PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENDEKATAN LINGKUNGAN DALAM PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR MATERI PENGHEMATAN ENERGI

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukan

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara teoritis, hakikat pendidikan merupakan belajar yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai keterampilan intelektual,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sains yang semula berasal dari bahasa Inggris science. Kata science sendiri berasal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. (Undang-undang No.20 Tahun 2003: 1). Pendidikan erat kaitannya dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis praktikum,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menunjukkan bahwa ilmu

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran

2015 PENERAPAN MODEL INQUIRY PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

II. LANDASAN TEORI. Pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) yaitu suatu metode. bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa.

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (selanjutnya disebut IPA) diartikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pembelajaran media sangat diperlukan karena dapat membantu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31. Ayat (3) mengamanatkan agar pemerintah mengusahakan dan

I. PENDAHULUAN. agar siswa dapat menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. rendah. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator. Pertama, lulusan dari

I. PENDAHULUAN. interaksi antara guru dan siswa (Johnson dan Smith di dalam Lie, 2004: 5).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran aktif. Kardi (2003: 3) Inkuiri merupakan model pembelajaran yang dirancang untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya manusia yang bermutu. lagi dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

I. PENDAHULUAN. Pengetahuan IPA yang sering disebut sebagai produk dari sains, merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. baik. Efektivitas berasal dari kata efektif. Dalam Kamus Besar Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai pendidikan yang. diselenggarakan sebelum pendidikan dasar, memiliki kelompok sasaran anak

KETERAMPILAN PROSES DALAM IPA SD. Ridwan Efendi, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi manusia termasuk dirinya sendiri. Dalam Undang-Undang RI No.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) merupakan ilmu yang berhubungan dengan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pembelajaran IPA. menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah sesuatu

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan era globalisasi seperti saat ini memungkinkan terjadinya arus

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN BIOLOGI DAN RUANG LINGKUP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu mata pelajaran di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. kosong dari sebagian besar pendidikan, terutama pada akhir abad ke-19

PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015

II. TINJAUAN PUSTAKA. Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan

BAB I PENDAHULUAN. memahami pengertian dasar tentang IPA yang saling berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan menengah. Salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat. Pendidikan menunjukkan cara dan bagaimana warga negara

Keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa Mengembangkan pengetahuan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mengembangkan rasa ingin tahu dan sifat

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah proses penemuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing. arah (ceramah reflektif) dan sistem dua arah (penemuan terbimbing).

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Denok Norhamidah, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model inkuiri terbimbing merupakan suatu model yang digunakan guru untuk

I. PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan yang memadai, maka seorang peserta didik dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Menurut Nuraeni (2010),

BAB II KAJIAN TEORI. jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Mulyasa, 2005 :70).

TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengalami sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek,

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi

Keterampilan Proses Sains. Makalah disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan IPA. oleh Litasari Aldila Aribowo ( )

II. TINJAUAN PUSTAKA. keterampilan-keterampilan tertentu yang disebut keterampilan proses. Keterampilan Proses menurut Rustaman dalam Nisa (2011: 13)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sesuatu yang harus ia lakukan. Berfikir merupakan ciri utama bagi manusia,berfikir

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuliani Susilawati,2013

TINJAUAN PUSTAKA. (a) pandangan dari samping (wajah orang), (b) lukisan (gambar) orang dr

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Siklus belajar 5E (The 5E Learning Cycle Model) (Science Curriculum Improvement Study), suatu program pengembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. bangsa, menumbuhkan secara sadar Sumber Daya Manusia (SDM) melalui

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVII/Mei 2013 PENGEMBANGAN KETERAMPILAN PROSES MELALUI STRATEGI INQUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPA SMP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tersebut Kosasih Djahiri (dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 2) makna bahwa pendidikan harus dilakukan oleh usaha sadar manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan dasar

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan konstruksi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masih

Transkripsi:

PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENDEKATAN LINGKUNGAN DALAM PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR MATERI PENGHEMATAN ENERGI OLEH REZIANA AMALIA MARIA 201591005 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA 2018

KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya panjatkan kepada Alloh S.W.T, atas berkatnya saya dapat menyelesaikan makalah Pendekatan Keterampilan Proses dan Pendekatan Lingkungan dalam Penerapan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Materi Penghematan Energi. Saya juga berterima kasih kepada Ibu Harlinda Sofyan selaku dosen mata kuliah Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar yang telah memberikan bimbingan dan kepada semua pihak yang telah memberikan motivasi kepada saya untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari teman-teman sangat dibutuhkan demi penyempurnaan makalah laporan ini. Tangerang, 23 Maret 2018 Reziana Amalia Maria i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI...ii BAB I PENDAHULUAN...1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 BAB II PEMBAHASAN...3 A. Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses...3 B. Komponen Pendekatan Keterampilan Proses... 3 C. Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Keterampilan Proses... 7 D. Langkah-langkah Melaksanakan Keterampilan Proses... 7 E. Pengertian Pendekatan Lingkungan...8 F. Manfaat Pendekatan Lingkungan...9 G. Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Lingkungan... 9 H. Langkah-langkah Menerapkan Pendekatan Lingkungan...10 BAB III PENUTUP... 11 A. KESIMPULAN...11 B. SARAN... 11 DAFTAR PUSTAKA... 12 ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari mengenai alam dan segala isinya. Salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar adalah Pendidikan IPA. Pendidikan IPA pada tingkat dasar akan memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi keseluruhan proses pendidikan anak dan perkembangan individu selanjutnya. IPA memberikan pengetahuan tentang lingkungan alam, mengembangkan keterampilan, wawasan, sebagai sarana yang penting untuk penguasaan IPTEK dan penanaman nilai-nilai serta sikap dalam menghargai alam dalam hubungannya dengan kehidupan manusia, sehingga memiliki kesadaran teknologi dalam kaitannya dengan pemanfaatan bagi kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu pada pembelajaran IPA, guru hendaknya mengajar dengan cara melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan proses belajar mengajar IPA di kelas, guru diharapkan selalu melakukan perbaikan dan inovasi, khususunya pada penggunaan dan penerapan berbagai pendekatan, strategi dan metode maupun model pembelajaran. Menurut Faizal Djabidi (2016:71) Pendekatan merupakan kegiatan atau cara yang dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang diinginkan agar sesuai dengan tujuan dan niat. Dalam proses pembelajaran di kelas pendekatan merupakan kegiatan yang berjalan sesuai dengan kaidah dan norma yang dilakuka oleh tenaga pendidik menuju pembelajaran yang berkualitas, kompeten dan profesional. Menurut Djamaroh dalam Djabidi (2016:71) pendekatan pembelajaran merupakan unsur penting yang harus dikuasai pengajar sebelum mempersiapkan perencanaan pembelajaran. Dalam pembelajaran IPA ada berbagai pendekatan belajar-mengajar yang dapat digunakan seperti pendekatan inkuiri, pendekatan lingkungan, pendekatan STM, pendekatan pendekatan faktual, pendekatan konseptual, pendekatan pemecahan masalah, pendekatan nilai dan pendekatan keterampilan proses. Setiap pokok pembahasan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menggunakan pendekatan tertentu. 1

Memilih pendekatan pembelajaran yang tepat dapat dilakukan oleh guru dengan berdasarkan prinsip bahwa pembelajaran dalam IPA harus dilakukan dimana siswa mengalami dan merasakan proses belajar secara langsung. Kegiatan belajar melalui proses mengalami secara langsung untuk memperoleh hasil belajar tersebut salah satunya dapat dilakukan melalui siswa dengan lingkungannya ataupun sumber belajarnya secara langsung melalui berbagai kegiatan ilmiah. Melalui proses belajar tersebut diharapkan siswa dapat memperoleh hasil belajar tidak hanya pada aspek kognitif, tetapi juga pada aspek psikomotor dan afekrif. Salah satu pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan penanaman konsep (aspek afektif) sekaligus melatih dan mengembangkan kemampuan aspek psikomotor dan afektif adalah pendekatan keterampilan proses dan pendekatan lingkungan. B. Tujuan Tujuan pembuatan makalah ini : 1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPA di Sekolah Dasar. 2. Tambahan Ilmu bagi saya khususnya dan teman-teman yang juga ikut mendengarkan makalah ini ketika dipaparkan. 2

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses Pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA adalah pendekatan pembelajaran yang memandang bahwa IPA terbentuk dan berkembang melalui suatu proses ilmiah yang juga harus dikembangkan pada siswa sebagai pengalaman yang bermakna yang dapat digunakan sebagai bekal dalam perkembangan hidup selanjutnya (Memes, 2000). Subagyo, dkk. (2009) menjelaskan bahwa pendekatan keterampilan proses memungkinkan siswa menumbuhkan sikap ilmiah untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar yang telah dimiliki sebelumnya. Melalui proses pembelajaran yang dilakukan siswa dapat memahami konsep yang dipelajarinya. Pembelajaran IPA tidak dapat dilakukan hanya dengan penanaman konsep secara teoritis. Pembelajaran melalui aktifitas ilmiah, siswa melakukan proses-proses ilmiah lebih diutamakan sehingga siswa dapat memiliki keterampilan sekaligus dapat memahami dan menemukan sendiri isi dan tujuan dari konsep yang dipelajari. Proses ilmiah merupakan interaksi semua komponen atau unsur pembelajaran yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan. Proses ilmiah dilakukan melalui langkah-langkah ilmiah dimana salah satu indikasinya adalah keberhasilan siswa untuk menghadapi persoalan dalam kehidupan sehari-hari (Wardani, dkk. 2009). Dari pemaparan beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses belajar yang bermakna dan melibatkan siswa secara aktif dan kreatif yang bertujuan memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap. B. Komponen Pendekatan Keterampilan Proses Bentuk dan Pelaksanaan Pendekatan Keterampilan Proses Funk (dalam Trianto, 2008:73) membagi keterampilan proses menjadi dua tingkatan, yaitu Keterampilan Proses Tingkat Dasar (Basic Science Process Skill) dan Keterampilan Proses Terpadu (Integrated Science Process Skill). 1. Keterampilan Proses Tingkat Dasar (Basic Science Process Skill) 3

a. Pengamatan Pengamatan merupakan salah satu keterampilan proses dasar. Keterampilan pengamatan menggunakan lima indera yaitu penglihatan, pembau, peraba, pengecap dan pendengar. Apabila siswa mendapatkan kemampuan melakukan pengamatan dengan menggunakan beberapa indera, maka kesadaran dan kepekaan mereka terhadap segala hal disekitarnya akan berkembang, pengamatan yang dilakukan hanya menggunakan indera disebut pengamatan kualitatif, sedangkan pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur disebut pengamatan kuantitatif. Melatih keterampilan pengamatan termasuk melatih siswa mengidentifikasi indera mana yang tepat digunakan untuk melakukan pengamatan suatu objek. b. Pengukuran Dalam pengertian yang luas, kemampuan mengukur sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Pengukuran adalah penemuan ukuran dari suatu obyek. Dasar dari kemampuan ini adalah perbandingan. Contoh : Siswa mengukur panjang garis tengah lingkaran. c. Menyimpulkan atau inferensi Inferensi adalah sebuah pernyataan yang dibuat berdasarkan fakta hasil pengamatan. Hasil inferensi dikemukakan sebagai pendapat seseorang terhadap sesuatu yang diamatinya. Pola pembelajaran untuk melatih keterampilan proses inferensi, sebaiknya menggunakan teori belajar konstruktivisme, sehingga siswa belajar merumuskan sendiri inferensinya. d. Klasifikasi Klasifikasi merupakan keterampilan proses untuk memilih berbagai obyek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya. Kemampuan mengklasifikasi merupakan kemampuan mengelompokkan atau menggolongkan sesuatu yang berupa benda, fakta, informasi, dan gagasan. Pengelompokan ini didasarkan pada karakteristik atau ciri-ciri yang sama dalam tujuan tertentu, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan. e. Komunikasi 4

Komunikasi didalam keterampilan proses berarti menyampaikan pendapat hasil keterampilan proses lainnya baik secara lisan maupun tulisan. Dalam tulisan bisa berbentuk rangkuman, grafik, tabel, gambar, poster dan sebagainya. Keterampilan berkomunikasi ini sebaiknya selalu dicoba di kelas, agar siswa terbiasa mengemukakan pendapat dan berani tampil di depan umum f. Prediksi atau ramalan Prediksi adalah ramalan tentang kejadian yang dapat diamati diwaktu yang akan datang. Prediksi didasarkan pada observasi yang cermat dan inferensi tentang hubungan antara beberapa kejadian yang telah diobservasi. Perbedaan inferensi dan prediksi yaitu : Inferensi harus didukung oleh fakta hasil observasi, sedangkan prediksi dilakukan dengan meramalkan apa yang akan terjadi kemudian berdasarkan data pada saat pengamatan dilakukan. Menurut Rezba (1999), keenam keterampilan proses dasar di atas terintegrasi secara bersama-sama ketika ilmuan merancang dan melakukan penelitian, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Semua komponen keterampilan proses dasar penting baik secara parsial maupun ketika terintegrasi secara bersama-sama. Keterampilan proses dasar merupakan fondasi bagi terbentuknya landasan berpikir logis. Oleh karena itu, sangat penting dimiliki dan dilatihkan bagi siswa sebelum melanjutkan ke keterampilan proses yang lebih rumit dan kompleks. Keterampilan proses sains dapat meletakkan dasar logika untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa bahkan pada siswa di kelas awal tingkat sekolah dasar. Di kelas awal, siswa lebih banyak menggunakan keterampilan proses sains yang mudah seperti pengamatan dan komunikasi, namun seiring perkembangannya mereka dapat menggunakan keterampilan proses sains yang kompleks seperti inferensi dan prediksi (Rezba, 1999). 2. Keterampilan Proses Terpadu (Integrated Science Process Skill) a. Menentukan variabel Keterampilan menentukan variabel yaitu mengenal ciri khas dari faktor yang ikut menentukan perubahan. b. Interpretasi data

Keterampilan interpretasi data biasanya diawali dengan pengumpulan data, analisis data, dan mendeskripsikan data. Mendeskripsikan data artinya menyajikan data dalam bentuk yang mudah difahami misalnya bentuk tabel, grafik dengan angka-angka yang sudah dirata-ratakan. Data yang sudah dianalisis baru diiterpretasikan menjadi suatu kesimpulan atau dalam bentuk pernyataan. Data yang diinterpretasikan harus data yang membentuk pola atau beberapa kecenderungan. c. Hipotesis Hipotesis biasanya dibuat pada suatu perencanaan penelitian yang merupakan pekerjaan tentang pengaruh yang akan terjadi dari variabel manipulasi terdapat variabel respon. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan bukan pertanyaan, pertanyaan biasanya digunakan dalam merumuskan masalah yang akan diteliti. Hipotesis dapat dirumuskan secara induktif dan secara deduktif. Perumusan secara induktif berdasarkan data pengamatan, secara deduktif berdasarkan teori. Hipotesis dapat juga dipandang sebagai jawaban sementara dari rumusan masalah. d. Definisi variabel secara operasional, dan eksperimen. Mendefinisikan secara operasional suatu variabel berarti menetapkan bagaimana suatu variabel itu diukur. Definisi operasional variabel adalah definisi yang menguraikan bagaimana mengukur suatu variabel. Definisi ini harus menyatakan tindakan apa yang akan dilakukan dan pengamatan apa yang akan dicatat dari suatu eksperimen. Keterampilan ini merupakan komponen keterampilan proses yang paling sulit dilatihkan karena itu harus sering di ulangulang. Eksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesis. Suatu eksperimen akan berhasil jika variabel yang dimanipulasi dan jenis respon yang diharapkan dinyatakan secara jelas dalam suatu hipotesis, juga penentuan kondisi-kondisi yang akan dikontrol sudah tepat. Untuk keberhasilan ini maka setiap eksperimen harus dirancang dulu kemudian di uji coba. Melatihkan merencanakan eksperimen tidak harus selalu dalam bentuk penelitian yang rumit, tetapi cukup dilatihkan dengan menguji hipotesis-hipotesis yang 6

berhubungan dengan konsep-konsep didalam GBPP, kecuali untuk melatih khusus siswa-siswa dalam kelompok tertentu. Contohnya Kelompok Ilmiah Remaja. C. Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Keterampilan Proses Keunggulan pendekatan keterampilan proses di dalam proses pembelajaran, antara lain adalah : 1) Siswa terlibat langsung dengan objek nyata sehingga dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, 2) Siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari, 3) Melatih siswa untuk berpikir lebih kritis, 4) Melatih siswa untuk bertanya dan terlibat lebih aktif dalam pembelajaran, 5) Mendorong siswa untuk menemukan konsep-konsep baru, 6) Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menggunakan metode ilmiah. Kelemahan pendekatan keterampilan proses, dikemukakan oleh Sagala (2003:75), sebagai berikut: 1) Memerlukan banyak waktu sehingga sulit untuk dapat menyesuaikan bahan pengajaran yang ditetapkan dalam kurikulum, 2) Memerlukan fasilitas yang cukup baik dan lengkap sehingga tidak semua sekolah dapat menyediakannya, 3) Merumuskan masalah, menyusun hipotesis, merancang suatu percobaan untuk memperoleh data yang relevan adalah pekerjaan yang sulit, tidak setiap siswa mampu melaksanakannya. D. Langkah-langkah Melaksanakan Keterampilan Proses 1) Pendahuluan atau pemanasan a) Pengulasan atau pengumpulan bahan yang pernah dialami peserta didik yang ada hubungannya dengan bahan yang akan diajarkan. b) Kegiatan menggugah dan mengarahkan peserta didik dengan mengajukan pertanyaan, pendapat dan saran, menunjukkan gambar atau benda lain yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan 2) Pelaksanaan proses belajar mengajar atau bagian inti a) Menjelaskan bahan pelajaran yang diikuti peragaan, demonsrasi, gambar, model bagan yang sesuai dengan keperluan.

b) Merumuskan hasil pengamatan dengan merinci, mengelompokkan atau mengklasifikasikan materi pembelajaran yang diserap dari kegiatan pengamatan terhadap bahan pelajaran. c) Menafsirkan hasil pengelompokkan itu dengan menunjukkan sifat, hal, dan peristiwa yang terkandung pada tiap-tiap kelompok. d) Meramalkan sebab akibat kejadian prihal atau peristiwa lain yang mungkin terjadi di waktu lain atau mendapat suatu perluasan yang berbeda. e) Menerapkan pengetahuan, keterampilan, sikap yang ditentukan atau diperoleh dari kegiatan sebelumnya pada keadaan atau peristiwa yang baru atau berbeda. f) Merencanakan penelitian, dengan percobaan sehubungan masalah yang belum terselesaikan. g) Mengkomunikasikan hasil kegiatan pada orang lain dengan diskusi, ceramah, mengarang dan lain-lain. E. Pengertian Pendekatan Lingkungan Pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan siswa melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Pendekatan ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran akan menarik, jika apa yang dipelajari diangkat dari lingkungan, sehingga apa yang dipelajari berhubungan dengan kehidupan dan berfaedah bagi lingkungan (Khusnin, 2008). Menurut Yulianto (2002) pendekatan lingkungan berarti mengaitkan lingkungan dalam suatu proses belajar mengajar dimana lingkungan digunakan sebagai sumber belajar. Suniarsih (2006) menambahkan bahwa berlangsungnya proses pembelajaran tidak terlepas dengan lingkungan sekitar. Menurut pemaparan para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan lingkungan adalah pendekatan yang langsung berkaitan dengan lingkungan sekitar yang bertujuan agar siswa lebih tertarik dalam proses pembelajaran sehingga siswa mudah menangkap segala pengetahuan yang diberikan. 8

F. Manfaat Pendekatan Lingkungan Untuk memahami materi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari sering digunakan pendekatan lingkungan. Sehingga dapat dikatakan lingkungan yang ada di sekitar merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Lingkungan dapat memperkaya bahan dan kegiatan belajar. Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting dan memiliki nilai-nilai yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran siswa. Penggunaaan lingkungan memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna sebab anak dihadapkan pada kondisi yang sebenarnya. Pelajaran biologi dengan menggunakan bahan-bahan alami lebih menguntungkan bagi siswa dan pengalaman bersahabat dengan alam akan lebih cenderung menyiapkan perasaan positif bagi siswa terhadap keajaiban alam. G. Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Lingkungan Kelebihan mengajar dengan pendekatan lingkungan alam sekitar, yaitu: 1) Lebih menarik dan tidak membosankan, 2) Hakikat belajar akan lebih bermakna, 3) Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga kebenarannya lebih akurat, 4) Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif, 5) Sumber belajar menjadi lebih kaya, 6) Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya. Kekurangan mengajar dengan pendekatan lingkungan alam sekitar, yaitu : 1) Volume dan kekuatan suara harus lebih besar, agar dapat ditangkap oleh audiens, 2) Guru/dosen harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk memusatkan perhatian audiens, 3) Model pembelajaran harus dibuat menarik, 4) Sangat tergantung cuaca, 5) Konsentrasi audiens kurang. 9

H. Langkah-langkah Menerapkan Pendekatan Lingkungan Langkah-langkah pendekatan lingkungan menurut (Aptisoma, 2009:2), sebagai berikut : 1) Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya. 2) Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topik. 3) Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. 4) Menghadirkan model sebagai contoh belajar. 5) Melakukan refleksi diakhir pertemuan. 6) Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan melakukan berbagai cara. 10

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Dalam pembelajaran IPA ada berbagai pendekatan belajar-mengajar yang dapat digunakan seperti pendekatan inkuiri, pendekatan lingkungan, pendekatan STM, pendekatan pendekatan faktual, pendekatan konseptual, pendekatan pemecahan masalah, pendekatan nilai dan pendekatan keterampilan proses. Setiap pokok pembahasan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menggunakan pendekatan tertentu. Pendekatan dalam kegiatan belajar-mengajar pada hakikatnya suatu usaha sebagai guru untuk mengembangkan keaktifan pembelajaran. Tepatnya pendekatan pembelajaran yang digunakan bereperan penting dalam menentukan berhasil tidaknya proses belajar yang diinginkan. B. SARAN Sebagai calon seorang guru yang nantinya akan mengajar dalam kelas, kita harus memiliki wawasan yang luas, tentang bagaimana cara mengajar yang menarik bagi siswa dan tidak membosankan. Setelah pemaparan makalah ini, disarankan agar kita para calon guru dapat menggunakan pedekatan mengajar yang sesuai dengan situasi dan keadaan kelas, sehingga proses belajar-mengajar dapat berjalan dengan optimal. 11

DAFTAR PUSTAKA 1. Harlinda Sofyan, 2015. Diunduh pada tanggal 18 Maret 2018 pukul 17.35 https://media.neliti.com/media/publications/120845-id-none.pdf 2. Ramlah, Achmad Ramadhan, dan Bustamin, 201. Diunduh pada tanggal 18 Maret 2018 pukul 18.00 3. Arrofa Acesta, 201. Diunduh pada tanggal 18 Maret 2018 pukul 17.32 https://media.neliti.com/media/publications/96764-id-penerapan pendekatan-keterampilan-proses.pdf 4. Riyadus Solihin, 2014. Diunduh pada tanggal 20 Maret 2018 pukul 20.10 5. Sinta Dewi, 2014. Diunduh pada tanggal 20 Maret 2018 pukul 20.45 6. Ira Irianti. Diunduh pada tanggal 20 Maret 2018 pukul 22.07 7. Safnowandi, 2012. Diunduh pada tanggal 23 Maret pukul 21.00 https://media.neliti.com/media/publications/113854-id-meningkatkanhasil-belajar-ipa-dengan-me.pdf http://riyadsangpetualang.blogspot.co.id/2014/01/pendekatanpembelajaran-ipa-di-sd_4418.html https://sintadewi250892.wordpress.com/2014/04/07/pendekatan-inkuiriketerampilan-proses-dan-lingkungan-dalam-pembelajaran-ipa-di-sd/ http://irairianti565.blogspot.co.id/2014/05/modul-2-pendekatan-dalampembelajaran.html https://safnowandi.wordpress.com/2012/11/15/pembelajaranketerampilan-proses/ 8. Kamrianti ramlih, 2011. Diunduh pada tanggal 23 Maret pukul 21.10 https://kamriantiramli.wordpress.com/2011/03/21/keterampilan-prosessains/ 9. Djabidi, Faizal.Manajemen Pengelolaan Kelas.2016. Malang : Madani 12