Laporan Investigasi Jikalahari KEPALA BRG DIHADANG, PT RAPP LANJUT MERUSAK HUTAN ALAM DAN GAMBUT

dokumen-dokumen yang mirip
Moratorium gambut diabaikan, dua kebun sawit grup Panca Eka menebangi hutan alam di Semenanjung Kampar, Riau

Laporan Investigatif Eyes on the Forest Desember 2015

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT PADA IUPHHK-HTI. Oleh : Dr. Bambang Widyantoro ASOSIASI PENGUSAHA HUTAN INDONESIA

IMPLEMENTASI PP 57/2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

9/1/2014. Pelanggaran yang dirancang sebelum FCP APP diluncurkan?

ADA ATAU TANPA SFMP dan SFMP 2.0, APRIL BERKELANJUTAN MERUSAK HUTAN RIAU

ULASAN KEBIJAKAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT

Dampak moratorium LoI pada hutan alam dan gambut Sumatra

EKSPANSI PERKEBUNAN KAYU YANG MENGHILANGKAN HUTAN ALAM DAN MENIMBULKAN KONFLIK SOSIAL (Studi Kasus Provinsi Sumatera Utara dan Riau) PRESS BRIEFING

Pengecekan lapangan lokasi kebakaran foto dirilis di database online EoF

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

APRIL menebangi hutan bernilai konservasi tinggi di Semenanjung Kampar, melanggar komitmennya sendiri

APP Melawan Perintah Presiden Jokowi dan Melanggar FCP APP

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Laporan Investigatif Eyes on the Forest. Investigasi 2010 Dipublikasikan Maret 2011

LAPORAN VERIFIKASI DUGAAN PELANGGARAN MORATORIUM APP DI PT. MUTIARA SABUK KHATULISTIWA TIM VERIFIKASI

APP melaporkan perkembangan implementasi pengelolaan lahan gambut

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Kebakaran di Konsesi APP/Sinar Mas Memperparah Kabut Asap Regional dan Mengancam Cagar Biosfir PBB yang Baru

Menguji Rencana Pemenuhan Target Penurunan Emisi Indonesia 2020 dari Sektor Kehutanan dan Pemanfaatan Lahan Gambut

KONTESTASI TENURE, KAWASAN GAMBUT & KEBAKARAN HUTAN- LAHAN

LAPORAN TRIWULAN BADAN RESTORASI GAMBUT RI KEPADA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA JULI SEPTEMBER 2016

Strategi rehabilitasi hutan terdegradasi

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

ber Laporan investigatif dan analisa pengindraan jarak jauh di 29 konsesi HTI Riau Laporan Investigatif Eyes on the Forest Diterbitkan April 2018

Prof.Dr.Ir. Azwar Maas, MSc**)

Pengabaian Kelestarian Hutan Alam dan Gambut, serta Faktor Pemicu Konflik Lahan yang Berkelanjutan 1

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Pemantauan Pembakaran Hutan dan Lahan di konsesi Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Hutan Kayu Hutan Tanaman PT Artelindo Wiratama Oktober 2015

"Pada 8 April 2013 EoF menemukan bahwa terdapat sekitar 7 alat berat yang menebang hutan alam... di dalam areal konsesi PT. RIA"

Update - Laporan Assurance KPMG Rencana Aksi Final

Indikator SFMP

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT

Pemantauan Pembakaran Hutan dan Lahan di areal perkebunan PT Panca Surya Agrindo Oktober 2015

Pemantauan Pembakaran Hutan dan Lahan di Perkebunan Teso Indah Oktober 2015

2017, No kelestarian keanekaragaman hayati, pengaturan air, sebagai penyimpan cadangan karbon, penghasil oksigen tetap terjaga; c. bahwa revisi

Kebijakan APRIL Group dalam Pengelolaan Hutan Berkelanjutan Juni 2015

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas

MEMBENDUNG meluasnya preseden buruk pengelolaan HPH di Indonesia

Restorasi Ekosistem Gambut HARMONISASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN RESTORASI GAMBUT

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT

Laporan Investigatif EoF PT RML GSK BB publikasi Mei

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2002 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PENGUSAHAAN PASIR LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

IV. KONDISI UMUM. Gambar 3. Peta Lokasi PT. RAPP (Sumber: metroterkini.com dan google map)

2 Pemberantasan Korupsi Tahun 2013, maka perlu pengaturan kembali mengenai Tata Cara Pemberian dan Peluasan Areal Kerja Izin Usaha Pemanfaatan Hasil H

Oleh: PT. GLOBAL ALAM LESTARI

Ini Dia Kronologis Kebakaran Hutan Yang Habiskan Lahan Riau

Title : Analisis Polaruang Kalimantan dengan Tutupan Hutan Kalimantan 2009

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN DAN HASIL HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG

2014, No menetapkan Peraturan Menteri Kehutanan tentang Tata Cara Penetapan Peta Indikatif Arahan Pemanfaatan Kawasan Hutan Produksi Yang Tidak

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 T E N T A N G SISTEM PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN GUBERNUR JAWA TIMUR,

Laporan Penelitian Implementasi Undang-Undang No. 18 Tahun 2013 dalam Penanggulangan Pembalakan Liar

Restorasi Gambut Harus Berpihak Kepada Ajas Manfaat

PERA TURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 71 TAHUN 2014

TEKNIK REHABILITASI (REVEGETASI) LAHAN GAMBUT TERDEGRADASI Sumbangsih Pengalaman dan Pembelajaran Restorasi Gambut dari Sumatera Selatan dan Jambi

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG BADAN RESTORASI GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Nomor : S. /PHM-1/2011 Januari 2012 Lampiran : 1 (satu) berkas Hal : Laporan Rekap Berita Minggu IV & V Bulan Desember 2011

24 Oktober 2015, desa Sei Ahass, Kapuas, Kalimantan Tengah: Anak sekolah dalam kabut asap. Rante/Greenpeace

PENATAAN KORIDOR RIMBA

Kebijakan Asosiasi. Tanggal Berlaku PfA berlaku secara efektif sejak menerima dukungan dari Stakeholder Advisory Committee (SAC)

Pemantauan Pembakaran Hutan dan Lahan di Perkebunan PT Bertuah Aneka Yasa Oktober 2015

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2002 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PENGUSAHAAN PASIR LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN TENTANG BADAN RESTORASI GAMBUT

Proses Permohonan Izin Usaha HTI (Berdasarkan Permenhut No. P.19/Menhut-II/2007 jo. P.11/Menhut-II/2008)

Tim Penulis Badan Pusat Statistik Provinsi Riau, Riau Dalam Angka 2016.

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.26/Menhut-II/2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PENGARUH HUTAN TANAMAN INDUSTRI (HTI) TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KECAMATAN KAMPAR KIRI TUGAS AKHIR

RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PT RIAU ANDALAN PULP AND PAPER

PROGRAM : PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI DAN USAHA KEHUTANAN (Renstra Ditjen PHPL )

2 Pemberantasan Korupsi Tahun 2013, perlu perbaikan dan pemisahan dalam Peraturan tersendiri menyangkut Inventarisasi Hutan Berkala dan Rencana Kerja

Pemantauan Pembakaran Hutan dan Lahan di Perkebunan PT Parawira Group Oktober 2015

Sistem Informasi Restorasi Gambut

-2- Pasal 68 ayat huruf c dan Pasal 69 ayat UndangUndang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 66 /Menhut-II/2014 TENTANG

Laporan Interim atas Implementasi Kebijakan. 2.0) oleh Grup APRIL. Pengelolaan Hutan Berkelanjutan 2.0 (SFMP

Sepanjang Januari-November 2015, Rakyat

PERSIAPAN DUKUNGAN BAHAN BAKU INDUSTRI BERBASIS KEHUTANAN. Oleh : Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Kementerian Kehutanan

Ekspansi Industri Pulp: Cara Optimis Penghancuran Hutan Alam

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.62/Menhut-II/2011 TENTANG

Pemanfaatan canal blocking untuk konservasi lahan gambut

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.293 / MENHUT-II / 2007 TENTANG

PROYEKSI PERKEMBANGAN PERHUTANAN SOSIAL DI SUMATERA SELATAN

Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE., MP LPPM Universitas Riau

Pengelolaan Ekosistem Gambut Pasca Kebakaran Lahan Gambut di Provinsi Kalimantan Tengah

Pemantauan Pembakaran Hutan dan Lahan di Perkebunan PT Runggu Prima Jaya Oktober 2015

Tata Ruang dan Korupsi. Raflis

RESUME HASIL PENILIKAN KE-1 VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

POTRET GAMBUT KALIMANTAN

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PAPER KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN Laporan Investigasi Jikalahari KEPALA BRG DIHADANG, PT RAPP LANJUT MERUSAK HUTAN ALAM DAN GAMBUT Empat bulan lebih pasca Nazir Foead, Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) dihadang dan diusir oleh tujuh orang karyawan PT Riau Andalan Pulp and Paper di Desa Bagan Melibur, Pulau Padang, Kabupaten Kepulauan Meranti. Jikalahari mendatangi areal Nazier Foead dihadang untuk mengecek kondisi hutan alam dan gambut yang rencananya hendak dirusak oleh PT RAPP dengan cara menebang hutan alam tersisa dan mengeruk gambut untuk dijadikan kanal. Pada 5 September 2016, seorang pria berbaju memakai logo Kopassus dan bercelana hitam menghadang Nazir Foead saat sedang sidak terkait laporan warga bahwa PT RAPP merusak gambut dalam dengan cara mengeruk tanahnya untuk dijadikan kanal (drainase). Nazir dilarang masuk ke dalam areal PT RAPP 1. Pada Jumat 9 September 2016, KLHK dan Badan Restorasi Gambut (BRG) memanggil petinggi PT RAPP. Pertemuan yang dihadiri oleh KLHK; diwakili Bambang Hendroyono Sekjen KLHK, Kepala BRG dan Tony Wenas, Direktur Utama PT. RAPP menghasilkan kesepakatan penghentian sementara pembukaan lahan dan kanal di lahan gambut Desa Bagan Melibur selama tiga bulan sampai peta hidrologis gambut rampung. Jikalahari, Wetland Indonesia dan JMGR langsung merilis mendesak KLHK dan BRG menghentikan permanen aktifitas PT RAPP di Pulau Padang, bukan penghentian sementara 2. BRG bersama KLHK membentuk tim penyelesaian konflik antara masyarakat Desa Bagan Melibur dengan PT RAPP yang diketuai oleh Prof. Ashaluddin Jalil. Hingga kini, hasil kinerja tim belum jelas. Temuan di lapangan, lagi dan lagi, PT RAPP melakukan pelanggaran hukum Indonesia, maupun kebijakan Sustainable Management Forest Policy (SMFP) yang mereka buat sendiri. 1 https://www.youtube.com/watch?v=0zhd442n1vs 2 http://jikalahari.or.id/kabar/berita/hentikan-secara-permanen-pembukaan-lahan-gambut-pt-rappbukan-hanya-sementara/ 1

II. TEMUAN DARI LAPANGAN Jikalahari menemukan adanya rencana pembuatan kanal baru oleh PT RAPP di beberapa titik. Berikut peta rencana pembangunan kanal. Gambar I. Peta rencana pembangunan kanal di dalam konsesi PT RAPP Berdasarkan peta rencana di atas, Jikalahari melakukan pengecekan di 4 titik yang masuk dalam rencana pembuatan kanal. Berikut temuan di tiap titik: 1. Titik I: Koordinat N 1 4'14.55"E 102 15'54.26" Titik ini berada dalam wilayah Desa Kurau dan masih berupa tutupan hutan alam. Jikalahari menemukan belum ada aktivitas pembukaan kanal baru dan hutan alam. Namun ditemukan tidak adanya batas pemisah antara kebun akasia perusahaan dengan hutan alam. 2. Titik II: koordinat N 1 2'56.01"E 102 19'9.18" dan titik III: koordinat N 1 2'49.71"E 102 17'13.13". Titik ini tepat berada di lokasi bekas terbakar pada Maret 2016. Hasil investigasi Eyes on the Forest (EoF) menemukan lahan terbakar seluas 35 hektar dan merupakan lahan berkonflik antara masyarakat dengan perusahaan. Pasca kebakaran, lokasi dipasang garis polisi dan masyarakat yang bermukim serta memiliki kebun di sekitar lokasi terbakar diperiksa terkait kebakaran yang terjadi. Menurut masyarakat, mereka telah bermukim dan mengolah lahan untuk berkebun jauh sebelum perusahaan beroperasi. Karena kasus kebakaran yang terjadi, membuat masyarakat takut berhadapan dengan polisi. Masyarakat memilih meninggalkan lokasi. 2

Namun melihat peta rencana pembuatan kanal baru PT RAPP, diduga pembakaran lahan sengaja dilakukan untuk mengusir masyarakat yang bermukim dan berkebun di lokasi tersebut. Gambar II. Titik no 1 di peta, terlihat tidak ada batas pemisah antara hutan alam dan tanaman akasia milik PT.RAPP. Foto diambil menggunakan drone di Pulau Padang/ 13 Gambar III. Pembakaran hutan dan lahan pada 2016 lalu, lokasi yang sama dengan rencana pembuatan kanal baru oleh pihak perusahaan N 1 3'1.15" E 102 18'58.33" Maret 2016 3

Gambar IV. Pada titik nomor dua dan 3 di peta, terlihat vegetasi barutumbuh dil lahan bekas pembakaran ada 2016 lalu. Di lokasi ini rencana akan dibangun kanal baru oleh pihak PT. RAPP/ 12 Januari 2017 3. Titik IV: koordinat N 1 3'21.05" E 102 20'3.21" Titik ini tepat di lokasi Nazir Foead dihadang dan tidak diizinkan memasuki areal PT RAPP. Jikalahari menemukan tanaman akasia baru milik PT RAPP yang tumbuh di areal tersebut. Berdasarkan patok yang dibuat perusahaan di lokasi, tanaman akasia baru ditanam pada Agustus 2016. Di areal ini juga menjadi salah satu titik pembuatan kanal baru oleh perusahaan. Jikalahari menemukan patok-patok yang diberi cat merah sebaga penanda penggalian untuk pembuatan kanal baru. Gambar V. Patok yang dipasang pihak perusahaan di-lokasi penghadangan Nazir Foead. Lokasi ini sudah ditanami akasia berumur 5 bulan. Foto: 12 Januari 2017 4

Gambar VI. Patok bercat merah sebagai penanada rencana pembangunan kanal baru. Gambar diambil pada koordinat N 1 3'20.45" E 102 19'57.04"/ 12 Januari 2017 Gambar VII. Kanal PT. RAPP Pulau Padang dilokasi penghadangan Kepala BRG. Foto diambil pada titik koordinat : N1 3'21.02" E102/12 Januari 2017 Berdasarkan informasi dari masyarakat, saat ini perusahaan sedang berusaha mengadakan pertemuan dengan Kepala Desa Bagan Melibur dan Kepala Desa Lukit. Diduga pertemuan ini untuk melakukan mediasi atau lobi terkait rencana pembangunan kanal baru oleh perusahaan. III. ANALISIS Dari temuan lapangan menunjukkan PT RAPP merencanakan pembukaan kanal baru dengan cara merusak gambut dalam dimulai dengan sengaja membiarkan arealnya dibakar. Pembakaran di atas kebun lahan warga yang sudah ada jauh sebelum PT RAPP beroperasi di Pulau Padang, kesempatan PT RAPP mengusir warga dengan dalih punya izin dari pemerintah. PT RAPP menggunakan aparat kepolisian untuk menakut-nakuti warga dengan cara mengusir dan menangkapi warga. Lalu, Polisi memasang garis polisi di areal bekas terbakar. Jikalahari mendapatkan peta rencana pembukaan kanal baru milik PT RAPP, bahwa di areal bekas terbakar tersebut akan dibangun kanal baru. 5

Parahnya lagi, lokasi tanaman akasia PT RAPP yang berbatasan dengan hutan alam milik Desa Bagan Melibur dan Desa Lukit tidak diberi patok batas. Ini modus yang kerap digunakan PT RAPP untuk menebang hutan alam tersisa. Penebangan hutan alam, pembukaan kanal dan penanaman di areal bekas terbakar bertentangan dengan produk hukum. Pertama, Pasal 23 ayat 3 jo pasal 26 PP Nomor 57 tahun 2016 tentang Perubahan Atas PP nomor 71 tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut., menyebut: Ekosistem gambut dengan fungsi budidaya dinyatakan rusak apabila memenuhi kriteria baku kerusakan sebagai berikut: a. muka air tanah di lahan gambut lebih dari 0.4 meter di bawah permukaan gambut dan atau b. tereksposnya sedimen berpirit dan atau kuarsa di bawah lapisan gambut Pasal 26 huruf ayat 1 huruf a, b, c dan d berbunyi: setiap orang dilarang: a) membuka lahan baru (land clearing) sampai ditetapkannya zonasi fungsi lindung dan fungsi budidaya pada areal Ekosistem Gambut untuk tanaman tertentu b) membuat saluran drainase yang mengakibatkan Gambut menjadi kering c) membakar lahan Gambut dan/atau melakukan pembiaran terjadinya pembakaran: dan/atau d) melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan terlampauinya kriteria baku kerusakan Ekosistem Gambut sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 ayat 2 dan 3 Saluran drainase yang mengakibatkan gambut menjadi kering dan membakar lahan gambut. Bahkan semua gambut di Pulau Padang yang telah dibuka PT RAPP sejak 2009 melebihi 4-12 meter. Kedua, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan sudah mengeluarkan surat edaran S. 494/MENLHK-PHPL/2015 untuk melarang IUPHHK HTI/ HA, RE serta pemegang izin usaha perkebunan melakukan pembukaan lahan baru pada kawasan gambut 3. Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor S.494/MENLHK-PHPL/2015 tentang Larangan Pembukaan Lahan Gambut yang terbit 3 November 2015 mengatakan: (1) Ditetapkan kebijakan Pemerintah untuk tidak dapat lagi dilakukan pembukaan baru atau eksploitasi lahan gambut. Untuk itu, pembangunan usaha kehutanan dan perkebunan tidak dengan pembukaan lahan di areal bergambut. Dan Surat Instruksi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) S.495/2015 tanggal 5 November 2015 tentang Instruksi Pengelolaan Lahan Gambut, diatur bahwa: Dilarang melakukan pembukaan lahan (land clearing) untuk penanam baru, meskipun dalam area yang sudah memiliki izin konsesi, serta Dilarang melakukan aktifitas penanaman di lahan dan hutan yang terbakar karena sedang dalam proses penegakan hukum dan pemulihan. 3 http://www.eyesontheforest.or.id/attach/minister_e_and_f_letter_number_%20s.494_201 5.pdf 6

Selain melanggar produk hukum KLHK diatas, PT RAPP juga melanggar kebijakan Suistainable Forest Management Product (SFMP) APRIL terutama yang menyangkut perlindungan dan pengelolaan gambut secara bertanggung jawab; di mana APRIL mendeklarasikan moratorium di area hutan/lahan gambut, termasuk kanal dan aktifitas infrastruktur lainya, hingga penilaian HCV dilakukan dan diselesaikan; dan penilaian HCS akan dilakukan jika dan bila standar yang relevan telah ditetapkan. Temuan Jikalahari di Pulau Padang di atas menambah panjang daftar pelanggaran komitmen keberlanjutan SFMP APRIl, setelah pelanggaran sebelumnya sepanjang 2014-2016 atau sejak SFMP itu diluncurkan 4. Temuan ini semakin menunjukkan betapa lemah dan rapuhnya komitmen sukarela oleh APRIL karena tidak menunjukkan perubahan yang berarti namun tetap menerapkan Business as Usual. IV. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Temuan Jikalahari di lapangan, PT RAPP sengaja membiarkan lahannya terbakar untuk memudahkan mengeruk tanah gambut untuk kemudian dibuat drainase atau kanal yang berfungsi untuk menghanyutkan kayu alam dan akasia untuk dibawa ke jetty atau tempat pengumpulan kayu lalu kemudian dimasukkan ke dalam tongkang lantas dibawa ke pabrik PT RAPP di Pelalawan. PT RAPP secara terorganisir menggunakan modus masyarakat membakar agar seolah-olah lahannya dibakar bukan oleh perusahaan. Pembakaran di dalam areal PT RAPP untuk dijadikan kanal merupakan perusakan gambut dan bertentangan dengan produk hukum lingkungan hidup dan kehutanan. Jikalahari merekomendasikan kepada: 1. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan menghentikan permanen kegiatan pembangunan kanal-kanal di lahan gambut Pulau Padang oleh PT. RAPP. 2. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama Badan Restorasi Gambut mengambil alih lahan PT RAPP yang telah dibangun kanal dan rencana pembangunan kanal bekas terbakar untuk direstorasi dan diserahkan kepada masyarakat untuk dikelola melalui skema Perhutanan Sosial 3. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengevaluasi seluruh izin PT RAPP terkait kepatuhan atas hukum Indonesia termasuk penghadangan terhadap Kepala Badan Restorasi Gambut. 4. BRG untuk menyampaikan dan mempublikasikan hasil kerja Tim Penyelesaian Konflik di Bagan Melibur kepada publik dan masyarakat. 4 http://jikalahari.or.id/kabar/rilis/siaran-pers-dua-tahun-pelanggaran-sfmp-april/ 7