BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Televisi kini telah menjadi salah satu bagian yang penting dalam keluarga. Hampir setiap rumah memiliki televisi. Tidak jarang kegiatan lainnya pun dilakukan sambil menonton televisi. Bahkan, tidak sedikit yang menjadikan televisi sebagai pengasuh, guru, penghibur atau bahkan sarana promosi dagang (Majid, 2009). Selain peran televisi yang positif tersebut, televisi juga memainkan peran besar dalam menyajikan informasi yang tidak layak dan terlalu dini bagi anakanak. Menurut para pakar masalah media dan psikologi, di balik keunggulan yang dimilikinya, televisi berpotensi besar memberikan dampak yang negatif di tengah berbagai lapisan masyarakat, khususnya anak-anak (Sulastowo, 2009). Televisi sebagai media audio visual, mampu merebut 94% saluran masuknya informasi kedalam jiwa manusia yaitu lewat mata dan telinga. Televisi mampu untuk membuat orang pada umumnya mengingat 50% dari apa yang mereka tonton di layar televisi walaupun hanya sekali ditayangkan. Dengan demikian terutama bagi anak-anak yang pada umumnya meniru apa yang mereka lihat, tidak menutup kemungkinan perilaku dan sikap anak tersebut akan mengikuti acara televisi yang ditonton (Majid, 2009) Berdasarkan hasil penelitian badan kesehatan dunia WHO pada 2004 bahwa kebiasaan menonton televisi yang bermutu akan mempengaruhi seseorang 1
2 untuk berperilaku baik. Sedangkan siaran televisi kurang bermutu akan mendorong seseorang untuk berperilaku buruk. Bahkan penelitian ini menyimpulkan bahwa hampir semua perilaku buruk yang dilakukan orang adalah hasil dari pelajaran yang mereka terima dari media semenjak usia anak-anak (Zubaedi,2005). Fakta tentang pertelevisian Indonesia pada tahun 2002 bahwa jam tonton televisi anak-anak 5-8 jam/hari atau 1.560-1.820 jam/tahun, sedangkan jam belajar SD umumnya kurang dari 1.000 jam/tahun, 85% acara televisi tidak aman untuk anak, karena banyak mengandung adegan kekerasan, seks dan mistik yang berlebihan dan terbuka. Terdapat 800 judul acara anak dengan 300 kali tayang selama 160 jam/minggu padahal satu minggu hanya ada 24 jam x 7 hari = 168 jam, 40% waktu tayang di isi iklan yang jumlahnya 1.200 iklan/minggu, jauh di atas rata-rata dunia 561 iklan/minggu (Majid, 2009) Televisi mampu untuk membuat orang pada umumnya mengingat 50 % dari apa yang mereka lihat dan dengar di layar TV walaupun hanya sekali ditayangkan. Atau secara umum orang akan ingat 85 % dari apa yang mereka lihat di TV setelah tiga jam kemudian dan 65 % setelah tiga hari kemudian (Dwyer, 2003 dalam Anwas, 2008). Berbagai acara yang ditayangkan mulai dari infotainment, entertainment, iklan, sampai pada sinetron-sinetron dan film-film yang berbau kekerasan, televisi telah mampu mempengaruhi para pemirsannya (anak-anak, remaja, dan orang tua) untuk terus menyaksikan acara demi acara yang dikemas sedemikian rupa, sehingga membuat pemirsanya terkagum-kagum dengan acara yang
3 disajikan. Tidak jarang sekarang banyak anak-anak lebih suka berlama-lama didepan televisi dari pada belajar, bahkan hampir-hampir lupa akan waktu makannya. Merupakan suatu problematika yang terjadi dilingkunagn sekarang, dan perlu perhatian khusus bagi setiap orang tua untuk selalu mengawasi aktivitas anaknya. SD Jatibarang 02 Mijen Semarang, merupakan SD yang sampai saat ini belum pernah memiliki prestasi yang menonjol dibandingkan dengan SD di sekitar wilayah Semarang. Jumlah murid yang tidak banyak dan wilayah yang masih dalam kondisi pedesaan menyebabkan frekuensi belajar anak kurang yang diketahui dari lebih banyaknya siswa yang memiliki nilai berada dibawah ratarata. Berdasarkan hasil wawancara dengan 5 siswa Kelas VI di SD Jatibarang 02 mereka selama tiga tahun terakhir tidak mengalami peningkatan maupun penurunan prestasi secara signifikan, selanjutnya diketahui bahwa terdapat 3 murid yang menyatakan nonton televisi kurang lebih 5 jam sehari sedangkan 2 yang lain mengaku hanya 2 jam sehari. Dari hasil observasi yang didapat dari buku laporan siswa diketahui bahwa 2 murid yang frekuensi menonton lebih kecil memiliki prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan 3 murid yang memiliki frekuensi menonton televisi yang lebih lama. Prestasi belajar pada dunia pendidikan adalah hasil pencapaian seseorang selama mengikuti pelajaran di sekolah yang berbentuk skor atau nilai (Sukmana, 2004). Pengukuran prestasi belajar siswa dengan melakukan tes, ujian dan
4 ulangan. Istilah ulangan umum yang dulu disebut THB (Tes Hasil Belajar) dan TPB (Tes Prestasi Belajar). Dari uraian di atas dan melihat acara anak-anak di televisi yang menyajikan hal-hal yang tidak sesuai dengan anak-anak sehingga mengakibatkan menurunnya prestasi belajar, penulis tertarik untuk melakuakan penelitian dengan judul Hubungan Lama Menonton Televisi Dengan Prestasi Belajar Anak Kelas V & VI SD Jatibarang 02 Mijen Semarang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Adakah Hubungan Lama Menonton Televisi Dengan Prestasi Belajar Anak Kelas V & VI SD Jatibarang 02 Mijen Semarang. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan lama menonton televisi dengan prestasi belajar anak kelas V & VI SD Jatibarang 02 Mijen Semarang. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengidentifikasi lama menonton televisi pada anak kelas V & VI SD Jatibarang 02 Mijen Semarang. b. Untuk mengidentifikasi prestasi belajar anak kelas V & VI SD Jatibarang 02 Mijen Semarang. c. Untuk menganalisis hubungan lama menonton televisi dengan prestasi belajar anak kelas V & VI SD Jatibarang 02 Mijen Semarang
5 D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak yaitu: 1. Bagi SD Jatibarang 02 Diharapkan saling bekerja sama dalam memberikan bimbingan dan pelajaran pada siswa untuk meningkatkan aktivitas belajar. 2. Bagi orang Tua Diharapkan mengawasi, membatasi, dan mengontrol anak dalam menonton siaran di televisi, dan waktu belajar di rumah. 3. Bagi pendidikan Keperawatan Untuk menambah informasi mengenai hubungan lama menonton televisi dengan prestasi belajar anak kelas V & VI sehingga dapat dijadikan sebagai masukan pada penelitian selanjutnya. 4. Bagi penelitian Keperawatan Untuk pengembangan ilmu pengetahuan dalam melakukan riset keperawatan berkaitan dengan dampak pengaruh kebiasaan menonton televisi bagi siswa dan menambah informasi bagi penelitian sebelumnya.