BAB VI PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN ARSITEKTUR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN FASILITAS TRANSPORTASI INTERMODA BSD

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI CILACAP

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dalam perancangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga.

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL PEMALANG

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BATIK INDONESIA

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI KABUPATEN TEGAL

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

STADION AKUATIK DI SEMARANG

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMAN 54 JAKARTA

BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

6.1 Program Dasar Perencanaan

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

Tabel 5.1 Perhitungan Besaran Program Ruang Gelanggang a. Pengelola. No Ruang Kapasitas Standar Ruang Luas Ruang Sumber

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall dan ruang tiket

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB V KONSEP. Konsep Dasar dari Balai Pengobatan Kanker terpadu adalah Thibbun Nabawi. Adapun pemaparan konsep adalah sebagai berikut:

AKADEMI SEPAKBOLA INDONESIA KONSEP EKSTERIOR

BAB V. Tabel 5.1. Besaran Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Belajar-Mengajar (Sumber: Analisa Pribadi, 2016)

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TRANS STUDIO SEMARANG. Keg. Penerima Gate / Main Entrance Disesuaikan Parkir Pengunjung 16.

BAB IV KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN E-NET AND GAMEDEV CORE DI YOGYAKARTA

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SHOPPING CENTER DI YOGYAKARTA

Fire Extinguisher. Samisse Hydrant Hydrant

BAB VI KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BUDGET HOTEL

BAB IV PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG

BAB V PROGRAM PERANCANGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PASAR

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Tabel 5.1 Kapasitas Terminal Kota Sukabumi untuk Tahun Terminal Purabaya

TUGAS AKHIR 131/ BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PELATIHAN OLAHRAGA BOLA VOLI DI SEMARANG

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V LANDASAN PROGRAM PERANCANGAN DAN PERENCANAAN 5.1.Program Dasar Perencanaan Program Ruang a. Kelompok Kegiatan Pertandingan

BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG KULIAH SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

Transkripsi:

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN ARSITEKTUR 6.1 Aspek Fungsional Pada tabel 6.1 berikut ini merupakan hasil perhitungan program dan besaran ruang yang dibutuhkan dalam perencanaan terminal tipe A di Kota Bekasi. Tabel 6. 1 Tabel Program & Besaran Ruang Ruang Kapasitas Luas (m 2 ) Kelompok Ruang Fasilitas Parkir Angkutan (Pool) Parkir bus AKAP & AKDP 26 bus 1105 Ruang istirahat awak 44 orang 414 Bengkel & cuci angkutan 6 bus 255 Luas Area Fasilitas Parkir Angkutan (Pool) 1859 Sirkulasi 100% 1859 Luas Total Area Parkir Angkutan (Pool) 3718 Kelompok Ruang Fasilitas Umum Area lobby 610 orang 250 Food court 1 unit 400 Kios komersil 40 unit 360 Masjid 300 orang 450 Loket tiket PO 36 unit 324 Toilet 2 unit 280 Ruang kesehatan 1 unit 45 Ruang laktasii 1 unit 8 Smoking area 15 orang 24 Parkir mobil pengantar/penjemput 350 unit 8750 Parkir motor pengantar/penjemput 450 unit 1260 Area keberangkatan bus AKAP&AKDP 500 orang 940 Area keberangkatan bus kota 120 orang 180 Area halte transjakarta 35 orang 41 Area kedatangan bus AKAP&AKDP 140 orang 180 Area kedatangan bus kota & transjakarta 75 orang 100 Luas Area Fasillitas Umum 13451 Sirkulasi 40% 5380 Luas Total Area Fasilitas Umum 18831 Kelompok Ruang Fasilitas Pengelola Ruang kepala UPTD Terminal 1 unit 20 Ruang kepala sub unit 4 unit 40 Ruang staf adiministrasi terminal 17 orang 75 Ruang tamu terminal 8 orang 12 Ruang rapat 25 orang 40 Ruang pantry 1 unit 12 Toilet 1 unit 70 Ruang istirahat tenaga kebersihan 9 orang 15 Menara pengawas 8 orang 35 Pos retribusi 1 unit 64 Pos keamanan 1 unit 15 Parkir kendaraan pengelola 8 mobil 75 motor 410 Luas Area Fasilitas Pengelola 808 Sirkulasi 30% 242 Luas Total Area Pengelola 1050 Kelompok Ruang Fasilitas Servis Ruang M&E 1 unit 88 64

Gudang 1 unit 24 Luas Area Fasilitas Servis 128 Sirkulasi 30% 38 Luas Total Area Servis 166 Berikut ini merupakan rekapitulasi program ruang untuk perencanaan terminal tipe A di Kota Bekasi Tabel 6. 2 Tabel Rekapitulasi Program Ruang Kelompok Ruang Luas Total (m 2 ) Fasilitas Parkir Kendaraan Angkutan (Pool) 3718 Fasilitas Umum 18831 Fasilitas Pengelola 1050 Fasilitas Servis 166 Total Keseluruhan 23765 Sirkulasi Keseluruhan 100% 23765 Total Luas Dibutuhkan 47530 Dengan kebutuhan ruang sebesar 47530 m 2, KDB untuk terminal sebesar 60%, maka luas area yang diperlukan adalah + 79217 m 2 atau + 8 hektar 6.2 Aspek Kontekstual Tapak terpilih berada di jalan Tapak ini berada di Jalan Raya Jatimekar, Jatiasih Kota Bekasi. Luas tapak ini seluas +20 hektar. Letak dan kondisi eksisting tapak tersebut dapat dilihat pada gambar 6.1 dibawah ini. Gambar 6. 1 Situasi Sekitar Tapak Sumber: Google Earth 65

Batas-batas tapak ini adalah: - Batas Utara : Permukiman warga & Jalan Raya Jatimekar - Batas Selatan : Permukiman warga & Jalan Tol JORR - Batas Barat : Permukiman warga - Batas Timur : Jalan Tol JORR Akses menuju tapak: - Lebar jalan raya Jatimekar : 8-10 meter (Kelas Jalan Kolektor) - Jarak dari pintu exit tol : + 900 m - Jarak ke pintu masuk tol : + 200 m (dapat langsung ke pintu masuk) Pada gambar 6.2 berikut ini kondisi eksisting dari tapak beserta lingkungannya. Gambar 6. 2 Situasi Sekitar Tapak Sumber: Google Earth KDB : 60% KLB : 1,8 Ketinggian maksimal : 3 lantai GSB : 20-30 meter dari as jalan GSS : 1,5 meter 6.3 Aspek Arsitektural 6.3.1 Konsep Perancangan Konsep yang digunakan saat proses eksplorasi desain adalah arsitektur modern. Menurut Otto Wagner, Arsitektur sangat menekankan kepada kesederhanaan, realistism dan merupakan ekspresi langsung dari sistem konstruksi dan memikirkan adanya teknologi dan material modern. (Sumalyo, 1997) Ciri-ciri dari arsitektur modern adalah: 66

a. Satu gaya Internasional atau tanpa gaya (seragam), merupakan suatu arsitektur yang dapat menembus budaya dan geografis. b. Berupa khayalan, idealis c. Bentuk tertentu, fungsional. Bentuk mengikuti fungsi, sehingga bentuk menjadi monoton karena tidak diolah. d. Less is more, semakin sederhana merupakan suatu nilai tambah terhadap arsitektur tersebut (keindahan muncul karena fungsi dan elemen bangunan). e. Ornamen adalah suatu kejahatan sehingga perlu ditolak. Penambahan ornamen dianggap suatu hal yang tidak efisien. Karena dianggap tidak memiliki fungsi, hal ini disebabkan karena dibutuhkan kecepatan dalam membangun setelah berakhirnya perang dunia II. f. Singular (tunggal), Arsitektur Modern tidak memiliki suatu ciri individu dari arsitek, sehingga tidak dapat dibedakan antara arsitek yang satu dengan yang lainnya (seragam). g. Nihilism, penekanan perancangan pada space, maka desain menjadi polos, simple, bidang-bidang kaca lebar. Tidak ada apaapanya kecuali geometri dan bahan aslinya. h. Kejujuran bahan, jenis bahan/material yang digunakan diekspos secara polos, ditampilkan apa adanya. Tidak ditutup-tutupi atau dikamuflase sedemikian rupa hingga hilang karakter aslinya. Terutama bahan yang digunakan adalah beton, baja dan kaca. Material-material tersebut dimunculkan apa adanya untuk merefleksikan karakternya yang murni, karakter tertentu yang khas yang memang menjadi kekuatan dari jenis material tersebut, misalnya : Beton untuk menampilkan kesan berat, massif, dingin. Baja untuk kesan kokoh, kuat, industrialis. Kaca untuk kesan ringan, transparan, melayang. 6.4 Aspek Kinerja 6.4.1 Sistem Pencahayaan Sistem pencahayaan yang akan digunakan pada bangunan Terminal ini adalah pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Pencahayaan alami memanfaatkan cahaya matahari melalui bidang-bidang tembus cahaya dan bukaan-bukaan pada siang hari. Pencahayaan buatan dibutuhkan seluruh fasilitas untuk penerangan di malam hari atau dikala cuaca mendung. Jenis lampu yang akan digunakan untuk bangunan ini adalah lampu LED dengan sumber listrik dari PLN. Beberapa kelebihan lampu LED antara lain lampu LED tidak panas karena tidak memiliki filamen, menggunakan watt yang sangat kecil sehingga lampu ini sangat hemat energy, umurnya sangat panjang yaitu 50.000 100.000 jam. 6.4.2 Sistem Penghawaan Sistem penghawaan pada bangunan yang direncanakan menggunakan sistem penghawaan buatan. Seluruh ruangan di dalam bangunan terminal akan menggunakan sistem penghawaan buatan menggunakan sistem AC sentral. Untuk menghemat daya menggunakan ac sentral dengan inverter (sensor) yang akan menyesuaikan dengan jumlah orang yang ada dalam ruangan tersebut 6.4.3 Sistem Kelistrikan Instalasi kelistrikan dalam gedung dapat dibagi menjadi dua bagian, yakni instalasi untuk penerangan dan instalasi untuk power supply atau daya (lift, AC, pompa dan lain-lain). Sumber penyediaan listrik utama berasal dari PLN yang kemudian disalurkan ke gardu 67

transformator pada ruang trafo untuk merubah dari tegangan tinggi ke tegangan rendah. Selanjutnya listrik dialirkan ke panel utama selanjutnya didistribusikan ke sub-sub panel lainnya sesuai kegunaan instalasi. Ilustrasi diagram sistem kelistrikan dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Sebagai sumber listrik cadangan digunakan genset yang dapat bekerja ketika listrik padam. Genset digunakan untuk fasilitas penerangan, fasilitas pemadam kebakaran dan fasilitas keamanan. Skema alur kelistrikan dapat dilihat pada gambar 6.3 dibawah ini. Gambar 6. 3 Diagram Sistem Kelistrikan Sumber: (Poerbo, 1992) 6.4.4 Sistem Air Bersih Sistem air bersih berfungsi sebagai sistem distribusi air pada bangunan. Sistem air bersih juga dapat digunakan untuk sistem keamanan dari bahaya kebakaran. Sistem distribusi yang diterapkan pada air bersih menggunakan sistem down feed. Sistem down feed adalah sistem distribusi air bersih yang menggunakan reservoir atas sebagai media untuk menampung debit air. Sumber air dipompa menuju reservoir atas dan dialirkan ke bawah menuju bangunan. Penggunaan air pada bangunan mayoritas adalah pada semua WC dan area kantin, pantry, dan tandon air. Untuk penggunaan lavatory, kran air yang digunakan adalah kran dengan detector tangan dan air akan mengalir dengan intensitas tertentu. Closet menggunakan sistem double flush. Menurut Akmal, Savitri, & Arimbi (2007) sistem double flush adalah sistem pembilas washdown yang dapat menggunakan air dengan pilihan 3 liter atau 6 liter sehingga sesuai dengan kebutuhan pemakaian. Skema alur air bersih dapat dilihat pada gambar 6.4 dibawah ini. Gambar 6. 4 Diagram Sistem Air Bersih 6.4.5 Sistem Air Kotor Pengolahan limbah pada bangunan terpisah berdasarkan jenisnya. Limbah air kotor yang berasal dari dapur dan kamar mandi (grey water) disalurkan menuju bak kontrol kemudian dialirkan menuju saluran pembuangan kota. Sementara untuk limbah padat (black water) disalurkan menuju septic tank untuk mengalami proses biokimia oleh bakteri mikroba kemudian dialirkan ke area peresapan air. Skema alur air kotor dapat dilihat pada gambar 6.5 dibawah ini. 68

Gambar 6. 5 Diagram Sistem Air Kotor 6.4.6 Sistem Air Hujan Sistem pengolahan air hujan langsung dialirkan menuju bak control yang pada akhirnya akan di buang menuju saluran air kota. Sistem pengaliranya akan disalurkan langsung menuju saluran air kota dan tidak di kumpulkan menjadi satu untuk seluruh bangunan. 6.4.7 Sistem Proteksi Kebakaran Berdasarkan Standar Pelayanan Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan Jalan, dalam sebuah terminal perlu tersedia alat pemadam kebakaran (aktif) dan jalur evakuasi (pasif) sebagai sistem proteksi kebakaran. Alat pemadam kebakaran yang tersedia berupa alat pemadam api ringan (APAR) dan instalasi smoke and heat detector serta sprinkle. Sementara jalur evakuasi dapat berupa pintu darurat, tangga darurat serta titik berkumpul (assembly point). Sistem pemadam kebakaran menggunakan sprinkler berfungsi untuk memberikan peringatan dan sebagai alat pencegah/pemadam api yang baik sebelum api menjadi besar dan tak terkendali serta menimbulkan banyak kerugian pada manusia, bangunan, dan isinya. Sprinkler yang digunakan adalah sprinkler segel tak berwarna yang akan meleleh pada suhu 68 o C. Pada umumnya sprinkler dirancang untuk memancarkan air pad radius sekitar 3,5 meter. (Juwana, 2005) Sprinkler tersebut akan diterapkan pada semua ruangan baik rungan privat maupun publik. Untuk alat pemadam api ringan (APAR) akan ditempatkan di semua ruang yang ada pada terminal 6.4.8 Sistem Komunikasi Jaringan komunikasi yang terjadi di terminal dibagi menjadi dua jenis yaitu jaringan komunikasi dalam terminal dan jaringan komunikasi luar terminal. Jaringan komunikasi dalam terminal dibagi menjadi dua jenis yaitu komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah. Untuk komunikasi satu arah menggunakan pengeras suara baik dalam ruangan maupun luar ruangan. Sedangkan komunikasi dua arah terjadi antara petugas dan menggunakan handy talky. Jaringan komunikasi luar terminal adalah komunikasi yang digunakan untuk berhubungan dengan luar terminal. Sarana yang digunakan adalah telepon dengan sistem PABX (Privat Automatic Branch Excgange). 6.4.9 Sistem Keamanan Sistem keamanan memiliki fungsi untuk melindungi bangunan maupun penggunanya dari hal yang tidak diinginkan. Ada beberapa sistem keamanan yang direncanakan antara lain 69

pemberian CCTV di area penting, penempatan petugas keamanan di beberapa titik, serta adanya penerangan darurat apabila kondisi listrik dari PLN mati. Sistem keamanan yang digunakan berupa jaringan CCTV untuk mempermudah pengawasan setiap kegiatan di Terminal. Jaringan CCTV terhubung dengan ruang pengawas (control room) di kantor pengelola dan dipasang di beberapa lokasi dengan kepadatan massa, seperti lobby, ruang tunggu dan ATM center. Sementara untuk petugas keamanan tersedia di pos keamanan dan ruang informasi. 6.4.10 Sistem Penangkal Petir Penangkal petir adalah rangkaian jalur yang difungsikan sebagai jalan bagi petir menuju ke permukaan bumi, tanpa merusak benda benda yang dilewatinya. Sistem penangkal petir yang digunakan adalah sistem penangkal petir elektrostatis. Penangkal petir elektrostatis diperlukan untuk area yang lebih luas dan tinggi seperti gedung, perkantoran, pabrik, perkebunan, daerah tambang, kawasan industri, dan padang golf. Keamanan penangkal petir elektrostatis lebih luas karena menggunakan sistem awan perlindungan dari mekanisme kerja antara head terminal, konduktor, dan ground, sehingga efek magnetic yang diakibatkan sambaran petir dapat diminimalisasi. (Hambudi, 2015) 6.4.11 Sistem Transportasi Vertikal Sistem transportasi vertikal menggunakan lift, elevator, dan tangga serta ramp dengan kemiringan 7 o. 6.4.12 Sistem Struktur Sistem struktur mendukung suatu bangunan agar dapat berdiri dengan kokoh. Pendekatan sistem struktur menggunakan pendekatan sifat keruangan serta pendekatan elemen struktur bangunan. Sistem struktur yang digunakan pada bangunan perlu memperhatikan sifat ruangnya agar struktur tidak mengganggu aktivitas di dalamnya. Berdasarkan hasil studi banding yang telah dilakukan, pada bangunan terminal beberapa ruang seperti ruang sirkulasi penumpang, ruang sirkulasi kendaraan dan ruang tunggu merupakan ruang yang berfungsi sebagai ruang sirkulasi sehingga keberadaan kolom tidak boleh mengganggu aktivitas di dalamnya. Sehingga untuk sistem struktur pada bangunan terminal dapat digunakan sistem modul berupa grid kolom namun dengan grid yang mengikuti kebutuhan ruang agar tidak mengganggu aktivitas di dalamnya. Sementara berdasarkan elemen struktur bangunan dibagi menjadi substructure, middle structure dan upper structure. Substructure Substructure merupakan struktur yang digunakan sebagai pondasi bangunan. Pada bangunan terminal yang direncanakan memiliki 2-3 lantai bangunan dapat menggunakan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan terminal. Middle structure Struktur yang digunakan adalah modul dengan grid kolom. Upper structure Pada bagian upper structure atau struktur atap bangunan direncanakan menggunakan struktur frame dari material baja, baik berupa truss frame, space frame maupun grid shell yang disesuaikan dengan proses desain. Material baja dipilih karena ketahanannya dan minim pemeliharaan. Untuk penutup atap menggunakan material galvalum / sejenisnya yang dirasa cukup kokoh, ringan dan mudah dalam perawatan. 70