BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia industri saat ini semakin pesat seiring berkembangnya arus globalisasi yang terus berjalan. Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan harus mampu untuk meningkatkan dan memperbaiki kinerjanya agar dapat bertahan dan bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain yang sejenis. Seiring dengan peningkatan produksi, ternyata muncul banyak permasalahan lingkungan di sekitarnya. Permasalahan tersebut disebabkan karena proses produksi seringkali mengakibatkan pembuangan material dan energi yang akan membebani lingkungan, padahal proses produksi yang baik tidak hanya memperhatikan keamanan dan efek samping dari limbah sisa prosesnya, namun juga mereduksi limbah buangan yang dihasilkan. Permasalahan ini juga kerap kali diabaikan oleh pihak perusahaan, padahal saat ini permasalahan lingkungan menjadi isu yang cukup hangat dibicarakan. PT. ABZ merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan perekat yang menggunakan bahan kimia yaitu metanol (CH 3 OH) dan urea (CON 2 H 4 ) dalam proses produksinya, sehingga dalam proses produksi dapat menghasilkan limbah padat dan limbah cair yang mengandung bahan-bahan kimia yang dapat membahayakan lingkungan (manusia, hewan, dan tumbuhan). Sangat penting bagi perusahaan untuk memperhatikan aspek-aspek lingkungan dalam operasi produksi yang dilaksanakan agar dapat menciptakan keserasian dengan
lingkungan sekitar. Perusahaan memproduksi perekat dengan bahan baku berasal dari formaldehid. Perekat adalah hasil polimerisasi kondensasi urea dengan formaldehid. Perekat ini termasuk dalam kelas perekat thermosetting yang mempunyai sifat tahan terhadap asam, basa, tidak dapat melarut dan tidak dapat meleleh. Karena sifat-sifat tersebut, aplikasi perekat (formalin dan formaldehid) berkembang pesat. Selain produk perekat, proses produksi pada perusahaan juga menghasilkan hasil sampingan berupa limbah buangan (waste) baik berupa limbah padat maupun limbah cair. Salah satu jenis limbah padat yang paling banyak dihasilkan oleh pabrik di PT. ABZ adalah kotoran dari hasil penyaringan perekat (resin). Limbah padat ini dikumpulkan pada sebuah bak penampungan yang berbentuk kolam dan didiamkan beberapa hari agar menjadi kerak dalam bentuk padatan. Selanjutnya kerak hasil kotoran penyaringan perekat sekitar 90% dibawa ke pabrik kedua untuk dibakar pada mesin incinerator dan sisanya ditumpuk dibagian belakang pabrik, sehingga mengakibatkan bau dan lingkungan tercemar. Selain limbah padat, terdapat juga limbah cair yang dihasilkan dari proses produksi yaitu pada resin reaktor kettle. Limbah cair tersebut mengandung kadar Chemical Oxygen Demand (COD), Biological Oxygen Demand (BOD) dan Total Suspended Solid (TSS). Dampak dari limbah cair dapat menyebabkan bau yang menyengat dan polusi pada air dan dapat mengganggu ekologi air, seperti tanaman air dan ikan-kecil kecil di parit mati. Dengan demikian, dampak dari limbah padat dan limbah cair adalah menimbulkan pencemaran lingkungan, sehingga berdampak terhadap perusahaan, misalnya adalah dapat mengganggu
pekerja dalam bekerja dan tamu/pelanggan yang datang terganggu dengan menghirup udara disekitar pabrik. Sehingga pekerja atau tamu/pelanggan yang datang harus memakai masker. Agar limbah perekat tidak menimbulkan dampak terhadap lingkungan, maka diperlukan manajemen yang baik untuk mengelolanya. Berikut ini data-data penggunaan bahan dan jumlah produksi yang dihasilkan selama proses produksi perekat selama periode 2012, yaitu: Tabel 1.1. Penggunaan Bahan Proses Produksi Perekat Periode 2012 Jumlah Penggunaan Bahan (Kg) Jumlah Produksi Resin (Kg) Januari 339.786 327.578 Februari 344.114 335.019 Maret 334.173 322.144 April 332.389 319.634 Mei 342.479 326.957 Juni 344.554 332.357 Juli 347.358 338.561 Agustus 346.587 337.552 September 356.550 346.418 Oktober 353.088 341.528 November 360.120 348.927 Desember 348.110 340.982 Sumber: Bagian Produksi Secara umum, untuk meminimisasi limbah sebagai salah satu proses produksi berkelanjutan yang akan mengacu pada standar Environment Management System dalam menciptakan produk yang ramah lingkungan. Misalnya penelitian yang pernah dilakukan oleh Moses L. Singgih dan Nofita Afida pada tahun 2008 di PT.
Ecco Tannery Indonesia yang bergerak pada industri penyamakan kulit. Hasil penelitian menunjukan pengurangan waste dengan pendekatan Green Productivity dengan indikator Environmental Performance Indicator didapatkan alternatif solusi yang mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan produktivitas sebesar 0,91% dan perbaikan kualitas lingkungan melalui penurunan jumlah limbah sebesar 66,9%. Radiana (2005) melakukan penelitian tentang upaya peningkatan produktivitas kinerja lingkungan di PT. Rajawali Tanjungsari dengan metode Green Productivity. Dengan implementasi Green Productivity dapat diketahui berbagai alternatif solusi untuk peningkatan produktivitas dan pengurangan kadar limbah. Hasilnya dapat mereduksi kandungan krom per liter cairan dan terjadi penambahan nilai EPI sebesar 2,21. Dari permasalahan yang ada, maka pendekatan Green Productivity pada perusahaan dianggap relevan karena metode ini berawal dari sebuah strategi untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja lingkungan secara bersamaan. Dimulai dengan menganalisis input, proses, dan outputnya. Dengan menerapkan konsep Green Productivity diharapkan produktivitas produk perekat semakin meningkat dan juga dapat mengatasi permasalahan lingkungan yang sering terjadi. Green Productivity dapat diartikan sebagai Produktivitas Ramah Lingkungan (PRL) yang merupakan bagian dari program peningkatan produktivitas yang ramah lingkungan dalam rangka menjawab isu global tentang pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development). Konsep Green Productivity sangat
menarik karena menggabungkan upaya peningkatan produktivitas dan penanganan terhadap dampak limbah lingkungan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. 1.2. Perumusan Masalah Perumusan masalah adalah mengenai adanya limbah padat yang dihasilkan pada proses penyaringan perekat dan limbah cair pada stasiun resin reactor kettle sehingga mengakibatkan produktivitas dan kinerja lingkungan dapat menurun. 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini terbagi atas tujuan umum dan tujuan khusus yaitu : 1. Tujuan Umum Secara umum penelitian ini dilakukan untuk menganalisis produktivitas dan kinerja lingkungan dari proses produksi perekat di PT. ABZ dengan metode Green Productivity. 2. Tujuan Khusus 1) Mengukur tingkat produktivitas produk perekat dari perusahaan 2) Mengetahui indeks Environmental Performance Indicator (EPI) 3) Memberikan solusi perbaikan terhadap permasalahan yang dapat meningkatkan produktivitas dan kinerja lingkungan dengan metode Green Productivity
1.3.2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, yakni : 1. Menambah keterampilan dan pengalaman mahasiswa dalam memecahkan masalah didalam suatu dunia kerja serta dapat mengaplikasikan teori yang diperoleh selama perkuliahan. 2. Sebagai masukan pihak perusahaan dalam penggunaan limbahuntuk mereduksinya kembali. 3. Sebagai masukan bagi pemerintah agar mendorong upaya peningkatan produktivitas berbasis lingkungan. 1.4. Batasan Masalah dan Asumsi Penelitian Adapun batasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Produk yang menjadi objek penelitian ini adalah perekat. 2. Pengukuran tingkat produktivitas tidak dilakukan pada perusahaan secara keseluruhan, tetapi hanya terbatas pada tingkat produktivitas produk saja. 3. Analisis produktivitas menerapkan Green Productivity. 4. Data yang dikaji pada penelitian ini adalah hanya pada periode Januari Desember 2012. 5. Penelitian dilakukan di PT. ABZ pada departemen produksi perekat. 6. Tidak semua toolpada Green Productivity digunakan pada penelitian ini, karena menyesuaikan dengan kondisi lapangan perusahaan.
Adapun yang menjadi asumsi dalam penelitian yang dilakukan adalah : 1. Perusahaan berkomitmen tinggi dalam menerapkan Green Productivity. 2. Proses produksi berlangsung secara normal artinya tidak terjadi perubahan alur proses selama dilakukan penelitian. 3. Tenaga kerja tidak ada penambahan dan dianggap menguasai tugas. 4. Perekonomian Indonesia dalam keadaan stabil, sehingga tidak terjadi perubahan terhadap harga-harga bahan baku, peralatan dan mesin yang diperlukan dalam pembangkitan alternatif. 1.5. Sitematika Penulisan Laporan Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan tugas akhir ini sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, pada bab ini menguraikan latar belakang permasalahan yang mendasari penelitian dilakukan, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian, dan sistematika penulisan laporan tugas akhir. Bab II Gambaran Umum Perusahaan, pada bab ini menguraikan tentang sejarah perusahaan, gambaran umum perusahaan, struktur organisasi, organisasi dan manajemen, teknologi, dan proses produksi. Bab III Landasan Teori, pada bab ini berisi teori mengenai pengertian produktivitas, perhitungan produktivitas, konsep green productivity, manfaat penerapan green productivity, metodologi green productivity, material balance, dan diagram ishikawa.
Bab IV Metodologi Penelitian, menguraikan tahap-tahap yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitiaan meliputi penjelasan penelitian secara ringkas disertai diagram alir penelitian. Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, berisi pengumpulan data-data primer dan sekunder yang diperoleh dari penelitian serta pengolahan data yang membantu dalam pemecahan masalah. Bab VI Analisis Pemecahan Masalah, pada bab ini berisi proses pengolahan data yang digunakan sebagai dasar pada pemecahan masalah dan melakukan analisis hasil pengolahan data dan pemecahan masalah. Bab VII Kesimpulan dan Saran, pada bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil pemecahan masalah dan saran-saran yang diberikan kepada pihak perusahaan.