MORFOMETRIK IKAN SELAIS PANJANG LAMPUNG (Kryptopterus apogon) DI SUNGAI KAMPAR KIRI DAN SUNGAI TAPUNG, PROVINSI RIAU

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISTIK MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN LAIS DANAU (Ompok hypophthalmus Bleeker, 1846) DI SUNGAI TAPUNG DAN SUNGAI SIAK

MORFOMETRIK IKAN TAPAH (Wallago leeri Bleeker, 1851) DARI SUNGAI SIAK DAN SUNGAI KANDIS PROVINSI RIAU

MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN BUNTAL HIJAU (Tetraodon nigroviridis, Marion de Procé (1822)) DI MUARA PERAIRAN BENGKALIS PROVINSI RIAU

MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN BUNTAL PISANG (Tetraodon lunaris) DI PERAIRAN LAUT DAN PAYAU KABUPATEN BENGKALIS. Mahasiswa Program Studi S1 Biologi

MERISTIK, MORFOMETRIK DAN POLA PERTUMBUHAN IKAN SEPAT MUTIARA (Trichogaster leeri) DI RAWA BANJIRAN SUNGAI TAPUNG RIAU

- Keterkaitan faktor fisika-kimia perairan terhadap karakter morfometrik tubuh. spp. dari bebcrapa lokasi penelitian di sungai Kampar dan sungai

Gambar 3. Karakter morfometrik dan meristik Kryptopterus spp. yang diukur

Keywords: Kampar rivers, Ompok sp, relative growth, Siak rivers

3 METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN IKAN PARANG PARANG (Chirocentrus dorab Forsskal, 1775) DI PERAIRAN BENGKALIS


BAB III METODE PENELITIAN

Abstract Keywords : Osteochilus wandersii, Rokan Kiri River, morphometric, meristic, growth patterns

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN HIDUNG BUDAK Ceratoglanis scleronema (Bleeker 1862) DI DESA MENTULIK SUNGAI KAMPAR KIRI PROVINSI RIAU

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan September 2014.

Meristik, morphometric, FISH GROWTH PATTERNS AND PEARL Sepat (Trichogaster leeri). Abstract

ASPEK REPRODUKSI IKAN LAIS DANAU (Ompok hypophthalmus Bleeker, 1846) DI SUNGAI TAPUNG HILIR PROVINSI RIAU

Abstract. Keywords : Thynnichthys thynnoides, Pinang Luar Oxbow Lake, morphometric, meristic, growth patterns

Meliawati, Roza Elvyra, Yusfiati

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Desember 2013 di Sungai

POLA PERTUMBUHAN DAN KORELASI UKURAN-UKURAN TUBUH DOMBA LOKAL KOTA PADANG SUMATERA BARAT PADA JENIS KELAMIN YANG BERBEDA

3. METODE PENELITIAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

BIOLOGI REPRODUKSI IKAN SENGARAT (Belodontichtys dinema, Bleeker 1851) DI SUNGAI TAPUNG, PROVINSI RIAU ABSTRACT

3. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 9 bulan dimulai dari bulan Agustus 2011

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN SENGARAT (Belodontichthys dinema, Bleeker 1851) DI SUNGAI TAPUNG PROVINSI RIAU. Devika Aprilyn 1, Roza Elvyra 2, Yusfiati 2

3.3. Pr 3.3. P os r ed e u d r u r Pe P n e e n l e iltiitan

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013

ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN HIDUNG BUDAK (Ceratoglanis scleronema Bleeker, 1862) DI SUNGAI MENTULIK, KAMPAR KIRI PROVINSI RIAU

IDENTIFIKASI IKAN. Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA. Mata Kuliah Iktiologi

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

III. MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2013 di Kecamatan. Koto Tangah Kota Padang Sumatera Barat (Lampiran 1).

JUPE, Volume 1 ISSN Desember 2016 IDENTIFIKASI JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI PANTAI JERANJANG

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

STUDI MORFOLOGI BEBERAPA JENIS IKAN LALAWAK (Barbodes spp) DI SUNGAI CIKANDUNG DAN KOLAM BUDIDAYA KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG

Studi Morfometrik dan Meristik Ikan Lemeduk (Barbodes schwanenfeldii) di Sungai Belumai Kabupaten Deli Serdang

3. METODE PENELITIAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

3. METODE PENELITIAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

3. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sungai Tabir merupakan sungai yang berada di Kecamatan Tabir Kabupaten

KEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT

Abstrak. notopterus, Sungai Sail, morfometrik, meristik, pola. Abstract

Gambar 4. Peta lokasi pengambilan ikan contoh

UKURAN MORFOMETRIK KEKERANGAN DI TEMPAT PENDARATAN IKAN

INVENTARISASI JENIS-JENIS IKAN BUNTAL (FAMILI TETRAODONTIDAE) DI MUARA PERAIRAN BENGKALIS, KABUPATEN BENGKALIS, PROVINSI RIAU

III. METODE PENELITIAN

3 METODE PENELITIAN. Gambar 4 Peta lokasi penelitian.

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN TAPAH (Wallago leeri) DI PERAIRAN SUNGAI SIAK DAN SUNGAI KANDIS DESA KARYA INDAH KECAMATAN TAPUNG

Reproductive Biology of Featherback Fish (Notopterus notopterus Pallas, 1769) from the Sail River, Pekanbaru Regency, Riau Province

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.66/MEN/2011 TENTANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pulau Pramuka I II III

III. METODOLOGI. Bawang, Provinsi Lampung selama 6 bulan dimulai dari bulan April 2013 hingga

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN SELAIS DANAU (Ompok hypophthalmus, Bleeker 1846) DI SUNGAI TAPUNG HILIR PROVINSI RIAU

Induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock)

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dimulai dari April hingga September

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.

ANALISIS UKURAN-UKURAN TUBUH DOMBA LOKAL DI KOTA PADANG PADA JENIS KELAMIN BERBEDA

I. PENDAHULUAN. sumber daya perairan, baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Perikanan adalah

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman Online di :

STUDI ASPEK PERTUMBUHAN UDANG NENEK (Harpiosquilla raphidea) DI PERAIRAN JUATA LAUT KOTA TARAKAN

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Cuvier (1829), Ikan tembakang atau lebih dikenal kissing gouramy,

2.2. Morfologi Ikan Tambakan ( H. temminckii 2.3. Habitat dan Distribusi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia ABSTRACT

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR KEP.25/MEN/2006 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN PATIN PASUPATI SEBAGAI VARIETAS BENIH UNGGUL

A. I. Purwanti, M. Arifin dan A. Purnomoadi* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro

HUBUNGAN PANJANG BERAT DAN FAKTOR KONDISI LOBSTER AIR TAWAR DI SUNGAI BALIEM JAYAWIJAYA PAPUA

KEANEKARAGAMAN EKTOPARASIT PADA BIAWAK (Varanus salvator, Ziegleri 1999) DIKOTA PEKANBARU, RIAU. Elva Maharany¹, Radith Mahatma², Titrawani²

2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Ikan Belida (Chitala lopis) (Dokumentasi BRPPU Palembang, 2009)

JENIS - JENIS IKAN SELAIS (Pisces: Siluridae) DI SUNGAI KUMU KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

By Siti Muryati 1, Ridwan Manda Putra 2, Deni Efizon 2 Faculty of Fisheries and Marine Science, University of Riau

BAB III BAHAN DAN METODE

Relationship Between Body Weight and Body Size Some Quantitative Properties Goat Kacang in Bone regency Bolango.

INVENTARISASI JENIS-JENIS IKAN CYPRINIFORMES DI SUNGAI ROKAN KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta lokasi penangkapan ikan kembung perempuan (R. brachysoma)

MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN PARANG- PARANG (Chirocentrus dorab Forsskal, 1775) DI PERAIRAN BENGKALIS

HUBUNGAN PANJANG BOBOT DAN REPRODUKSI IKAN KEMBUNG LELAKI

ANALISIS MORFOMETRIK IKAN NILA ( Oreochromis niloticus L.) DI KELURAHAN SAYANG-SAYANG KOTA MATARAM SEBAGAI BAHAN AJAR MATA KULIAH TAKSONOMI HEWAN II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis Klasifikasi

ISOLASI DNA DAN AMPLIFIKASI FRAGMEN D-LOOP MITOKONDRIAL PADA IKAN Ompok hypophthalmus (Bleeker, 1846) DARI SUNGAI KAMPAR PROVINSI RIAU

METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Pengambilan Data

Gambar 3 Peta Lokasi Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan April 2014.

1b. Bibir bagian atas terpisah dari moncongnya oleh suatu lekukan yangjelas;pangkal bibir atas tertutup oleh lipatan kulit moncong 5

MORFOMETRIK ANAK SAPI BALI HASIL PERKAWINAN ALAMI DAN INSEMINASI BUATAN YANG DIPELIHARA SECARA SEMI INTENSIF DI KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

DESKRIPSI IKAN FAMILI MUGILIDAE DI LIMA MUARA SUNGAI DI SULAWESI UTARA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 45/MEN/2006 TENTANG

SEKSUALITAS, NISBAH KELAMIN DAN HUBUNGAN PANJANG-BERAT (Rasbora argyrotaenia ) DI SUNGAI KUMPEH KABUPATEN MUARO JAMBI

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Prosedur Penelitian

3. METODE PENELITIAN

ASPEK REPRODUKSI IKAN LELAN (Osteochilus vittatus C.V) Di SUNGAI TALANG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM

Pertumbuhan Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Bleeker) Di perairan Sungai Aek Alian Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

Tingkat Kematangan Gonad Ikan Lais (Ompok hypopthalmus) yang Tertangkap di Rawa Banjiran Sungai Rungan Kalimantan Tengah

II. TINJAUAN PUSTAKA. : Octinopterygii. : Cypriniformes. Spesies : Osteochilus vittatus ( Valenciennes, 1842)

Studi morfometrik Ikan Kuweh (Caranx sexfaciatus) di perairan Desa Bajo Indah Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe

Transkripsi:

MORFOMETRIK IKAN SELAIS PANJANG LAMPUNG (Kryptopterus apogon) DI SUNGAI KAMPAR KIRI DAN SUNGAI TAPUNG, PROVINSI RIAU Fitriyani Mariska, Yusfiati, Roza Elvyra Mahasiswa Program Studi S Biologi Dosen Bidang Zoologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru 893, Indonesia Fitrianimariska@yahoo.co.id ABSTRACT Province of Riau is known for having many rivers with different water conditions. Research of selais panjang lampung fish (Kryptopterus apogon) was conducted in two streams, which were in the River and River. This study aimed to assess and compare the morphometric differences in both male and female fish in River and River. The research was conducted in August - October 5. The samples were taken as many as 3 males and 3 females per month for each study site. The results showed that there were differences in morphometric characters which the fish in River had a bigger body size than those fish in River. A correlation test presented in graphical comparison form was performed to understand the relationship among variables. T test showed that there were differences in morphometric characters of both sites. Analysis of linear regression equation and growth status of fish on each observation station was isometric, allometric positive, and allometric negative. Keywords : Kryptopterus apogon, morfometric, river. ABSTRAK Provinsi Riau terkenal memiliki banyak sungai dengan kondisi perairan yang berbeda. Penelitian tentang morfometrik ikan selais panjang lampung (Kryptopterus apogon) ini dilakukan di dua sungai, di antaranya di Sungai dan Sungai. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan membandingkan perbedaan morfometrik ikan selais jantan dan selais betina di Sungai dan Sungai. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 5. Sampel yang diambil sebanyak 3 ekor jantan dan 3 ekor betina setiap bulannya untuk masing-masing lokasi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan karakter morfometrik, dimana ikan selais di Sungai memiliki ukuran tubuh lebih besar dibandingkan ikan selais di Sungai. Keeratan uji korelasi disajikan dalam bentuk perbandingan grafis dilakukan untuk memahami hubungan antar variabel. Uji t menunjukkan terdapat perbedaan karakter morfometrik dari kedua lokasi penelitian.

Analisis persamaan regresi linear dan status pertumbuhan ikan selais pada masing - masing stasiun pengamatan adalah isometrik, allometrik positif, dan allometrik negatif. Kata kunci: Kryptopterus apogon, morfometrik, sungai. PENDAHULUAN Provinsi Riau terkenal memiliki banyak sungai yang termasuk ke dalam ekosistem sungai rawa banjiran atau flood plain river (Elvyra dan Yus, ). Berdasarkan survei lapangan, Sungai mempunyai kondisi perairan yang cukup bagus dan banyak ditumbuhi oleh vegetasi riparian dan berbagai jenis ikan endemik terutama ikan selais dan sebagainya. Sungai memiliki sedimen bewarna kuning kecoklatan, kondisi fisik Sungai terlihat keruh di karenakan pengeksploitasian kawasan sungai secara berlebihan seperti penambangan emas yang kemungkinan membuat tingkat kekeruhan, sehingga di duga kondisi sungai sudah tidak alami lagi dan keanekaragaman jenis-jenis ikan di sepanjang sungai tersebut menurun. Menurut Bleeker (85), salah satu jenis ikan di Provinsi Riau ini adalah ikan selais panjang lampung (K. apogon). Ikan selais panjang lampung di Riau terdapat di Sungai dan Sungai. Morfometrik adalah suatu metode pengukuran bentuk luar tubuh yang dijadikan sebagai dasar membandingkan ukuran ikan, seperti panjang total tubuh ikan, lebar kepala, panjang kepala, lebar interorbital (jarak antara kedua pinggiran bola mata), panjang standar, lebar mata, tinggi kepala, panjang sirip dorsal, panjang sirip anal dan lain lain. Pengukuran morfometrik berfungsi untuk melihat bentuk pola pertumbuhan pada ikan, kebiasaan makan pada ikan, golongan ikan dan sebagai dasar dalam melakukan identifikasi ikan (Effendie, 997). Berdasarkan perbedaan antara Sungai dan Sungai, hal ini kemungkinan dapat mempengaruhi keadaan morfometrik dari ikan selais panjang lampung (K. apogon) baik ikan selais jantan maupun selais betina. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Agustus - Oktober 5. Tempat pengambilan sampel di Sungai Kampar Kiri (Desa Mentulik) dan Sungai (Desa Koto Garo). Kemudian sampel dibawa ke Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA UR untuk diukur morfometriknya. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan yaitu sampel ikan selais K. apogon formalin 4%dan %, aquades, alkohol 7%. Sedangkan alat yang digunakan adalah cool box, toples, timbangan ohauss, mistar, vernier caliper atau jangka sorong, thermometer, indikator ph universal, botol DO (Dissolved oxygen), kamera, tissu, masker, kertas label, dan alat tulis.

Tabel. Pengukuran Bagian-bagian Morfometrik Ikan Selais K. apogon No Pengukuran Penjelasan Panjang Standar (PS) Jarak garis lurus dari ujung bagian kepala termuka sampai kedasar sirip ekor 3 Tinggi Badan (TB) Jarak garis lurus yang diukur vertikal pada bagian badan yang tertinggi 4 Tinggi Batang Ekor (TBE) Jarak garis lurus yang diukur vertikal pada bagian ekor yang terlebar 5 Lebar Badan (LB) Jarak antara badan sebelah kiri dan kanan yang 6 Jarak Sirip Anus Ke Pangkal Sirip Ekor (JSASE) 7 Panjang Dasar Sirip Anus (PDSA) terlebar Jarak garis lurus antara ujung sirip anus sampai kepangkal sirip ekor Jarak garis yang diukur dari pangkal dasar sirip anus sampai keujungnya 8 Tinggi Sirip Anus (TSA) Jarak garis lurus yang diukur dari dasar sirip anus terpanjang sampai keujung sirip anus Jarak garis lurus yang diukur dari pangkal dasar sirip ekor sampai keujungnya 9 Panjang Dasar Sirip Ekor (PDSE) Tinggi Sirip Ekor (TSE) Jarak garis lurus yang diukur dari pangkal dasar sirip ekor sampai keujung sirip ekor Panjang Kepala (PK) Jarak ujung kepala yang termuka sampai bagian yang terbelakang kecelah tutup insang Jarak Mata Kecelah Jarak garis lurus antara ujung mata sampai ke Insang (JMTI) pangkal tutup insang 3 Diameter Mata (DM) Panjang garis tengah bola mata setengah tinggi dari rongga mata 4 Jarak Mulut Ke Mata Jarak garis lurus antara ujung mulut ke pangkal mata (JMM) 5 Tinggi Kepala (TK) Jarak garis lurus yang diukur vertikal pada bagian kepala yang tertinggi 6 Lebar Kepala (LK) Jarak antara kepala sebelah kiri dan kanan yang terlebar 7 Jarak Mulut Kepangkal Jarak garis lurus antara ujung mulut sampai Sirip Dada (JMSD) kepangkal sirip dada 8 Panjang Dasar Sirip Dada Jarak garis lurus yang diukur dari pangkal dasar sirip (PDSD) dada sampai keujungnya 9 Tinggi Sirip Dada (TSD) Jarak garis lurus yang diukur dari dasar sirip dada terpanjang sampai keujung sirip dada Panjang Dasar Sirip Perut Jarak garis lurus yang diukur dari pangkal dasar sirip ( PDSP) perut sampai keujungnya Tinggi Sirip Perut ( TSP) Jarak garis lurus yang diukur dari dasar sirip perut terpanjang sampai keujung sirip perut Jarak Mata Pangkal Sirip Jarak garis lurus yang diukur dari mata sampai Perut (JMPSPr) pangkal sirip perut 3 Jarak Sirip Perut Sirip Jarak garis lurus yang diukur dari sirip perut sampai Ekor (JSPSE) pangkal sirip ekor 4 Jarak Mata Pangkal Sirip Jarak garis lurus yang diukur dari mata sampai Anus (JMPSA) pangkal sirip anus Sumber : Effendi (99), Kottelat et al. (993) 3

5 4 3 6 5 3 7 4 6 6 8 7 4 9 8 3 Gambar. Sketsa pengukuran morfometrik ikan K. apogon ) panjang total; ) panjang standar; 3) tinggi badan; 4) tinggi batang; ekor 5) lebar badan; 6) lebar kepala; 7) panjang dasar; sirip anus; 8) tinggi sirip anus; 9) panjang dasar sirip ekor; ) tinggi sirip ekor; ) panjang kepala; ) jarak mata kecelah insang; 3) diameter mata; 4) jarak mulut kemata; 5) tinggi kepala; 6) lebar kepala; 7) jarak mulut kepangkal sirip dada; 8) panjang dasar sirip dada; 9) tinggi sirip dada; ) panjang dasar sirip perut; ) tinggi sirip perut; ) jarak mata kepangkal sirip perut; 3) jarak sirip perut ke sirip ekor; 4) jarak mata kepangkal sirip ekor. Analisis Data Untuk melihat rata-rata nisbah karakter morfometrik pada dua lokasi pengamatan, data dianalisis dengan menggunakan program Microsoft Excel, kemudian dianalisis dengan menggunakan program SPSS versi 6. dalam uji t (independent sample test). HASIL DAN PEMBAHASAN a. Morfologi Ikan Selais K. apogon Berdasarkan dari pengamatan Ciri morfologi ikan selais K. apogon antara Sungai Desa Mentulik dan Sungai Desa Koto Garo terlihat tidak ada perbedaan. Ikan selais K. apogon memiliki bentuk badan yang pipih, bentuk kepala yang gepeng, mulut berukuran lebar, bibir tipis, hubungan kedua bibir bersambung, memiliki dua pasang sungut pendek, punggung mencembung seperti lengkuknya, susunan linea literalis lengkap dan sempurna, posisi dasar sirip dada setengah lingkaran yang terletakdi daerah ventral sedangkan posisi sirip perut dibawah sirip dada, sirip dubur sangat panjang,bentuk sirip ekor bercagak. Pada tabel dapat dilihat berdasarkan dari perbedaan ukuran pada karakter morfometrik misalnya pada pengukuran, PT, PS, PDSA, TB, JMSD, JSPSE, JMPSA dan BB. Dari hasil pengukuran ini di ketahui ukuran ikan selais betina dan jantan di Sungai memiliki ukuran yang besar daripada ikan selais betina di Sungai dengan ukuran yang lebih kecil. Dari ukuran tubuh ikan yang berbeda, maka dapat diduga di pengaruhi dari kualitas perairan atau ketersediaan makanan yang di peroleh. Nilai pengamatan kualitas perairan yang berbeda antara kedua sungai ini dapat dilihat dari nilai kekeruhan. Di Sungai memiliki tingkat kekeruhan yang tinggi yaitu sebesar 69-78 NTU, begitu juga dengan kecepatan arusnya yaitu,33 m/detik. Sedangkan nilai kekeruhan pada Sungai memiliki tingkat kekeruhan yang lebih rendah yaitu 7-4 NTU dengan kecepatan arus yaitu,7/detik. Dari perbedaan faktor lingkungan ini dapat menyebabkan variasi ukuran tubuh pada ikan selais K. apogon. Kisaran nilai morfometrik ikan selais K. apogon dapat dilihat pada Tabel dan Tabel 3. 4

Tabel. Kisaran Nilai Morfometrik Ikan Selais K. apogon Betina di Sungai dan Sungai Karakter Sungai Sungai Kisaran (mm) Rata-rata (mm) Kisaran (mm) Rata-rata (mm) PT 6 38 3,6 4 65 8,4 PS 6 75 98,8 89 37 55,9 TB 7 48 36,33 4 3,3 TBE 4 3 8,7 3 6, LB 3 47,57 3 4 3,73 JS APSE 3 7 5, 3 7 4,7 PD SA 96 48 56,7 84 48 3,73 TSA 8 5, 8 4,7 PD SE 45,97 64 5,37 TSE 9 8,73 3 4,67 PK 3 53 39,47 8 46 3,9 JM TI 4 5 8,37 9 4,3 DM 5 7 6,7 4 7 5,5 JMM 3 4 7,87 4,5 TK 7 8,7 5 4 8,97 LK 7,87 5,9 JM PSD 4 63 47,37 38 5 4,93 PD SD 37 8,7 4 33,67 TSD 7 6, 7 7 9,3 PD SPr 9 6, 8 4 9,97 TSP 3 6 3,97 3 6 3,6 BB,55 69, 54, 5,84 73, 5,6 JMPSPr 58 83 7,3 6 79 66, JSPSE 9 7 9,3 5 47 6,9 JMPSA 66 6 84,3 6 95 74,83 Tabel 3. Kisaran Nilai Morfometrik Ikan Selais K. apogon Jantan di Sungai dan Sungai Karakter Sungai Kisaran (mm) Sungai Rata-rata (mm) Kisaran (mm) Rata-rata (mm) PT 4 45 93,3 9 5 84,93 PS 7 73,7 8 3 66,9 TB 3 39 33,53 9 37 3,47 TBE 5 6,87 4 9 6,3 LB 6 3 9,83 6 5, JS APSE 3 5 4,7 3 6 3,87 PD SA 84 35 9,47 78 44 5,6 TSA 5 3 9,33 5 6 9,37 PD SE 4 9,7 3 3,9 TSE 8 4, 8 4 3,3 PK 3 44 35, 8 4 33,87 JM TI 5, 9 4,57 DM 3 6 4,43 3 6 4,57 JMM 5 4 9,63 4 5 8,93 TK 8,7 8,3 LK 39 3,73 3 45 3,63 JM PSD 4 36,83 7 9,43 PD SD 7 9,53 6 3 8,87 TSD 3 9 5,93 3 5,97 PD SPr 5 3 9,53 5 4 9,4 TSP 6 4, 8 3,77 BB,97 59,4 5,7 6,35 35,7,49 JMPSPr 6 76 65,53 6 7 65, JSPSE 97 56 9,77 8 76,77 JMPSA 5 78 6, 49 7 59,3 5

Winemiller dan Jeppsen ( 998) menyatakan bahwa besarnya ukuran pada panjang ikan yang di dapatkan pada suatu tempat dengan kondisi yanf kurang baik akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan. (Effendi 997) menjelaskan besarnya populasi ikan dalam suatu perairan ditentukan oleh beberapa faktor yang berhubungan dengan populasi yaitu jumlah dan kualitas makanan yang tersedia dan lama masa pengambilan makanan oleh ikan. Ukuran dari masing masing individu ikan berbeda- beda sehingga ukuran mutlak tidak dapat digunakan sebagai patokan dalam identifikasi. Untuk data identifikasi biasanya data morfometrik dinyatakan dalam nisbah perbandingan (Affandi et al. 99). b. Status Hubungan Karakter Morfometrik Ikan Selais K. apogon Hasil pengukuran morfometrik untuk melihat adanya persamaan regresi linear dan status pertumbuhan ikan selais K. apogon di Sungai dan Sungai. Berdasarkan tabel 4 dan 5 dapat dilihat bahwa status pertumbuhan ikan selais K. apogon di Sungai dan Sungai baik jantan maupun betina memiliki status hubungan allometrik positif, allometrik negatif dan isometrik. Status allometrik positif merupakan status hubungan yang menunjukkan bahwa pertambahan panjang total lebih lambat dibandingkan dengan panjang karakter morfometrik pembandingnya. Status allometrik negatif merupakan status hubungan yang menunjukkan bahwa pertambahan panjang total lebih cepat dibandingkan pertambahan karakter morfometrik pembandingnya. Status isometrik merupakan status hubungan pertumbuhan yang menunjukkan bahwa pertambahan panjang total sebanding dengan pertambahan panjang karakter morfometrik pembandingnya. Dari tabel 4 memperlihatkan bahwa ikan selais K. apogon betina di Sungai yang memiliki status allometrik positif adalah PS, TBE, LB, JSAPSE, dan BB. Sedangkan yang memiliki status allometrik positif pada ikan selais betina di Sungai yaitu TSE, dan BB. Sedangkan status allometrik negatif pada ikan selais betina di Sungai yaitu PDSA, TSA, PDSE, TSE, PK, DM, TK, LK, JMPSD, JMPSPr, JSPSE, dan JMPSA. Allometrik negatif ikan selais betina di Sungai yaitu TB, TBE, LB, PDSA, TSA, PDSE, PK, DM, JMM, TK, LK, JMPSD, PDSD, TSD, PDSPr, TSP, JMPSPr, JMPSA, dan JSMPSE. Status isometrik ikan selais betina di Sungai yaitu TB, JMTI, JMM, PDSD, TSD, PDSPr, dan TSP. Sedangkan status isometrik ikan selais betina di Sungai yaitu hubungan PT dengan PS, JSAPSE, dan JMTI. Berdasarkan hasil perhitungan yang didapatkan untuk melihat persamaan regresi linier ikan selais K. apogon betina maupun jantan di Sungai dan Sungai dapat dilihat pada Tabel 4 dan 5. 6

Tabel 4. Persamaan Regresi dan Status Pertumbuhan Ikan Selais K. apogon Betina di Sungai (Desa Mentulik) dan Sungai (Desa Koto Garo) Sungai Sungai Karakter Pertumbuhan Persamaan Regresi Status Pertumbuhan Persamaan Regresi Status Pertumbuhan PS -,775+,3PT AP -,6+,47PT I TB -,88+,44PT I -,54+,887PT AN TBE -,+,34PT AP -,45+,93PT AN LB -,73+,7PT AP -,58+,65PT AN JS APSE -,446+,353PT AP -,865+,9PT I PD SA -,9+,933PT AN,73+,66PT AN TSA -,478+,674PT AN -,66+,59PT AN PD SE -,7+,64PT AN,757+,5PT AN TSE -,93+,6PT AN -,689+,59PT AP PK -,5+,73PT AN -,48+,885PT AN JM TI -,7+,45PT I -,997+,96PT I DM,3+,5PT AN,55+,3PT AN JMM -,9+,53PT I -,53+,747PT AN TK -,63+,683PT AN -,56+,639PT AN LK -,48+,67PT AN -,94+,873PT AN JM PSD,896+,35PT AN,498 +,5PT AN PD SD -,974+,3PT I -,66+,879PT AN TSD -,9+,993PT I -,467+,64PT AN PD SPr -,55+,953PT I -,3+,94PT AN TSP -,63+,967PT I -,399+,849PT AN BB -7,+3,74PT AP -5,33+,98PT AP JMPSPr,8+,38PT AN,8+,39PT AN JSPSE,59+,447PT AN,675+,6PT AN JMPSA,37+,69PT AN,396+,65PT AN Tabel 5. Persamaan Regresi dan Status Pertumbuhan Ikan Selais K. apogon Jantan di Sungai (Desa Mentulik) dan Sungai (Desa Koto Garo) Sungai Sungai Karakter Persamaan Persamaan Regresi Status Pertumbuhan Pertumbuhan Regresi Status Pertumbuhan PS -.43+.999PT I -.84+.6PT I TB.83+.39PT AN.79+.354PT AN TBE -.58+.47PT I -.675+.99PT I LB -.679+.84PT AP -.793+.8PT AP JS APSE -.63+.973PT I -.7+.PT I PD SA.+.884PT AN.7+.846PT AN TSA -.73+.68PT AP -.63+.56PT AP PD SE -.584+.8PT AP -.939+.99PT I TSE -.7+.49PT AP -.58+.63PT AP PK.45+.477PT AN.433+.487PT AN JM TI -.35+.648PT AN -.63+.793PT AN DM -.8+.88PT AN -.494+.936PT AN JMM -.9+.69PT AN -.395+.739PT AN TK -.88+.864PT AN -.3+.56PT I LK.48+.646PT AN.673+.356PT AN JM PSD -.+.684PT AN -.9+.983PT I PD SD -.6+.99PT AN -.33+.994PT I TSD -.44 +.76PT AN.3+.437PT AN PD SPr -.44+.373PT AP -.336+.449PT AP TSP -3.63+.846PT AP -3.55+.793PT AP BB -3.89+.PT AP -3.33+.6PT AP JMPSPr.3+.7PT AN.4+.68PT AN JSPSE.7+.86PT AN.4+.75PT AN JMPSA.569+.53PT AN.55+.557PT AN 7

c. Hubungan Panjang Total (PT) dengan Karakter Morfometrik Ikan Selais K. apogon Betina Karakter morfometrik yang diukur pada penelitian ini ada 4 karakter dari ikan berjenis kelamin betina maupun bejenis kelamin jantan dari kedua lokasi penelitian. Data hasil tiap pengukuran karakter dibandingkan dengan karakter panjang total sehingga diperoleh hubungan pertumbuhan sebanyak 3 karakter terhadap panjang total untuk masing - masing jenis kelamin. Nilai persamaan regresi linear PDSA ikan selais K. apogon ikan selais betina di Sungai adalah -,9+,933 PT dengan nilai korelasi (r)=,969, persamaan ini menunjukkan bahwa setiap pertambahan pertambahan panjang total sebesar,933 log PT, maka di ikuti pertambah panjang dasar sirip arus sebesar,9 log PDSA dengan nilai korelasi pertambahan sangat tinggi. Sedangkan nilai persamaan regresi linear PDSA ikan selais K. apogon di adalah,73+,66 PT dengan nilai korelasi (r) =,76. Persamaan ini menunjukkan bahwa setiap pertambahan panjang total maka pertambah panjang dasar sirip anus juga bertambah namun dengan pertambahan nilai yang rendah. Hal ini di pengaruhi oleh faktor fisik kimia perairan dengan kecepatan arus di Sungai lebih tinggi yaitu sebesar,33 m/detik, sedangkan di Sungai memiliki kuat arus sebesar,7 m/detik. Kecepatan arus yang lebih tinggi mengharuskan ikan lebih aktif lagi dalam bergerak untuk melawan arus di suatu perairan, karena fungsi dari sirip adalah untuk mengatur pergerakan ikan dan menyeimbangkan tubuhnya di dalam air ketika hendak berenang agar tidak terbawa arus. Oleh sebab itu, pertambahan panjang dasar sirip anus ikan selais K. apogon betina yang ada di Sungai lebih cepat di bandingkan yang ada di Sungai. d. Hubungan Panjang Total (PT) dengan Karakter Morfometrik Ikan Selais K. apogon Jantan Pada panjang dasar sirip ekor (PDSE) ikan selais K. apogon jantan di Sungai memiliki nilai persamaan korelasi yaitu PDSE = -,939+,99 PT dengan nilai korelasi (r) yaitu,7. Maka persamaan ini menyatakan bahwa setiap penambahan panjang total, maka akan diikuti penambahan panjang dasar sirip ekor dengan nilai yang kuat. Machean (4) menjelaskan bahwa sirip ekor adalah sirip paling akhir yang memberikan konstribusi sekitar 4% dorongan ke depan. Sirip median yang meliputi sirip dorsal, anal, dan ventral berfungsi dalam mengontrol gerakan berputar dan oleng pada ikan. Pendapat dari Watson dan Ballon (984) yang menyatakan bahwa, hal ini dipengaruhi oleh faktor fisika perairan yaitu pada kecepatan arus. Di Sungai memiliki kecepatan arus,33 m/detik, sedangkan di Sungai yaitu,7 m/detik. Hal ini dapat di jelaskan semakin besar kuat arus, maka semakin besar juga tekanan yang akan diberikan pada tubuh ikan sehingga ikan membutuhkan energi untuk beraktifitas lebih aktif dan kencang dan mencari makanan untuk memicu pertumbuhan morfometriknya. 8

Log PDSA 3.5.5.5 y =,93x -,9 R² =,939 r =,969 y =,66x +,73 R² =,76 r =,76 PD SA KAMPAR KIRI PD SA TAPUNG Linear (PD SA KAMPAR Linear (PD SA TAPUNG) Log BB.5.5.5 y = 3,73x - 7, R² =,854 r =,94 BB KAMPAR KIRI BB TAPUNG Linear (BB KAMPAR Linear (BB TAPUNG) y =,98x - 5,33 R² =,75 r =,846 (a) (b) Log PS 3.5.5.5 y =,3x -,775 R² =,656 r =,8 y =,47x -,6 R² =,93 r =,966...3.4.5.6 PS KAMPAR KIRI PS TAPUNG Linear (PS KAMPAR Linear (PS TAPUNG) Log TSD.4..8.6.4. y =,99x -,9 R² =,535 r =,73 y =,639x -,467 R² =,98 r =,546 TSD KAMPAR KIRI TSD TAPUNG Linear (TSD KAMPAR Linear (TSD TAPUNG) (c) (d) Gambar. Grafik Hubungan Panjang Total Dengan Karakter Morfometrik (a) PDSA (b) BB (c) PS (d) TSD Ikan K. apogon Betina. Log LK.8.6.4..8.6.4. y =,646x +,47 R² =,464 r =,68 y =,355x +,67 R² =,96 r =,3 LK KAMPAR KIRI LK TAPUNG Linear (LK KAMPAR Linear (LK TAPUNG) Log PDSE.6.4..8.6.4. y =,79x -,584 R² =,97 r =,958 y =,989x -,938 R² =,57 r =,76 PD SE KAMPAR KIRI PD SE TAPUNG Linear (PD SE KAMPAR Linear (PD SE TAPUNG) (a) (b) Gambar 3. Grafik Hubungan Panjang Total Dengan Karakter Morfometrik (a) LK (b) PDSE Ikan K. apogon Jantan. 9

Log JSPSE.3.5..5..5.95.9 y =,85x +,7 R² =,556 r =,746.85 JSPSE KAMPAR KIRI JSPSE TAPUNG Linear (JSPSE KAMPAR Linear (JSPSE TAPUNG) y =,749x +,399 R² =,755 r =,869 (c) (d) Gambar 4. Grafik Hubungan Panjang Total Dengan Karakter Morfometrik (c) JSPSE (d) LB ikan K. apogon Jantan. Departemen Pendidikan dan KESIMPULAN Kebudayaan. Direktorat Jenderala Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat Institut Pertanian Bogor. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil uji t menunjukkan adanya perbedaan nyata dari karakter morfometrik ikan selais K. apogon betina yaitu LB, TSA, PK, DM, TK, JMPSD, TSP, JMPSPr, JSPSE, dan JMPSA, dan ada 3 karakter pada ikan selais jantan yaitu PS, LB, dan LK di Sungai dan Sungai di karenakan adanya perbedaan kondisi lingkungan pada masing-masing lokasi penelitian. Log LB.4..8.6.4. y =,84x -,679 R² =,93 r =,933 LB KAMPAR KIRI LB TAPUNG Linear (LB KAMPAR Linear (LB TAPUNG) y =,7x -,793 R² =,79 r =,84 Bleeker. 85. Contribution to the knowledge of the ichthyological fauna of the Banda Islands. Physics Journal of the Dutch East Indies. () : 5-6. Effendi M.I. 997. Biologi Perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada Kepala dan Laboran Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Riau atas izin dan fasilitas yang diberikan selama penelitian. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada semua pihak yang terkait yang telah mendukung dan membantu baik secara moril maupun materil sehingga penelitian ini dapat selesai pada waktunya. DAFTAR PUSTAKA Affandi, R, Sjafei, DS, Raharjo, M.F dan Sulistiono, 99. Ikhtiologi: Suatu Pedoman Kerja Laboratorium. Elvyra, R dan Yus,Y.. Ikan Lais Dan Sungai Paparan Banjir Di Provinsi Riau. Pekanbaru. UR Press Pekanbaru. Watson, D.J. dan E.K. Balon. 984. Ecomorphologycal Analisis of fish Taxocenes in Rainforest Streams of Nortern Borneo. Department of Zoology. University of Guelph Ontario. Canada. J. Fish Biology (984). 5. 37-384. Winemiller KO, Jepsen DB. 998. Effects of Seaonality and Fish Movement on Tropical Food Webs. J Fish Biol 5 (Suplement A) :67-9.Yogyakarta