III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian adalah biji sorgum

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji sorgum

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pisang nangka diperoleh dari Pasar Induk Caringin, Pasar Induk Gedebage, dan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. house) dan penelitian laboratorium yang dilaksanakan mulai bulan Juli-Desember

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Jerami Jagung yang dipergunakan, sebanyak 80 kg yang berasal dari limbah

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2016 di

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Materi Bahan Alat Peubah yang Diamati

MATERI DAN METODE. Waktu dan Tempat

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Metode

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. tanaman singkong. Daun singkong sebanyak 4 kg segar diperoleh dari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di

BAB III MATERI DAN METODE. Sumber Protein secara In Vitro dilaksanakan pada bulan September November

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Rumput gajah diperoleh berasal dari kebun rumput di sekitar kandang sapi

METODE. Materi. Alat. Rancangan

BAB III MATERI DAN METODE. Penanaman tumpangsari orok-orok dan jagung dilakukan di kebun percobaan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Keterangan : A = Berat Cawan Alumunium B = Berat cawan alumunium + sampel sebelum dioven C = Berat cawan alumunium + sampel setelah dioven

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. bungkil kedelai, tepung gamal (Gliricidia sepium), dan pucuk tebu (Saccharum

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

Tabel 1. Komposisi Bahan Pakan Ransum Komplit Bahan Pakan Jenis Ransum Komplit 1 (%) Ransum A (Energi Tinggi) 2 Ransum B (Energi Rendah) 3 Rumput Gaja

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. tambahan. Bahan utama berupa daging sapi bagian sampil (chuck) dari sapi

MATERI DAN METODE. Prosedur

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Serat Kasar dengan Metode Analisis. 1. Menyiapkan kertas saring kering oven dengan diameter 4,5 cm, dicatat

Lampiran 1 : Proses Amoniasi Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung. Bahan Penelitian (Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung) Dicoper.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ayam broiler berumur hari dengan bobot badan 1,0-1,3 kg. berasal dari pedagang sayur pasar Cileunyi.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan yaitu meliputi : biji yang diperoleh dari Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

III. MATERI DAN METODE. Pelaksanaan pembuatan silase dilakukan di Desa Tuah Karya Ujung Kecamatan

3 METODOLOGI. 3.3 Metode Penelitian. 3.1 Waktu dan Tempat

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan yaitu meliputi : sekitar kebun di Sukabumi Jawa Barat.

MATERI DAN METODE. Materi

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian adalah daging paha Ayam

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL. Tujuan Praktikum Untuk pengambilan sampel yang akan digunakan untuk analisis.

3 MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kehilangan BK, ADF dan N-ADF secara in vitro

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dari kawasan Universitas Padjadjaran sebanyak 100 kg bahan kering dan untuk

MATERI DAN METODE. Metode

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 1. Timbangan analitik dan timbangan digital, berfungsi untuk menimbang. 2. Oven, berfungsi untuk mengeringkan sampel

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. diambil dari hasil penelitian oleh Balia, dkk. (2017) dengan judul Pemanfaatan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kadar protein kasar dan fermentabilitas secara in vitro

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jantan dengan bobot badan rata-rata 29,66 ± 2,74 kg sebanyak 20 ekor dan umur

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dimulai bulan April -

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah marmot Cavia porcellus

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah sapi perah FH pada periode

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumedang sebanyak 60 ekor. Itik lokal berumur 35 hari dengan bobot badan 0,8-1,2

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Kondisi Lahan, Lingkungan, dan Penanaman Pohon Singkong Utuh Teknik Pemanenan Singkong

Lampiran 1. Prosedur Analisis Bahan Kering dengan Metode Analisis. 2. Mendinginkan cawan alumunium dalam eksikator selama 15 menit dan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari 2015.

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 6 bulan dimulai bulan April

MATERI DAN METODE. dan Kimia Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau. Analisis Fraksi

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2013 di Laboratorium Teknologi Pasca

III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 60 itik lokal jantan asal Gunungmanik, Tanjung

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret - April 2015 bertempat di

MATERI DAN METODE di Laboratorium Teknologi Pasca Panen, Ilmu Nutrisi dan Kimia Fakultas

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE. Kampar yang merupakan salah satu daerah tumbuhnya tanaman sagu di Provinsi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 2 bulan di mulai dari Bulan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telahdilakukan dilaboratorium Teknologi Pasca Panen

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

III. MATERI DAN METODE. Agrostologi, Industri Pakan dan Ilmu Tanah dan 2). Laboratorium Ilmu Nutrisi

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN

III BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian, yaitu 20 ekor Domba Priangan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Pengambilan Sampel dan Data. kemudian dipanaskan dalam oven pada suhu 105 o C selama 12 jam untuk

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Jimmy Farm Cianjur. Pemeliharaan dimulai dari 0 sampai 12 minggu sebanyak 100

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan penelitian yang digunakan adalah itik pedaging jantan dengan bobot

Raden Febrianto Christi, Abu Bakar Hakim, Lesha Inggriani, Atun Budiman Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran ABSTRAK

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Alat Bahan

BAB III MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini meliputi penanaman kedelai di Green house

III METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan noga kacang hijau adalah

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2014 Januari

BAB III BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. Pakan dan Ilmu Tanah sebagai tempat pembuatan silase dan analisis fraksi serat di

BAB III MATERI DAN METODE. Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro. Analisis sampel dilaksanakan

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tradisional Babah Kuya yang terletak di pasar baru. Pasak bumi yang digunakan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dimulai pada bulan Oktober-November 2013, di Laboratorium Ilmu Nutrisi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Bahan Alat

Transkripsi:

9 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Materi Penelitian.. Bahan Penelitian a. Biji Sorgum (Sorghum bicolor) Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian adalah biji sorgum sebanyak 5 kg dengan umur panen yang sama yaitu sekitar 4 bulan yang diperoleh dari PD. Mustopa, Pasar Burung Sukahaji, Bandung. b. Larutan NaOH Larutan NaOH yang digunakan untuk adalah larutan NaOH 0, N, berfungsi untuk menurunkan kandungan tanin pada biji sorgum. c. Cairan Rumen Cairan rumen yang akan digunakan diperoleh dari RPH Pangalengan, Bandung. Cairan rumen ini berasal dari sapi perah jantan FH. Prosedur pengambilan cairan rumen dapat dilihat pada Lampiran. d. Saliva Buatan Saliva buatan yang digunakan dibuat berdasarkan metode McDougall (948) yang dikutip oleh Tilley dan Terry (96). Penggunaan saliva buatan berfungsi utama sebagai larutan buffer, yaitu untuk menjaga agar ph cairan rumen berada dalam kisaran 6,8 7,0. Fungsi lain saliva buatan adalah sebagai medium untuk proses pertumbuhan dan perkembangan mikroba rumen secara in vitro. Prosedur lengkap pembuatan saliva buatan tercantum pada Lampiran.

0 e. Gas Karbondioksida Gas karbondioksida yang digunakan untuk mengkondisikan suasana anaerob dalam tabung fermentor sebelum fermentasi anaerob berlangsung oleh mikroba rumen secara in vitro. Karbondioksida dihembuskan ke dalam tabung sehingga oksigen terdesak keluar dan digantikan oleh karbondioksida sehingga kondisi tabung menjadi anaerob. f. Zat Kimia ) HgCl yang digunakan untuk mematikan mikroba rumen sebelum pelaksanaan in vitro tahap. ) HCl 0% dan Pepsin ditambahkan dalam in vitro tahap sebanyak 50 ml yang berfungsi sebagai enzim pencerna zat nutrisi dalam pencernaan pasca rumen... Peralatan Penelitian a. Peralatan Pengolahan Biji Sorgum Secara Kimia ) Cup plastik sebagai tempat perendaman biji sorgum dengan larutan NaOH. ) Batang pengaduk untuk mengaduk larutan NaOH dengan biji sorgum. ) Kain sebagai tempat pencucian biji sorgum dengan air bersih. b. Peralatan Pengambilan Sampel ) Timbangan digital merk sartorius dengan ketelitian 0,00 ; digunakan untuk menimbang berat sampel. ) Box plastik, digunakan untuk menyimpan sampel yang telah dikeringkan. ) Label, digunakan untuk memberi nama atau menandai sampel.

c. Peralatan Pengambilan Cairan Rumen ) Thermos kapasitas 500 ml berisikan air hangat dengan suhu 9-40 C, digunakan untuk mempertahankan kondisi hangat pada saat cairan rumen dimasukan ke dalam termos agar mikroba rumen tetap hidup. ) Corong, berfungsi untuk memudahkan dalam memasukan cairan rumen. ) Kain saring jenis muslin, berfungsi untuk menyaring cairan rumen agar residu rumen tidak ikut terbawa d. Peralatan Analisis in vitro ) Tabung fermentor, wadah untuk proses fermentasi. ) Waterbath, untuk inkubasi rumen dilengkapi dengan heater thermoregulator untuk mengukur suhu air tetap pada temperatur 9-40 C. ) Rak tabung, tempat penyimpanan tabung-tabung fermentor. 4) Alat sentrifugasi, berfungsi untuk memisahkan antara residu dengan supernatan. 5) Kertas Whatman no.4 untuk penyaringan larutan. 6) Corong, berfungsi untuk memudahkan dalam memasukan cairan rumen ke dalam tabung kimia. 7) Tabung gas CO digunakan sebagai penampung gas CO.. Metode Penelitian.. Pembuatan Larutan NaOH 0, N a. Menghitung kebutuhan NaOH yang akan dilarutkan dengan rumus N = massa x 000 Mr volume 0,= massa x 000 40 000 Massa = 4 gram

b. Menimbang NaOH sebanyak 40 gram kemudian masukan dalam gelas piala c. larutkan dengan aquadest dan tunggu sampai dingin. d. memasukan larutan NaOH ke dalam labu takar ukuran 000 ml dan tambahkan aquadest sampai tanda batas... Perendaman Biji Sorgum dengan NaOH 0, N a. Menyiapkan bahan dan peralatan yang digunakan. b. Memasukan sampel biji sorgum ke dalam cup plastik. c. Memasukan larutan NaOH 0, N pada masing-masing cup plastik yang berisi biji sorgum dengan dosis yang telah ditentukan, yaitu 0%, 5% dan 0%. d. Menunggu perendaman biji sorgum dengan larutan NaOH 0, N pada waktu yang telah ditentukan, yaitu masing masing dosis 0 menit, 5 menit dan 0 menit. e. Membuang larutan NaOH 0, N pada biji sorgum yang terdapat pada cup plastik. f. Memindahkan biji sorgum pada kain kemudian dibilas dengan air. g. Mengeringkan biji sorgum dengan bantuan sinar matahari kemudian di oven... Pengujian Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik (in vitro) a. Menyediakan tabung fermentor sebanyak 0 buah yang telah diberi label perlakuan. b. Menimbang sampel sebanyak gram dengan timbangan analitik dan memasukannya ke dalam tabung fermentor sesuai dengan masing-masing perlakuan. c. Memasukan cairan rumen yang telah disaring sebanyak 0 ml ke dalam tabung fermentor sebagai inokulan. d. Menambahkan larutan McDougall yang bersuhu 9 o C dan ph 6,8-6,9 sebanyak 40 ml.

e. Menghembuskan gas CO agar keadaan tabung fermentor anaerob dan ph mencapai 6,8. f. Menutup rapat tabung fermentor dengan karet berventilasi. g. Memasukan tabung fermentor ke dalam rak yang tersedia di dalam waterbath dengan pengaturan suhu 9-40 o C selama 48 jam sambil dilakukan pengocokan setiap jam sekali (in vitro tahap ). h. Setelah proses inkubasi selama 48 jam, kemudian ke dalam setiap tabung ditambahkan larutan HgCl 0, ml dan dilakukan sentrifugasi selama 0 menit untuk memisahkan supernatan dan residu. i. Residu yang telah terpisah dengan supernatan tetap berada dalam tabung fermentor dan melakukan pembuangan larutan supernatan. j. Menambahkan 50 ml larutan pepsin HCl 0% dan melakukan proses inkubasi selama 48 jam dalam suasana aerob serta malakukan proses pengocokan setiap 6 jam sekali (in vitro tahap ). k. Setelah 48 jam inkubasi (in vitro tahap ), selanjutnya melakukan penyaringan larutan dengan kertas Whatman no.4 yang telah diketahui beratnya. l. Membilas sisa residu yang tertinggal dalam tabung dengan menggunakan aquadest. m. Memasukan residu beserta kertas saring ke dalam cawan porselen yang telah diketahui beratnya untuk dikeringkan dalam oven pada suhu 05 o C selama 4 jam, lalu memasukkannya ke dalam eksikator. n. Menimbang sampel untuk mengetahui berat akhir bahan kering. o. Residu kemudian dibakar dalam tanur listrik dan ditimbang untuk mengetahui kandungan bahan organik sisa pencernaan in vitro.

4..4 Peubah yang Diamati Peubah yang diamati untuk mengetahui respon terhadap perlakuan yang diberikan adalah : a. Kecernaan Bahan Kering (KcBK) Nilai kecernaan bahan kering dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut : Kecernaan Bahan Kering (%) = x 00% Keterangan : BK awal : Berat bahan kering sampel sebelum inkubasi (g) BK akhir : Berat bahan kering sampel sesudah inkubasi (g) Blanko : Berat bahan kering cairan rumen + saliva buatan (g) b. Kecernaan Bahan Organik (KcBO) Nilai kecernaan bahan organik dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut : Kecernaan Bahan Organik (%) = x 00% Keterangan : BO awal BO akhir Blanko : Berat bahan organik sampel sebelum inkubasi (g) : Berat bahan organik sampel sesudah inkubasi (g) : Berat bahan organik cairan rumen + saliva buatan (g)..5 Rancangan Percobaan dan Analisis Statistik Penelitian akan dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola tersarang. Perlakuan terdiri atas empat tingkat dosis NaOH 0, N pada perendaman biji sorgum (D=0%, D=5%, D=0%) dan tiga tingkat waktu perendaman (W=0 menit, W=5 menit, W=0 menit). Masing-masing diulang sebanyak tiga kali, sehingga menghasilkan keterangan sebagai berikut :

DW= Biji sorgum direndam pada larutan 0% NaOH 0, N + waktu perendaman 0 menit DW= Biji sorgum direndam pada larutan 0% NaOH 0, N + waktu perendaman 5 menit DW= Biji sorgum direndam pada larutan 0% NaOH 0, N + waktu perendaman 0 menit DW= Biji sorgum direndam pada larutan 5% NaOH 0, N + waktu perendaman 0 menit DW= Biji sorgum direndam pada larutan 5% NaOH 0, N + waktu perendaman 5 menit DW= Biji sorgum direndam pada larutan 5% NaOH 0, N + waktu perendaman 0 menit DW= Biji sorgum direndam pada larutan 0% NaOH 0, N + waktu perendaman 0 menit DW= Biji sorgum direndam pada larutan 0% NaOH 0, N + waktu perendaman 5 menit DW= Biji sorgum direndam pada larutan 0% NaOH 0, N + waktu perendaman 0 menit Model statistik yang digunakan adalah Analisis Ragam dengan model matematika berdasarkan Montgomerry (99) sebagai berikut : y(i)jk = µ+αi +β j(i) +ε(i)jk Keterangan : y(i)jk : Pengamatan dosis taraf ke-i, waktu dalam dosis taraf ke-j dan ulangan ke-k µ : Rataan Umum αi : Pengaruh dosis pada taraf ke-i β j(i) : Pengaruh waktu dalam dosis taraf ke-j pada αi ε(i)jk : Pengaruh galat pada dosis taraf ke-i, waktu dalam dosis taraf ke-j dan Ulangan ke-k i : Banyaknya perlakuan ke-i (i=,,) j : Banyaknya perlakuan ke-j (j=,,) k : Ulangan (,, ) Hipotesis yang diuji :. H0 = α = 0. H = α 0. H0 = β () = 0 4. H = β () 0 5

Maka, H0 = tidak ada perbedaan pengaruh dosis NaOH dan waktu dalam dosis perendaman biji sorgum terhadap nilai kecernaan bahan kering dan organik. H = ada pengaruh dosis NaOH dan waktu dalam dosis perendaman biji sorgum terhadap nilai kecernaan bahan kering dan organik. Tabel. Sidik Ragam Sumber DB JK KT Fhit F0,05 Keragaman Dosis D- JKD JKD : DB KTD:KTG Waktu (Dosis) D(W-) JKW(D) JKW(D) : DB KTW(D):KTG Galat DW(n-) JKG JKG : DB Total DWn- JKT Kaidah Keputusan :. FHitung FTabel, maka tidak berbeda nyata (terima H0). FHitung > FTabel, maka berbeda nyata (tolak H0 dan terima H) Jika H0 diterima, berarti tidak ada pengaruh perlakuan yang berbeda, oleh karena itu pengujian lanjutan tidak perlu dilakukan, tetapi apabila ditolak, berarti ada perlakuan yang berbeda, maka perlu dilakukan pengujian lanjut untuk mengetahui perbedaan diantara nilai tengah tersebut. Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan, dilakukan dengan menggunakan uji jarak berganda Duncan (Steel dan Torrie, 995) : Sx = 6 LSR α = SSRα. Sx Keterangan : Sx = Standar error KTg = Kuadrat Tengah Galat r = Jumlah Ulangan LSR = Least Significant Range SSR = Student Significant Range Kaidah keputusan : Jika d LSR, tidak berbeda nyata (terima H0). Jika d > LSR, berbeda nyata (tolak H0 dan terima H). d = selisih rata-rata perlakuan

7 Ilustrasi. Tataletak Percobaan D D D W W W W W W W W W (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) Keterangan: DW= Biji sorgum direndam pada larutan 0% NaOH 0, N + waktu perendaman 0 menit DW= Biji sorgum direndam pada larutan 0% NaOH 0, N + waktu perendaman 5 menit DW= Biji sorgum direndam pada larutan 0% NaOH 0, N + waktu perendaman 0 menit DW= Biji sorgum direndam pada larutan 5% NaOH 0, N + waktu perendaman 0 menit DW= Biji sorgum direndam pada larutan 5% NaOH 0, N + waktu perendaman 5 menit DW= Biji sorgum direndam pada larutan 5% NaOH 0, N + waktu perendaman 0 menit DW= Biji sorgum direndam pada larutan 0% NaOH 0, N + waktu perendaman 0 menit DW= Biji sorgum direndam pada larutan 0% NaOH 0, N + waktu perendaman 5 menit DW= Biji sorgum direndam pada larutan 0% NaOH 0, N + waktu perendaman 0 menit