BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengujian Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Jl. Ki Mangunsarkoro No.6 Semarang. Waktu penelitian meliputi penyusunan proposal, pengolahan data, dan penulisan laporan akhir, dimulai sejak bulan November 2010 sampai bulan Mei 2011. C. Obyek Penelitian Objek penelitian adalah daun katuk segar dan daun katuk yang disimpan pada suhu ruang (25 o C) maupun suhu dingin (13 o C) selama 2 hari. Daun katuk tersebut diambil dari Perumahan Pucang Gading, Kelurahan Batur Sari, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak. Berat daun katuk yang digunakan sebagai obyek penelitian masing-masing adalah 100 gram. Protein pada daun katuk ditetapkan berdasarkan metode makro Kjeldahl, tanpa memperhitungkan kadar air dengan pengulangan sebanyak 3x. 25
D. Kerangka Konsep Kerangka konsep pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Daun katuk segar Daun katuk disimpan pada suhu ruang Kadar protein Daun katuk disimpan pada suhu dingin Gambar 1 Kerangka Konsep E. Hipotesa Tidak terdapat perbedaan kadar protein pada daun katuk segar dan daun katuk yang disimpan pada suhu ruang maupun suhu dingin. F. Variabel 1) Variabel Bebas Daun katuk segar, daun katuk yang disimpan pada suhu ruang, dan suhu dingin. 2) Variabel Terikat Kadar protein.
G. Jenis Data Data yang diperoleh adalah data primer, diambil langsung dari penetapan kadar protein pada daun katuk segar, daun katuk yang disimpan pada suhu ruang (25 o C) dan suhu dingin (13 o C) selama 2 hari. H. Peralatan dan Bahan Alat yang digunakan adalah kompor, labu Kjeldahl, buret 50 ml, statif, mortir, erlenmeyer 150 ml, beker glass, seperangkat alat destilasi, corong tangkai panjang, dan gelas ukur 250 ml. Bahan yang digunakan adalah daun katuk segar, daun katuk yang disimpan pada suhu ruang (25 o C) dan daun katuk yang disimpan pada suhu dingin (13 o C) selama 2 hari. Sebagai pereaksi adalah tablet selenium, larutan H 2 SO 4 pekat, larutan NaOH 40%, larutan standart HCl 0,1 N, larutan H 3 BO 3 1%, indikator Conway, dan aquades. I. Tabel Rancangan Kerja Rancangan penelitian penetapan kadar protein pada daun katuk (Sauropus androgynus) segar, daun katuk yang disimpan pada suhu ruang (25 o C) dan suhu dingin (13 o C) selama 2 hari adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Rancangan kerja Kadar Protein Ulangan Daun katuk segar (A) Daun katuk disimpan pada suhu ruang (B) Daun katuk disimpan pada suhu dingin (C) 1 A 1 B 1 C 1 2 A 2 B 2 C 2 3 A 3 B 3 C 3 J. Prosedur Penetapan Kadar Protein dengan Metode Kjeldahl 1. Persiapan Sampel a. Daun katuk segar Daun katuk segar sebanyak 100 gram, dicuci kemudian ditumbuk. b. Daun katuk segar pada suhu ruang Daun katuk segar sebanyak 100 gram, dicuci kemudian dibiarkan pada suhu ruang (25 o C) selama 2 hari, setelah itu ditumbuk. c. Daun katuk segar pada suhu dingin Daun katuk segar 100 gram, dicuci kemudian disimpan dalam almari es (13 o C) selama 2 hari, setelah itu ditumbuk. 2. Penetapan Kadar Protein a. Daun katuk segar, daun katuk yang disimpan pada suhu ruang, dan suhu dingin.
1) Tahap Destruksi a) Ditimbang seksama masing-masing sebanyak 1-2 gram daun katuk tumbuk segar yang disimpan pada suhu ruang dan suhu dingin, kemudian dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl. b) Ditambah 2 tablet selenium, 15 ml asam sulfat pekat dan dipanaskan hati-hati pada suhu 50 o C dengan posisi labu Kjeldahl miring 45. Ketika buih telah habis, panaskan lebih kuat, sesekali labu digoyangkan dan pemanasan dilanjut sampai sampel menjadi jernih. 2) Tahap Destilasi a) Larutan hasil destruksi didinginkan dan diencerkan dengan aquades, dipindahkan ke dalam labu suling, dan labu dibilas dengan sedikit air bebas ammonia, kemudian ditambahkan 75 ml larutan natrium hidroksida 40% melalui corong tangkai panjang. b) Ke dalam labu penampung dimasukkan 25 ml larutan asam borat 1% dan 5 tetes indikator Conway. Satelah labu destilat dihubungkan dengan ujung alat suling, diusahakn ujungnya tercelup ke dalam larutan penampung. c) Destilasi dihentikan ketika semua amonia telah tertampung. 3) Tahap Titrasi Hasil sulingan dititrasi dengan larutan asam klorida 0,1 N sampai terjadi perubahan warna dari kuning menjadi orange.
Dilakukan pengulangan 3x. 3. Perhitungan Perhitungan penetapan kadar protein menggunakan rumus: Kadar protein = V x N HCl x 0,014 x f x 100 % B (g) Keterangan: V = Volume larutan asam klorida yang diperlukan untuk titrasi sampel N = Normalitas asam klorida B = Bobot sampel yang ditimbang (g) f = Faktor konversi (6,25) 0,014 = BA Nitrogen K. Analisis Data Data diperoleh dari penetapan kadar protein pada daun katuk segar, daun katuk yang disimpan pada suhu ruang (25 o C), dan suhu dingin (13 o C) selama 2 hari, menggunakan metode makro Kjeldahl. L. Definisi Operasional Protein adalah senyawa organik yang mempunyai paling sedikit satu gugus karboksil ( -COOH) dan satu gugus amino ( -NH 2 ), dengan berat
molekul rata-rata antara 100-200, bersifat mudah larut dalam air tetapi sedikit atau bahkan tidak larut dalam pelarut organik seperti eter, heksan, mempunyai titik leleh dari 200 C. Kadar protein pada daun katuk ditetapkan dengan menggunakan metode makro Kjeldahl. Katuk adalah sejenis tanaman sayuran berbentuk perdu berumpun dengan ketinggian 3-5 meter. Mempunyai daun tunggal dan tumbuh berselingseling pada tangkai seolah seperti daun majemuk. Permukaan atas daun berwarna hijau gelap, panjangnya 2,5 cm dan lebar 1,25 cm. Daun katuk bernama latin Sauropus androgynus, mempunyai kandungan diantaranya yaitu kalori, protein, karbohidrat, lemak, vitamin A, vitamin B 1, vitamin C, dan mineral. Protein dalam daun katuk bermanfaat sebagai pelancar ASI. Daun katuk segar adalah daun katuk yang langsung diambil dari pohon katuk dan langsung ditetapkan kadar proteinnya. Sedangkan daun katuk pada suhu ruang adalah daun katuk yang diambil langsung dari pohon katuk kemudian disimpan dalam suhu ruang (25 o C) selama 2 hari, setelah itu ditetapkan kadar proteinnya. Selanjutnya daun katuk pada suhu dingin adalah daun katuk yang diambil langsung dari pohon katuk kemudian disimpan dalam almari es dengan suhu 13 o C selama 2 hari kemudian ditetapkan kadar proteinnya