BAB I PENDAHULUAN. pertunjukan tradisional tersebut adalah permainan gandang tambua yang telah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sejarah, dan keunikan lainnya. Bukittinggi juga dikenal dengan julukan kota Jam

BAB I PENDAHULUAN. seperti permainan bola dalam ruangan lainnya seperti olahraga basket, bulu

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Belitung Timur merupakan bagian dari wilayah Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. Karyanya mengambarkan ideologi atau pemikiranya yang besar mengenai puisi. warna bagi perkembangan bahasa dan sastra Indonesia.

BAB III HASIL PENGEMBANGAN. keterangan lain yang menyangkut pengobatan tradisional tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Melayu dengan nama ibu kotanya Pulau Punjung. Kabupaten ini dibentuk

Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

2016 PELESTARIAN TARI TRADISIONAL DI SANGGAR SUNDA RANCAGE KABUPATEN MAJALENGKA

BAB III HASIL PENELITIAN. terhadap produk yang akan dibuat. Pada rancangan direktori REI tentang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. penunjang kegiatan pembelajaran. Secara umum istilah pendidikan pemakai

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN MALALAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

Tembang Batanghari Sembilan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Setjen, Kemendikbud

Photo 8 Saluang Darek (Dokumentasi: Wardizal)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

WARISAN BUDAYA TAK BENDA KAB. MERANGIN, JAMBI TARI SAYAK & TARI PISANG

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN

2016 PROSES PEMBELAJARAN RAMPAK KENDANG DI SANGGAR SENI KUTALARAS CIRANJANG-CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sebagaimana telah disampaikan pada bab terdahulu, bahwa metode

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong penelitian pengembangan. Dikatakan penelitian

2002), Erizal, Instrumen Musik Chordophone Minangkabau (Padangpanjang: Sekolah Tinggi. Seni Indonesia,2000), 21.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip pendidikan seni dan budaya meliputi pengembangan dimensi

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Muhsin, 2008:15). Menurut Sulistyo-Basuki (1991: 3) perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni merupakan salah satu bentuk unsur kebudayaan manusia, baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Kabupaten Kuantan Singingi termasuk kepada daerah Melayu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN. mempunyai satu UKM yakni Unit Kegiatan Seni Universitas Andalas (UKS-UA), dan delapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Minangkabau. Tradisi ini dapat ditemui dalam upacara perkawinan, batagak gala

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan unsur atau bagian dari kebudayan yang hidup di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau terdiri dari etnik - etnik yang memiliki kesenian

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fendra Pratama, 2014 Perkembangan Musik Campak Darat Dari Masa Ke Masa Di Kota Tanjung Pandan Belitung

RANCANGAN DIREKTORI MASJID DI KECAMATAN KOTO BALINGKA DAN KECAMATAN SUNGAI AUR KABUPATEN PASAMAN BARAT TUGAS AKHIR

KEBERADAAN TARI PIRIANG DIATEH KACO DI NAGARI BAYUR MANINJAU KECAMATAN TANJUNG RAYA KABUPATEN AGAM

RANCANGAN DIREKTORI DOKTER SPESIALIS DI KOTA PADANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Bangka-Belitung merupakan daerah kepulauan, terdiri dari Pulau

Drumblek. Penyusunan Data Master Referensi NIlai Budaya Tak Benda untuk Output Layanan Data dan Informasi Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau

BAB I PENDAHULUAN. hanya sebuah inovasi yang mendapatkan influence (pengaruh) dari budaya atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hilda Maulany, 2013

RANCANGAN BUKU PANDUAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN UIN IMAM BONJOL PADANG TUGAS AKHIR. Diajukan Kepada Fakultas Adab Dan Humaniora

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

2015 PENGOLAHAN MUSIK TETABUHAN NUSANTARA DALAM RHYTHM SAWAH KARYA GILANG RAMADHAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Sumedang merupakan kota yang kaya akan kebudayaan, khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. fenomena/gejala kian merenggangnya nilai-nilai kebersamaan, karena semakin suburnya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di

BENTUK PENYAJIAN DAN FUNGSI KESENIAN TUMBUAK BANYAK DI DESA UJUNG PADANG KECAMATAN PANTI KABUPATEN PASAMAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alat Musik Tradisional Masyarakat Lampung adalah Gamolan. Gamolan

2016 PENERAPAN MATERI PELATIHAN MARIMBA D ALAM 2009 CAROLINA GOLD PERCUSSION D I MARCHING BAND GITA SWARA SPANSA KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

TUJUAN. Membuat kegiatan yang menghibur masyarakat Tangerang Selatan melalui serangkaian kegiatan yang sangat menarik di Pamulang Fiesta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengertian judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Neneng Yessi Milniasari, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 MUSIK IRINGAN TARI TEPULOUT DISANGGAR SENI KITE SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

A. Latar Belakang Masalah

Lapangan Parkir, Pamulang Square 25 Mei 10 Juni 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Negara kita terdiri dari bermacam-macam suku bangsa yang terbentang

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman budaya tersebut mempunyai ciri khas yang berbeda-beda sesuai

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada perkembangan musik di Indonesia. Angklung adalah alat musik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, dan lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan cerminan yang terefleksikan dalam keseharian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB III HASIL PENGEMBANGAN

BAB III. Penelitian ini dilaksanakan di TK Berlian Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terletak diujung pulau Sumatera. Provinsi Aceh terbagi menjadi 18 wilayah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asti Purnamasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan musik merupakan proses sosial yang didalamnya dapat menggali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang berbeda-beda,

BAB I PENDAHULUAN. seni musik merupakan salah satu cabang didalamnya. Musik dapat menjadi sarana

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minangkabau menjadi salah satu etnis di Indonesia, yang memiliki berbagai macam jenis seni pertunjukan tradisional. Salah satu jenis seni pertunjukan tradisional tersebut adalah permainan gandang tambua yang telah hidup dan berkembang di tengah-tengah kehidupn masyarakat Minangkabau. Kesenian ini berkembang pesat di daerah Kabupaten Agam, khususnya di Agam bagian Barat. Awal mula kesenian ini muncul dan berkembang di daerah Salingka Danau Maninjau kemudian meretas ke daerah Lubuk Basung dan IV Nagari hingga ke daerah Tiku. Hampir setiap Kecamatan di daerah Kabupaten Agam ini memiliki dan melestarikan kesenian gandang tambua yang sudah mulai hampir jarang di budayakan oleh daerah-daerah Minangkabau lainnya. Gandang Tambua yang dimaksud, yaitu seni musik tradisional yang semua alatnya terdiri dari alat perkusi yang dinamakan musik ritmis. Permainan gandang tambua ini cukup populer dikalangan masyarakat Kabupaten Agam bagian Barat bahkan khususnya dikalangan anak-anak/ remaja. Gandang Tambua ini merupakan jenis musik yang berbunyi keras dan energik dan lebih cenderung di mainkan atau dipertontonkan di arena lapangan terbuka, baik dimainkan secara diam di tempat maupun arak-arakan. Bunyi keras yang dihasilkan dari gandang tambua ini dapat membangkitkan suasana kemeriahan dalam sebuah upacara, yang mana dari suara heroik yang 1

2 dihasilkannya dapat mendorong semangat dan imajinasi penonton untuk bergerak sesuai irama ritme gendangnya. (Kadir, 1993) Gagasan dan pikiran masyarakat diaplikasikan melalui kesenian tambua ini, gagasan kultural seperti corak permainan, bentuk permainan dan konsep dari tambua itu sendiri. Biasanya permainan gandang tambua ini dimainkan dalam upacara adat dan agama. Yang mana berkedudukan untuk memeriahkan upacara seperti baralek (upacara perkawinan), pengangkatan penghulu, dan pengiring tari galombang untuk penyambutan tamu. Kelompok kesenian dapat dijadikan wadah bagi masyarakat untuk mengaspirasikan inovasi dan kreativitasnya melalui kesenian ini. yang biasanya dikelola dengan kepentingan pribadi, kelompok, maupun dari lembaga pemerintah. Dalam hal ini, kesenian tambua dapat dimainkan anak-anak, remaja, dan dewasa baik laki-laki maupun perrempuan. Dengan kehadiran kelompok kesenian inilah masyarakat khususnya generasi muda dapat meneruskan pelestarian kesenian budaya minangkabau dalam kesenian permainan gandang tambua ini. Namun kenyataannya pada sekarang ini banyak masyarakat khususnya generasi muda minangkabau yang tidak mengetahui keberadaan sanggar tambua di daerah lingkungannya. Yang mana generasi muda ini merupakan ujung tombak untuk dapat melestarikan serta membudayakan tambua ini. Generasi muda ini ingin berlatih dan menuangkan inovasi serta kreativitasnya, namun tidak mengetahui tempat-tempat untuk menuangkan kreativitasnya khususnya masyarakat di daerah Agam bagian Barat.

3 Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di beberapa tempat, ditemukan bahwa masyarakat di daerah Agam bagian Barat sulit untuk menemukan informasi yang tepat untuk menuangkan kreatifitas dan inovasi mereka dalam permainan gandang tambua dikarenakan data yang ada pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Agam pun belum terdata secara keseluruhan dan data yang ada pu sudah tidak up to date lagi serta kurangnya perhatian khusus dari masyarakat dan generasi muda akan permainan gandang tambua ini. Beberapa Masyarakat tidak tahu kemana mereka akan mencari kesenian tambua yang dapat mereka gunakan untuk mengisi acara perkawinan, alek nagari, penyambutan tamu, dan acara adat lainnya, sedangkan masih banyak tambua yang ada didaerahnya masing-masing. Dengan kata lain, kesenian tambua ini menjadi nilai jual sebagai mata pencaharian sebagian masyarakat Kabupaten Agam bagian Barat. Maka dirancanglah direktori sanggar kesenian gandang tambua di Kabupaten Agam bagian Barat. Dengan maksud agar kelompok gandang tambua yang masih ada di Minangkabau bisa terdata sehingga dapat memudahkan seseorang untuk menemukan tempat latihan tambua yang mereka inginkan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana rancangan direktori kelompok kesenian gandang tambua di Kabupaten Agam bagian Barat? C. Tujuan Pengembangan Sesuai dengan latar belakang diatas, maka tujuan pengembangan ini adalah merancang dan menghasilkan sebuah direktori tercetak atau direktori berbentuk

4 buku, yaitu direktori kelompok kesenian gandang tambua di Kabupaten Agam bagian Barat. Dengan adanya direktori tersebut masyarakat dapat mengetahui tentang kelompok gandang tambua di daerah mereka masing- masing yang selama ini hanya dari sebagian mereka yang menyadari tentang keberadaan tambua tersebut. Sekaligus sebagai media promosi tambua yang masih terus berjalan dan berkembang pada masyarakat luas. D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan Dalam penelitian ini akan dibuat direktori berbentuk buku yang dicetak dengan menggunakan kertas HVS ukuran A5 14,8 cm x 21 cm dengan gaya tulisan Cambria berukuran 12. Unsur- unsur yang mencakup dalam direktori ini antara lain nama kelompok gandang tambua, alamat tambua, nama pengurus, nomor telepon, jadwal latihan, tahun berdiri, prestasi, lagu irama pengiring, ritme, serta biaya pemesanan tambua tersebut. Untuk dapat memudahkann penelusuran juga dicantumkan indeks nama kelompok tambua. E. Pentingnya Pengembangan Direktori ini memudahkan seseorang dalam menelusur informasi tentang suatu objek baik berupa nama kelompok gandang tambua, alamat tambua, nama pengurus, nomor telepon dan informasi mengenai kelompok tambua tersebut. Direktori ini sangat bermanfaat bagi masyarakat luas terutama masyarakat yang menyukai dan hobi menonton acara pertunjukkan tradisional Minangkabau. Masyarakat luas yang ingin mencari informasi tentang tambua, jika tidak adanya direktori ini tentu akan menyulitkan mereka dan akan membutuhkan waktu yang lama dalam menemukan tempat tambua yang akan mereka cari.

5 F. Defenisi Istilah Untuk menghilangkan kesulitan dalam memahami judul dan untuk meanghindari ketidakpahamman, maka dijelaskan istilah sebagai berikut. 1. Direktori : Direktori merupakan sebuah buku rujukan yang berisikan informasi mengenai nama lengkap, alamat, nomor telepon, kegiatan atau profesi seseorang atau lembaga. Buku direktori ini ada yang hanya memberikan keterangan sangat singkat mengenai suatu lembaga atau perseorangan. (Sumardji, 1992) 2. Tambua : Gandang Tambua terdiri dari dua kata yaitu gandang dan tambua. Gandang ialah alat musik pukul bermuka dua (double headed drum). Tambua (Parsi: tambur), sama artinya dengan gandang (barrel drum). Kata Gandang Tambua sekarang ini sudah merupakan sebuah kata majemuk berkonotasi seperangkat alat musik ritmis yang terdiri dari 6 buah gandang ditambah 1 buah tasa, semua berjumlah 7 buah. Tasa (Arab: tas a) berarti sembilan. Kata tasa dalam musik ini ialah alat pukul yang bermuka satu badannya berbentuk seperti kuali (vessel drum). (Kadir, 1993) 3. Kabupaten Agam : Kawasan sebelah barat merupakan daerah yang

6 bagian Barat datar sampai landai (0-8%) mencapai luas 71.956 ha, wilayah ini berada pada ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,5% sebagian besar wilayah barat yaitu Kecamatan Tanjung Mutiara, Kecamatan Lubuk Basung, Kecamatan Ampek Nagari, Dan Kecamatan Tanjung Raya. G. Metode Pengembangan 1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian pengembangan (Development Research). Penelitian pengembangan adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk membuat, menghasilkan, atau mengadakan percobaan dalam sebuah produk informasi (Sumardji, 1992). Jadi, dalam penelitian ini penulis akan membuat sebuah koleksi referensi yaitu buku direktori kelompok kesenian tambua di Kabupaten Agam bagian Barat. 2. Prosedur Penelitian/ Pengembangan Dalam prosedur penelitian/ pengembangan, penulis mengumpulkan semua data kelompok tambua di Kabupaten Agam bagian Barat. Berdasarkan data ini penulis mengambil alamat kelompok tambua yang aktif maupun yang tidak aktif lagi. Tahap prosedur pengembangan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data (observasi, wawancara, dan dokumentasi), kemudian dilakukan analisis sesuai dengan kebutuhan. Desain produk dan angket dikolaborasikan dengan

7 validator ahli. Kemudian membuat produk lalu diakhiri dengan uji coba pada pemakai. Berikut alur prosedur pengembangan. Mengumpulkan Data Analisa Kebutuhan Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi Desain Produk Kolaborasi dengan Ahli Desain Angket Membuat Produk Kolaborasi dengan Ahli Subjek Angket Uji Coba Pemakai Terbatas Pada Pengguna Produk Angket Gambar 1. Prosedur Penelitian a. Analisa Kebutuhan Produk ini akan menghasilkan sebuah buku direktori kelompok kesenian gandang tambua di Kabupaten Agam bagian Barat yang mana nantinya akan digunakan oleh masyarakat luas khususnya generasi muda sebagai penerus melestarikan dan membudayakan kesenian tambua ini. Karena masyarakat luas maupun para generasi muda, masih ada yang belum tahu alamat kelompok kesenian tambua yang ada di wilayah terdekat mereka.

8 Dalam proses pembuatan produk, penulis menganalisa sejauh mana tingkat kebutuhan pengguna terhadap produk yang akan dibuat. Setelah itu data diperoleh dengan cara mengunjungi langsung keberadaan tempat kesenian tambua yang ada. Setelah data diperoleh, penulis akan melakukan pengolahan, dengan membuatkan daftar kelompok kesenian tambua yang akan dibuatkan buku panduannya dengan menggunakan Microsoft Word. Setelah itu data dianalisa dengan memeriksa data tersebut. b. Rancangan Model Produk Setelah dilakukan analisis keutuhan, kemudian penulis mulai melakukan rancangn produk direktori kelompok kesenian gandang tambua dengan menyusun strategi sebagai berikut. 1. Melakukan pengumpulan semua data dan alamat kelompok kesenian tambua dari hasil waawancara maupun observasi. 2. Setelah semua data terkumpul, kemudian dilakukan perancangan direktori yaitu, membuat unsur- unsur apa saja yang digunakan dalam pembuatan sebuah direktori, dengan tujuan direktori ini dapat digunakan oleh pengguna dengan mudah 3. Menyusun direktori dilakukan berdasarkan nama kelompok tambua yang ada di daerah Kabupaten Agam bagian Barat. Rancangan model produk ini berkolaborasi dengan dosen ahli atau validator dibidang perpustakaan yaitu Ibu Fadhila Nurul Husna Zalmi, M.Hum sehingga hasil penulisan dari rancangan produk direktori kelompok kesenian gandang tambua ini dapat didiskusikan dengan beliau.

9 c. Pembuatan Produk Setelah rancangan produk divalidasi oleh validator ahli, kemudian dalam pembuatan produk dilakukan kolaborasi dengan validasi bahasa yaitu Ibu Yulvira Riza, M.Hum apakah produk yang penulis buat sudah valid atau tidak. Setelah itu dilakukan revisi kembali jika masih terdapat kekurangan pada buku direktori tersebut. d. Evaluasi atau Uji Coba Dalam tahap ini, produk yang telah selesai dibuat dilakukan uji coba di lapangan. Apakah produk yang telah selesai sudah dapat dipakai. Buku direktori ini akan di uji cobakan kepada remaja dan masyarakat pecinta kesenian minangkabau yang ada di daerah Kabupaten Agam bagian Barat. Setelah itu penulis akan membuat daftar beberapa pertanyaan mengenai penilaian terhadap produk yang dihasilkan. 1. Desain Uji Coba Untuk memudahkan penulis maka data yang diperlukan guna memperbaiki produk dapat diperoleh dengan lengkap maka desain uji coba dibuat berbentuk pertanyaan baik untuk perseorangan, kelompok kecil maupun kelompok besar mengenai kemampuan pengguna dalam menggunakan direktori dalam pencarian informasi tenntang kelompok kesenian tambua di Kabupaten Agam bagian Barat. 2. Subjek Uji Coba Subjek uji coba produk ini menggunakan dua cara, pertama dilakukan uji coba pada kelompok kecil yaitu lima orang mahasiswa Diploma Tiga Ilmu Perpustakaan dikarenakan mereka paham dengan produk, tiga orang siswa pecinta

10 kesenian di Kabupaten Agam, dua orang mahasiswa UKM seni UIN IB Padang, dua orang mahasiswa Kesenian Universitas Negeri Padang, dan tiga orang masyarakat di daerah Kabupaten Agam. 3. Jenis Data Dalam penelitian ini ada dua jenis data, yaitu : a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dilapangan atau dari subjek penelitian. (Azwar, 2010) Penulis mendapatkan data primer dengan melakukan observasi langsung ke masing- masing daerah di Kabupaten Agam Barat yang memiliki tempat kelompok kesenian tambua. b. Data Sekunder Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data atau peneliti lewat orang atau dokumen. (Azwar, 2010) Data sekunder diperoleh dari buku atau dokumentasi yang sudah ada. 4. Instrumen Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis melakukan pengumpulan data dengan menggunakan daftar angket yang berguna untuk melihat sejauh mana frekuensi keberhasilan produk yang dibuat. Dengan langkah penyusunan angket tersebut sebagai berikut. a. Merangkai pertanyaan untuk angket. b. Menvalidasi daftar angket kepada dosen pembimbing dan validator.

11 Dalam penyebaran angket dilakkan kepada beberapa subjek uji coba yaitu kelompok kecil dan kelompok besar. Hasil dari angket yang telah diisi tersebut dicatat untuk dilakukan pengevaluasian terhadap produk yang dicobakan. 5. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang penulis lakukan adalah. a. Mengumpulkan semua data yang diperoleh dari angket. b. Mengevaluasi produk atau buku panduan yang tealah diujikan. Kemudian, dilakukan perbaikan terhadap produk, sehingga produk yang dihasilkan dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan pengguna.