukoharjo? 2. Apakah ada Kontribusi Kekuatan Otot Perut dengan hasil Kayang pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sukoharjo? 3. Apakah ada Kontribusi Kekuatan Otot Tungkai dengan hasil Kayang pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sukoharjo? 4. Apakah ada Kontribusi Kelentukan dengan hasil Kayang pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sukoharjo? 5. Apakah ada Kontribusi Kekuatan Otot Lengan, Kekuatan Otot Perut, Kekuatan Otot Tungkai dan Kelentukan dengan hasil Kayang pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sukoharjo. D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah yang dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Untuk mengetahui dan memberikan informasi tentang besarnya kontribusi Kekuatan lengan terhadap keterampilan gerak Kayang.

6 2. Untuk mengetahui dan memberikan informasi tentang besarnya kontribusi kekuatan Otot Perut terhadap keterampilan gerak Kayang. 3. Untuk mengetahui dan memberikan informasi tentang besarnya kontribusi kekuatan Otot Tungkai terhadap keterampilan gerak Kayang. 4. Untuk mengetahui dan memberikan informasi tentang besarnya kontribusi Kelentukan terhadap keterampilan gerak Kayang. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Untuk mengetahui seberapa besar Kontribusi kekuatan otot lengan dan kelentukan dengan hasil Kayang pada siswa kelas XIII SMP Negeri 1 Sukoharjo. 2. Bagi pelatih senam lantai maupun guru pendidikan jasmani Sebagai bahan rujukan untuk melatih kemampuan senam lantai khususnya pada gerakan kayang. 3. Bagi Program Studi Penjaskes Sebagai salah satu acuan dalam bahan pengkajian dan analisis Ilmu Biomekanik terhadap teknik dasar senam lantai pada gerakan kayang.