BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut :

JAP PADA TANAMAN KARET

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

PERKEMBANGANJamur Akar Putih (Rigidoporus lignosus) TANAMAN KARET TRIWULAN IV 2014 di WILAYAH KERJA BBPPTP SURABAYA Oleh : Endang Hidayanti, SP

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA Tanaman karet pertama di Indonesia ditanam di kebun Raya Bogor. Klasifikasi botani tanaman karet adalah sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA FIKIR. Ikatan Geografi Indonesia (IGI) dalam Nursid Sumaatmadja, 1997:11).

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.

TINJAUAN LITERATUR. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), klasifikasi jamur C. cassiicola. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. sebagai berikut : Divisio : Spermatophyta; Subdivisio : Angiospermae; Class :

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut. : Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc.

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman karet sudah dikenal berabad abad yang lalu.tanaman ini bukan

TINJAUAN PUSTAKA. akar putih (JAP). Nama ilmiah jamur ini adalah Rigidoporus lignosus (Klotzsch)

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Penulisan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

I. PENDAHULUAN. Asia tenggara lainnya, yaitu Malaysia dan Thailand, sejak dekade 1920-an sampai sekarang

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jarak pagar berupa perdu dengan tinggi 1 7 m, daun tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Steenis, et. al, (1967) sistematika tanaman karet adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica)

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

PENYAKIT BIDANG SADAP

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Karet. Budidaya Karet

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Getas, 2 Juni 2009 No : Kepada Yth. Hal : Laporan Hasil Kunjungan Kebun Getas PTP Nusantara IX

II. TINJAUAN PUSTAKA. Cabai merupakan tanaman semusim berbentuk perdu tegak, batang berkayu

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun morfologi tanaman tembakau adalah: Tanaman tembakau mempunyai akar tunggang terdapat pula akar-akar serabut

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 : Pengamatan mikroskopis S. rolfsii Sumber :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

LAPORAN PENELITIAN PENGARUH JENIS TANAH TERHADAP SERANGAN JAMUR AKAR PUTIH (RIGIDOPORUS MICROPORUS) (SWARTZT : FR) VAN OV PADA TANAMAN KARET.

(Gambar 1 Gejala serangan Oidium heveae pada pembibitan karet)

E U C A L Y P T U S A.

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae,

BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar

TINJAUAN PUSTAKA. bekas tambang, dan pohon peneduh. Beberapa kelebihan tanaman jabon

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Cabai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Stadium ini ditemukan pada daun daun tua yang sedang membusuk. Jamur ini

TINJAUAN PUSTAKA. Euphorbiaceae, Genus: Hevea, Spesies: Hevea brassiliensismuell.arg.

TINJAUAN PUSTAKA. euphorbiaceae, genus hevea dan spesies Hevea brasiliensis.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.)

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

A. Struktur Akar dan Fungsinya

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

PENDAHULUAN. krim, susu kedelai, tepung kedelai, minyak kedelai, pakan ternak,dan bahan baku

PENYAKIT TANAMAN KOPI DAN PENGENDALIANNYA Oleh : Abd. Muis, SP

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

TINJAUAN LITERATUR. Klasifikasi penyakit C. gloeosporioides (Penz.) Sacc menurut

TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik Karet

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai berbentuk perdu dengan tinggi lebih kurang cm.

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. : Hevea brasiliensis Muell Arg. penyediaan batang bagian bawah harus sungguh-sungguh baik

PENYAKIT VASCULAR STREAK DIEBACK (VSD) PADA TANAMAN KAKAO (THEOBROMA CACAO L) DAN. Oleh Administrator Kamis, 09 Februari :51

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agrios (1996) taksonomi penyakit busuk pangkal batang

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

Spermatophyta Angiospermae Dicotyledoneae Araucariales Araucariaceae Agathis Agathis dammara Warb.

Penyakit Layu Bakteri pada Kentang

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi 2.1.1 Taksonomi Tanaman Karet Dalam kerajaan tanaman atau sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dycotyledonae Ordo : Euphorbiales Famili : Euphorbiacae Genus : Hevea Spesies : Hevea brasiliensis 2.1.2 Morfologi Tanaman Karet Secara morfologis, organ organ penting tanaman karet dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Akar Tanaman karet memiliki sistem perakaran tunggang dan perakaran serabut. Akar tunggang tanaman karet menembus kedalam tanah menuju pusat bumi cukup dalam dan kokoh. Oleh karena itu, tanaman karet sangat tahan kekeringan dan tanaman tidak mudah roboh. Sedangkan akar serabutnya tumbuh menyebar secara horizontal yang cukup dalam (Siagian, 2006). b. Batang Tanaman karet berhabitus pohon yang tumbuh meninggi dan berbatang cukup besar. Tinggi pohon dewasa mencapai 15 25 meter. Tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi mengarah ke atas. Batang tanaman ini mengandung getah yang dikenal dengan nama lateks. Batang karet tampak mulus (Nurhakin dan Aditya, 2014) 4

c. Daun Daun karet terdiri dari tangkai utama sepanjang 3 20 cm dan tangkai anak daun sepanjang 3 10cm dengan kelenjar diujungnya. Setiap daun karet biasanya terdiri dari tiga anak daun yang berbentuk elips memanjang dengan ujung runcing. Daun karet ini berwarna hijau dan menjadi kuning atau merah menjelang rontok. Seperti kebanyakan tanaman tropis, daun daun karet akan rontok pada puncak musim kemarau untuk mengurangi penguapan tanaman (Andoko dan Heru, 2008). d. Bunga Bunga tanaman karet tergolong bunga berumah dua (monocious) dan berbentuk bunga majemuk. Pada satu tangkai bunga yang berbentuk majemuk tersebut, terdapat bunga betina dan bunga jantan. Penyerbukan bunga dapat terjadi secara penyerbukan sendiri maupun penyerbukan silang. Penyerbukan silang dibantu oleh serangga. Bunga betina hanya mengandung putik (pistillum) saja yang merupakan alat kelamin betina yang mempunyai bakal buah (ovarium) yang berisi bakal biji (ovulum) dan sel telur (ovum). Bunga jantan hanya mengandung benang sari (stamen) saja yang merupakan alat kelamin jantan yang menghasilkan serbuk sari (pollen) yang mengandung inti sperma untuk penyerbukan. Putik yang telah diserbuki benang sari akan tumbuh menjadi buah dan bakal biji akan menjadi biji(cahyono, 2010). Bunga karet muncul (tumbuh) dari ranting ranting yang bersemi selesai gugur daun. Bunga tersusun (terangkai) dalam malai yang setiap malai atau tangkai bunga tersusun banyak bunga. Bunga itu disebut bunga majemuk. Bunga karet terdiri atas tangkai bunga, daun kelopak atau sepal berwarna hijau, daun mahkota berwarna putih kekuningan, benang sari, kepala putik dan bakal buah. Bunga ini berukuran kecil dan berbentuk bintang(cahyono, 2010). 5

e. Buah dan Biji Buah karet karet yang masih muda berwarna hijau dan akan berubah menjadi cokelat sampai hitam apabila sudah matang. Buah karet tidak berdaging dan tidak berair. Buahnya berbentuk segitiga seperti belimbing, dan berukuran sebesar buah apel atau sebesar bola tenis. Didalam buah terdapat tiga ruangan masing masing ruang berisi 1 butir biji. Proses pemasakan buah berlangsung selama 5,5 6 bulan sejak pembungaan. Buah karet berbiji dan jumlah bijinya 3 butir. Secara keseluruhan buah karet terdiri atas tangkai, buah, kulit buah, cangkang buah, dan biji(siagian, 2006). Biji karet berukuran sebesar telur burung puyuh bentuknya bulat agak lonjong, berwarna cokelat kehitaman dan bersifat keras. Bobot biji karet berkisar antara 3,30 g 4 g. biji karet tersusun atas cangkang, kulit ari berwarna putih, daging biji berwarna putih susu dan lembaga yang berwarna kekuningan. Biji karet bersifat monoembrional bila ditumbuhkan (disemaikan) hanya menghasilkan satu tanaman. 2.2 Produktivitas Tanaman 2.2.1 Klon Karet Anjuran Klon karet unggul dikelompokkan menjadi dua yaitu : Klon Anjuran Komersial dan harapan. Klon anjuran Komersial adalah klon unggul yang dianjurkan untuk pengembangan komersial dalam skala luas yang menurut Undang Undang no. 12 tahun 1992 disebut sebagai Benih Bina. Klon harapan adalahn klon klon yang ada pengujian pendahuluan terbukti memiliki sifat keunggulan lebih baik dari klon anjuran komersial, namun belum teruji secara luas. Klon harapan dianjurkan untuk pengembangan secara terbatas di perkebunan melalui kerjasama dengan Pusat Penelitian Karet. 6

Berdasarkan hasil rumusan Lokakarya Nasional Pemuliaan Karet, yang diselenggarakan pada tanggal 22 23 nopember 2005 di Medan, telah disusun daftar klon Karet Anjuran Periode 2006 2010 sebagai berikut : Klon penghasil lateks : BPM 24, BPM 107, BPM 109, IRR 104, PB 217, dan PB 260 Klon penghasil lateks kayu : BPM 1, PB 330, PB 340, RRIC 100, AVROS 2037, IRR 5, IRR 32, IRR 39, IRR 42, IRR 112 dan IRR 118. Klon penghasil kayu : IRR 70, IRR 71, IRR 72, IRR 78 Klon harapan : IRR 24, IRR 33, IRR 41, IRR 54, IRR 64, IRR 105, IRR 107, IRR 111, IRR 119, IRR 141, IRR 208, IRR 211 dan IRR 220. Klon penghasil lateks adalah klon yang memiliki ciri potensi hasil lateks sangat tinggi tetapi hasil kayu juga tinggi. Sedangkan klon penghasil kayu adalah klon yang memiliki ciri petensial lateks rendah, tetapi hasil kayu sangat tinggi. 2.3 Jamur Akar Putih (R.lignosus) Taksonomi Jamur Akar Putih (R.lignosus) diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Mycetaceae Divisio : Amestigomycota Klass : Basidiomycetes Ordo : Polyperales Family : Poliperaceae Genus : Rigidoporus Spesies : Rigidoporus lignosus (Klotszhch) Imazeki Badan buah jamur ini berbentuk kipas tebal, agak berkayu mempunyai zone sone pertumbuhan, mempunyai tepi yang tipis, warna permukaan badan buah dapat berubah tergantung dari umur dan kandungan airnya. Pada waktu masih muda berwarna jingga sampai merah kecoklatan, dengan zone berwarna gelap 7

yang agak menonjol. Permukaan bawah berwarna jingga, tepinya berwarna kuning jernih atau putih kekuningan. Badan buah yang tua umumnya ditumbuhi ganggang sehingga berwarna kehijauan. Jika menjadi tua atau kering badan buah menjadi suram, permukaan atasnya coklat kekuningan pucat sedangkan permukaan bawahnya coklat kemerahan. Tepinya menggulung kebawah dan warnanya tidak kuning lagi (Basuki, 1982). 2.3.1 Gejala Serangan Jamur Akar Putih (R.lignosus) Masalah yang sering dihadapi saat pengendalian JAP adalah tanaman karet baru terdeteksi terserang JAP setelah terlihat gejala di daun, seperti daun kusam dan warna kekuningan. Padahal, pada kondisi tersebut, miselium JAP sudah berpenetrasi luas di jaringan akar. Saat daun sudah berwarna kekuningan, tindakan pengendalian sudah kurang efektif. Pasalnya, tingkat serangan penyakit sudah berstadia lanjut. Pengendalian JAP akan efektif apabila tingkat serangan di akar masih skala 1 2 atau miselium JAP belum berpenetrasi luas ke dalam jaringan akar (Siagian, 2015). Tingkat serangan JAP di akar dapat dibagi menjadi empat skala sebagai berikut : Skala 1 : Miselia atau rizomorf menempel di permukaan kulit Skala 2 : Miselium JAP mulai masuk ke jaringan kulit dan mengelilingi setengah leher akar Skala 3 : Dua pertiga kulit akar busuk, tetapi akar lateral hidup. Skala 4 : Semua akar busuk dan tanaman tumbang atau mati. (Siagian, 2015). Gejala gejala serangan penyakit akar putih tampak dari memucatnya daun daun dengan tepi ujungnya terlipat kedalam. Daun daun tersebut selanjutnya gugur dan ujung rantingnya mati. Sebagai upaya mempertahankan diri, tanaman yang sakit akan menumbuhkan daun, bunga, dan buah sebelum waktunya. Memastikan secara dini tanaman karet terserang 8

penyakit akar putih atau tidak, bisa dilakukan pemeriksaan tajuk dan akar dengan bantuan mulsa (Heru & Agus, 2008). Tajuk tanaman sakit berwarna suram kekuning kuningan, selanjutnya memunculkan daun daun muda, bunga dan buah lebih awal. Pemeriksaan tajuk tanaman di areal perkebunan secara keseluruhan dilakukan empat kali setahun sejak tanaman berumur enam bulan (Heru & Agus, 2008). Pada permukaan akar yang sakit terdapat benang benang miselium jamur (rizomorf) berwarna putih menjalar sepanjang akar. Di sana sini benang benang meluas atau bercabang cabang seperti jala. Pada ujungnya benang meluas seperti bulu. Benang benang melekat erat pada permukaan akar. Kadang kadang benang berwarna kekuningan. Dalam tanah merah warnanya dapat kemerahan atau kecoklatan. Kulit yang sakit busuk dan berwarna coklat (Semangun,1988) Kayu dari akar yang baru saja mati tetap keras, berwarna coklat, kadang kadang agak kekelabuan. Pada pembusukan yang lebih jauh kayu berwarna putih atau krem, tetap padat dan kering, meskipun di tanah basah kayu yang busuk dapat hancur seperti bubur. (Semangun, 1988) 2.3.2 Penularan dan Perkembangan Penyakit R.lignosus termasuk kategori jamur yang bersifat parasit fakultatif yang berarti bahwa patogen tersebut dapat hidup pada jaringan tanaman yang telah mati. Dilain pihak R.lignosus tidak dapat bertahan lama tanpa adanya sumber makanan. Hal ini menunjukkan timbulnya penyakit JAP sangat ditentukan oleh adanya sisa sisa tunggul dan akar tanaman di lapangan.sumber penyakit JAP lainnya yang tidak dapat dikesampingkan adalah penggunaan bibit sakit. Adakalanya seleksi bibit tidak dilakukan dengan ketat atau dilaksanakan oleh tenaga yang tidak terlatih. Di samping itu juga spora spora yang dihasilkan oleh tubuh buah dapat menjadi sumber infeksi melalui 9

media perantara berupa sisa sisa tunggul di dalam kebun, namun penyebaran penyakit spora ini sangat terbatas. Spora jamur akan segera berkecambah apabila jatuh pada tunggul yang masih segar, selanjutnya miselium jamur menjalar ke perakaran didalam tanah yang selanjutnya menjadi sumber infeksi bagi tanaman karet disampingnya(sujatno& Pawirosoemardjo, 2001). Penyebaran penyakit JAP terutama terjadi melalui kontak akar. Apabila akar akar dari tanaman sehat telah saling berhubungan dengan akar yang telah terinfeksi, rizomorf akan menjalar menuju leher akar dan selanjutnya ke akar samping lainnya. Hal ini menyebabkan pertanaman karet yang terserang oleh JAP cenderung mengelompok yang makin lama makin luas. Lamanya JAP dapat bertahan di dalam tanah tergantung dari banyak sedikitnya sisa sisa kayu yang tertinggal didalam tanah dan berbagai faktor yang mempengaruhi pembusukan. Pada sisa akar tanaman yang bergaris tengah 0,6 7,5 cm JAP dapat bertahan 3 20 bulan (Semangun, 1988 dalam Sujatno & Pawirosoemardjo, 2001). Disamping faktor tersebut diatas perkembangan penyakit juga dipengaruhi oleh kemasaman (ph) dan struktur tanah. Jamur akar putih lebih menyukai tanah yang berpori dan bereaksi netral (ph 6 7). Oleh sebab itu JAP banyak dijumpai pada tanah liparit yang luas terdapat di Sumatera dan juga di pegunungan Kidul Jawa TImur. 2.3.3 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penyakit JAP Keberadaan patogen R. lignosus penyebab JAP erat hubungannya dengan kebersihan lahan. Tunggul atau sisa tebangan pohon, perdu dan semak yang tertinggal dalam tanah merupakan substrat bagi R. lignosus. Keberadaan R. lignosus dalam tanah juga ditentukan oleh organisme renik yang melapukkan tunggul (Siagian, 2015). 10

Jamur akar putih dapat tumbuh pada suhu 10 C - 40 C, spora dapat berkecambah dengan baik pada suhu yang optimum 25 C - 30 C. JAP juga menyukai kondisi tanah yang berpori dan lembab serta menyukai ph tanah optimum antara 5,5 6,5 (Semangun, 1989). Pada umumnya intensitas JAP memuncak pada umur tanaman 3 4 tahun pada saat terjadi pertautan akar antar gawangan. Faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit, tanah yang gembur dengan ph > 6 dengan suhu lebih dari 20 C sangat baik bagi perkembangan penyakit. Penyakit berkembang cepat pada awal musim hujan. Tunggul yang terbuka merupakan media untuk penularan JAP, dan akar akar yang terinfeksi merupakan sumber penularan lebih lanjut (Soepana, 1993). Infeksi dapat juga disebabkan oleh spora dari sporofor yang tumbuh pada sisa sisa kayu dalam tanah. Spora spora ini dapat disebarkan melalui luka dan lentisel, walaupun penetrasi secara langsung mungkin terjadi. Pada tanaman karet sering ditemukan bagian leher akar pecah, dan ini merupakan tempat yang baik bagi infeksi jamur. Patogen kemudian kebagian yang lebih dalam dari akar. Tanaman akan mengadakan reaksi pertahanan seperti pembentukan kambium gabus dan kalus. Akan tetapi hal ini sering tidak dapat menahan perkembangan lanjut patogen. Serangan akan lebih tinggi ditemukan pada tanaman okulasi dibandingkan dengan tanaman biji. Hal ini disebabkan pada tanaman okulasi ada bagian bagian luka, sehingga memudahkan patogen untuk mengadakan infeksi (Soepana, 1993). 2.3.4 Pengendalian Jamur Akar Putih Beberapa cara pengendalian penyakit akar putih adalah sebagai berikut : Sisa sisa akar atau tunggul tanaman di areal pertanaman yang merupakan tempat hidup jamur harus disingkirkan atau dibakar. Bila hal ini tidak dapat dilakukan untuk keseluruhan areal, maka sekurang kurangnya 11

sepanjang barisan tanaman sekitar satu meter dari lubang tanaman harus bersih dari sisa sisa akar dan tunggul tunggul tersebut. Menanam tanaman penutup tanah yang baik untuk kebun karet. Tanaman yang di anjurkan adalah tanaman kacang kacangan seperti Peuraria javanica, Centrosema pubescens, Colopogonium mucunoides, Psophocarpus palustris, atau Colopogonium caemleum. Jenis tanaman ini berguna untuk mempertinggi aktivitas mikroba dan mempercepat pembusukan sisa sisa akar atau tunggul tunggul tanaman sehingga secara tidak langsung dapat menekan perkembangan jamur akar putih. Menanam bibit tanaman yang sehat, bebas dari jamur akar putih. Bila dicurigai bibit terjangkit penyakit ini, sebaiknya bibit tersebut dicelupkan ke dalam larutan terusi sebelum ditanam, Jika sebelumnya kebun pernah mengalami serangan jamur akar putih, maka tanaman baru harus dilindungi. Caranya, disekitar tanaman baru ditaburkan serbuk belerang sebanyak 100 g dengan radius antar 30 100 cm. Setelah itu, serbuk dibenamkan ke dalam tanah dengan bantuan garpu. Penaburan serbuk belerang dilakukan setiap tahun hingga tanaman berumur 5 tahun. Sebagai pengganti serbuk belerang, dapat juga dipakai pupuk ammonium sulfat (ZA) sebanyak dosis yang dianjurkan dalam pemupukan. Pupuk itu ditaburkan disekitar tanaman. Cara lain melindungi tanaman karet dari serangan penyakit akar putih adalah menanam tanaman marygold (Tithonia diversifolia). Tanaman ini ditanam di sekitar tanaman karet dengan radius 1 m atau ditanamn di dalam gawangan dalam dua barisan berjarak 1 m. Tanaman ini ditanam sebagai tanaman sampingan dari tanaman penutup tanah. Diantar pohon karet tidak dianjurkan ditanami tanaman sela yang merupakan inang jamur akar putih seperti ubi kayu dan ubi jalar. Tanaman sakit yang masih bisa diselamtakan diberi obat pelindung akar. Caranya, tanah pada leher akar tanaman harus dibuka dengan membuat lubang berjarak 30 cm di sekeliling akar. Kedalaman lubang tergantung pada batas serangan jamur. Kemudia benang benang jamur yang 12

menempel pada akar dikerok. Akar yang sudah rusak berat atau busuk dipotong dan dimusnahkan. Bagian yang luka akibat kerokan atau potongan ditutup dengan ter. Selanjutnya keseluruhan akar yang terluka diolesi Izal 5%. Setelah itu, diolesi pelumas obat pelindung akar. Setelah luka mengering, akar ditutup kembali dengan tanah. Membasmi jamur akar putih juga dapat dilakukan dengan fungisida yang terdiri atas campuran bahan kimia hexaconazole, triadimefon, dan cyproconazole. Bahan bahan ini mengandung bahan aktif PCNB. Namun biaya pengobatan dengan bahan ini sangat mahal. Tanaman yang tidak bisa diselamatkan lagi, ditandai dengan gugurnya daun atau membusuknya akar tunggang, harus dibongkar. Sisa sisa akar harus disingkirkan dan bekas lubang diberi 200 g serbuk belerang atau ZA. Bila masih memungkinkan untuk penyulaman, tanah bekas lubang tanaman yang sakit dibongkar dan dibuat lubang tanam bant berukuran ( 40 x 40 x 30 cm ). Bibit yang ditanam harus bibit stum tinggi. Disekitar bibit ditaburkan serbuk belerang atau ZA sebanyak 100 g. untuk melindungi bibit dari serangan penyakit akar putih, didekatnya ditanam tanaman marygold. Jamur ini dapat juga dibasmi dengan isolat Trichoderma yang bersifat antagonis terhadap jamur akar putih. Dengan adanya pemangsa ini membuat petumbuhan jamur menjadi terhambat. Untuk memacu pertumbuhan mikroba, Trichoderma ini ditambah serbuk belerang yang selanjutnya bisa berbiak dalam akar pohon karet. 2.3.5 Fungisida Heksakonazol Produk pestisida ini merupakan produk yang diluncurkan oleh perusahaan PT Syingenta Indonesia yaitu perusahaan yang bergerak di bidang perlindungan tanaman. Fungisida dengan bahan aktif heksakonazol adalah fungisida sistemik dengan daya eradikan dan protektan yang menghambat biosintesa ergosterol dari jamur golongan Basidiomycetes dan Ascomycetes. Fungisida dengan bahan aktif heksakonazol ini bekerja sistemik ke seluruh bagian 13

tanaman melalui pembuluh kayu (xylem). Dengan jenismya sistemik fungisida ini sangat cocok digunakan untuk tanaman seperti cabai, kedelai, karet, daun bawang, bawang putih, bawang merah, tomat, pisang, semangka dan lain-lain. Sangat aktif mengendalikan penyakit pada berbagai tanaman pangan, hertikultura dan tanaman perkebunan. Fungisida berbahan aktif heksakonazol ini mempunyai toksisitas rendah terhadap manusia, burung, ikan, serangga dan cacing tanah. Tingkat residu yang sangat rendah menjadikan fungisda dengan bahan aktif heksakonazol ini tidak meninggalkan residu yang berbahaya terhadap tanaman. No Tabel 2.1. Beberapa fungisida untuk pengendalian penyakit jamur akar putih Nama Bahan Aktif Bentuk Sifat Cara Dosis/Pohon/ Dagang Aplikasi Aplikasi 1 Calixin CP 2 Formac 2, Shell CP & Ingro Pasta 3 Bayleton 250 EC 4 Bayfidan 250 EC 5 Anvil 50 SC Tridemorf Pasta Sistemik Protektif Kuratif Persisten PCNB Pasta Non sistemik Protektif Persisten Triadimefon Cairan Triadimenol Cairan Heksakonaz ol Sumber : (Siagian, 2015) Cairan Sistemik Protektif Kuratif Non persisten Sistemik Protektif Kuratif Non persisten Sistemik Protektif Kuratif Non persisten Pelumasan akar Pelumasan akar Penyiraman akar Penyiraman akar Penyiraman akar 160 350 g 160 350 g 10 20 ml 10 20 ml 10 20 ml 14