Kuliah Pengantar Surveying
Peta situasi adalah peta yang bertujuan menggambarkan kondisi pada area pekerjaan. Kondisi yang ditampilkan adalah detail sesuai dengan skala peta yang dibuat. Secara umum, peta situasi terdiri atas kontur dan gambaran objek detail seperti bangunan, jalan, dan objek lainnya.
Pasirluhur 2244-345 Pasirluhur Pertelon U 1:37.500 Pasawahan Jalan Aspal Jalan Setapak Sungai Pemukiman Sawah Hutan Gelondong Hutan Cemara Hutan Serpih Galian C Listrik Tegangan Tinggi Sistem Proyeksi Polyeder Elipsoid: Bessel Datum Hor.; Pasir Sancang Data dasar: Foto Udara 1984
Pasirluhur Pertelon Pasawahan
Pada tahap ini, karena proses membuat peta secara sederhana telah dilakukan, maka pembacaan informasi pada peta seharusnya telah dapat dilakukan dengan baik. Pengekstrakkan informasi dari peta contohnya adalah menentukan jarak antar 2 titik seperti berikut :
Tidak jarang ditemui, peta yang dimiliki tidak mempunyai referensi yang jelas atau belum mempunyai referensi karena belum diikatkan. Seperti contoh soal nomer 2 di atas. Pada peta dengan koordinat lokal, tetap memiliki koordinat, dan tetap harus memiliki geometri (bentuk dan ukuran)yang benar. Jika tidak memiliki geometri yang benar, maka disebut dengan sketsa.
Titik kontrol untuk pengukuran, biasanya disebut dengan Bench Mark (BM), adalah hal utama dalam pembuatan peta. BM tersebut merupakan tanda dan tempat penyimpanan koordinat peta. Pada peta hasil, biasanya posisi BM tersebut tidak ditampilkan dan hanya berupa sertifikat BM saja. Seperti pada peta berikut ini :
Saat pengambilan data titik-titik yang nantinya akan dilakukan proses digitasi menjadi peta, diperlukan jarak dan sudut jurusan (metode polar). Jika demikian, untuk ekstraksi informasi dari peta pun sudah seharusnya berpegang kepada dua hal tersebut. Misalnya saja menentukan arah dari satu titik ke titik lainnya.
sering terjadi kesalahan antara pengertian pada pembacaan dan pembuatan peta mengenai besaran sudut dan sudt jurusan. Sudut merupakan besaran derajat yang terbentuk oleh 3 buah titik seperti contoh sudut ABC di bawah ini : A C B
Sedangkan sudut jurusan (azimuth) merupakan sudut yang terbentuk dari acuan tertentu, dalam proses ini yaitu dari arah Utara. Kesalahan pada peta dengan koordinat lokal, adalah bahwa salib sumbunya tidak mengarah kemanapun, sehingga diperlukan orientasi arah utara peta. Proses orientasi agar dapat terlaksana, memerlukan dua buah titik sebagai acuan arah. Misal saat menginginkan arah menuju tugu monas, maka diperlukan posisi awal dengan pertanyaan darimana?.
Peta merupakan model permukaan bumi dengan ukuran peta merupakan perbandingan dengan ukuran pada proyeksi yang disebut dengan skala. Karena tidak ada satuan, maka yang terjadi adalah konversi antara satuan ukuran pada peta melalui skala. Pengukuran pada peta termasuk ke dalamnya adalah pengukuran jarak, luas, dan volume.
Telah dilakukan pada bagian sebelumnya, beberapa perhitungan yang bisa dilakukan pada peta, dari mulai menentukan jarak, menentukan arah,dan menghitung luasan. Proses ekstraksi informasi lainnya pada peta yang paling utama, terutama untuk pekerjaan, adalah ekstraksi informasi bentukan lahan dari topografi.
Garis kontur merupakan garis yang memiliki ketinggian yang sama seperti yang telah dibuat pada soal 6. untuk menyatakan nilai ketinggian lainnya, bisa dengan gradasi warna pada satu warna, atau perbedaan warna jika ingin melibatkan banyak warna. Keterangan ketinggian untuk warna disajikan pada legenda peta. Proses perhitungan lainnya pada peta yang melibatkan ketinggian adalah perhitungan potongan melintang atau memanjang (profil).
Selain untuk menyajikan model kenampakan permukaan bumi pada bentuk 2D dan 3D, informasi posisi dan ketinggian pada peta juga dapat diolah untuk keperluan teknis. Dengan mengetahui ketinggian, maka dapat dihitung volume timbunan dan galian pada suatu daerah dengan acuan pada ketinggian yang diinginkan. Misalnya sebuah danau akan ditimbun tanah sehingga rata dengan jalan raya. Artinya, pada area yang akan ditimbun, dicari kontur basis (acuan ketinggian), kemudian menghitung luas area, dan dikalikan dengan ketinggian (kedalaman).
Telah disebutkan bahwa BM merupakan titik kontrol, tetapi bagaimana jika BM hilang/rusak di lapangan, dan peta yang dimilik masih berupa peta dengan koordinat lokal dan pekerjaan selanjutnya akan memetakan area yang berdampingan dengan area yang telah ada pada peta? Lihat pada gambar :
AREA SELANJUTNYA
Catatan : Dikumpulkan satu hari sebelum perkuliahan minggu depan di E- Learning Itera.