BAB I PENDAHULUAN. adalah lele dumbo ( Clarias gariepinus). Lele dumbo merupakan hasil

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TENTANG IKAN LELE DUMBO (Clarias sp) DAN TANAMAN TALAS (Colocasia esculenta L. Schoot)

BAB I PENDAHULUAN. Lele dumbo yang bernama ilmiah Clarias geriepinus, masuk di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Balakang

PENGARUH TINGKAT SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG MAGGOT TERHADAP KOMPOSISI KIMIA PAKAN DAN TUBUH IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsskal)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 1. Ikan lele dumbo (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

JURNAL. THE EFFECT OF GIVEN SKIN SEED IN GREEN BEANS ON GROWTH RATE OF CATFISH (Clarias sp)

BAB I PENDAHULUAN. dan Perikanan, 2008) pemasarannya relatif murah. Kebutuhan ikan lele konsumsi

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

BAB I PENDAHULUAN. Clarias sp (ikan lele) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang

Tingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. yang memiliki prospek menjanjikan dan mulai merebut perhatian pelaku usaha

PENDAHULUAN. Kesadaran dan pengetahuan masyarakat semakin meningkat tentang. manfaat ikan sebagai bahan makanan dan kesehatan menyebabkan tingkat

I. PENDAHULUAN. Ikan patin siam (Pangasionodon hypopthalmus) merupakan ikan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya lele dumbo tergolong mudah dan pertumbuhannya relatif cepat.

I. PENDAHULUAN. Ikan lele dumbo merupakan komoditas perikanan yang banyak dibudidayakan di air

BAB I PENDAHULUAN. Sidat dikenal sebagai ikan katadromous yaitu memijah di laut, tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan salah satu ikan air tawar yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

Gambar 5. Grafik Pertambahan Bobot Rata-rata Benih Lele Dumbo pada Setiap Periode Pengamatan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jamur ini bersifat heterotrof dan saprofit, yaitu jamur tiram

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tempe merupakan makanan khas Indonesia yang cukup populer dan

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Clarias fuscus yang asli Taiwan dengan induk jantan lele Clarias mossambius yang

Tingkat Kelangsungan Hidup

BAB I PENDAHULUAN. Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) sudah sangat popular di masyarakat

1. PENDAHULUAN. perbaikan kualitas sumberdaya manusia. Untuk mendukung pengadaan ikan

I. PENDAHULUAN. seluas seluas hektar dan perairan kolam seluas hektar (Cahyono,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. lele salah satunya adalah lele dumbo (Clarias gariepinus). Ikan lele dumbo

TUGAS AHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Teknologi Produksi Bahan Baku Pakan. Program Alih Jenjang D4 Bidang Akuakultur SITH, ITB VEDCA - SEAMOLEC

Pengaruh penggunaan tepung azolla microphylla dalam ransum terhadap. jantan. Disusun Oleh : Sigit Anggara W.P H I.

Nur Solikin Dosen Fakultas Peternakan UNP Kediri

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan makanan pada saat masa penggantian dari makanan kuning telur ke

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan untuk konsumsi adalah ikan lele dumbo (Clarias gariepinus). Ikan lele dumbo

Pupuk organik cair termasuk dalam salah satu pupuk organik yang memiliki manfaat memperbaiki sifat fisik tanah, membantu pembentukan klorofil daun,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Grafik pertumbuhan benih C. macropomum yang dihasilkan selama 40 hari

ini bisa dilakukan di medan yang tidak memungkinkan untuk II. Budidaya Ikan tele di Kolam Terpal Kolam terpal

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Biologi, Habitat dan Kebiasaan Makan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ikan yang relatif lebih murah dibanding sumber protein hewani lainnya, maka permintaan akan komoditas ikan terus meningkat dari waktu ke waktu.

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. (Geneticaly Improvement of Farmed Tilapia). Klasifikasi ikan nila GIFT menurut. Khoiruman dan Amri (2005) adalah sebagai berikut :

Nutrisi Pakan pada Pendederan kerapu

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha peternakan ayam saat ini cukup berkembang pesat. Peredaran daging ayam cukup besar di pasaran sehingga menyebabkan

I. PENDAHULUAN. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu jenis ikan air tawar

II. TINJAUAN PUSTAKA Biologi dan Ekologi Lobster Air Tawar Capit Merah (Cherax quadricarinatus von Martens)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (2015),

BAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk

I. PENDAHULUAN. Pakan ikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam suatu usaha budidaya

I. PENDAHULUAN. untuk pemenuhan gizi masyarakat (Rukmana, 2005). Ikan gurami disukai masyarakat

PELATIHAN PEMBUATAN PAKAN IKAN LELE, MAS DAN NILA

BAB I PENDAHULUAN. antar jenis tanaman menyebabkan tanaman ini tersisih dan jarang ditanam dalam

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT dengan kekuasaan dan kehendak-nya telah menumbuhkan. berbagai macam tumbuh-tumbuhan di muka bumi ini yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. dari telur (Watson, 2002;Aryulina, 2004). Telur mempunyai cangkang, selaput cangkang, putih telur (albumin) dan

I. PENDAHULUAN. Ikan gurami ( Osphronemus gouramy L.) merupakan ikan air tawar yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PENGANTAR ILMU EKONOMI PEMANFAATAN BUDIDAYA KEONG SAWAH SEBAGAI PAKAN IKAN. Disusun Oleh : 1. Abdul Kholid ( )

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelas : Crustacea. Ordo : Decapoda. Webster et al., (2004), menyatakan bahwa lobster merupakan udang air tawar

I. PENDAHULUAN. dumbo (Clarias gariepinus) ke Indonesia pada tahun Keunggulan lele

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

PEMANFAATAN TANAMAN AZOLLA SEBAGAI PAKAN TAMBAHAN (EKTRA FEEDING) Oleh : Ir. Indah Retnowati

Pendahuluan. Pada umumnya budidaya dilakukan di kolam tanah, dan sebagian di kolam semen.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi campuran tepung tulang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

PENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar belakang, (2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. macam belimbing yaitu belimbing manis (Averrhoa carambola) dan

PENGARUH SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG TULANG TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan bahan utama dalam pembuatan tempe. Tempe. karbohidrat dan mineral (Cahyadi, 2006).

HASTL DAN PEMBAHASAN. Perilaku Makan Tikus. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tikus pada umurnnya tidak langsung

BAB I PENDAHULUAN. membantu menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. permukaan yang lebih kasar dibandingkan cabai merah besar, dan memiliki

Pengaruh Pemberian Viterna Plus dengan Dosis Berbeda pada Pakan terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

PANGAN LOKAL SEBAGAI SUMBER KARBOHIDRAT

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu komoditas perikanan yang cukup populer di masyarakat adalah lele dumbo ( Clarias gariepinus). Lele dumbo merupakan hasil persilangan antara lele asli dari Taiwan dan lele yang berasal dari Afrika. Lele hasil persilangan ini diintroduksi ke Indonesia sekitar tahun 1986. Karena memiliki berbagai kelebihan, lele dumbo termasuk ikan yang paling mudah diterima masyarakat, kelebihan tersebut diantaranya adalah pertumbuhannya cepat, memiliki kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan yang tinggi, rasanya enak, dan kandungan gizinya cukup tinggi. Maka dari kelebihan tersebut tidak heran, apabila minat masyarakat untuk membudidayakan lele dumbo sangat besar (Ratnasari, 2011 : h.2). Ikan lele mempunyai manfaat yang bermacam-macam. Ikan lele bisa sebagai bahan makanan sumber protein. Ikan lele dari jenis C. batrachus juga dapat dimanfaatkan sebagai ikan hias. Ikan lele yang dipelihara di sawah dapat bermanfaat untuk memberantas hama padi berupa serangga air, karena merupakan salah satu makanan alami ikan lele (Ratnasari, 2011: h.2). Ikan lele dumbo termasuk ikan karnivora, namun pada stadia benih lebih bersifat omnivora. Pada budidaya ikan lele dumbo, selama pemeliharaan ikan selain pakan komersial biasanya diberikan pakan lainnya seperti pakan alami dan pakan nonkonvensional. Kebutuhan protein benih lele dumbo adalah 1

2 sebesar >30% ( Afrianto : 2013 tersedia di http://repository.ump.ac.id/955/ diunduh pada tanggal 7 juli 2016). Hasil observasi dengan pembudidaya ikan lele adalah dimana kondisi yang terjadi pada pertumbuhan ikan lele ditempat pembudidaya ikan tersebut mengalami pertumbuhan yang kurang optimal dan penurunan jumlah peranakan dari budidaya ikan lele. Hal tersebut dikarenakan tingginya harga jual pakan yang sesuai dengan kebutuhan ikan lele, sedangkan pakan untuk ikan lele kandungan proteinnya harus tinggi, apabila pakan yang diberikan kepada ikan lele kandungan nutrisinya tidak sesuai dengan kebutuhan ikan lele maka ikan lele tersebut akan saling memakan karena ikan lele dumbo termasuk hewan omnivora. Selain petani ikan lele mengalami kesulitan dalam ekonomi, petani ikan pun kurang informasi tentang pakan nabati untuk ikan yaitu pakan yang berasal dari tanaman. Berbicara pakan nabati untuk ikan lele dumbo, petani ikan dapat memanfaatkan daun talas sebagai makanan tambahan pada pakan ikan lele agar sedikit meringankan biaya pengeluaran untuk membeli pakan ditoko dan juga daun talas mudah untuk didapatkan. Pakan merupakan salah satu fakor yang menentukan pertumbuhan ikan, pada umumnya pakan yang dijual ditoko dapat menghabiskan sekitar 60-70% dari total biaya produksi (Hadadi et al., 2009 : h.1). Tingginya harga pakan dan kualitas nutrisinya yang rendah merupakan hambatan dalam proses pertumbuhan ikan. Oleh karena itu dibutuhkan bahan yang dapat menekan biaya produksi tetapi tidak menurunkan kandungan nutrien pada pakan.

3 Berdasarkan studi literatur, penelitian ini menggunakan ikan lele dikarenakan ikan lele sangat dibudidayakan oleh masyarakat dan tinggi akan kandungan proteinnya. Hal tersebut diperkuat berdasarkan wawancara dengan pembudidaya ikan lele dumbo yaitu bahwa ikan lele dapat hidup dengan padat penebaran tinggi maupun pada kolam yang kadar oksigennya rendah karena ikan lele mempunyai alat pernapasan tambahan yang disebut labirin yang memungkinkan lele mengambil oksigen langsung dari udara untuk pernapasannya, lele dapat dipelihara diberbagai jenis kolam dengan kualitas air yang tidak terlalu baik seperti air comberan asalkan air tersebut tidak mengandung air sabun atau deterdjen karena akan membuat ikan keracunan. Hasil penelitian tentang kandungan yang terdapat di dalam daun talas (Colocasia esculenta) telah banyak dilaporkan dari sejumlah literatur dan publikasi ilmiah, ternyata pada bagian daun talas dengan nama daerahnya talas bogor terkandung berbagai macam senyawa metabolit sekunder yang berpengaruh terhadap berat badan ikan air tawar, selain itu daun talas memiliki kandungan gizi yang dibutuhkan oleh ikan yaitu protein 21,67% lemak 10,45% serat kasar 17,91% dan abu 13,19% (Nur, 2012 : h.3). Daun talas memiliki kandungan asam amino antara lain tryptophan, threonine, isoleusin, lisin, metionin, fenilalanin, valin, histidin dan kandungan vitamin antara lain vitamin C, vitamin B12, vitamin A, dan vitamin E. kandungan mineral dalam daun talas antara lain kalsium, besi, magnesium, fosfor, potassium, sodium, seng, tembaga, dan mangan (Nur, 2012 : h.3).

4 Tentunya tanaman talas ini sangatlah cocok untuk dijadikan sebagai pakan ikan karena mengingat bahwa pembudidayaan ikan air tawar ini sebagian besar dilakukan didataran tinggi. Selain itu, kandungan unsur-unsur kimia yang ada pada bagian daun tanaman talas juga menjadi alasan mengapa tanaman ini menjadi pakan alternative ikan lele dumbo, serta pengujian yang dihasilkan oleh para ahli juga dapat dijadikan sebagai acuan untuk lebih memperhatikan tanaman ini utamanya dalam melakukan budidaya ikan air tawar secara organik. Berdasarkan permasalahan tersebut mengingat senyawa yang terdapat di dalam daun talas. Maka dari itu perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh penambahan konsentrasi tepung daun talas ( Colocasia esculenta) dalam pakan terhadap berat ikan lele (Clarisa.sp). B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas identifikasi masalah dalam penelitian adalah: 1. Pertumbuhan ikan lele dikalangan masyarakat masih kurang optimal 2. Belum adanya penelitian mengenai pemberian pakan daun talas terhadap ikan lele. 3. Kurangnya informasi masyarakat tentang pakan daun talas. C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah, masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut:

5 Apakah pemberian penambahan konsentrasi tepung daun talas dalam pakan berpengaruh terhadap pertambahan berat badan ikan lele? D. Batasan Masalah Agar masalah yang diteliti menjadi lebih terarah maka masalah dalam penelitian dibatasi sebagai berikut: 1. Subjek yang diteliti pada penelitian ini adalah Ikan lele yang termasuk ke dalam jenis ikan lele dumbo (Clarias glariepinus) yang berusia ±1 bulan dengan panjang 5-7cm dan berat ±8gram. 2. Parameter yang akan diteliti yaitu berat badan ikan setelah diberikan perlakuan. 3. Jenis pakan yang diberikan berupa tepung daun talas sudah tua tetapi belum menguning. 4. Pemberian pakan terhadap ikan lele sehari 3 kali yaitu jam 07.00, 13.00, dan jam 17.00. 5. Jumlah pemberian pakan untuk semua perlakuan sama yaitu 4% dari berat bobot ikan yakni 1,6 g pakan per 8 g bb ikan. Total pakan yang disiapkan sampai 20hari ±96gram. E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mendapatkan informasi pengaruh penambahan konsentrasi tepung daun talas dalam pakan terhadap pertumbuhan berat badan ikan lele.

6 F. Manfaat Penelitian 1. Bagi masyarakat Mendapatkan informasi tentang alternatif penambahan konsentrasi tepung daun talas dalam pakan untuk pertambahan berat badan ikan lele. 2. Bagi peneliti Mendapatkan pengalaman baru dalam meneliti pengaruh konsentrasi tepung daun talas dalam pakan terhadap pertambahan berat badan ikan lele. 3. Bagi ilmu pengetahuan Memberikan informasi ilmiah mengenai manfaat daun talas yang dapat dijadikan pakan untuk ikan lele terhadap pertambahan berat badan ikan lele (Clarias.sp). G. Kerangka Pemikiran Pertumbuhan berat badan ikan lele dumbo Pakan dijual ditoko : Mahal Pakan nabati : Mudah dicari Penelitian pengaruh penambahan konsentrasi tepung daun talas Penambahan berat badan ikan lele dumbo Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran

7 Dari Gambar 1.1 kerangka pemikiran dapat diuraikan sebagai berikut: Ikan lele merupakan ikan yang sangat dibudidayakan oleh masyarakat karena memiliki berbagai kelebihan, lele dumbo termasuk ikan yang paling mudah diterima masyarakat. Kelebihan tersebut diantaranya adalah pertumbuhannya yang cepat, memiliki kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan yang tinggi, rasanya enak, dan kandungan gizinya cukup tinggi apabila pakan yang diberikan kepada ikan lele sesuai atau memenuhi kebutuhan ikan lele dumbo, apabila pakan tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan gizi ikan lele maka pertumbuhannya pun akan terhambat, ikan lele dumbo akan mengalami pertumbuhan kerdil. Dengan harga pakan komersial sekarang ini semakin mahal sehingga dapat menambah biaya produksi, harga pakan komersial yang mahal dengan harga jual ikan yang rendah menjadi kendala besar dalam budidaya ikan lele dumbo. Kebutuhan protein benih lele dumbo adalah sebesar >30% (Afrianto : 2013 tersedia di http://repository.ump.ac.id/955/ diunduh pada tanggal 7 juli 2016). Solusi lain untuk mengatasi penghambat pertumbuhan berat badan ikan lele dumbo dengan meringankan biaya petani ikan yaitu dengan menambahkan pakan nabati yakni daun talas karena daun talas tersebut memiliki kandungan gizi yang dibutuhkan oleh ikan yaitu protein 21,67% lemak 10,45% serat kasar 17,91% dan abu 13,19% (Nur, 2012 : h.3 ). Daun talas memiliki kandungan asam amino antara lain tryptophan, threonine, isoleusin, lisin, metionin, fenilalanin, valin, histidin dan kandungan vitamin antara lain vitamin C, vitamin B12, vitamin A, dan vitamin E. kandungan mineral dalam daun talas antara lain

8 kalsium, besi, magnesium, fosfor, potassium, sodium, seng, tembaga, dan mangan (Nur, 2012 : h.3). Berdasarkan studi literatur, kandungan protein yang terdapat pada daunt alas mampu menambah pertambahan berat badan ikan lele dumbo. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu informasi bagi masyarakat dalam pemanfaatan daun talas untuk dijadikan pakan tambahan untuk ikan lele dumbo. H. Asumsi dan Hipotesis 1. Asumsi Pemberian jenis pakan yang tepat dapat meningkatkan berat badan ikan lele dumbo. 2. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran dan asumsi yang telah dijabarkan di atas, bahwa penambahan konsentrasi tepung daun talas dalam pakan berpengaruh terhadap pertambahan berat badan ikan lele dumbo. I. Definisi Operasional Untuk menghindari perbedaan persepsi pada penelitian yang berjudul : Pengaruh Penambahan Konsentrasi Tepung Daun Talas dalam Pakan Terhadap Berat Badan Ikan Lele, maka penulis menyusun beberapa definisi terhadap variabel-variabel yang ada pada judul tersebut diantaranya:

9 1. Pakan merupakan segala sesuatu yang dapat dimakan dan dapat dicerna sebagian atau seluruhnya tanpa mengganggu kesehatan ternak yang memakannya. 2. Talas adalah merupakan tanaman herba menahun dan termasuk dalam suku talas-talasan (Aracea) (Nurhidayanto, 2007 : h.9). 3. Berat ikan merupakan pertambahan volume atau bertambahnya bobot ikan tersebut. J. Struktur Organisasi Skripsi 1. Pembuka Skripsi Padabagian pembuka skripsi terdiri dari halaman sampul, halaman pengesahan, halaman moto dari persembahan, halaman pernyataan keaslian skripsi, kata pengantar, ucapan terima kasih, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran. 2. Isi Skripsi a. Bab I Pendahuluan Pada bab I pendahuluan didalamnya terdapat pembahasan suatu masalah dalam penelitian atau latar belakang. Masalah dalam penelitian timbul karena terdapat kesenjangan antara harapan dengan kenyataan. Dalam pendahuluan memudahkan pembaca dalam memahami pokokpokok isi skripsi secara ilmiah. Pada bagian bab I pendahuluan skripsi terdapat latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka

10 pemikiran, asumsi dan hipotesis penelitian, definisi operasional dan struktur organisasi skripsi. b. Bab II Kajian Teoritis Pada bab II kajian teori menjelaskan tentang kajian toritis yang berkaitan dengan variabel penelitian yang diteliti sebagai dasar dalam penyusunan laporan dan penjelasan materi yang diteliti. c. Bab III Metode Penelitian Pada bab III metode penelitian, disini menjelaskan cara kerja dalam penelitian secara sistematis dan terperinci uraiannya terdiri dari : Metode penelitian, Desain penelitian, Tempat penelitian, pengumpulan data instrumen dan penelitian, prosedur penelitian dan analisis data. d. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada bab IV berisi pembahasan hasil penelitian yaitu deskripsi hasil dan temuan penelitian serta membahas hasil dan temuan penelitian tersebut sesuai dengan rumusan masalah yang sudah dirumuskan. e. Bab V Kesimpulan dan Saran Bab V merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran yang diambil dari penelitian. 3. Bagian Akhir Skripsi Pada bagian akhir skripsi terdiri dari adanya daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup peneliti.