PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON/TAHUN BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN BUTANOL PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS TON/TAHUN

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

NASKAH PUBLIKASI PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON/TAHUN

NASKAH PUBLIKASI PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN N-BUTANOL DENGAN KATALIS ASAM SULFAT KAPASITAS 12.

Prarancangan Pabrik Isobutil palmitat dari Asam palmitat dan Isobutanol Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. desinfektan, insektisida, fungisida, solven untuk selulosa, ester, resin karet,

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Alumunium Sulfat dari Asam Sulfat dan Kaolin Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Dioctyl Phthalate dari Phthalic Anhydride dan 2-Ethyl Hexanol Kapasitas Ton per Tahun

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat - Natrium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

1 Prarancangan Pabrik n-butil Metakrilat dari Asam Metakrilat dan Butanol dengan Proses Esterifikasi Kapasitas ton/tahun Pendahuluan

1.2 Kapasitas Pabrik Untuk merancang kapasitas produksi pabrik sodium silikat yang direncanakan harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu:

DESKRIPSI PROSES. pereaksian sesuai dengan permintaan pasar sehingga layak dijual.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran dengan Proses Kontinyu Kapasitas 25.

BAB I PENDAHULUAN. Amar Ma ruf D

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat-Sodium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

PRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL METAKRILAT DARI ASAM METAKRILAT DAN BUTANOL DENGAN PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik

BAB I PENDAHULUAN. adalah produksi asam akrilat berikut esternya. Etil akrilat, jenis ester

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Sodium Dodekilbenzena Sulfonat dari Dodekilbenzena dan Oleum 20% Kapasitas Produksi ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN D

LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK PRA RANCANGAN PABRIK ASAM BENZOAT DENGAN PROSES HIDROLISIS BENZO TRIKLORIDA KAPASITAS 60.

BAB I PENDAHULUAN. Kiswari Diah Puspita D

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Butil Akrilat dari Asam Akrilat dan Butanol Kapasitas Ton per Tahun. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan Air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.

Prarancangan Pabrik Trisodium Fosfat dari Asam Fosfat, Sodium Karbonat, dan Sodium Hidroksida dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Isopropanolamin dari Propilen Oksida dan Amonia Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Metil Akrilat Dari Metanol Dan Asam Akrilat Dengan Proses Esterifikasi Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK ASAM FORMIAT DARI METIL FORMAT DAN AIR KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Kapasitas Pabrik Dalam pemilihan kapasitas pabrik acetophenone ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yaitu:

I. PENDAHULUAN. bahan tambahan yang disebut dengan plasticizer, yaitu bahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Sodium DodekilBenzena Sulfonat Dari DodekilBenzena Dan Oleum 20% dengan Kapasitas ton/tahun.

Prarancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Mononitrotoluen dari Toluen dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas 55.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dengan Proses Monsanto Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sektor industri telah menuntut semua negara ke arah industrialisasi. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Gliserol dari Epiklorohidrin dan NaOH Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik

Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Bromopropiopenon dari Propiopenon dan Bromida Kapasitas ton/tahun

Laporan Tugas Akhir Perancangan Pabrik Butil Asetat Dari Butanol dan Asam Asetat Kapasitas Ton/Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK DIMETIL ETER DARI METANOL KAPASITAS TON/TAHUN

Dalam pemilihan kapasitas rancangan pabrik DME memerlukan beberapa pertimbangan yang harus dilakukan, antara lain:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asetat Anhidrid dari Aseton dan Asam Asetat Kapasitas Ton/Tahun A. LATAR BELAKANG

Prarancangan Pabrik Natrium Difosfat Heptahidrat Dari Natrium Klorida dan Asam Fosfat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, pemanfaatan sumber daya alam yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK. Pemilihan lokasi pabrik merupakan hal yang sangat penting dalam

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. teknologi proses. Secara garis besar, sistem proses utama dari sebuah pabrik kimia

Prarancangan Pabrik Aluminium Fluorida dari Asam Fluosilikat dan Aluminium Hidroksida Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL OLEAT DARI ASAM OLEAT DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON / TAHUN

BAB II PERANCANGAN PRODUK

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Perkloroetilen dari Propana dan Klorin Kapasitas ton/tahun BAB I

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

Laporan Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Amil Asetat Dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK DIKLOROBUTANA DARI TETRAHIDROFURAN KAPASITAS TON PER TAHUN

Prarancangan Pabrik Aluminium Fluorida dari Asam Fluosilikat dan Aluminium Hidroksida Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan pabrik isopropil asetat dari asam asetat dan propilen kapasitas ton / tahun

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Laporan Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Monochlorobenzene dari Benzene dan Chlorine Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Disodium Phosphate Heptahydrate Dari Sodium Carbonate dan Phosphoric Acid Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

Prarancangan Pabrik Kalsium Klorida dari Kalsium Karbonat dan Asam Klorida Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol Dengan Proses Hidrasi Menggunakan Katalis Asam, Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Formiat dari Metil Format dan Air dengan Proses Bethlehem Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Laktat dari Molases dengan Proses Fermentasi Kapasitas ton/tahun

Prarancangan Pabrik Disodium Phosphate Heptahydrate Dari Sodium Carbonate dan Phosphoric Acid Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dari Metanol dan Karbon Monoksida Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Laporan Tugas Akhir PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM NITRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM NITRAT KAPASITAS TON/TAHUN

Prarancangan Pabrik Kloroform dari Sodium hidroksida, Klorin, dan Aseton dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM NITRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM NITRAT KAPASITAS TON/TAHUN

BAB II URAIAN PROSES. Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol,

Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Asam Fenil Asetat dari Benzil Sianida dan Asam Sulfat Kapasitas ton/tahun. Pendahuluan

Prarancangan Pabrik Diamil Phthalat dari Amil Alkohol dan Phtalic Anhidrid dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

Prarancangan Pabrik Kaprolaktam dari Asam Benzoat Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK METIL METAKRILAT DARI ASETON SIANOHIDRIN 1 DAN METANOL KAPASITAS TON/TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BAB II DISKRIPSI PROSES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENGANTAR. Gambar I.1. Struktur Kimia Formamid

Prarancangan Pabrik Nitrogliserin dengan Proses Biazzi Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Formiat Dari Metil Format dan Air dengan Proses Bethlehem Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

Prarancangan Pabrik Linier Alkil Benzena dengan Proses Detal Kapasitas Ton/Tahun Pendahulan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengakibatkan konsumsi minyak goreng meningkat. Selain itu konsumen

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Sebagai salah satu negara berkembang Indonesia banyak melakukan pengembangan di segala bidang, salah satunya adalah pembangunan di bidang industri, termasuk industri kimia. Pasar bebas yang dibuka seluas-luasnya merupakan salah satu alternatif agar terbangun industri yang kompetitif. Salah satu industri kimia yang dinilai prospektif adalah plasticizer. Plasticizer merupakan salah satu bahan penunjang bagi industri plastik, khususnya yaitu untuk PVC ( polyvinyl chloride) yang berfungsi membentuk sifat kekenyalan atau keliatan agar barang-barang dari plastik menjadi kenyal, mudah dibentuk dan tidak mudah pecah atau patah. Dibutyl phthalate merupakan salah satu jenis plasticizer yang digunakan di Indonesia. Dibutyl phthalate merupakan salah satu plasticizer hasil reaksi antara phthalate anhydride dan 2 molekul n-butanol dengan reaksi esterifikasi yang disertai pengeluaran air, (Keyes,1975): H 2 SO 4 C 6 H 4 (CO) 2 + 2C 4 H 9 OH C 6 H 4 (COOC 4 H 9 ) + H 2 O Phthalate Anhydride n-butanol Dibutyl Phthalate Air Dengan menggunakan katalis asam sulfat, maka reaksi berlangsung cepat, sehingga kemungkinan terjadinya reaksi samping sangat kecil. Produk yang diperoleh dari reaksi esterifikasi adalah 99% dibutyl phthalate. Pendirian pabrik dibutyl phthalate di Indonesia didasarkan oleh beberapa hal sebagai berikut: Menciptakan lapangan pekerjaan sehingga dapat mengurangi jumlah angka pengangguran 1

2 Meningkatkan pendapatan negara dari sektor industri, serta dapat menghemat devisa negara Mengurangi ketergantungan terhadap negara asing Meningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM) Indonesia lewat alih teknologi 1.2 Kapasitas Pabrik Kapasitas produksi pabrik mempengaruhi perhitungan ekonomis maupun teknis dalam suatu prarancangan pabrik. Dalam menentukan kapasitas rancangan pabrik dibutyl phthalate ini perlu mempertimbangkan beberapa hal, diantaranya proyeksi konsumsi dibutyl phthalate, kapasitas produksi dibutyl phthalate komersial yang sudah ada dan kapasitas minimal atau maksimal yang terpasang. 1.2.1 Proyeksi kebutuhan dibutyl phthalate Tabel 1.1. Data Impor Indonesia Terhadap Dibutyl Phthalate Tahun Jumlah (ton) 2010 1.979,091 2011 2.127,137 2012 3.167,507 2013 4.946,497 (Badan Pusat Statistik, 2010-2013)

3 Dari Tabel 1.1. kemudian dilakukan regresi linier dan ditunjukkan pada Gambar 1.1 di bawah ini : 6000 5000 4000 Ton 3000 2000 1000 0 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Tahun Gambar 1.1. Grafik Impor Dibutyl phthalate 1.2.2 Kapasitas produksi yang sudah ada Di Indonesia pada saat ini terdapat 2 pabrik dibutyl phthalate, yaitu : PT. Indo Polimers Adiputra dengan kapasitas 7.200 ton/tahun dan PT. Buana Chemical Industries yang berkapasitas 10.000 ton/tahun (Indochemical CIC,2013). Sedangkan industri dibutyl phthalate di luar negeri ditunjukkan pada Tabel 1.2 : Tabel 1.2. Data Pabrik Dibutyl Phthalate di Dunia No. Pabrik Lokasi Kapasitas (ton/tahun) 1. Henan Premtec Enterprise Corporation Henan, China 35.000 2. Jinan Yuntian Chemical Shandong, Co., Ltd China 100.000 3. Dezhou Jupont Chemical Shandong, Co., Ltd China 6.000

4 No. Pabrik Lokasi Kapasitas (ton/tahun) 4. Tianjin Kaifengshun Chemicals Co., Ltd Tianjin, China 120.000 5. Puyang Yongo Chemical Company Ltd Henan, China 40.000 6. Zhengzhou Mahaco Industrial Corp Ltd Henan, China 36.000 Berdasarkan berbagai pertimbangan di atas, maka diambil kapasitas produksi rancangan pabrik dibutyl phthalate yang akan didirikan pada tahun 2020 sebesar 20.000 ton/tahun. Selain untuk pemenuhan kebutuhan dibutyl phthalate dalam negeri, produk dibutyl phthalate juga diharapkan dapat di ekspor ke beberapa negara lain. 1.3. Lokasi Pabrik Letak geografis suatu pabrik memberikan pengaruh yang besar terhadap suksesnya suatu usaha industri. Pemilihan lokasi merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan sehingga dalam pemilihan pabrik memperhatikan beberapa hal diantaranya lokasi bahan baku, pemasaran, fasilitas transportasi, utilitas, dan tenaga kerja. Berdasarkan hal di atas, pendirian pabrik dibutyl phthalate direncanakan akan didirikan di daerah Gresik dengan pertimbangan sebagai berikut : 1.3.1. Ketersediaan bahan baku Bahan baku utama yang digunakan untuk produksi dibutyl pthtalate yaitu phthalate anhydride dan n-butanol. Phthalate anhydride dapat diperoleh dari PT. Petrowidada Gresik, n-butanol diperoleh dari PT. Oxo Nusantara Gresik, sedangkan katalis asam sulfat didapatkan dari PT. Petrokimia Gresik, dan NaOH dari PT. Pindodelli

5 1.3.2. Pemasaran Modal utama untuk menentukan keberhasilan suatu industri tidak telepas dari upaya pemasaran suatu pabrik apabila jauh dari daerah pemasaran akan mempengaruhi biaya produksi dan akan berdampak pada segi ekonomis suatu pabrik. Gresik merupakan salah satu kota industri yang ada di Jawa Timur dimana dikenal dengan kota padat industri, salah satunya industri plastik. Dibutyl phthalate merupakan salah satu bahan baku yang digunakan pada industri-industri tersebut, hal ini menunjukkan bahwa daerah pemasaran mempunyai prospek yang baik. 1.3.3. Transportasi Sarana transportasi merupakan faktor utama yang menunjang ketersediaan bahan baku dan untuk menyalurkan hasil produksi. Sarana transportasi yang baik dapat menunjang keberhasilan suatu pabrik, baik jalur darat maupun jalur laut. Transportasi di daerah Gresik sangat mendukung karena adanya jalan tol yang berhubungan langsung dengan jalur Pantura, bandara Djuanda dan pelabuhan Tanjung Perak, sehingga pemenuhan bahan baku dan pemasaran produk dapat berlangsung dengan mudah. 1.3.4. Utilitas Utilitas merupakan penunjang utama dalam mendirikan suatu pabrik. Utilitas dan sarana pendukung lainnya sangat mudah didapatkan di Gresik, karena Gresik merupakan kawasan industri. Kebutuhan air dapat diambil dari sungai Brantas. 1.3.5. Tenaga kerja Tenaga kerja produktif sangat diperlukan dalam industri kimia, tenaga kerja dapat diambil dari perguruan tinggi strata 1 atau diploma 3 yang berpengalaman di bidangnya. Kebutuhan tenaga kerja dapat dipenuhi dengan mudah mengingat di Jawa Timur merupakan provinsi yang berpenduduk tinggi

6 1.3.6. Kebijakan pemerintah Gresik merupakan kota industri, telah banyak industri lokal maupun asing yang berdiri di sana. Hal ini menandakan perhatian pemerintah terhadap perindustrian cukup baik. Berdasarkan faktor-faktor di atas maka lokasi pendirian pabrik dibutyl phthalate dalam perencanaan ini dibangun di Gresik, Jawa Timur. 1.4. Tinjauan Pustaka 1.4.1. Proses pembuatan dibutyl phthalate Proses pembuatan Dibutyl phthalate yaitu dengan mereaksikan antara phthalic anhydride dan n-butanol dengan reaksi esterifikasi menggunakan katalis asam sulfat. Reaksi dijalankan dalam Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) pada suhu yaitu 80 o C-150 o C. Reaksi berlangsung dalam fase cair, dengan persamaan reaksi sebagai berikut (Berman, 1948): O C COOC 4 H 9 C 6 H 4 O + C 6 H 4 OH C 6 H 4 C COOH O Phthalic Anhyride Butanol Monobutyl Phthalate COOC 4 H 9 COOC 4 H 9 C 6 H 4 + C 6 H 4 OH C 6 H 4 + H 2 O COOH COOC 4 H 9 Monobutyl Phthalate Butanol Dibutyl Phthalate Air Gambar 1.2 Reaksi Esterifikasi dibuytl phthalate

7 1.4.2. Kegunaan produk Macam-macam kegunaan dibutyl phthalate adalah sebagai berikut: 1. Plasticizer pada vernis nitroselulosa 2. Pengencer pada industri pasta gigi 3. Pelapis film dan fiber glass 4. Pelapis kertas 5. Pelarut pada industri tekstil 6. Pelarut untuk pembuatan parfum 1.4.3. Sifat fisika dan sifat kimia bahan baku dan produk Bahan Baku a. Phthalic Anhydride 1. Sifat Fisik (Yaws,1999): Berat Molekul : 148,12 g/mol Warna : Kristal putih Fase : Padat Titik didih (1atm) : 284,6 o C Titik leleh : 131 o C Kemurnian : 99,65% berat (0,35% air) Densitas : 1,33-1,53 g/cm 3 Viskositas : 11,9 Cp 2. Sifat Kimia a. Membentuk asam dengan hidrasi Phthalic anhydride cair dapat bereaksi dengan air membentuk asam secara eksotermis. C 8 H 4 (CO) 2 O 2 + H 2 O C 6 H 4 (COOH) 2 Reaksi phthalic anhydride padat berlansung lambat karena kelaruatannya rendah dan berjalan lambat pada suhu 20 o C.

8 b. Dekarboksiklis Jika uap air dimasukkan ke phthalic anhydride lebur yang mengandung katalis dekarboksilat akan membentuk asam yang sesaat kemudian pecah menjadi asam benzoat dan CO 2. C 8 H 4 O 3 + H 2 O C 6 H 5 (COOH) + CO 2 b. Butanol 1. Sifat Fisik Butanol (Yaws,1999) Berat Molekul : 74,123 g/mol Titik didih normal : 117,7 o C (pada 1 atm) Titik beku : -88,0 o C (pada 1 atm) Titik leleh : -89,9 o C (pada1 atm) Viskositas : 2,95 Cp (20 o C) Temperatur Kritis : 289,8 o C (pada 1 atm) Densitas (25 o C) : 0,8097 g/cm 3 2. Sifat Kimia Butanol a. Esterifikasi Jika Butanol direaksikan dengan phthalic anhydride menghasilkan dibutyl phthalate dengan menggunakan katalis asam sulfat. C 8 H 4 O 3 + 2 C 4 H 9 OH C 16 H 22 O 4 b. Dehidrasi Butanol memberikan campuran 1 dan 2 butanol pada 175-400 o C dengan keberadaan katalis cobalt. Butil alkohol direaksikan dengan asam sulfat akan membentuk butil asam sulfat. C 4 H 9 OH + H 2 SO 4 C 4 H 9 OSO 2 OH + H 2 O Bila butil alkohol pada suhu tinggi dengan asam sulfat akan membentuk butil eter.

9 Bahan Pembantu a. Asam Sulfat 1. Sifat Fisik Asam Sulfat (Yaws,1999) Berat Molekul : 98 g/mol Titik didih normal : 340 o C (pada 1 atm) Viskositas : 8 Cp Densitas : 1,8392 g/cm 3 2. Sifat Kimia a. Pembentukan Garam Asam sulfat bereaksi dengan basa membentuk garam. H 2 SO 4 + 2NaOH Na 2 SO 4 + H 2 O b. Hidrasi Reaksi hidrasi asam sulfat sangat eksotermis. Asam sulfat adalah zat penhidrasi yang sangat baik. Afinitas asam sulfat terhadap air cukup kuat. H 2 SO 4 + H 2 O H 3 O + - + HSO 4 HSO - 4 + H 2 O H 3 O + - + SO 4 b. NaOH 1. Sifat Fisik NaOH (Yaws,1999) Berat Molekul : 40 g/mol Titik didih normal : 1390 o C (pada 1 atm) Titik lebur : 318 o C Densitas : 2,1 g/cm 3 2. Sifat Kimia a. Pembentukan Garam Senyawa NaOH sangat mudah terionisasi membentuk ion natrium dan hidroksida. Jika NaOH direaksikan dengan asam maka membentuk garam NaOH + HCl NaCl + H 2 O

10 Produk Dibutyl Phthalate 1. Sifat Fisik (Yaws,1999) Berat Molekul : 278,348 g/mol Kenampakan : cairan tak berwarna Titik Didih : 340 o C Titik leleh : -25 o C (pada 1 atm) Temperatur Kritis : 508 o C Tekanan Kritis : 17,27 atm Densitas : 1,0048 g/cc Viskositas : 20,3cP (20 o C) Kemurnian : 99% berat 1.4.4. Diskripsi proses secara umum Bahan baku phthalate anhydride dimasukkan ke dalam melting tank bersama dengan asam sulfat untuk dilelehkan menggunakan panas dari uap air. Bahan baku berupa n-butanol dari tangki penyimpanan dipanaskan menggunakan heat exchanger untuk mencapai suhu reaksi. Campuran asam sulfat dan phthalate anhydride yang berfase cair tersebut diumpankan ke dalam reaktor bersama dengan n-butanol yang telah dipanaskan. Hasil dari reaktor berupa dibutyl phthalate, air dan sisa reaktan. Air dan n-butanol, dibutyl phthalate, phthalate anhydride keluar dari bagian bawah reaktor berfase cair, kemudian dipisahkan menggunakan separator. Hasil separator bagian atas berupa gas campuran butanol dan air didinginkan kemudian dicampur dengan hasil atas menara distilasi (D-102) dan diumpankan ke dalam menara distilasi (D101) untuk dipisahkan. Hasil atas menara distilasi (D-101) berupa uap air dan sedikit n-butanol dibuang ke udara bebas, sedangkan produk bawah berupa n-butanol dikembalikan ke dalam reaktor. Hasil bawah separator selanjutnya didinginkan dan

11 diumpankan ke dalam netralizer untuk menghilangkan asam sulfat dengan penambahan NaOH membentuk endapan Na 2 SO 4. Pemisahan endapan dari campuran produk dilakukan menggunakan dekanter. Campuran produk selanjutnya diumpankan ke dalam menara distilasi (D-102) untuk memisahkan dibutyl phthalate dengan sisa reaktan. Produk atas menara distilasi (D-102) berupa campuran reaktan berfase gas selanjutnya dikondensasikan dan dicampur dengan hasil atas separator untuk dijadikan umpan menara distilasi (D-101), sedangkan produk bawah berupa dibutyl phthalate fase cair kemudian disimpan dalam tangki penyimpanan. Dibutyl phthalate yang terbentuk memiliki kemurnian 99% dan siap untuk dipasarkan.