BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kayu adalah suatu material yang merupakan produk hasil metabolisme organisme hidup yaitu tumbuhan (Praptoyo, 2010). Kayu termasuk salah satu hasil sumber daya alam berupa bahan mentah yang dapat dengan mudah diproses untuk dijadikan berbagai macam produk industri hasil hutan. Akasia merupakan genus besar yang terdapat sekitar 1500 spesies dan termasuk dalam famili Fabaceae. Akasia tersebar di daerah panas dan kering di seluruh dunia, sebagian besar pada zona tropis dan sup-tropis. Acacia mangium, Acacia auriculiformis dan hibrida dari kedua spesies tersebut dapat dipertimbangkan sebagai spesies fast growing yang penting untuk hutan tanaman bagi negara-negara tropis (Kim et al. 2009). Akasia auri (Acacia auriculiformis Cunn. ex Benth) merupakan tanaman alternatif penyedia bahan baku industri hasil hutan yang dapat tumbuh pada kondisi yang sangat jelek didaerah tropis dan mempunyai daur hidup pendek. Tanaman ini memiliki ciri khas yang mampu melakukan self-pruning dengan baik. Kayu akasia auri sangat baik untuk kayu bakar, arang, pulp dan konstruksi ringan (Joker, 2001). Menurut Sastroamidjojo (1976) kayu akasia auri memiliki bentuk batang bengkokbengkok dan percabangan awal sangat rendah. Ini dapat menjadi kelemahan bagi kayu akasia auri karena dengan batang yang bengkok dan percabangan awal yang sangat rendah maka kayu yang dapat dimanfaatkan tidak optimal. Sementara kayu 1
2 akasia mangium juga relatif adaptif dan dapat bertahan dalam berbagai kondisi lahan. A. mangium yang didapatkan dengan teknik silvikultur yang baik akan memiliki bentuk batang yang lurus. A. mangium memiliki kelemahan tertentu seperti mudah terserang penyakit busuk akar dan busuk hati. Hibridisasi ditujukan pada tiap persilangan dari dua individu yang berbeda secara genetik dan mengarah pada keturunan hibrid (Rieger et al. 1968, dalam Awang dan Taylor, 1993). Hibrida secara alami antara A. auriculiformis dan A. mangium pertama kali ditemukan di Hutan Tanaman Sabah (Malaysia Timur) (Yamada et al. 1990 dalam Yong et al. 2011). Wong et al (2012) menyebutkan bahwa hibrida antara A. auriculiformis x A. mangium muncul sebagai pohon hutan yang penting untuk produksi pulp kayu di Asia Tenggara. Akasia hibrida (A. auriculiformis x A. mangium) memiliki batang yang lurus dan perumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan induknya (Kim et al. 2009). Akasia hibrida juga memiliki pertumbuhan yang cepat dan produktif serta lebih tahan terhadap penyakit busuk hati (Rokeya et al, 2010). Dari beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan, terlihat bahwa akasia hibrida memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan A. auriculiformis atau A. mangium. Secara ringkas, dapat dikatakan bahwa akasia hibrida memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan induknya, bentuk batang yang lurus, berat jenis yang lebih baik dari A. mangium, dan lebih tahan terhadap penyakit busuk hati. Untuk meningkatkan nilai hutan tanaman akasia baik dari segi penggunaan kayu dan manfaat lingkungan, maka perlu dengan memperbesar diameter pohon dengan bertambahnya usia rotasi dan memeriksa kemungkinan penggunaan sebagai kayu
3 solid (Kim, 2008). Selain digunakan sebagai bahan baku pulp dan kertas, kayu akasia hibrida dilaporkan cocok digunakan sebagai bahan papan partikel dan MDF (Medium-Density Fiberboard) (Kim et al. 2011). Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (BBPBPTH Yogyakarta) melakukan suatu upaya dengan membuat HSO (Hybrid Seed Orchard) di Hutan Ketu, Wonogiri, Jawa Tengah untuk mendapatkan pohon akasia hibrid. HSO tersebut dirancang dengan cara menanam pohon secara berseling antara A. auriculiformis dan A. mangium. Benih yang ditanam pada HSO berasal dari kebun benih A. auriculiformis dan A. mangium. Dalam pertumbuhannya dijumpai tanaman-tanaman yang mempunyai ciri morfologi berbeda dengan A. mangium maupun A. auriculiformis. Tanamantanaman tersebut berdasarkan ciri morfologinya adalah tanaman hibrida. Tanaman yang terletak pada baris A. auriculiformis diduga tanaman tersebut adalah hibrida A. auriculiformis x A. mangium) sedangkan tanaman yang terletak pada baris A. mangium diduga adalah hibrida A. mangium x A. auriculiformis. Kim et al. 2009 mengemukakan bahwa akasia hibrida (A. auriculiformis x A. mangium) tumbuh 1,5 sampai 1,6 lebih besar pada diameter yang dihasilkan dan 1,3 sampai 1,4 lebih tinggi dari A. auriculiformis. Akasia hibrida juga tumbuh lebih cepat dari A. mangium tetapi hanya 1,2 sampai 1,3 lebih besar diameternya dan 1,1 sampai 1,2 pada ketinggian yang dihasilkannya. Karakteristik morfologi pohon akasia hibrida berada diantara kedua induknya, contohnya hibrida dengan A. auriculiformis sebagai induk betina dan A. mangium sebagai induk jantan akan memiliki daun yang lebih kecil dan kulit yang lebih tipis.
4 Menurut Tsoumis (1991), sifat-sifat kayu bervariasi baik dalam satu pohon maupun antar pohon. Variasi dalam satu pohon terjadi pada arah vertikal yaitu dari pangkal ke ujung dan arah horisontal yaitu dari empulur menuju kulit. Casey (1960) menyatakan bahwa dimensi serat kayu seperti panjang, diameter, dan tebal dinding serat bervariasi menurut spesies, letaknya dalam pohon, dan juga kondisi pertumbuhan pohonnya. Pada kedudukan radial variasi sifat-sifat kayu disebabkan oleh keadaan lingkungan dan perbedaan musim tumbuh yang selalu berubah, serta adanya kehadiran kayu juvenil (Bowyer et al. 2007). Dikarenakan masih sedikitnya informasi tentang ciri dan struktur kayu akasia hibrida (A. auriculiformis x A. mangium) hasil persilangan alami yang didapat dari Hutan Ketu, Wonogiri, Jawa Tengah maka perlu adanya penelitian tentang salah satu sifat dari kayu ini, khususnya dilihat dari sifat struktur dan anatominya. Penelitian struktur dan anatomi kayu ini bertujuan untuk mengetahui proporsi sel dan dimensi serat kayu akasia hibrida pada letak aksial dan radial batang. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat untuk menentukan sifat dasar anatomi kayu akasia hibrida yang dapat digunakan sebagai dasar penentuan pemanfaatan kayu sesuai dengan sifat yang dimilikinya.
5 1.2 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui variasi proporsi sel dan dimensi serat kayu akasia hibrida hasil persilangan alami Acacia auriculiformis x Acacia mangium pada letak aksial. 2. Mengetahui variasi proporsi sel dan dimensi serat kayu akasia hibrida hasil persilangan alami Acacia auriculiformis x Acacia mangium pada letak radial. 3. Mengetahui periode juvenil pada kayu akasia hibrida hasil persilangan alami Acacia auriculiformis x Acacia mangium. 4. Mengetahui ciri makroskopis dan mikroskopis kayu akasia hibrida hasil persilangan alami Acacia auriculiformis x Acacia mangium pada letak aksial dan radial. 1.3 Manfaat Penelitian Dapat memberikan informasi mengenai sifat anatomi kayu akasia hibrida hasil persilangan alami Acacia auriculiformis x Acacia mangium dari KHDTK Wonogiri - Jawa Tengah sehingga dalam penggunaannya dapat disesuaikan dengan struktur anatomi kayunya untuk meningkatkan nilai dari produk yang dihasilkan.