BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak didukung oleh peran perbankan dalam membangun negaranya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan ditandai adanya krisis global di Amerika Serikat, pada tahun 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

kemaslahatan, Keseimbangan, dan Universalisme.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup. kepada masyarakat yang kekurangan dana (Abdullah, 2005:17).

I. PENDAHULUAN. satunya adalah penyaluran kredit guna untuk meningkatkan taraf hidup rakyat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dimana sektor ekonomi selalu menjadi fokus pemerintah dalam

BAB I PENDAHULUAN. serius dalam bisnis perbankan, sebagian besar bank kesulitan karena modal

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang berfungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary)

BAB 1 PENDAHULUAN. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi dan perbedaan kecepatan

BAB I PENDAHULUAN. ikut terpuruk. Demikian pula sebaliknya, ketika perekonomian mengalami stagnasi sektor

I. PENDAHULUAN. Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian suatu negara. Di Indonesia, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi, bank berperan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Terintegrasinya perekonomian global telah menyebabkan krisis di suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bisa dipastikan bahwa semua orang sudah mengerti arti bank, baik yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan terbesar didunia asal Amerika Lehman Brother, kredit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembiayaan perekonomian suatu Negara membutuhkan suatu institusi

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Perbankan memiliki kedudukan yang strategis, yakni sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi.dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit), kemudian menempatkanya

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang memiliki kekurangan dana. Dimana kegiatan. kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan (financial intermediary) yaitu menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 merupakan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan,

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco yang artinya meja atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang. Secara umum pengertian bank adalah sebuah lembaga intermediasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan merupakan salah satu penopang yang memperkuat sistem

BAB I PENDAHULUAN. Berkembanya perbankan Indonesia dapat dilihat dari jumlah bank yang

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB I PENDAHULUAN. aset keuangan (financial asset) atau tagihan-tagihan (claim) misalnya: saham,

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian sebagai wujud peningkatan kualitas hidup. Peningkatan kualitas hidup

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat penyaluran dana-dana dari Surplus Spending Unit (SSU) ke

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. alokasi sumber-sumber dana secara efektif dan efisien, bank juga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor perbankan sebagai lembaga intermediate antara

BAB I PENDAHULUAN. oleh bank dalam bentuk kredit ataupun dalam bentuk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dua nasabah yang berbeda, satu pihak merupakan nasabah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak

Pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR) Dan Rasio Efisiensi (BOPO) Terhadap Profitabilita

BAB I PENDAHULUAN. dalam pasar modal adalah dengan cara membeli saham yang ditawarkan di pasar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( Financial Intermediales )

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2015, perekonomian global secara umum melemah berdampak pada

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi di Indonesia. Dalam Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 bank

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia perbankan merupakan kunci perekonomian suatu negara, baik itu negara yang sedang berkembang maupun negara yang telah maju. Bank mempunyai peranan penting bagi suatu negara, tidak ada negara di dunia ini yang tidak didukung oleh peran perbankan dalam membangun negaranya. Posisi bank dalam sistem perekonomian adalah sebagai institusi perantara keuangan (financial intermediary). Mekanisme kerja bank sebagai financial intermediary adalah menghimpun dana dari masyarakat (pihak surplus dana) dan menyalurkan kembali kepada masyarakat (pihak defisit dana) dalam bentuk kredit serta menyediakan pelayanan jasa pembayaran dan hal-hal lain yang berkaitan tentang transaksi keuangan. Bank berperan penting dalam pembangunan ekonomi serta dalam mempertahankan kelancaran sistem pembayaran dan efektivitas kebijakan moneter. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 15/7/PBI/2013, pengertian dari Bank adalah badan usaha yang menhimpun dana dari masyarakat dalam betuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. Bank menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Sebagai 1

2 suatu lembaga keuangan, bank mempunyai kegiatan baik funding maupun financing atau menghimpun dan menyalurkan dana. Jadi sebagai lembaga intermediasi, bank berperan menjadi perantara antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana. Selain sebagai lembaga Intermediasi, bank juga sebagai agent of trust, agent of development dan agent of service. Sebagai agent of trust karena bank bertanggung jawab atas aktivitasnya dalam menyimpan dan menyalurkan dananya kepada nasabah, disebut juga sebagai agent of development karena aktivitasnya sebagai lembaga intermediasi yang memudahkan para pelaku ekonomi dalam mendapatkan dana untuk aktivitas investasi, produksi, distribusi dan konsumsi disebut sebagai agent of service karena selain menghimpun dan menyalurkan dana, bank juga memberikan penawaran jasajasa perbankan lainnya kepada masyarakat seperti jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga dan lain sebagainya. Laba merupakan pendapatan bersih yang dilihat dari selisih antara pendapatan total perusahaan dengan biaya totalnya. Besarnya laba dapat dilihat dari laporan laba rugi suatu bank yang menunjukkan sumber dari mana penghasilan diperoleh serta beban yang dikeluarkan sebagai beban bank tersebut. Bank akan memperoleh keuntungan apabila penghasilan yang diperoleh lebih besar dari beban yang dikeluarkan dan dikatakan rugi apabila sebaliknya. Laba yang terus meningkat dapat menggambarkan bahwa perusahaan perbankan secara periodik mengalami peningkatan efisiensi dan efektivitas

3 dalam kegiatan operasionalnya. Bagi para investor yang melihat adanya peningkatan pertumbuhan laba yang ada pada suatu perusahaan akan mempengaruhi keputusan investasi mereka, karena investor mengharapkan laba perusahaan perbankan pada periode berikutnya lebih baik dari periode sebelumnya. Dengan melihat laba dari suatu perusahaan perbankan mengalami pertumbuhan secara positif, akan memancing investor lain untuk berinvestasi. Investor akan mempertimbangkan hasil yang akan diperoleh dari dana yang telah diinvestasikannya. Dengan semakin banyaknya para investor, perusahaan perbankan akan memiliki tambahan modal yang dapat dialokasikan untuk melakukan perluasan usaha dalam rangka meningkatkan pertumbuhan laba. Dalam menilai kondisi keuangan perusahaan serta prospek pertumbuhan labanya dapat dengan analisis rasio keuangan. Berikut grafik yang menjelaskan tentang adanya pertumbuhan laba pada 5 perusahaan perbankan di tahun 2011-2015 :

4 12 10 8 6 4 2 PT. Bank MNC Internasional PT. Bank Central Asia PT. Bank Bukopin PT. Bank Nusantara Parahyangan PT. Bank Rakyat Indonesia 0 2011 2012 2013 2014 2015-2 (Sumber : Data dioleh) Gambar 1.1 Gambar Grafik Rata-Rata Pertumbuhan Laba pada 5 Perusahaan Perbankan Tahun 2011-2015 Dari grafik diatas terlihat bahwa rata-rata Pertumbuhan Laba pada 5 perusahaan perbankan tahun 2011-2015 mengalami perubahan yang tidak signifiksn (datar atau stabil), perubahan seperti ini tidak terlalu buruk untuk perusahaan perbankan ini karena bank masih bisa mengalokasikan sumber dana yang terjadi sehingga dapat mencegah gangguan terhadap kegiatan sektor riil dan sistem keuangan. pada perbankan sering terjadi penurunan dan peningkatan pada pertumbuhan laba di setiap tahunnya seperti pada grafik diatas, dilihat pada PT Bank MNC Internasional tahun 2013 mengalami peningkatan tetapi di tahun 2014-2015 terjadi penurunan yang signifikan dikarenakan tingkat kinerja perusahaan yang kurang baik, dan pada dasarnya

5 kinerja keuangan ini mempunyai dampak yang luar biasa dalam usaha menjaga kepercayaan nasabah agar tetap setia menggunakan jasanya, jadi perusahaan harus bisa menjaga kinerja keuangan dalam perusahannya tersebut (Sofyan, 2003). Pada PT Bank BCA, PT Bank Bukopin, PT Bank BNP dan PT Bank BRI dari tahun ke tahun tidak mengalami perubahan yang signifikan, secara umum terlihat datar atau stabil. Berdasarkan data laba bersih di atas, dibutuhkan informasi mengenai faktor yang mempengaruhinya. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis rasio yang memungkinkan untuk mengidentifikasi, mengkaji dan merangkum hubungan-hubungan yang signifikan dari data keuangan sebuah bank. Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan tersebut, analisis keuangan dan pemakai laporan keuangan melakukan analisis terhadap kesehatan bank. Alat yang biasa digunakan adalah rasio keuangan. Dalam analisis rasio, ada dua jenis perbandingan yang digunakan yaitu perbandingan internal dan perbandingan eksternal. Perbandingan internal yaitu membandingkan rasio saat ini dengan rasio masa lalu. Jika rasio keuangan ini diurutkan dalam jangka waktu beberapa tahun atau periode, maka pemakai dapat melihat pengaruh kecenderungan rasio keuangan tersebut, apakah mengalami penurunan atau peningkatan yang akan menunjukkan kinerja dan kondisi keuangan suatu bank. Sedangkan perbandingan eksternal adalah membandingkan rasio keuangan suatu bank dengan rasio bank lain. (Darsono dan Ashari, 2005:51). Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa laba merupakan indikator yang penting untuk

6 mengukur kinerja suatu bank dan bank tersebut memaparkan rasio-rasio keuangan yang dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mengukur kinerja bank. Rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan bank dalam penelitian ini adalah CAR, LDR, dan BOPO. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh aktiva bank yang mengandung risiko ikut dibiayai dari dana modal sendiri, di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain (Dendawijaya, 2009:121). Berikut grafik yang memperlihatkan nilai rata-rata dari 5 perusahaan perbankan tersebut : 25 20 15 Rata-Rata CAR pada 5 Perusahaan Perbankan Tahun 2011-2015 PT. Bank MNC Internasional PT. Bank Central Asia 10 5 0 2011 2012 2013 2014 2015 PT. Bank Bukopin PT. Bank Nusantara Parahyangan (Sumber : Data diolah) Gambar 1.2 Gambar Grafik Rata-Rata CAR pada 5 Perusahaan Perbankan Tahun 2011-2015

7 Dari grafik diatas terlihat bahwa rata-rata CAR pada 5 perusahaan perbankan tahun 2011-2015 mengalami fluktuaktif. Diihat dari 5 perusahaan perbankan diatas adanya kenaikan dan penurunan disetiap tahunnya, karena kecukupan modal perbankan yang di proksi dengan CAR merupakan faktor yang mempengaruhi suatu pertumbuhan laba perbankan dalam menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko, seperti terjadinya kredit bermasalah atau pemberian kredit yang dilakukan oleh bank yaitu debitur, tidak lancarnya debitur membayar kewajiban pinjaman dan bunga kredit pada akhirnya akan menurunkan tingkat kinerja perbankan yang dapat diidentifikasikan dalam laporan keuangan bank yang dilihat dalam tingkat labanya. Nilai CAR yang tinggi berarti bahwa bank tersebut mampu membiayai operasional, serta menguntungkan bagi bank tersebut karena di kemudian hari akan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pertumbuhan laba (Hutagalung, Djumahir, & Ratnawati, 2013). Krisis Moneter yang melanda perekonomian Indonesia telah berimbas pada sektor perbankan. Krisis yang diawali dengan devaluasi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS telah menimbulkan ledakan kredit macet dan melunturkan kepercayaan masyarakat kepada lembaga perbankan, yang pada gilirannya melemahkan fungsi intermediasi perbankan (Pratama, 2010). Semenjak krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 1998, fungsi intermediasi perbankan mengalami penurunan. Indikator fungsi intermediasi ini dapat dilihat dari indikator Loan to Deposit Ratio (LDR). Alasan pertama yang membuat LDR menurun adalah banyaknya kredit

8 bermasalah di neraca perbankan sehingga meningkatkan Non Performing Loan (NPL) (Utomo, 2008). Bisa dilihat pada gambar grafik dibawah, bahwa pada rata-rata LDR tahun 2011-2015 mengalami kenaikan dan penurunan. 100 80 60 Rata-Rata LDR pada 5 Perusahaan Perbankan Tahun 2011-2015 PT. Bank MNC Internasional PT. Bank Central Asia 40 20 0 2011 2012 2013 2014 2015 (Sumber : Data diolah) PT. Bank Bukopin PT. Bank Nusantara Parahyangan Gambar 1.3 Gambar Grafik Rata-Rata LDR pada 5 Perusahaan Perbankan Tahun 2011-2015 Dari grafik diatas terlihat bahwa rata-rata LDR pada 5 perusahaan perbankan tahun 2011-2015 mengalami perubahan yang tidak signifikan (datar atau stabil), seperti yang terlihat dalam grafik diatas bahwa 5 perusahaan perbankan diatas mengalami penurunan dan kenaikan di setiap tahunnya tetapi tidak terlalu berpengaruh pada perusahaan-perusahaan perbankan ini, sebab perubahan yang terjadi masih bersifat stabil atau datar. Karena risiko yang antara lain disebabkan Bank tidak mampu memenuhi kewajiban yang telah jatuh waktu. LDR memiliki angka rasio yang tinggi dan

9 rendah terhadap pertumuhan labanya, jadi Semakin tinggi LDR maka semakin tinggi dana yang disalurkan oleh dana pihak ketiga. Dengan penyaluran dana pihak ketiga yang besar maka akan semakin meningkat pertumbuhan laba. Semakin tinggi LDR maka semakin tinggi dana yang disalurkan oleh dana pihak ketiga. Dengan penyaluran dana pihak ketiga yang besar maka akan semakin meningkat pertumbuhan laba. Apabila bank dapat menjaga kinerjanya dengan baik maka dapat meningkatkan nilai saham di pasar sekunder dan meningkatkan jumlah dana dari pihak ketiga (Ariyanti, 2010). Dana dana yang dihimpun dari masyarakat (Dana Pihak Ketiga) merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank (Dendawijaya, 2005). Sebagai pihak yang menyalurkan dana pihak ketiga kepada masyarakat yang membutuhkan dana, bank akan berupaya memaksimalkan keuntungan tersebut. Pemberian kredit harus prudent sebab kredit yang disalurkan tersebut akan menyimpan risiko yang biasa disebut dengan risiko kredit (Galih, 2011). Menurut Siamat (2004) dalam Rohaeni (2009), proporsi pendapatan utama bank berasal dari kredit. Namun, kredit juga merupakan salah satu faktor rapuhnya usaha perbankan apabila kredit tersebut dinyatakan bermasalah. Hal ini berimplikasi pada pengelolaan dana pihak ketiga yang merupakan kegiatan penghimpunan dana dan kredit bermasalah yang merupakan risiko dari kegiatan penyaluran dana. Selain masalah LDR yang dialami oleh perbankan di Indonesia, masalah yang lainnya adalah tentang efisiensi yang berkaitan dengan kegiatan

10 operasional suatu bank. Efisiensi operasional merupakan masalah yang kompleks dimana setiap bank selalu berusaha untuk memberikan layanan yang terbaik kepada nasabah, namun pada saat yang sama bank harus berupaya untuk beroperasi dengan efisien. Dilihat dari grafik dibawah ini : 140 120 100 80 60 40 20 0 (Sumber : Data diolah) Rata-Rata BOPO pada 5 Perusahaan Perbankan Tahun 2011-2015 2011 2012 2013 2014 2015 Gambar 1.4 Gambar Grafik Rata-Rata BOPO pada 5 Perusahaan Perbankan Tahun 2011-2015 PT. Bank MNC Internasional PT. Bank Central Asia PT. Bank Bukopin PT. Bank Nusantara Parahyangan Dari grafik diatas terlihat bahwa rata-rata BOPO pada 5 perusahaan perbankan tahun 2011-2015 mengalami perubahan yang tidak signifikan (stabil), dilihat dari grafik diatas terjadi naik turunnya pada PT Bank MNC Internasional, PT Bank BCA, PT Bank Bukopin, PT Bank BNP dan PT Bank BRI dari tahun ke tahun tidak mengalami perubahan yang signifikan, secara umum terlihat stabil, karena risiko yang antara lain disebabkan adanya ketidakcukupan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia,

11 kegagalan sistem, atau adanya problem eksternal yang mempengaruhi operasional Bank baik dari beban operasionalnya dengan pendapata operasionalnya. Maka dari itu, dalam kinerja perbankan semakin efisien namun tidak diikuti perolehan laba yang menurun. Sesuai dengan teori yang ada, semakin besar BOPO maka akan semakin kecil atau menurun kinerja keuangan perbankan. Begitu juga sebaliknya, jika BOPO semakin kecil, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan perbankan semakin meningkat atau membaik. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa, laba merupakan indikator yang penting untuk mengukur kinerja suatu bank, dan pada bank tersebut memaparkan rasio-rasio keuangan yang dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mengukur kinerja bank. Pertumbuhan laba dapat berfokus pada kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dalam kegiatan operasi perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya, sehingga dalam penelitian ini, pertumbuhan laba digunakan sebagai ukuran kinerja suatu bank. Masalah yang sering dihadapi dalam bisnis perbankan adalah adanya persaingan tajam yang tidak seimbang yang dapat menimbulkan ketidakefisienan manajemen yang berakibat pada pendapatan dan sering munculnya kredit bermasalah yang dapat menimbulkan penurunan laba. Kredit bermasalah akan mempengaruhi permodalan yang juga dapat menyebabkan bank mengalami masalah likuiditas. Pertumbuhan kredit yang belum optimal tercermin dari angka-angka LDR (Loan to Deposit Ratio).

12 Rasio LDR merupakan perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dapat dihimpun oleh bank. LDR akan menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank yang bersangkutan. Kompetisi di industri perbankan bagaimanapun juga dapat menurunkan tingkat profitabilitas masing-masing bank, dan apabila tingkat profitabilitas ini rendah maka akan dapat mengakibatkan bank akan mengalami kerugian yang cukup berarti dan ini tentunya dapat mengancam kelangsungan hidup suatu bank. Indikator efisiensi operasional yang lazim digunakan adalah BOPO. Perbankan di Indonesia mempunyai tujuan yang penting, sesuai yang tertuang dalam undang-undang perbankan tahun 1998 bahwa tujuan perbankan ialah menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam upaya meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Dimana bank dapat membantu dalam penyediaan modal usaha pada masyarakat umumnya sehingga dapat menggerakkan sektor riil yang kemudian akan berpengaruh terhadap meningkatnya pendapatan nasional pada umumnya. Setiap pelaku ekonomi dalam menjalankan kegiatan tentunya menginginkan laba atau berusaha untuk meningkatkan laba. Kemampuan menghasilkan laba yang maksimal pada suatu bank sangat penting karena pihak-pihak yang berkepentingan, misalnya investor dan kreditur mengukur keberhasilan bank berdasarkan kemampuan yang terlihat dari kinerja

13 manajemen dalam menghasilkan laba. Untuk menghasilkan laba tersebut, maka perusahaan harus memperoleh informasi keuangan yang dapat dipercaya dan relevan serta di hitung melalui rasio keuangan sehingga menghasilkan keputusan bisnis yang tepat dalam mengetahui pertumbuhan laba. Pertumbuhan laba dapat dipakai sebagai alat penilaian bagaimana kinerja pada perusahan tersebut. Menurut Stice, et al (2004 : 225-226) Riset mendukung pernyataan FASB bahwa indikator terbaik atas kinerja adalah laba. Jadi memahami laba, apa yang diukur oleh laba dan komponenkomponennya adalah penting untuk dapat memahami dan menginterpretasikan keadaan keuangan suatu perusahaan. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2007) penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi (return on investmen) atau penghasilan per saham (earnig per share). Kestabilan lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini tidak saja dilihat dari jumlah uang yang beredar, namun juga dilihat dari jumlah bank yang ada sebagai perangkat penyelenggara keuangan. Penilaian kinerja perusahaan penting dilakukan, baik oleh manajemen, pemegang saham, pemerintah maupun pihak lain yang berkepentingan dan terkait dengan distribusi kesejahteraan di antara mereka, tidak terkecuali perbankan.

14 Financial Acoounting Standards Boards (FASB) (dalam Sofyan, 2004), Statement of Finacial Acoounting Concepts No. 1, menyatakan bahwa fokus utama dalam laporan keuangan adalah laba dan komponennya, jadi informasi laporan keuangan seharusnya mempunyai kemampuan untuk memprediksi laba di masa depan. Laba suatu perusahaan di setiap periode diharapkan akan mengalami pe ningakatan, sehingga dibutuhkan estimasi laba yang akan dicapai perusahaan untuk periode selanjutnya. Estimasi terhadap laba dapat dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan yang dilakukan dapat berupa perhitungan dan interpretasi melalui rasio keuangan. Rasio keuangan berguna untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan keuangan suatu perusahaan dan memungkinkan investor menilai kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan saat ini dan masa lalu, serta sebagai pedoman bagi investor mengenai kinerja masa lalu dan masa mendatang yang dapat dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan investasinya. Adapun rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur keefektivan dan keefisienan dari aktivitas perusahaan sehingga dapat memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang, rasio yang digunakan adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO). CAR memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-

15 dana dari sumber-sumber diluar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain - lain. Capital Adequacy Ratio adalah kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal (Ayuningrum,2011). Loan to Deposit Ratio (LDR) Menurut Surat Edaran No. 3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001, diukur dari perbandingan antara seluruh jumlah kredit yang diberikan terhadap jumlah dana pihak ketiga. Semakin tinggi LDR maka laba bank perusahaan semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kredit dengan efektif, sehingga jumlah kredit macetnya akan kecil). Alasan mengambil perusahaan perbankan yaitu pertama karena perbankan merupakan kunci dari perekonomian, baik dari negara maju maupun negara yang sudah berkembang. Kedua karena bank memiliki peranan penting bagi suatu negara untuk membangun negaranya dan yang ketiga karena bank mampu mempertahankan kelancaran sistem pembayaran dan efektivitas kegiatan moneter. Motivasi penelitian ini yaitu pertama untuk melihat naik turunnya suatu perbankan, seperti melihat kelangsungan hidup perbankan dari sisi kredit maupun simpanan perbankan. Kedua ketidakonsistenan pada hasil penelitian terdahulu dan harus melakukan penelitian kembali. Ketiga yaitu karena adanya fenomena yang terjadi pada perusahaan perbankan tersebut.

16 Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian serta membahas masalah tersebut, dengan judul Pengaruh Capital Aduquacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Beban Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015. 1.2. Identifikasi Masalah Dari latar latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti dapat menarik kesimpulan untuk identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Pertumbuhan laba untuk perusahaan perbankan yang mengalami perubahan yang tidak signifiksn (datar atau stabil) pada tahun 2011-2015, karena bank masih bisa mengalokasikan sumber dana yang terjadi sehingga dapat mencegah gangguan terhadap kegiatan sektor riil dan sistem keuangan. 2. CAR untuk perusahaan perbankan yang mengalami cenderung fluktuaktif pada tahun 2011-2015, karena kecukupan modal perbankan yang di proksi dengan CAR merupakan faktor yang mempengaruhi suatu pertumbuhan laba. 3. LDR untuk perusahaan perbankan yang mengalami perubahan yang tidak signifiksn (datar atau stabil) pada tahun 2011-2015, karena risiko yang antara lain disebabkan Bank tidak mampu memenuhi kewajiban yang telah jatuh waktu.

17 4. BOPO untuk perusahaan perbankan yang mengalami mengalami perubahan yang tidak signifiksn (datar atau stabil) pada tahun 2011-2015, karena risiko yang antara lain disebabkan adanya ketidakcukupan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya problem eksternal yang mempengaruhi operasional Bank baik dari beban operasionalnya dengan pendapatan operasionalnya. 1.3. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang diuraikan tersebut, maka penulis akan menjelaskan batasan-batasan yang akan dibahas dalam penelitian kali ini terdiri dari sebagai berikut : 1. Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan. 2. Penulis menggunakan data berupa laporan keuangan yang telah di publikasikan oleh Bursa Efek Indonesia. Data laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan selama tahun 2011-2015. 3. Variabel yang digunakan sebagai variabel dependen adalah Pertumbuhan Laba dan variabel yang digunakan sebagai variabel independen dalam penelitian ini adalah: Capital Aduquacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Beban Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO).

18 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh Capital Aduquacy Ratio, Loan to Deposit Ratio dan Beban Operasional dan Pendapatan Operasional terhadap Pertumbuhan Laba secara simultan? 2. Apakah terdapat pengaruh Capital Aduquacy Ratio terhadap pertumbuhan laba? 3. Apakah terdapat pengaruh Loan to Deposit Ratio terhadap Pertumbuhan Laba? 4. Apakah terdapat pengaruh Beban Operasional dengan Pendapatan Operasional terhadap Pertumbuhan Laba? 1.5. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh Current Aduquacy Ratio, Loan to Deposit Ratio dan Beban Operasional dan Pendapatan Operasional terhadap Pertumbuhan Laba secara simultan. 2. Untuk mengetahui pengaruh Capital Aduquacy Ratio terhadap Pertumbuhan Laba. 3. Untuk mengetahui pngaruh Loan to Deposit Ratio terhadap Pertumbuhan Laba.

19 4. Untuk mengetahui pengaruh Beban Operasional dan Pendapatan Operasional terhadap Pertumbuhan Laba. 1.6. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Penulis Untuk mengetahui pengaruh Capital Aduquacy Ratio, Loan to Deposit Ratio dan Beban Operasional dan Pendapatan Operasional terhadap Pertumbuhan Laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta guna menambah pengetahuan sebagai bekal agar dapat menerapkan ilmu yang telah didapatkan dengan praktek yang sesungguhnya. 2. Bagi Pembaca Mennambah pengetahuan dan memberi referensi kepada para pembaca yang hendak melakukan penelitian lebih lanjut dan dapat menjadi acuan dalam pengambilan keputusan. 3. Bagi Perusahaan Sebagai masukan tambahan bagi perusahaan perbankan untuk mengetahui pengaruh CAR, LDR dan BOPO terhadap pertumbuhan laba dalam memaksimalkan labanya.