BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan suatu bangsa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat. Peningkatan kemajuan dan kesejahteraan bangsa sangat tergantung pada kemampuan dan kualitas sumber daya manusia (Dinkes Propsu, 2006). Anak usia sekolah adalah investasi bangsa karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Tumbuh kembangnya anak-anak usia sekolah yang optimal tergantung pada pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta benar (Judarwanto, 2008). Seorang anak sekolah harus berangkat ke sekolah pada pagi hari, pulang sekolah sekitar pukul 15.00 WIB. Ini biasanya dilanjutkan dengan berbagai kursus, kemudian di malam hari mengerjakan PR serta mempersiapkan pelajaran untuk keesokan harinya. Dengan aktivitas tinggi seperti itu, stamina anak akan cepat loyo kalau tidak ditunjang dengan intake pangan dan gizi yang cukup serta berkualitas. Agar stamina anak usia sekolah tetap fit selama mengikuti kegiatan ekstra kurikuler, maka sarana utama dari segi gizi adalah sarapan pagi (Khomsan, 2003). Ada berbagai alasan yang seringkali menyebabkan anak tidak sarapan pagi, seperti waktu yang sangat terbatas, jarak sekolah yang cukup jauh, terlambat bangun pagi, atau tidak ada selera untuk sarapan pagi (Yusuf, dkk, 2008). Anak yang tidak sarapan pagi akan mengalami kekosongan lambung sehingga kadar gula darah akan menurun. Padahal gula darah merupakan sumber energi utama bagi otak. Dampak
negatifnya adalah ketidakseimbangan sistem syaraf pusat yang dikuti dengan rasa pusing, badan gemetar atau rasa lelah. Dalam keadaan demikian anak akan sulit untuk dapat menerima pelajaran dengan baik. Gairah belajar dan kecepatan reaksi juga akan menurun (Khomsan, 2003). Sebagai gantinya, anak jajan di sekolah untuk sekadar mengganjal perut. Dengan jajan, anak bisa mengenal beragam makanan yang dijual di sekolah. Oleh karena itu jajan dapat membantu seorang anak untuk membentuk selera makan yang beragam. Namun demikian, jajan yang terlalu sering dapat mengurangi nafsu makan anak di rumah. Iklan makanan/minuman yang menggunakan seorang bintang sebagai model akan lebih mudah memikat remaja, sehingga mereka langsung mengkonsumsinya, terlepas apakah makanan itu bergizi atau tidak. Selain itu banyak jajanan yang kurang memenuhi syarat kesehatan sehingga justru mengancam kesehatan anak (Khomsan, 2003). Makanan jajanan dapat menyumbang asupan energi bagi anak sekolah sebanyak 36%, protein 29% dan zat besi 52%. Oleh karena itu, makanan jajanan memiliki peranan penting pada pertumbuhan dan prestasi belajar anak sekolah. Jadi, untuk mengurangi paparan anak sekolah terhadap makanan jajanan yang tidak sehat dan tidak aman, perlu dilakukan usaha promosi keamanan pangan baik kepada pihak sekolah, guru, orang tua, murid, serta pedagang (Judarwanto, 2008). Dalam promosi kesehatan, media diposisikan sebagai sarana untuk membuat suasana yang kondusif terhadap perubahan perilaku yang positif terhadap kesehatan (Notoatmodjo, 2005). Promosi kesehatan dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode dan media yang disesuaikan dengan sasaran. Metode mengajar dan alat
belajar seperti leaflet, poster dan video banyak dipakai dalam praktik promosi kesehatan. Salah satu kelebihan poster adalah dapat meningkatkan kesadaran terhadap kesehatan dan merangsang kepercayaan, sikap dan perilaku. Sementara leaflet dapat memberikan detil yang tidak mungkin bila disampaikan dengan lisan (Simnett dan Ewles, 1994). Di SMA Negeri 1 Panyabungan terdapat 3 kelas khusus, yaitu kelas X.6, XI IPA.4 dan XII IPA.4, yang terdiri dari para pelajar yang berprestasi di bidang akademik. Selain itu para pelajar di kelas ini juga mendapat perlakuan khusus yaitu penambahan kegiatan berupa les. Dengan demikian pelajar kelas khusus ini memiliki aktivitas lebih besar dibanding pelajar kelas yang lainnya. Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan peneliti, sebagian besar pelajar ini suka mengkonsumsi makanan jajanan. Hal ini juga didukung dengan adanya 3 kantin di dalam sekolah yang menyediakan berbagai pilihan jajanan. Alasan yang membuat mereka suka jajan adalah karena mereka tidak sempat sarapan pagi serta karena adanya les tambahan yang mereka ikuti sampai sore hari. Dengan kondisi seperti ini, rasa lapar dapat mengganggu konsentrasi belajar mereka. Para pelajar ini juga kurang memperhatikan nilai gizi dan higienitas jajanan yang dikonsumsi. Apabila hal ini dibiarkan begitu saja maka akan berdampak pada kesehatan yang juga akan mempengaruhi proses belajar mereka. Melihat kondisi ini dinilai perlu dilakukan suatu upaya untuk memberikan informasi kepada para pelajar mengenai makanan jajanan yang sehat dalam bentuk media visual berupa poster dan leaflet. Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin mengetahui pengaruh media visual poster dan leaflet makanan sehat terhadap perilaku konsumsi makanan jajanan pelajar kelas khusus SMA Negeri 1 Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat dibuat rumusan masalah penelitian adalah Bagaimana Pengaruh Media Visual Poster dan Leaflet Makanan Sehat terhadap Perilaku Konsumsi Makanan Jajanan Pelajar Kelas Khusus SMA Negeri 1 Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2009. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh media visual poster dan leaflet makanan sehat terhadap perilaku konsumsi makanan jajanan pelajar kelas X.6 dan XI IPA.4 SMA Negeri 1 Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal tahun 2009. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui pengaruh poster dan leaflet makanan sehat terhadap pengetahuan pelajar tentang makanan jajanan. 2. Untuk mengetahui pengaruh poster dan leaflet makanan sehat terhadap sikap pelajar tentang makanan jajanan. 3. Untuk mengetahui pengaruh poster dan leaflet makanan sehat terhadap tindakan pelajar dalam mengkonsumsi makanan jajanan.
1.4 Manfaat Penelitian 1. Sebagai sumber informasi bagi pelajar tentang makanan jajanan yang sehat. 2. Sebagai informasi bagi pelajar tentang bahaya mengkonsumsi makanan jajanan dengan sembarangan. 3. Sebagai informasi dan metode alternatif penanganan masalah perilaku konsumsi makanan jajanan pada anak sekolah bagi dinas kesehatan dan puskesmas setempat.