TINJAUAN PUSTAKA. satu periode. Menurut Gunawan dalam Haruman dan Sri (2007: 3), anggaran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai. secara sistematis untuk satu periode.

Motivasi : proses yg berperan pada intensitas, arah, dan lamanya berlangsung upaya individu, ke arah pencapaian sasaran.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembuatan panitia, pengumpulan dan pengklasifikasian data, pengajuan

BAB I PENDAHULUAN. mulai mencoba mengenalkan konsep baru dalam pengelolaan urusan publik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) merupakan pusat. pertanggungjawaban yang dipimpin oleh kepala satuan kerja dan

BAB I PENDAHULUAN. efisian sehingga tujuan organisasi dapat tercapai (Mardiasmo, 2002 :45).

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan sumber daya manusia aparatur yang memiliki kompetensi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. bidang. Kinerja yang dicapai oleh organisasi pada dasarnya adalah prestasi para

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah di Indonesia yang didasarkan pada undang-undang nomor

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah untuk senantiasa tanggap dengan lingkungannya, dengan berupaya

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran menurut Weiss (1990 ) dalam Robbins dan Judge (2008)

BAB I PENDAHULUAN. harus mengembangkan lebih dahulu perencanaan strategis. Melalui perencanaan

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2016

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. situasi atau organisasi (perusahaan) tertentu. Dalam partisipasi penyusunan anggaran,

suatu kegiatan/ program/ kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi digunakan dalam pengendalian disiapkan dalam rangka menjamin bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. usaha, begitu pula untuk pemerintahan agar dapat menjalankan fungsinya sebenarbenarnya.

BAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang karyawan agar karyawan tersebut dapat tergerak untuk melakukan

DEFINISI MOTIVASI. Proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan usaha seorang. Komponen Motivasi : Intensitas, arah dan ketekunan

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pemerintahan merupakan salah satu organisasi yang non profit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja

MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS. Minggu ke tujuh

BAB I PENDAHULUAN. operasi perusahaan. Begitu juga dengan dinas-dinas yang bernaungan disektor

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 88 TAHUN 2007

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

KONSEP-KONSEP MOTIVASI DASAR

1.1. Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Stoner (1992), Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penempatan merupakan proses menempatkan orang-orang yang tepat pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

MOTIVASI. Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Internal Kegiatan yang dapat diamati Kepuasan Eksternal. Motivasi. Hambatan pencapai Tujuan Mengurangi Tekanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan ekonomi untuk daerah maupun kebijakan ekonomi untuk pemerintah

BAB1 PENDAHULUAN. Akuntabilitas merupakan prinsip pertanggungjawaban yang berarti bahwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RANCANGAN RENCANA KERJA KANTOR KECAMATAN TIRTOYUDO KABUPATEN MALANG TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Panin Sekuritas merupakan salah satu Perusahaan Efek terkemuka yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian budaya organisasi. Robbins dan Timoty (2008:256)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya

II. TINJAUAN PUSTAKA.1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Bab 9 Memotivasi & Memimpin Karyawan

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran sebagai salah satu alat bantu manajemen memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI PADA DINAS PERTAMBANGAN PEMDA KABUPATEN BOGOR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MOTIVASI. MOTIVASI keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan tertentu untuk mencapai tujuan

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan sistem imbalan nonfinansial terhadap motivasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Materi 11 Memotivasi & Memimpin Karyawan. by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM.

BAB I PENDAHULUAN. sektor publik, termasuk diantaranya Pemerintah Kota. Anggaran tujuan

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN & HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semangat reformasi telah mendorong para pemimpin bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggara negara atas kepercayaan yang diamanatkan kepada mereka. Hal ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Pengertian Manajemen Sumber Daya. perusahaan, karyawan, dan masyarakat.

BAB II LANDASAN TEORI. disamakan. Pemimpin merupakan individu sedangkan kepemimpinan merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

Konsep Konsep Motivasi BAHAN AJAR 7

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatakan wujud dari penyelenggaraan otonomi daerah adalah

RENSTRA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA TAHUN

Konsep - Konsep Motivasi Dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Pokok Bahasan : Motivasi Sub Pokok Bahasan : Pengertian, Teori Motivasi,Bentuk Motivasi, Jenis Motivasi, Tantangan dan Alat2 Motivasi

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

Rencana Strategis BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh sistem yang terdapat dalam perusahaan tersebut. Dengan bertambah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. perilaku seseorang untuk berbuat. Sedangkan motif dapat dikatakan suatu driving force yang

RENCANA KERJA KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG TAHUN 2014 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PT. WANGSA JATRA LESTARI PAJANG KARTASURA

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Fungsi Anggaran 1. Pengertian Anggaran Anggaran merupakan serangkaian perencanaan yang dijadikan pedoman untuk mengukur kinerja. Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005, anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan yang diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu periode. Menurut Gunawan dalam Haruman dan Sri (2007: 3), anggaran adalah suatu pendekatan formal dan sistematis daripada pelaksanaan tanggung jawab manajemen didalam perencanaan, koordinasi, dan pengawasan. Sebelum menyusun anggaran, organisasi harus mengembangkan rencana strategis yang diterjemahkan dalam tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Hal ini akan membantu dalam pengimplementasian anggaran sesuai komitmen organisasi. 2. Fungsi Anggaran Menurut Bastian (2006: 164), anggaran berfungsi sebagai berikut: a. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja b. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan di masa mendatang c. Anggaran sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit kerja dan mekanisme kerja antara atasan dan bawahan d. Anggaran sebagai alat pengendalian unit kerja e. Anggaran sebagai alat motivasi dan persuasi tindakan efektif dan efisien dalam pencapaian visi organisasi

f. Anggaran merupakan instrumen politik g. Anggaran merupakan instrumen kebijakan fiskal B. Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran Partisipasi merupakan konsep keterlibatan anggota atau bawahan dalam pengambilan keputusan. Partisipasi ini dibutuhkan dalam penyusunan anggaran. Ini menggambarkan kepedulian dalam perencanaan strategi penyusunan dan pelaksanaan anggaran. Menurut Ulum (2004:112), anggaran merupakan alat ekonomi terpenting yang dimiliki pemerintah untuk mengarahkan perkembangan sosial dan ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Penyusunan anggaran didasarkan pada kinerja yang menggambarkan klasifikasi anggaran sesuai kegiatan dan fungsi. Jadi, setiap SKPD harus menyusun anggaran yang mengacu pada rencana strategik. Secara umum dapat diterangkan bahwa anggaran daerah disusun berdasarkan rencana kerja daerah yang telah disusun baik rencana kerja jangka panjang (RPJP), rencana kerja jangka menengah (RPJM), dan rencana kerja pembangunan daerah (RKPD). Pada tingkat SKPD, anggaran juga disusun berdasarkan rencana jangka menengah SKPD yang sering disebut renstra SKPD. Renstra SKPD dan RKPD menjadi acuan bagi SKPD untuk menyusun rencana kerja (renja) SKPD. Renstra SKPD disusun dengan cara rapat para anggota SKPD serta mengacu kepada RPJP dan RPJM baik nasional maupun daerah. Satuan kerja perangkat daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran atau pengguna barang.

C. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Pemerintah Anggaran memiliki fungsi penting dalam mengukur kinerja. Tingkat kesejahteraan masyarakat dipengaruhi oleh keputusan yang diambil oleh pemerintah melalui anggaran yang dibuat. Aspek penganggaran mengantisipasi pendapatan dan belanja yang mengarah kepada perencanaan masa yang akan datang. Dalam sebuah negara demokrasi, pemerintah mewakili kepentingan rakyat, uang yang dimiliki pemerintah adalah uang rakyat dan anggaran menunjukkan rencana pemerintah untuk membelanjakan uang rakyat tersebut. Kejelasan sasaran anggaran akan mempermudah aparat Pemerintah Daerah dalam menyusun anggaran untuk mencapai target-target anggaran yang telah ditetapkan. Anggaran sebagai alat pengendali bagi aparat pemerintah dalam menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab.sehingga kinerja yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan. Kinerja tersebut dinilai dari pencapaian target anggaran dan cara pengimplementasiannya. Partisipasi anggaran diperlukan dalam mengelola sumber daya daerah dan potensi yang ada seefektif mungkin. D. Komitmen Luthans (2006: 249) menyatakan bahwa, komitmen organisasi paling sering diartikan sebagai keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu, keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi, keyakinan tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi. Komitmen sebagai fondasi dasar dalam menjalankan suatu organisasi.

Komitmen terwujud dalam bentuk visi dan misi yang telah ditetapkan sebelumnya. Visi dan misi harus terstruktur dan terukur sehingga dapat diaktualisasikan dalam kinerja organisasi. Tanpa komitmen suatu organisasi tidak dapat berjalan dengan baik, karena komitmen sebagai tujuan dasar yang memberikan alasan tentang keberadaan suatu organisasi. Komitmen mencerminkan tujuan jangka panjang agar organisasi memiliki kelangsungan hidup yang jelas termasuk dalam menyusun anggaran. E. Pengaruh komitmen Terhadap Kinerja Pemerintah Kinerja SKPD pemerintah daerah akan lebih terorganisir baik dengan adanya komitmen. Mereka akan memiliki pemahaman tentang tugasnya. Aparat pemerintah daerah tersebut akan terlibat dalam pekerjaan yang penuh tanggung jawab. Tapi, pekerjaan tersebut tidak sebagai beban semata melainkan tugas dalam pelayanan publik. Untuk itu, komitmen harus dijalankan dengan semestinya. F. Pengertian dan Teori-Teori Motivasi 1. Pengertian Motivasi Menurut French dan Raven dalam Sule dan Kurniawan (2005: 235), motivasi adalah sesuatau yang mendorong seseorang untuk menunjukkan perilaku tertentu. Krietner (2005: 248), motivasi adalah proses-proses psikologis meminta mengarahkan, arahan, dan menetapkan tindakan sukarela yang mengarah pada tujuan. Robins (2006: 213), motivasi didefinisikan

sebagai proses yang ikut menentukan intensitas, arah, dan ketekunan individu dalam usaha mencapai sasaran. Intensitas terkait seberapa jauh seseorang berusaha, yang memiliki arah yang jelas dan waktu untuk mencapai sasaran tersebut. Motivasi sebagai alat pemberi semangat yang meningkatkan kinerja. 2. Teori-Teori Motivasi a. Teori Hierarki Kebutuhan Teori ini dikemukakan oleh Abraham Maslow dalam Robins (2006: 214) sebagai berikut: 1) fisikologis, antara lain rasa lapar, haus, perlindungan (pakaian dan perumahan), seks, dan kebutuhan jasmani lainnya, 2) keamanan, mencakup keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional seperti, tunjangan di hari tua, 3) sosial, mencakup kasih sayang, rasa memiliki, diterima baik, dan persahabatan, 4) penghargaan, mencakup faktor penghormatan diri seperti harga diri, otonomi dan prestasi, serta faktor penghormatan dari luar seperti status, pengakuan dan perhatian, dan 5) aktualisasi diri, dorongan untuk menjadi seseorang atau sesuatu sesuai ambisinya yang mencakup pertumbuhan, pencapaian potensi, dan pemenuhan kebutuhan diri. Kebutuhan ini barlaku secara hierarkis, berarti dimulai dari tingkatan paling bawah (kebutuhan fisik) sampai tingkatan tinggi (aktualisasi diri). b. Teori X dan Teori Y Douglas McGregor dalam Robins (2006: 215) mengemukakan dua pandangan yang jelas berbeda mengenai manusia. Lanjutnya, pada dasarnya yang satu negatif ditandai dengan Teori X dan yang lain positif ditandai dengan Teori Y. Teori X mencakup tentang asumsi bahwa, karyawan secara inheren tidak menyukai kerja dan bila dimungkinkan

akan mencoba menghindarinya; karena tidak menyukai kerja, mereka harus diperiksa, diawasi, atau diancam hukuman; karyawan akan menghindari tanggung jawab dan mencari pengarahan formal bila perlu; dan kebanyakan karyawan menempatkan keamanan diatas semua faktor lain yang terkait dengan kerja dan akan menunjukkan ambisi yang rendah. Teori Y mengasumsikan karyawan dapat memandang kerja sebagai kegiatan alami yang sama dengan istirahat atau bermain; orang-orang akan melakukan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka memiliki komitmen pada sasaran; rata-rata orang dapat belajar untuk mencoba bahkan mengusahakan dan bertanggung jawab; serta kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif menyebar luas kesemua orang dan tidak hanya milik mereka yang berada dalam posisi manajemen. c. Teori Dua Faktor Frederick Herzberg dalam Sule dan Kurniawan (2005: 245) mengemukakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu: 1) faktor yang mendorong kepada kepuasan dalam pekerjaan (motivating factors) adalah berbagai kebutuhan yang terdapat dalam seseorang yang menuntut untuk terpenuhi sehingga jika terpenuhi akan mendorong tercapainya kepuasan seseorang dalam pekerjaannya. Contoh: kesempatan berprestasi, pengakuan dalam lingkungan kerja, dan kesempatan dalam mengembangkan diri, dan 2) faktor yang mendorong kepada ketidakpuasan dalam pekerjaan (hygien factors) adalah kebutuhan yang terdapat dalam seseorang akan kondisi dari lingkungan pekerjaannya, yang jika kebutuhan akan kondisi lingkungan yang diinginkan tidak terpenuhi, maka dirinya akan mengalami ketidakpuasan dalam pekerjaannya. Contoh: gaji atau upah yang tidak layak, hubungan dengan rekan yang tidak baik, tidak adanya penghargaan dan sebagainya.

d. Teori ERG Aldefer beragumen tentang motivasi pada teori ERG dalam Robins (2006: 221), bahwa ada 3 kelompok kebutuhan yang utama yaitu: 1) eksistensi, memperhatikan tentang penberian persyaratan keberadaan materil dasar kita seperti kebutuhan fisik dan keamanan dalam Maslow, 2) keterhubungan, hasrat yang memiliki untuk memelihara hubungan antar pribadi yang penting atau interaksi dengan orang lain seperti kebutuhan sosial dalam Maslow, dan 3) pertumbuhan, hasrat instrisik untuk perkembangan pribadi yang mencakup kebutuhan penghargaan dan aktualisasi diri dalam Maslow. e. Teori Kebutuhan McClellan Teori kebutuhan ini dikemukakan oleh McClellan dalam Robins (2006: 222) berfokus pada: 1) kebutuhan akan berprestasi yaitu dorongan untuk unggul,untuk berprestasiberdasar seperangkat standar untuk berusaha keras supaya sukses, 2) kebutuhan akan kekuasaan yaitu kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara yang sedemikian rupa sehingga tidak berperilaku sebaliknya, 3) kebutuhan akan kelompok pertemanan yaitu hasrat untuk hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. G. Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Pemerintah Motivasi membangkitkan semangat kerja anggota organisasi karena motivasi terkait dengan faktor-faktor yang mendorong tenaga kerja untuk berperilaku dan menunjukkan prestasi dalam pekerjaan. Perilaku yang diharapkan dapat menghasilkan kinerja terbaik dalam pemerintahan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai tindakan antisipasi atas kinerja yang tidak memuaskan. Para aparat

pemerintah daerah akan merasa bahwa usahanya perlu ditingkatkan lagi agar kegagalan tidak terulang. H. Kinerja SKPD Pemerintah Daerah Bastian (2006: 274), kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi. SKPD (satuan kerja perangkat daerah) merupakan pusat pertanggungjawaban yang dipimpin oleh seorang kepala satuan kerja dan bertanggung jawab atas entitasnya. Kumorotomo (2005:103), mengungkapkan kinerja organisasi publik adalah hasil akhir (output) organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, transparan dalam pertanggungjawaban, efisien, sesuai dengan kehendak pengguna jasa organisasi, visi dan misi organisasi, berkualitas, adil, serta diselenggarakan dengan sarana dan prasarana yang memadai. Budaya pengukuran kinerja SKPD mempertinggi pertanggungjawaban sekaligus menjamin pengendalian yang lebih baik. Kinerja diukur secara berkelanjutan sebagai umpan balik sehingga memperbaiki kualitas pelayanan publik pada pemerintah daerah. Dengan begitu, SKPD akan mengetahui prestasinya secara objektif dalam suatu periode waktu tertentu. Sistem akuntansi pemerintahan daerah yang ditetapkan mengacu kepada peraturan daerah tentang pengelolaan keuangan daerah sesuai Standar Akuntansi Pemerintah. Peraturan tersebut akan menjadi acuan komitmen pemerintah daerah. Komitmen dapat berubah seiring dengan perubahan peraturan perundangundangan dalam hal untuk perbaikan kualitas kinerja.

I. Penelitan Terdahulu Penelitian ini mendapat ide dan pengetahuan dari penelitian terdahulu yang beragam. Penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti (Tahun Penelitian) 1. Khairul Makhyar Batubara (2008) Judul Penelitian Pengaruh Partisipasi Anggaran, dan Motivasi Terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Siantar Top Tbk. Cabang Medan. Variabel Penelitian Dependen variabel: kinerja manajerial Independen variabel: partisipasi anggaran dan motivasi. Hasil Penelitian Partisipasi anggaran memberikan pengaruh yang negatif terhadap kinerja manajerial, sedangkan motivasi membawa pengaruh yang positif terhadap kinerja manajerial. 2. Essy Refika (2009) Pengaruh Partisipasi Anggran dan Komitmen Terhadap Kinerja SKPD Pemerintah Kota Binjai. Dependen variabel: kinerja SKPD Independen variabel: partisipasi anggaran dan komitmen. Partisipasi anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja SKPD, sedangkan komitmen organisasi membawa pengaruh positif signifikan terhadap kinerja

3. Elsa Fitri Syuriani (2009) Sumber: Diolah oleh peneliti, 2010 Pengaruh Partisipasi Anggarn dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintah Kota Padang Panjang Dependen variabel: kinerja SKPD Independen variabel: partisipasi anggaran dan komitmen. SKPD. Partisipasi anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja SKPD, sedangkan komitmen organisasi membawa pengaruh positif signifikan terhadap kinerja SKPD. Penelitian ini merupakan replika dari penelitian sebelumnya. Penelitian terdahulu menggunakan dua variabel independen yaitu partisipasi anggaran dan komitmen atau partisipasi anggaran dan motivasi. Penelitian ini menggabungkan variabel independen menjadi tiga yaitu partisipasi anggaran, komitmen, dan motivasi terhadap kinerja SKPD di Kabupaten Dairi dan menggunakan sampel yang sama dengan penelitian Essy Refika (2009) yaitu sekretaris dan kepala bidang setiap dinas. J. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual Sejak diberlakukannya anggaran daerah yang berorientasi pada kinerja maka partisipasi dan pertanggungjawaban pemerintah pada masyarakat sebagai stakeholders daerah menjadi sangat penting. Anggaran yang dibuat

dan digunakan dapat dipandang pengaruhnya terhadap kinerja dari hasil yang telah dicapai. Aktivitas pemerintah tidak lagi berorientasi pada tingkat pemerintah di atasnya melainkan pada kepentingan dan pertanggungjawaban publik. Partisipasi anggota SKPD dibutuhkan dalam menyusun anggaran. Partisipasi tersebut menunjukkan adanya keterlibatan mereka dalam memberikan kontribusi melalui usulan dan saran dalam rangka memperbaiki kinerja pemerintah. Komitmen mempengaruhi kinerja pemerintah. Komitmen sebagai alasan keberadaan suatu organisasi. Komitmen berarti kemauan dengan kesadaran pribadi untuk menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab, ikhlas terhadap pekerjaan, dan paham akan tujuan organisasi. Komitmen seseorang didalam suatu organisasi akan dapat terlihat dari kinerjanya dalam menyelesaikan seluruh tanggung jawabnya. Motivasi juga dapat meningkatkan kinerja pemerintah. Motivasi sebagai dorongan bagi setiap anggota dalam menumbuhkan semangat kerja sehingga dapat mencapai prestasi yang diharapkan. Dengan demikian, kinerja (Y) itu sendiri dapat dipengaruhi oleh partisipasi anggaran (X 1 ), komitmen organisasi (X 2 ) dan motivasi (X 3 ). Penelitian ini merupakan suatu kajian yang berangkat dari berbagai konsep teori dan kajian penelitian yang mendahuluinya. Untuk menyederhanakan alur pemikiran tersebut maka kerangka pemikiran ini akan digambar seperti gambar 2.1.

Partisipasi Anggaran (X1) Partisipasi Anggaran (X1) Komitmen (X2) H1 H2 H3 Kinerja SKPD (Y) Motivasi (X3) H4 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber: Diolah oleh peneliti, 2010 Gambar diatas menggambarkan pengaruh partisipasi anggaran, komitmen, dan motivasi terhadap kinerja pemerintah secara parsial (H1, H2, H3) maupun secara simultan (H4). 2. Hipotesis Penelitian Menurut Erlina (2008: 49), hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud diuji secara empiris. Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual diatas, maka hipotesis dari penelitian ini sebagai berikut: Partisipasi Anggaran, Komitmen dan Motivasi secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap Kinerja SKPD Pemerntah Kabupaten Dairi.