BAB V KESIMPULAN. dapat dilihat dari nilai rata-rata 2,99.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SURVEI TINGKAT KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SUMBER DAN SIKLUS MATERIAL DARI GREENSHIP RATING TOOLS PADA PROYEK KONSTRUKSI

Penerapan Aspek Green Material pada Kriteria Bangunan Ramah Lingkungan di Indonesia

Implementasi Konstruksi Hijau Pada Proyek Apartemen Grand Kamala Lagoon Tower Emerald Bekasi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Belakangan ini, tingkat kesadaran global terhadap lingkungan hidup

PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE PADA RUMAH TINGGAL DARI SEGI MATERIAL

PENERAPAN PRINSIP GREEN BUILDING COUNCIL DITINJAU DARI ASPEK MATERIAL DAN PENENTUAN KRITERIA PEMILIHAN MATERIAL KONSTRUKSI

PENGKAJIAN INDIKATOR SOSEKLING BANGUNAN GEDUNG HIJAU (GREEN BUILDING)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bel dan Hotel Sahid Jogja Lifestyle City di Yogyakarta sebagai berikut :

IDENTIFIKASI INDIKATOR GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DI INDONESIA. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. begitu menggema di masyarakat dunia, termasuk juga di Indonesia.

Gedung Pascasarjana B Universitas Diponegoro. utama (Tepat Guna

KEPENTINGAN DAN IMPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION DARI SISI PANDANG KONTRAKTOR

PENGARUH SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP CAPAIAN GREEN CONSTRUCTION OLEH KONTRAKTOR DALAM PROYEK GEDUNG DI INDONESIA

ANALISIS KRITERIA BANGUNAN HIJAU BERDASARKAN GREENSHIP HOME VERSI 1.0 STUDI KASUS PADA VILA BIU-BIU ( METODE LRFD )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TANTANGAN YANG BERPENGARUH DAN KETERAMPILAN MANAJER PROYEK PADA PROYEK YANG BERUPAYA MENJADI BANGUNAN HIJAU

KINERJA PENGEMBANG GEDUNG BERTINGKAT DALAM PENGGUNAAN MATERIAL RAMAH LINGKUNGAN (191K)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

ANALISIS KRITERIA PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh penerapan..., Furqan Usman, FT UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kepedulian masyarakat di seluruh dunia terhadap isu-isu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Peningkatan jumlah limbah dan penyempitan lahan yang digunakan

CAPAIAN GREEN CONSTRUCTION DALAM PROYEK BANGUNAN GEDUNG MENGGUNAKAN MODEL ASSESSMENT GREEN CONSTRUCTION

PENINGKATAN NILAI BANGUNAN HIJAU PADA BANGUNAN TERBANGUN Studi Kasus: Gedung Kampus X

Penilaian Kriteria Green building pada Gedung Rektorat ITS

pemerintah dan lembaga pelayanan itu sendiri. Dalam menjalankan fungsinya Rumah Sakit dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi karyawan, pasien,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

STUDI PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA KUPANG

BAB I PENDAHULUAN. daya secara efisien selama proses pembuatannya hingga pembongkarannya.

KRITERIA BANGUNAN HIJAU DAN TANTANGANNYA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

PENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG REKTORAT ITS

Aplikasi Green Building pada Kantor AMG Tower Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. 1 A. Soni Keraf. ETIKA LINGKUNGAN HIDUP, hal Emil Salim. RATUSAN BANGSA MERUSAK SATU BUMI, hal

KAJIAN FAKTOR-FAKTOR GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. perhatian adalah mengenai konsumsi energi dan mengenai penghematan energi.

STUDI TENTANG PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN TERHADAP KEBERHASILAN BANGUNAN HIJAU

ANTUSIASME PASAR TERHADAP RUMAH BERKONSEP HIJAU DI CITRALAND SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap material bangunan mempunyai siklus hidup, dimulai dari

PENGARUH PARAMETER BANGUNAN HIJAU GBCI TERHADAP FASE PROYEK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Secara umum kontraktor milik BUMN mampu memenuhi indikator green

TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Proyek konstruksi semakin kompleks dan membutuhkan biaya besar,

STUDI AWAL PENERAPAN GREEN SPECIFICATION DI INDONESIA

Mada Asawidya [ ] Yusronia Eka Putri, ST, MT Christiono Utomo, ST, MT, Ph.D

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Green Building Concepts

ANALISIS MENGENAI UPAYA PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA YOGYAKARTA

JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN

Bab III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pegelolaan construction waste untuk mengurangi waste pada

BAB I PENDAHULUAN. Konsep hijau (green) mengacu kepada prinsip keberlanjutan (sustainability)

KAJIAN PEMANFAATAN MATERIAL HABIS PAKAI SEBAGAI SALAH SATU UPAYA MENUJU ARSITEKUR BERKELANJUTAN

ABSTRAK. apartemen, Sea Sentosa

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi. Banyak Negara sudah mulai menerapkan Green Construction dalam

1 BAB I PENDAHULUAN. diiringi dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Beriringan pula dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPENTINGAN STANDAR BANGUNAN HIJAU INDONESIA DAN PENGARUH PENERAPANNYA TERHADAP BIAYA PROYEK SELAMA UMUR BANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel Jumlah Penduduk per Kabupaten di DIY Tahun Kabupaten / Kota Gunung-

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

MEMBANGUN KEBERLANJUTAN DI ORLANDO MAGIC AWAY

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSULTAN DALAM MENENTUKAN DESAIN DAN JENIS BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN (GREEN BUILDING)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BUILDING COUNCIL INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengenai upaya green construction pada proyek konstruksi di Jawa Tengah,

ANALISIS TANTANGAN DAN MANFAAT BANGUNAN HIJAU

ANALISIS ASPEK SUMBER DAN SIKLUS MATERIAL GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK APARTEMEN GRAND KAMALA LAGOON, BEKASI MAHARANI DYAH ALFIANA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

IMPEMENTASI RANTAI PASOK HIJAU PADA MATERIAL PROYEK DALAM MENDUKUNG KONSTRUKSI BERKELANJUTAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan rincian pada bab IV, maka pada bab V ini dapat disimpulkan

Pengembangan Stasiun Pusat RegionaL di Manggarai Jakarta Selatan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang semakin memburuk. Isu ini diperkuat oleh fakta bahwa saat ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESESUAIAN PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION MENURUT KONTRAKTOR DI SURAKARTA

KAJIAN PENERAPAN GREEN BUILDING PADA GEDUNG BANK INDONESIA SURAKARTA.

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

Arsitektur Hijau BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK. mengurangi kenyamanan dari club house itu sendiri.

ISU LINGKUNGAN DAN KENDALA YANG DIHADAPI PROYEK KONSTRUKSI DI BANDA ACEH

Gedung Asrama Kampus II Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Berkonsep Hemat Energi

PANDUAN. AUDIT LINGKUNGAN MANDIRI MUHAMMADIYAH (ALiMM) ENVIRONMENT SELF AUDIT GUIDE MLH PP MUHAMMADIYAH

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Menurut Green Building Council Indonesia (2010) menyebutkan

Pemahaman Masyarakat Mengenai Dampak Pembangunan HunianTerkait Global Warming dan Penerapan Green Building

TINGKAT KENYATAAN DAN HARAPAN RUMAH TINGGAL HEMAT ENERGI MENURUT PERSEPSI KONSUMEN DI PERUMAHAN CITRALAND UTARA SURABAYA

GREEN CONCRETE. (Beton Hijau) Oleh : Rizky Astria, ST

Analisis Penerapan Green Building Studi Kasus : Pembangunan Perumahan Citra Land Denpasar

2. Bangunan Hijau dan Kepentingan Masyarakat Indonesia

Science&Learning&Center!di!Universitas!Mulawarman!! dengan!konsep!green&building!

LAPORAN SURVEY PELAYANAN INFORMASI

BAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA. Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green

KAJIAN ASPEK KEBERLANJUTAN MATERIAL KONSTRUKSI JEMBATAN SELAT SUNDA

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 08 TAHUN 2010 TENTANG KRITERIA DAN SERTIFIKASI BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN

MENGUKUR APRESIASI KONSULTAN ARSITEKTUR MENGENAI KRITERIA RANCANGAN GREEN BUILDING

PERANCANGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN DI KAMPUS 2 PROKLAMATOR UNIVERSITAS BUNG HATTA, PADANG DENGAN TEMA GREEN ARCHITECTURE

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada pemanfaatan green material pada proyek konstruksi di Yogyakarta dapat disimpulkan bahwa : 1. Pemanfaatan green material berdasarkan kriteria pada proyek konstruksi di Yogyakarta secara keseluruhan sudah Cukup Baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata 2,99. 2. Kriteria penggunaan material regional memiliki nilai rata-rata paling tinggi dari keseluruhan kriteria yaitu dengan nilai 4,08 dan standar deviasi 1,15. Hal ini dapat dikatakan penggunaan material regional sudah Baik. Penggunaan material regional tidak terlalu sulit diterapkan karena sebagian besar material yang digunakan berasal dari sekitar proyek. 3. Kriteria penggunaan gedung dan material bekas memiliki nilai rata-rata paling rendah dengan nilai rata-rata 1,67 dan standar deviasi 0,88. Hal ini dapat dikatakan penggunaan gedung dan material bekas Tidak Baik. Penggunaan gedung dan material bekas sangat sulit diterapkan. 4. Pemanfaatan green material pada perusahaan konstruksi di Yogyakarta secara keseluruhan adalah cukup baik. Dengan persentase 73,33% dapat dikategorikan Cukup Baik, 16,67% dikategorikan Baik, 6,67% dikategorikan Tidak Baik, dan 3,33% dikategorikan sangat tidak baik. 47

48 5. Hambatan yang paling besar dalam pemanfaatan green material adalah biaya atau modal dengan nilai rata-rata 3,63 dan standar deviasi 1,16. Hal ini dapat dikatakan Menghambat. Beberapa material yang green memerlukan biaya lebih besar. 6. Hambatan yang paling kecil dalam pemanfaatan green material adalah kesadaran akan pentingnya green material dengan nilai rata-rata 2,20 dan standar deviasi 0,89. Hal ini dapat dikatakan Tidak Menghambat. 5.2 Saran Dari hasil penelitian mengenai studi evaluasi pemanfaatan green material pada konstruksi di Yogyakarta, terdapat beberapa hal yang bisa dijadikan saran, yaitu : 1. Bagi peneliti selanjutnya lebih bisa meneliti pemanfaatan green material berdasarkan segi struktur maupun arsitekturnya. 2. Bagi yang terlibat dalam proyek konstruksi dapat berani mengeluarkan biaya yang besar pada investasi awal. Agar dapat mendukung konsep green building guna mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA Andini, R. (2014). Analisa Pengaruh Penerapan Konsep Green Building Terhadap Keputusan Investasi pada National Hospital Surabaya. Jurnal Teknik Pomits Vol. 3 Berge, B. (2009). The Ecology of Building Materials (second edition), London: Architectural Press. Dianita, R., dkk. (2015). Analisa Pemilihan Material Bangunan dalam Mewujudkan Green Building (Studi Kasus : Gedung Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo) Ervianto, W. I. (2010). Implementasi Pembangunan Berkelanjutan. Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 Ervianto, W. I. (2013). Kajian Kerangka Legislatif Penerapan Green Construction Pada Proyek Konstruksi Gedung Di Indonesia. Institut Teknologi Bandung Green Building Council Indonesia. (2013). GREENSHIP untuk Bangunan Baru Versi 1.2. Ringkasan Kriteria dan Tolak Ukur Indonesia Green Product, diakses 23 Juli 2017, http://www.indonesiagreenproduct.com Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 tahun 2010 Tentang Kriteria dan Sertifikasi Bangunan Ramah Lingkungan Siagian, I. S. (2005). Bahan Bangunan yang Ramah Lingkungan (Salah Satu Aspek Penting Dalam Konsep Sustainable Development). Universitas Sumatera Utara. Sudiartha, K. E., dkk. (2015). Kajian Faktor-Faktoor Green Construction Pada Proyek Konstruksi Gedung Di Kabupaten Badung. Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran Syahriyah, D. R. (2016). Penerapan Aspek Green Material pada Kriteria Bangunan Ramah Lingkungan di Indonesia. Institut Teknologi Bandung 49

LAMPIRAN 50

51 A. DATA RESPONDEN 1. Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan 2. Umur Responden : a. <25 tahun b. 25-30 tahun c. 31-35 tahun d. >35 tahun 3. Pendidikan Terakhir : a. STM/SMU/Sederajat b. D3 Sipil/ Arsitek c. S1 Sipil/ Arsitek d. S2 Sipil/ Arsitek 4. Lama bekerja di : a. <5tahun b. 5-10 thn Perusahaan ini c. 11-15 tahun d. >15 tahun 5. Jabatan Responden : a. Direktur b. Manajer proyek c. Pelaksana lapangan d. Lainnya :.. B. DATA PERUSAHAAN 1. Status Perusahaan : a. BUMN b. Swasta c. Lain-lain,. 2. Usia Perusahaan : a. <5 tahun b. 5-10 tahun Konstruksi c. 11-15 tahun d. >15 tahun Responden nama, cap, dan tanda tangan

52 C. Penerapan Green Material Salah satu upaya untuk mengurangi dampak pemanasan global adalah dengan pembangunan berkelanjutan. Salah satu kriteria bangunan dapat dikategorikan bangunan ramah lingkungan adalah dengan mengunakan material yang ramah lingkungan. Green material memiliki pengertian yang lebih luas dari material ramah lingkungan. Material ramah lingkungan adalah material yang saat digunakan tidak merusak lingkungan. Sedangkan green material meninjau beberapa hal seperti proses pembuatannya ramah lingkungan, tidak menggunakan zat berbahaya bagi lingkungan, tempat produksinya tidak jauh, sehingga tidak membuang banyak karbon, mendukung penghematan energi (Syahriyah, 2016). Green Building Council Indonesia (GBCI) memiliki perangkat penilaian atau yang disebut Greenship. Salah satu kategorinya adalah sumber dan siklus material. D. PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER Dibawah ini terdapat beberapa pertanyaan. Responden dapat memberikan jawaban dengan cara memberikan tanda check ( ) pada salah satu jawaban yang tersedia. Pada masing-masing pertanyaan terdapat 5 alternatif jawaban yang mengacu pada likert rating scale yaitu : Tidak Dilakukan Dilakukan Sepenuhnya 1-----------------------------------------------------5 Dimohon kepada responden untuk memberikan jawaban yang sejujurjujurnya dan sesuai keadaan yang sebenarnya. BAGIAN A

53 No Variabel Penelitian Tingkat Pelaksanaan 1 2 3 4 5 I Penggunaan Gedung dan Material 1 Menggunakan kembali material bekas, baik dari bangunan lama maupun tempat lain, minimal 10% dari total biaya material. II Material Ramah Lingkungan 1 Menggunakan material yang memiliki sertifikat sistem manajemen lingkungan pada proses produksinya minimal bernilai 30% dari total biaya material. 2 Menggunakan material yang merupakan hasil proses daur ulang minimal bernilai 5% dari total biaya material. 3 Menggunakan material yang bahan baku utamanya berasal dari sumber daya (SD) terbarukan misalnya bamboo, atau kayu dengan masa panen jangka pendek (<10 tahun) minimal bernilai 2% dari total biaya material. III Penggunaan Refrigeran tanpa ODP 1 Tidak menggunakan bahan perusak ozon yang tinggi. IV Kayu Bersertifikat 1 Menggunakan bahan material kayu yang bersertifikat legal sesuai dengan Peraturan Pemerintah tentang asal kayu (seperti faktur angkutan kayu olahan/fako, sertifikat perusahaan, dan lain-lain). V Material Prafabrikasi 1 Menggunakan material prefabrikasi sebesar 30% dari total biaya material. VI Material Regional 1 Menggunakan material yang lokasi asal bahan baku utama dan pabrikasinya berada di dalam radius 1.000 km dari lokasi proyek minimal bernilai 50% dari total biaya material. 2 Menggunakan material yang lokasi asal bahan baku utama dan pabrikasinya berada dalam wilayah Republik Indonesia bernilai minimal 80% dari total biaya material. BAGIAN B

54 No Hambatan Perusahaan Konstruksi dalam Pemanfaatan Green Material 1 Biaya atau Modal 2 Kesadaran akan pentingnya green material 3 Pengetahuan, informasi, dan kompetensi akan green material 4 Kesulitan mendapatkan kepastian bahwa material yang digunakan adalah material ramah lingkungan Tingkat Hambatan 1 2 3 4 5 Keterangan : Sangat Tidak Menghambat Sangat Menghambat 1-----------------------------------------------------5