pada Fakultas Sastra Universitas Andalas

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBENTUKAN KATA PADA LIRIK LAGU EBIET G. ADE

ANALISIS KONTRASTIF PROSES MORFOLOGIS BAHASA KANGEAN DAN BAHASA INDONESIA SKRIPSI. Oleh: Ummu Atika

BAB V PENUTUP. bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia pada karangan siswa kelas VII SMPN 2

ABREVIASI DALAM MENU MAKANAN DAN MINUMAN DI KOTA SEMARANG: SUATU KAJIAN MORFOLOGIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin berkembang. Dalam penelitiannya

ANALISIS AFIKSASI DAN PENGHILANGAN BUNYI PADA LIRIK LAGU GEISHA DALAM ALBUM MERAIH BINTANG

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang kajian. Aji Kabupaten Jepara dapat disimpulkan sebagai berikut.

BAB V PENUTUP. berdasarkan konteks pemakaian dibedakan atas istilah umum, dan istilah

KATA MENANGIS : BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA. Kumairoh. Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Dipnegoro. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. menanggapi sesuatu yang terjadi di sekitarnya juga berkembang. Dalam hal ini,

ANALISIS REDUPLIKASI MORFOLOGIS BAHASA MELAYU SUB DIALEK MASYARAKAT SUNGAI GUNTUNG KECAMATAN KATEMAN KABUPATEN TEMBILAHAN RIAU

PROSES MORFOLOGIS PEMBENTUKAN KATA RAGAM BAHASA WALIKA

Penguasaan Kelas Kata Bahasa Indonesia. Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 18 Padang. Sri Fajarini. Mahasiswa Universitas Andalas)

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Chaer (2003:53) mengatakan bahwa bahasa adalah satu-satunya milik

BAB V PENUTUP. 1. Bentuk register medis anak dalam rubrik Konsultasi Ahli di Tabloid

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya. Analisis jenis kalimat, bentuk penanda dan fungsi tindak tutur

BAB V PENUTUP. rubrik cerita Pasir Luhur Cinatur pada majalah PS, maka diperoleh simpulan

PEMAKAIAN PREFIKS DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH ANEKA SKRIPSI

ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK SEKANAK DESA TINJUL KECAMATAN SINGKEP BARAT KABUPATEN LINGGA

ANALISIS JARGON DALAM GAME ONLINE FOOTBALL SAGA 2

PENGGUNAAN KATA DEK DALAM KABA KLASIK MINANGKABAU

BAB V PENUTUP. serta berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, tuturan ekspresif dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

CAMPUR KODE BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA JAWA PADA SIARAN RADIO JAMPI SAYAH DI RADIO SKB POP FM GOMBONG

ANALISIS MORFEM BEBAS DAN MORFEM TERIKAT BAHASA MELAYU DIALEK RESUN KECAMATAN LINGGA UTARA KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL

BAB 1 PENDAHULUAN. kata, baik berbentuk gramatikal maupun leksikal. Bahasa yang digunakan seharihari

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA MADING DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA JURNAL ILMIAH

ANALISIS DAN KOREKSI KESALAHAN PENALARAN PADA PENGGUNAAN BAHASA PAPAN PERINGATAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA SKRIPSI

PEMEROLEHAN RAGAM BAHASA JAWA PADA ANAK USIA 2 TAHUN (Studi kasus) ABSTRAK

AMBIGUITAS FRASA NOMINA PADA JUDUL ARTIKEL SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS SEPTEMBER-OKTOBER 2013 NASKAH PUBLIKASI

PENGGUNAAN DIKSI DALAM TEKS PIDATO PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO PADA HARI ULANG TAHUN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA. Oleh : Mentari Ade Fitri

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil dari penelitian berjudul Interferensi Morfologis

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KATA ULANG BAHASA INDONESIA PADA MAJALAH PAPIRUS EDISI JANUARI 2015

INFLEKSI DALAM BAHASA KULISUSU

BAB 1 PENDAHULUAN. Masuknya istilah-istilah asing, terutama dari bahasa Inggris ke dalam

BENTUK DAN MAKNA VERBA DENOMINAL BAHASA JAWA DALAM SARIWARTA PADA PANJEBAR SEMANGAT EDISI TAHUN 2011

BAB V PENUTUP. Kelas Siswa Kelas XI SMA N 1 Sleman, implikasi penelitian ini bagi pembelajaran

KEUTUHAN STRUKTUR WACANA OPINI DALAM MEDIA MASSA CETAK KOMPAS EDISI BULAN MARET 2012

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan

Proses Pembentukan Kata dalam Kumpulan Cerpen 1 Perempuan 14 Laki-Laki Karya Djenar Maesa Ayu

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Gaya Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat pemakai bahasa memiliki kesepakatan bersama mengenai

Oleh: lis Supriyati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang

ANALISIS BENTUK DAN MAKNA AFIKS VERBA PADA TEKS BACAAN DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA SMP/MTS KELAS VII KURIKULUM 2013

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 2, Nomor 2, Juli Afiksasi Dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda (Studi Kontrastif)

KATA SERAPAN BAHASA MELAYU DIALEK DESA RANTAU PANJANG KECAMATAN LINGGA UTARA KABUPATEN LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU ARTIKEL E-JOURNAL

MASALAH-MASALAH MORFOLOGIS DALAM PENYUSUNAN KALIMAT SISWA KELAS XSMA WAHIDIYAH KEDIRI

SILABUS. 1. Identitas Mata Kuliah. Nomor Kode : : IN 413

ANALISIS AFIKSASI DALAM ALBUM RAYA LAGU IWAN FALS ARTIKEL E-JOURNAL. Muhammad Riza Saputra NIM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nani Astuti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS TUTURAN IMPERATIF PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO DALAM KOMPAS.COM SKRIPSI. Oleh YAYU LESTARININGSIH NIM

PERBANDINGAN MORFEM TERIKAT BAHASA INDONESIA DENGAN MORFEM TERIKAT BAHASA MELAYU SUBDIALEK KECAMATAN LINGGA UTARA KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

ANALISIS CAMPUR KODE DALAM CERAMAH AGAMA DI MASJID ROUDHOTUL MUTTAQIN KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG SKRIPSI

PENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM CERITA PENDEK PADA SURAT KABAR JAWA POS EDISI JANUARI PEBRUARI 2012

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA RUBRIK FOKUS SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI OKTOBER 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. hasratnya sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan alat berupa bahasa. Bahasa

PROSES MORFOLOGIS PADA TERJEMAHAN AYAT-AYAT AL QUR AN YANG MENGGAMBARKAN KEPRIBADIAN NABI MUHAMMAD SAW NASKAH PUBLIKASI

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM TUTURAN TOKOH-TOKOH PADA NOVEL IBUK KARYA IWAN SETYAWAN

ANALISIS BENTUK PENULISAN IDENTITAS NAMA PADA FACEBOOK SKRIPSI. Oleh Tanto Surya Perdana NIM

KATA BESAR: BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA. Disusun Oleh: SHAFIRA RAMADHANI FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG,50257

KATA JAHAT DENGAN SINONIMNYA DALAM BAHASA INDONESIA: ANALISIS STRUKTURAL

ANALISIS REDUPLIKASI PADA CERITA FABEL SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA PADA JUDUL BERITA SURAT KABAR HARIAN JAWA POS EDISI OKTOBER 2014

BAB V PENUTUP. 1. Jenis makna konotatif yang terdapat dalam antologi cerkak majalah Djaka

BAB I PENDAHULUAN. metal yaitu Seringai sebagai bahan untuk penelitian. Kebanyakan lirik pada

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di keluarga maupun di. peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

PROSES MORFOLOGIS KATA MAJU BESERTA TURUNANNYA INTISARI

PENGGUNAAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA PENYAMPAIAN CERITA PRIBADI ANAK KELAS V DI SD KUNTI ANDONG BOYOLALI

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata (Subroto, 2007:5). Hal ini sejalan dengan pendapat Frankel (1998:

Glosarium audiens aktif alur bahasa efektif bagan diskusi drama grafik gagasan utama karakteristik karya ilmiah lisan lingkungan moderator

VARIASI BAHASA PADA SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) DALAM SURAT KABAR PADANG EKSPRES: TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, isi pikiran, maksud, realitas, dan sebagainya. Sarana paling utama. utama adalah sebagai sarana komunikasi.

ANALISIS KLAUSA DALAM SURAT KABAR HARIAN MEDIA INDONESIA. Oleh: Rismalasari Dalimunthe ABSTRAK

REKONSTRUKSI PEMBELAJARAN MORFOLOGI BAHASA INDONESIA MELALUI PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Joko Santoso, M.Hum. Yayuk Eny Rahayu, M.Hum.

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan seperti berikut ini. dalam bidang fonologi (vokal dan konsonan) dan leksikal.

PROSES MORFOLOGIS KARANGAN SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 2 GATAK SUKOHARJO TAHUN AJARAN JURNAL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat

2. Punya pendirian, peduli sesama, berkomitmen dan bisa bertanggung jawab. Menurut aku, gentleman punya sifat yang seperti itu. Kalau punya pacar, dia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam BAB I, peneliti memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian, uraian masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Indonesia lainnya. Menurut Wedhawati dkk (2006: 1-2), Bahasa Jawa

KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus dari pengamat bahasa. Hal ini dikarenakan nominalisasi mempunyai

sudah diketahui supaya tidak berulang-ulang menyebut benda tersebut, bahasa Jawa anak usia lima tahun yang berupa tingkat tutur krama, berjenis

AFIKSASI BAHASA JAWA-BANTEN PADA LAGU DAERAH BANTEN SEBAGAI PESONA IDENTITAS LOKAL. Sundawati Tisnasari 1 Agustia Afriyani 2

Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak

BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA KATA BODOH DALAM BAHASA INDONESIA Adhenda Madarina Idzni Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

PENDAHULUAN. kelaziman penggunaannya dalam komunikasi sering terdapat kesalahan-kesalahan dianggap

BENTUK-BENTUK PENGACUAN (REFERENSI) DALAM LAGU SERINGAI PADA ALBUM SERIGALA MILITIA

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

Transkripsi:

NAMA-NAMA PENGGEMAR GRUP BAND DI INDONESIA TINJAUAN MORFOLOGI SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra pada Fakultas Sastra Universitas Andalas Oleh Muhammad Fadlan BP 06 184 039 Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Andalas Padang, 2011

ABSTRAK Muhammad Fadlan. 2011. Nama-Nama Penggemar Grup Band di Indonesia. Pembimbing I, Dra. Noviatri, M.Hum. Pembimbing II, Leni Syafyahya, S.S. M.Hum. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini, yaitu, apa sajakah tataran lingual nama-nama penggemar grup band di Indonesia dan bagaimana proses pembentukan nama-nama penggemar grup band di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk tataran lingual dan mendeskripsikan proses pembentukan kata nama-nama penggemar grup band di Indonesia. Penelitian ini menggunakan tiga metode dan teknik penelitian, yaitu (1). metode dan teknik penyediaan data, (2). metode dan teknik analisis data, dan (3). metode dan teknik penyajian hasil analisis data. Metode dan teknik yang digunakan dalam penyediaan data adalah metode simak dengan teknik dasar berupa teknik sadap dan dilanjutkan dengan teknik simak bebas libat cakap serta teknik catat. Metode dan teknik yang digunakan dalam analisis data adalah metode agih dengan teknik dasar berupa teknik bagi unsur langsung dan teknik lanjutan berupa teknik lesap. Data yang sudah dianalisis disajikan dengan menggunakan metode formal dan informal. Berdasarkan analisis data, terdapat dua tataran lingual nama-nama penggemar grup band di Indonesia yaitu, berupa tataran kata dan berupa tataran frasa. Nama penggemar yang berupa tataran kata, pertama, meliputi: kata berimbuhan (afiksasi), kata berulang (reduplikasi), dan pembentukan yang berkombinasi (kombinasi proses), kedua, juga ditemukan nama-nama penggemar grup band di Indonesia yang berupa tataran frasa. Di samping itu, proses pembentukan nama-nama penggemar grup band di Indonesia terdiri atas tiga proses, yaitu: (1). proses penggabungan afiks dengan kata dasar (afiksasi), (2). proses pengulangan kata (reduplikasi), dan (3). penggabungan semua jenis proses pembentukan kata (kombinasi proses). Kombinasi proses ini terdiri atas 4 sub bagian, yaitu: 1. kombinasi komposisi dengan afiksasi, 2. kombinasi abreviasi dengan afiksasi, 3. kombinasi abreviasi dengan kata dasar, dan 4. kombinasi abreviasi dengan afiks. Adapun proses pembentukan frasa adalah dengan menggabungkan dua buah kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik Indonesia berkembang pesat mengikuti arus modernisasi. Perkembangan musik ini tampak pada kreativitas musisi untuk berekspresi dengan lirik-lirik yang mudah diingat. Masyarakat Indonesia dengan mudah menerima perkembangan terbaru dari musisi tersebut. Akibatnya, musisi pun semakin banyak menampilkan dirinya dengan cara menciptakan grup-grup band terbaru. Di samping menghibur masyarakat Indonesia, mereka pun mendapat kesempatan untuk mempopulerkan karya musik yang diciptakan. Menurut Restu (2010:www.peperonity.com, diakses pada tanggal 20 Juli 2010), hampir setiap hari selalu ada pendatang baru, baik penyanyi maupun grup band yang bermunculan. Andra (2007: http://matajiwaku.multiply.com/, diakses pada tanggal 20 Juli 2010) juga menyatakan bahwa perkembangan musik Indonesia memang sangat dinamis, terutama pada tahun 1990-an. Menurut Theodore (2002:http://sheilaon7.blogsome.com/ diakses pada tanggal 10 Desember 2010), hal ini dimulai dari prestasi grup band Sheila on 7 pada pertengahan tahun 1990-an yang mencetak rekor sebagai grup band dengan penjualan album tertinggi. Kesuksesan Sheila on 7 sebagai grup band membuka mata masyarakat untuk menyenangi grup band dibandingkan dengan penyanyi solo. Perkembangan musik di Indonesia pun didominasi oleh grup band yang semakin ramai oleh para pendatang baru. Nama-nama seperti Ungu, Dewa, Gigi,

Wali, dan Element bermunculan di industri musik di Indonesia. Uniknya, grup band tersebut membentuk sebuah klub atau kelompok untuk penggemarnya. Masih menurut Restu (2010: www.peperonity.com, pada tanggal 20 Juli 2010), di Indonesia terdapat puluhan nama penggemar dari berbagai klub atau kelompok untuk penggemar grup band. Selanjutnya, Restu juga menyatakan bahwa nama penggemar sebuah grup band sengaja diciptakan oleh grup band yang bersangkutan untuk komunitas penggemar musiknya. Tujuannya agar penggemar tersebut mudah dibedakan dengan penggemar grup band yang lain. Secara harfiah, penggemar adalah orang yang menggemari kesenian, permainan, dan sebagainya (Balai Pustaka, 1991:306). Agar lebih mudah diingat, nama yang diberikan oleh grup band kepada penggemarnya diciptakan berdasarkan nama grup band yang bersangkutan. Andra (2007: http://matajiwaku.multiply.com/, diakses pada tanggal 20 Juli 2010) menyatakan bahwa fenomena nama penggemar untuk pelaku musik sangat banyak dijumpai di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh antusias dan perhatian masyarakat terhadap perkembangan musik cukup tinggi. Para penggemar grup band menunjukkan antusias dengan menyaksikan pertunjukan grup band tersebut secara rutin. Artinya, nama-nama baru akan bermunculan seiring perkembangang musik mereka dan menentukan perkembangan grup band tersebut. Oleh sebab itu, nama-nama penggemar grup band di Indonesia dianggap penting untuk diteliti. Nama grup band yang sedang populer di Indonesia, salah satunya adalah Padi. Meskipun sudah populer, grup band Padi tetap bersaing dengan ratusan grup band yang terus bermunculan. Salah satu bentuk persaingan antargrup band

tampak pada pemberian nama untuk penggemar. Setiap grup band menciptakan kata baru untuk menarik perhatian pecinta musik mereka. Kridalaksana (2007:17) menyatakan bahwa kreativitas bahasawan memang menyebabkan munculnya pembentukan kata-kata baru. Sebelum tahun 1974 misalnya, masyarakat tidak pernah mengenal kata tatar, penatar, dan petatar. Namun, setelah tahun 1974, kata tersebut digunakan oleh masyarakat dalam berkomunikasi. Kondisi ini pun terjadi pada perkembangan grup band Indonesia. Berdasarkan pengamatan awal, ada beberapa nama yang diberikan oleh grup band kepada penggemar. Hal ini dapat dilihat pada contoh nama penggemar grup band tangga, yaitu tetangga. Terbentuknya nama penggemar grup band tangga ini dapat ditelusuri dengan memperhatikan proses pembentukan kata dalam bahasa Indonesia. Tetangga dibentuk dengan pengulangan suku pertama kata dasar tangga dengan melemahnya vokal a pada ta menjadi e pada te-. Tetangga merupakan pengulangan suku pertama dengan pelemahan vokal sehingga terbentuklah nama penggemar tetangga. Pengambilan kata tetangga dikarenakan kata ini memiliki hubungan dekat, sehingga yang menjadi penggemar merasa dekat dan berkerabat dengan grup band tangga. Hal ini dipertegas dengan pengertian kata tetangga yang berarti orang yang berdekatan tinggalnya. Menurut Depdiknas (2003:977), tetangga merupakan orang yang tinggal berdekatan dengan kita. Berdasarkan pengertian tersebut, grup band tangga pun memberi identitas nama tetangga kepada nama penggemarnya.

Pembentukan nama-nama penggemar grup band di Indonesia, seperti contoh diatas adalah proses pembentukan kata yang termasuk ke dalam kategori pengulangan. Selain itu, ada pula proses pembentukan kata lain yang juga sangat produktif, seperti penambahan afiks atau afiksasi. Proses pembentukan kata melalui proses kata berafiks dapat dilihat pada nama penggemar grup band Jikustik, yakni Jikustikan. Kata Jikustikan mengalami pembentukan kata Jikustik dengan penambahan sufiks an. Jikustik merupakan grup band Indonesia, sedangkan Jikustikan merupakan nama yang diberikan kepada penggemar musik Jikustik. Selain bentuk tersebut, ditemukan indikasi bentuk frasa dalam namanama penggemar grup band di Indonesia. Hal ini tampak pada nama penggemar grup band Wali, yaitu, Para Wali. Dari uraian tersebut, terlihat bahwa bentuk lingual dan proses terhadap nama-nama penggemar grup band di Indonesia layak diteliti. Hal ini dikarenakan musisi Indonesia memiliki kreativitas bahasa, khususnya grup band di Indonesia untuk menciptakan nama untuk penggemar musik mereka, sehingga banyak bermunculan kata-kata baru. Oleh sebab itu, penelitian ini menjadi menarik untuk diteliti agar dapat terlihat bentuk-bentuk lingual nama-nama penggemar grup band di Indonesia dan proses pembentukan nama-nama penggemar grup band di Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apa sajakah bentuk-bentuk tataran lingual nama-nama penggemar grup band di Indonesia? 2. Bagaimanakah proses pembentukan nama-nama penggemar grup band di Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian ini bertujuan sebagai berikut. 1. Mendeksripsikan bentuk-bentuk tataran lingual nama-nama penggemar grup band di Indonesia. 2. Menjelaskan proses pembentukan nama-nama penggemar oleh grup band Indonesia.

BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan Berdasarkan analisis data, dapat disimpulkan bentuk-bentuk tataran lingual nama-nama penggemar grup band di Indonesia yang populer pada tahun 2010, dan proses pembentukan nama penggemar grup band tersebut. 1. Ada dua bentuk tataran lingual Nama Penggemar grup band Indonesia, yaitu berupa tataran kata dan tataran frasa. Nama-nama penggemar yang berupa tataran kata terdiri atas kata berafiks (afiksasi), kata ulang (reduplikasi) dan kata berkombinasi proses. Selain itu ada juga nama-nama penggemar yang berupa tataran frasa. 2. Ada tiga proses pembentukan nama-nama penggemar grup band di Indonesia yaitu (1) proses penggabungan afiks dengan kata dasar (afiksasi) contoh: jikustikan dan republikan, (2) proses pengulangan kata (reduplikasi) contoh: mata-mata dan tetangga, dan (3) proses pembentukan dengan bergabungnya semua jenis pembentukan kata secara bersamaan (kombinasi proses) contoh antara lain: boomers dan pasers. Proses pembentukan lainnya adalah penggabungan dua buah kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif (frasa) contoh antara lain: para elemen dan sahabat peterpan.

DAFTAR PUSTAKA Andra. 2007. Perkembangan Musik Indonesia, diakses melalui http://matajiwaku.multiply.com/journal, pada tanggal 20 Juli 2010. Arifin, Zainal dan Junaiyah. 2009. Morfologi: Bentuk, Makna dan Fungsi. Jakarta: Gramedia. Balai Pustaka. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi kedua. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Bauer, Laurie. 1988. Introducing Morphology. Edinburg: Edinburg University Press. Chaer, Abdul. 2009. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Christina. 2007. Simulfiks, Morfofonemik, reduplikasi, dan Perbandingannya dengan Prefiks meng- dalam Teenlit Nothing But Love, diakses melalui http://www. hackim.blogsome.com, pada tanggal 31 Juli 2010. Irawati, Lydia. 2007. Singkatan dan Akronim dalam Media Chatting dan SMS (Analisis Komunikasi Teks dalam Internet dan Telepon Selular). Skripsi. Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Putra Indonesia. Katamba, Francis. 1993.Morphology. London: Macmillan Press Ltd. Kridalaksana, Harimurti. 1983. Pembentukan Kata Dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia. Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Kridalaksana, Harimurti. 2007.Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Lufri. 2007. Kiat Memahami Metodologi dan Melakukan Penelitian. Padang: UNP Press Padang. Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Ramlan. 1984. Sintaksis. Cetakan ke 5. Yogyakarta: CV. Karyono. Ramlan. 1987. Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Restu. 2010. Sebutan untuk Fans Group Band dan Musisi Indonesia, diakses melalui http://www.peperonity.com/ pada tanggal 20 Juli 2010. Samsuri. 1987. Analisis Bahasa. Jakarta: Erlangga. Sirait. 2007. Kosakata Baru Bahasa Indonesia dalam Koran Kompas Tahun 2006. Skripsi. Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: DutaWacana University Press. Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Morfologi. Bandung: Angkasa. Theodore, KS. 2002. Jan Juhana, Sheila on 7, dan Sejuta Kaset, diakses melalui http://sheilaon7.blogsome.com/category/diskusi/, pada tanggal 10 Desember 2010.