BAB I PENDAHULUAN. bangsa-bangsa lain di sekelilingnya. Bangsa-bangsa lain memuja banyak dewa, sedangkan Israel

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi

BAB I PENDAHULUAN. Harapan merupakan satu syarat yang sangat penting bagi hidup manusia. Tanpa harapan,

Tahun C Pesta Pembaptisan Tuhan LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Yes. 40 :

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. dalam keluarga dengan orang tua beda agama dapat dipahami lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. cukup panjang yang disebut Injil. Karangan-karangan yang panjang itu bercerita tentang seorang

BAGIAN SATU PENGAKUAN IMAN

Umat yang telah Kubentuk bagi-ku akan memberitakan kemasyhuran-ku."

Tata Ibadah Adven III

Pdt Gerry CJ Takaria

Tahun A-B-C Hari Raya Natal - Allah menjadi manusia LITURGI SABDA

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a

Th A-B-C : Hari Raya Penampakan Tuhan

THE THRONE OF HEAVEN (PART I) Wahyu 4 : Shalom.

a. Pengajaran Perjanjian Baru mengenai otoritas Tuhan dalam Perjanjian Lama secara kesuluruhan

Pada waktu itu Musa berkata kepada bangsanya tentang hal-ikhwal persembahan katanya,

Seri Kedewasaan Kristen (2/6)

Alkitab dan kita: Bagaimana menafsirkan Alkitab. 2 Petrus 1:20. Bagaimana Alkitab mengubah hidup kita? 2 Petrus 1:21.

WAHYU 11. Dua Saksi Allah Dan Sangkakala Ketujuh. Pdt Gerry CJ Takaria

Untuk menenteramkan hati umat perjanjian PL bahwa hukuman pembuangan mereka di antara bangsa-bangsa kafir tidak akan menjadi nasib tetap mereka; dan

APA ITU PERJANJIAN LAMA?

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGIS. Dalam bab ini, penulis melihat hal penting yang harus dilakukan dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, sebagai seorang yang amat akrab dengannya, sebagai seorang yang bersatu erat

Kami datang kepada-mu, kami datang kepadamu Bersyukur sebulat hati, kar na kasihmu besar

Tahun C Hari Minggu Adven III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Zef. 3 : 14-18a

Pelajaran Tiga. Yesus Adalah Mesias. Dari kitab Injil Yohanes, kita membaca, " Andreas mula-mula bertemu dengan

HUBUNGAN HUKUM TAURAT DENGAN ORANG PERCAYA PERJANJIAN BARU

1 Tawarikh : Gambaran tentang Kristus dan kerajaannya

BAB IV MEWARISKAN IMAN DENGAN TELADAN SUATU REFLEKSI TEOLOGIS TERHADAP TRADISI PIRING NAZAR

Seperti Musa, Paulus rela kehilangan keselamatannya sendiri untuk menyelamatkan bangsa Israel.

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan

Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap

BAB V PENUTUP. Keluarga merupakan penanggungjawab utama kehidupan moral anak remaja. Tidak

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #37 oleh Chris McCann

BAB I PENDAHULUAN. Tanda nyata dari cinta Tuhan kepada manusia dinyatakan melalui sakramen-sakramen

BAGIAN II--TEOLOGI KISAH PARA RASUL. l. Lukas adalah seorang Yunani, bukan seorang Yahudi-- Kol. 4:l0- l4

SIGNIFIKANSI FIRMAN YANG BERSIFAT TERTULIS

Kitab Mazmur : Kumpulan Tulisan Nubuatan

Pendidikan Agama Kristen Protestan

BAB I PENDAHULUAN UKDW

LITURGI SABDA. Tahun C Hari Minggu Biasa XV

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

LITURGI SABDA Bacaan Pertama Kel 17 : 3-7 Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum. Bacaan diambil dari Kitab Keluaran:

The State of incarnation : Exaltation

Hari Raya Korban? (Idul Adha)

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA

Th A Hari Minggu Biasa VIII 26 Februari 2017

Hari Raya Korban? Hari Raya Korban? (Idul Adha) (Idul Adha) Yesus menyatakan:

SIGNIFIKASI DOKTRINAL KENAIKAN KRISTUS KE SURGA DAN RELEVANSINYA DENGAN ORANG PERCAYA

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #38 oleh Chris McCann

Pekerja Dalam Gereja Tuhan

LITURGI SABDA. Bacaan pertama Aku bersukaria di dalam Tuhan Bacaan diambil dari Kitab Yesaya :

UNISITAS DAN UNIVERSALITAS KESELAMATAN YESUS DALAM KONTEKS PLURALITAS AGAMA DI INDONESIA. Fabianus Selatang 1

PL1 : Sebab TUHAN, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, U : Raja yang besar atas seluruh bumi.

Tahun C Hari Minggu Biasa XXIV LITURGI SABDA

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #3 oleh Chris McCann

1 Tawarikh 29:10-13 Terpujilah Engkau, ya YAHWEH Semua firman Tuhan dikutip dari ALKITAB Terjemahan Baru (TB) 1974 Muzik dicipta oleh Angellyn A.

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann

HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

Tata Ibadah Hari Natal

Hari Sabat. Hari Perhentian yang Kudus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Th A Hari Minggu Adven I

Written by Peter Yoksan Thursday, 11 September :46 - Last Updated Thursday, 11 September :00

Siapakah Yesus Kristus? (3/6)

Tata Ibadah Hari Natal

Gereja Tunduk Kepada Roh Kudus

MENGAPA BAPTISAN ITU PENTING?

Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA

EVANGELISASI BARU. Rohani, Desember 2012, hal Paul Suparno, S.J.

BAB V PENUTUP. Kristus. Sakramen-sakramen merupakan tahap paling konkret di mana

Pdt. Gerry CJ Takaria

God s Divine Favor #3 Anugerah Tuhan yang Ajaib #3 DIVINE HARVEST - PENUAIAN YANG AJAIB

KEBENARAN SEDERHANA untuk ORANG PERCAYA BARU (Pertanyaan dan Jawaban)

Pelajaran 6 Doa Syafaat dan Peperangan Rohani

Surat 3 Yohanes (Bagian 66) Friday, March 17, 2017

LITURGI SABDA. Bacaan pertama (Kel 20:1-17) Hukum telah diberikan melalui Musa. Bacaan diambil dari Kitab Keluaran

Written by Tim carmelia.net Published Date

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #41 oleh Chris McCann

BAB V REFLEKSI TEOLOGIS

THE FINANCIAL TRANSFORMATION #4 TRANSFORMASI KEUANGAN #4 WISDOM FOR FINANCIAL WONDERS HIKMAT MENGALAMI KEAJAIBAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menghasilkan keindahan melalui kegiatan bernyanyi. Bernyanyi adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. B. Rumusan masalah

PASAL 21 LANGIT YANG BARU DAN BUMI YANG BARU

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.

TIDAK MESTI BESAR, HEBAT, BANYAK

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG

Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab. EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini kita akan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjadi seorang murid Kristus memiliki jalan yang berbeda-beda. Panggilan itu ada dua

kerana Bapamu yang Jadilah Sempurna, di Syurga Sempurna Jangan takut untuk menjadi Santa-Santo milineum baru! Sto.

Apa Gereja 1Uhan Itu?

Tugas Agama. Mengapa Ekarisi menjadi pusat dan sumber liturgi Gereja Katolik?

Keterangan Dasar Tentang Alkitab

BERLITURGI DALAM ROH DAN KEBENARAN

Akhir Jaman Menurut Ajaran Gereja Katolik (Bagian Ke-2): THE SECOND COMING. Intro. Kita mendoakannya setiap hari Minggu dalam Syahadat kita:

Revelation 11, Study No. 18 in Indonesian Language. Seri kitab Wahyu, Pembahasan No. 18, oleh Chris McCann

The State of Incarnation : Humiliation (KEHINAAN KRISTUS)

Takut Akan Tuhan Eksposisi 1 Ptr 1:13-17 Ev. Calvin Renata

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #23 oleh Chris McCann

Thn A Hari Minggu Biasa III - 22 Januari 2017

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Israel adalah bangsa yang mengimani Allah secara istimewa dan terbedakan dari bangsa-bangsa lain di sekelilingnya. Bangsa-bangsa lain memuja banyak dewa, sedangkan Israel hanya satu Allah saja, 1 yaitu Allah Yahwe yang menciptakan langit dan bumi dan memelihara segala yang diciptakan-nya. Bangsa Israel meyakini bahwa ada maksud di dalam tindakan penciptaan yang dilakukan oleh Allah, yakni untuk menyelamatkan segenap ciptaan. Dengan maksud ini Allah memilih bagi diri-nya bangsa Israel untuk tetap memelihara keselamatan dari- Nya. 2 Kemudian Allah membina mereka dengan perantaraan Musa dan para Nabi supaya mereka tetap mengakui Allah sebagai satu-satunya Allah yang hidup dan benar. Dengannya bangsa Israel betul-betul mengalami bagaimana Allah bergaul dengan mereka. 3 Pemilihan ini dimulai dengan pemanggilan Abraham, bapa leluhur mereka dan membuat perjanjian dengannya; kemudian Allah membebaskan dan membimbing bangsa Israel keluar dari Mesir serta menuntun mereka masuk ke tanah terjanji (Kej. 12:1). 4 Pilihan Tuhan ini semakin nyata dengan diberikannya hak istimewa kepada bangsa Israel untuk menerima tabut perjanjian yang didalamnya tersimpan Taurat Tuhan. Tabut perjanjian ini diterima di gunung Sinai, lewat perantaraan nabi Musa (Kel. 4:27). 1 M. C. Barth dan B. A. Pareira, Kitab Mazmur 1-72: Pembimbing dan Tafsirannya, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005), Hlm. 5. 2 Lih. Konsili Vatikan II, Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatis tentang Gereja, dalam R. Hardawirjana (Penerj.), Dokumen Konsili Vatikan II, (Jakarta: Obor, 1993), nomor 9. Kutipan selanjutnya akan ditulis LG diikuti nomor artikelnya. 3 Konsili Vatikan II, Dei Verbum, Konstitusi Dogmatis tentang Wahyu Ilahi, dalam R. Hardawirjana (Penerj.), Dokumen Konsili Vatikan II, (Jakarta: Obor, 1993), nomor 14. 4 Paus Yohanes Paulus II (Promulgator), Katekismus Gereja katolik (KGK), dalam P. Herman Embuiru SVD., (Penerj.), (Ende : Provinsi Gerejani Ende, 1995), nomor 59 dan 62. Kutipan selanjutnya akan ditulis KGK diikuti nomor.

Dalam sejarah perjalanan Israel sebagai sebuah bangsa, terutama sejak peristiwa keluar dari Mesir serta pengembaraan di padang gurun, kehadiran Allah menjadi nyata di dalam Tabut perjanjian yang diberikan Allah kepada Musa di gunung Sinai (Kel. 4:27). Tabut itu berisikan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian atau hukum yaitu 10 perintah Allah (Kej.25:16). Kehadiran Tabut Perjanjian adalah sekaligus tanda nyata kehadiran Allah yang secara terus menerus menyertai perjalanan bangsa Israel. Tabut inilah yang dibawa oleh bangsa Israel selama masa pengembaraan di padang gurun. Tabut ini menjadi tempat pertemuan empat mata antara Musa dan Allah untuk membicarakan segala sesuatu yang harus dilakukan oleh bangsa Israel (Kel. 25:22). Maka Tabut perjanjian menjadi pusat kehidupan bangsa Israel selama masa di padang gurun. Kehadiran Allah di dalam Tabut Perjanjian juga tampak ketika bangsa Israel hendak memasuki tanah Kanaan. Tabut Perjanjian yang dibawa oleh para imam mendahului rombongan bangsa Israel, berhasil membelah sungai Yordan dan menghentikan laju aliran airnya, dan bangsa Israel berhasil menyeberangi sungai Yordan dan memasuki tanah terjanji di bawah pimpinan Yosua (Yos. 4:1-24). Hal yang sama juga berlaku dalam pertempuran merebut kota Yeriko dan dan merebut wilayah-wilayah lain yang sudah dikuasai oleh suku-suku asli. Kehadiran Allah dalam Tabut Perjanjian itu membawa kemenangan dalam setiap pertempuran. Pada zaman raja Daud, sejak Daud merebut kota Yerusalem dari suku Yebus (2Sam.6) lalu membawa Tabut perjanjian ke dalam kota itu, dan setelah Bait Allah didirikan oleh Salomo pada masa pemerintahannya, maka sejak saat itu Yerusalem menjadi pusat kehidupan bangsa Israel. 5 Seluruh kehidupan bangsa Israel tertuju ke kota itu dan Yerusalem menjadi tempat ziarah 5 M. C. Barth dan B. A. Pareira, (1-72), Op. Cit., Hlm. 17.

utama untuk seluruh umat. 6 Oleh sebab kehadiran Tabut perjanjian di atasnya, maka Yerusalem disebut sebagai kota Allah, kota di mana Allah berdiam. Yerusalem sendiri lebih sering dinamai Sion, yaitu bagian dari kota yang terdapat Bait Suci dan Istana Raja (Mzm. 2:6; 9:12; 15:7; 20:3). Karena itu Yerusalem (Sion) adalah kota kediaman yang Maha Tinggi (Mzm. 46:4-6). Sion adalah tempat tinggal Ilahi yang penuh kemuliaan dan di sana Allah bertahta sebagai Raja Israel dan raja semesta alam (Bdk. Mazmurmazmur Tuhan Raja : 47; 93; 96; 97; 98). Karena kehadiran Allah inilah maka Sion menjadi kota yang istimewa dan merupakan kota yang sanggup menarik kepada dirinya seluruh kehidupan umat Israel. Kehadiran Allah ini, membuat Yerusalem menjadi jantung dan pusat seluruh kehidupan Israel. 7 Yerusalem mendominasi seluruh imajinasi Liturgi Israel selama puncak kekuasaan monarki di Israel dan sesudahnya. Kenisah dan kota Yerusalem menjadi magnet yang menarik dan merangkul seluruh kehidupan umat Israel, terutama tradisi liturgi Israel. Bahkan pada saat pembuangan pun, cengkraman kenisah dan kota Yerusalem begitu kuat memengaruhi umat Israel di pembuangan untuk tetap mempertahankan iman dan tradisi liturgi yang dirayakan di Yerusalem (Bdk. Mzm 137). Tampak bahwa kenisah dan kota Yerusalem merupakan magnet yang menyatukan segala tradisi keagamaan terdahulu dan motor bagi ikhtiar masa depan untuk memelihara dan melestarikan iman kepercayaan akan satu Allah. 8 Keistimewaan Sion ini tidak merupakan legitimasi atas eksklusifisme bangsa Israel sebagai bangsa yang terpilih dan satu-satunya yang diselamatkan oleh Allah. Justru ada satu dimensi universalitas penyelamatan dan pemeliharaan dari Allah yang bertahta di Yerusalem, di 6 C. Groenen, Pengantar Ke Dalam Perjanjian Lama, (Yogyakarta: Kanisius, 1992), Hlm. 26. 7 Ibid., Hlm. 29. 8 Walter Bruggemann, Teologi Perjanjian Lama, (Maumere: Ledalero, 2009), Hlm. 981-982.

gunug Sion, kota Allah yang hidup. Memang Israel mempunyai status yang istimewa di hadirat Allah sebagai bangsa pilihan, tetapi keistimewaan ini tidak semata-mata untuk dirinya sendiri, melainkan demi sebuah misi khusus, sebagai peretas jalan keselamatan kepada bangsa-bangsa lain. Tidak dipungkiri bahwa selalu ada tegangan antara partikularitas bangsa Israel dan universalitas penyelamatan Allah. Tetapi tegangan ini harus dilihat dalam hubungan bangsabangsa lain dengan Allah, yaitu suatu hubungan dimana Israel berperan sebagai perantara. 9 Implikasi dari pelaksanaan misi ini tercermin dalam liturgi peribadatan di Yerusalem, yakni liturgi di mana Israel bersaksi tentang Allah kepada bangsa-bangsa: Katakanlah di antara bangsa-bangsa: TUHAN adalah Raja (Mzm. 96:10). Maka sasaran liturgi sendiri yaitu untuk melaksanakan tata pemerintahan Allah secara sah di Yerusalem atas bangsa-bangsa. 10 Hal ini menunjukkan pula, bahwa Yerusalem adalah sumber peribadatan dan pengajaran bukan saja bagi Israel tetapi juga bagi bangsa-bangsa. Sebab bila TUHAN telah membangun Sion, maka bangsa-bangsa menjadi takut akan TUHAN dan beribadah kepada-nya (bdk. Mzm. 102). Sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan Firman Tuhan dari Yerusalem (Yesaya 2:3). Kesediaan bangsa-bangsa untuk bergabung dalam peribadatan dan pujian kepada Allah di Yerusalem, terjadi karena tindakan Allah yang begitu besar atas kota Yerusalem dan hal ini sangat mempesonakan mereka. Di dalam mazmur-mazmur Sion, secara khusus ditampilkan keanekaan tindakan Allah terhadap Yerusalem. Yerusalem sebagai kota kediaman Allah, dibangun oleh Allah sendiri, sehingga Allah melindunginya dari segala macam marabahaya, mematahkan dan menghalau serangan yang datang dari para musuh. Tindakan-tindakan Allah 9 Ibid., Hlm. 744. 10 Ibid.

bagi Yerusalem, sebagaimana dikisahkan dalam mazmur-mazmur Sion, diangkat sebagai paradigma bagi tindakan-tindakan serupa yang akan dilakukan Allah bagi bangsa-bangsa yang mau mengakui dan beribadah kepada-nya. 11 Mazmur 87 adalah salah satu mazmur Sion yang mengagungkan kemuliaan Sion sebagai tempat kelahiran bangsa-bangsa yang mengenal Allah, sebagaimana yang terdapat dalam frasa dilahirkan di dalamnya (Mzm. 87:4c, 5b; 6c). Di dalam mazmur 87, dimensi kelahiran baru sangat ditonjolkan terutama di dalam nubuat tentang bangsa-bangsa, yakni mereka akan dikatakan sebagai yang lahir di Sion. Bahkan Allah mencatat mereka sebagai yang dilahirkan di dalamnya. Ini adalah nubuat tentang pemerintahan dan kedaulatan Allah terhadap bangsabangsa dan sekaligus menunjukkan universalitas penyelamatan Allah yang terbuka bagi bangsabangsa lain. Dalam hal ini, Sion dimuliakan sebagai ibu yang melahirkan bangsa-bangsa. Sion sebagai ibu yang melahirkan bangsa-bangsa dan bahkan setiap orang yang mengenal Allah, dapat dimengerti dalam kaitannya dengan penerimaan Taurat Tuhan, yang merupakan lambang kehadiran Allah sendiri. Karena itu, kelahiran yang dimaksud dalam mazmur 87 ini adalah kelahiran rohani bangsa-bangsa yang belum mengenal Allah di dalam penerimaan otoritas Taurat. Kelahiran bangsa-bangsa ini berdasarkan nubuat dalam Yesaya 2:3, berkaitan dengan pengajaran yang keluar dari Sion dan Firman Tuhan dari Yerusalem. Pengajaran dan Firman inilah yang melegitimasi bangsa-bangsa lain sebagai orang-orang kelahiran Sion dan menjadi anak-anak kesayangan Allah. 11 Ibid., Hlm. 755.

Mazmur 87 juga merupakan sebuah ajakan bagi Israel untuk melaksanakan misi keselamatan Allah. Di sini sangat nampak universalitas penyelamatan Allah, sebab Allah dari hakikatnya adalah pencipta dan penyelenggara bumi dan segala isinya, Allah adalah Raja bagi semua ciptaan, dan karena itu Ia berkuasa menyelamatkan semua bangsa. Pemilihan atas Israel dan Sion sebagai tempat kediaman-nya adalah sebuah panggilan secara eksplisit untuk mewujudkan horison pemerintahan Allah secara meluas kepada bangsa-bangsa lain. Dalam mazmur ini, klaim keterpilihan Israel dan secara khusus Kota Sion adalah sebuah inklusifisme yang menarik semua bangsa dan semua orang yang belum mengenal Allah ke dalam pemerintahan Allah Yahwe. Sion menjadi sentrum kelahiran anak-anak Allah dan dengan sendirinya sentrum penyelamatan Allah. Karena itu lahir di kota Sion adalah sebuah tanda keselamatan bagi bangsa-bangsa. Dalam mazmur ini, Yerusalem/Sion diagungkan sebagai kota yang mulia, sebab TUHAN yang menegakkannya (ayat 5c). Kota Sion menjadi kesukaan bangsa-bangsa sebab hal-hal mulia telah dilakukan oleh Allah terhadapnya (bdk. Mazmur-mazmur Sion: 46; 48; 74; 122). Dengan demikian mazmur ini mempunyai sebuah landasan kokoh yang berasal dari iman bangsa Israel sendiri akan Allah Yahwe sebagai satu-satunya Allah. Dialah satu-satunya pencipta dan penyelamat; keagungan-nya jauh melampaui allah-allah bangsa lain. Hal ini nampak dari dua simbolisme dari mazmur ini, yaitu gunung dan dan mata air. Simbolisme gunung berhubungan dengan ketinggian dan kedudukan Allah sebagai pusat. Gunung Sion, disebut gunung yang kudus dan merupakan simbol dari transendensi dan pewahyuan Allah. Mata air adalah lambang kehidupan dari Allah sendiri yang ditawarkan dari dalam Sion kepada bangsa-bangsa. Mata air yang memancar dari Sion adalah tanda penyelamatan Allah bagi bangsa Israel dan bangsa-bangsa lain. Inilah yang menunjukkan universalitas penyelamatan

Allah yang berasal dari luasnya horison tata pemerintahan Allah dan sekaligus menunjukkan bahwa pemerintahan Allah melampaui Israel sendiri sebagai bangsa pilihan Allah. Karena itu menjadi warga kelahiran Sion adalah kesukaan besar bagi bangsa-bangsa: Orang-orang akan menyanyi sambil menari beramai-ramai: Segala mata airku ada di dalam-mu (Mzm. 87-7). Dengan demikian, di dalam mazmur ini keisitmewaan Sion terletak dalam keberadaannya sebagai kota Allah. Inilah satu-satunya keistimewaan kota Sion yang tidak ditemukan kesetaraanya di dalam kota-kota lain, termasuk pula semua kota-kota lain di Israel (Bdk. Mzm. 87:2). Tuhan lebih mencintai kota Sion, sebab Sion adalah Kota Allah. Dengan alasan ini, maka penulis ingin mendalami kekayaan yang terdapat dalam mazmur 87 ini dengan judul: SION, KOTA ALLAH (Refleksi Eksegetis Atas Mazmur 87). 1.2 Perumusan Masalah Dalam upaya menemukan pemahaman mendalam tentang judul di atas maka penulis menetapkan beberapa pertanyaan yang menjadi penuntun dalam menggarap tulisan ini. Pertanyaan-pertanyaan penuntun tersebut antara lain: 1. Apa keistimewaan kitab Mazmur? 2. Bagaimana Mazmur 87 dibangun? 3. Mengapa Sion disebut sebagai kota Allah? 4. Bagaimana konsep Sion sebagai ibu yang melahirkan bangsa-bangsa dalam mazmur 87? 5. Bagaimana konsep kelahiran di Sion sebagai jaminan keselamatan bagi bangsa-bangsa? 6. Apa pesan teologis yang termaktub dalam Mazmur 87? 7. Apa relevansinya bagi umat beriman kristiani? 1.3 Tujuan Penulisan Penulisan ini pertama-tama demi menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan di atas. Dengan memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang

dirumuskan itu, penulis dapat memperluas pemahaman mengenai judul yang diangkat dalam penulisan skripsi ini. Pengetahuan memadai tentang Mazmur 87 sebagai mazmur Sion dan menjadikannya sebagai dasar kelahiran baru bagi semua orang dan semua bangsa non Kristiani, serta kesadaran orang beriman untuk mewartakan injil adalah titik terjauh yang ingin dicapai penulis. Dengan demikian penulisan ini tak hanya berhenti pada tataran teori melainkan juga menjiwai seluruh kehidupan praktis. 1.4 Kegunaan Penulisan Sebagai sebuah karya ilmiah, penulisan ini tak hanya berguna bagi diri penulis sendiri, tetapi juga berguna bagi pembaca pada umumnya, dan teristimewa umat kristiani. Penulisan ini pula diharapkan mampu memberi kontribusi bagi civitas akademika Fakultas Filsafat UNWIRA Kupang. 1.4.1 Bagi Pembaca Pada Umumnya Dan Umat Kristiani Pada Khususnya Diharapkan penulisan ini mampu membangkitkan semangat para pembaca untuk menggali aneka kebijaksanaan yang terpendam di dalam kitab Mazmur. Sebagai kitab kebijaksanaan, kitab Mazmur menjadi pijakan dan penuntun bagi seluruh sikap hidup manusia. Berpijak pada sumber yang benar dan memilih bagian yang tepat menjadi faktor penentu kebahagiaan. Selain itu penulisan ini juga ingin menunjukkan kepada para pembaca tentang makna kelahiran baru di dalam Yesus Kristus dan makna sejati menjadi orang-orang Kristen.

1.4.1 Bagi Civitas Akademika Fakultas Filsafat UNWIRA Bagi civitas akademika Fakultas Filsafat UNWIRA, penulisan ini bertujuan untuk membawa ke permukaan kekayaan kebijaksanaan hidup dalam kehidupan Kristiani yang terkandung dalam Mazmur 87. Sudah sepatutnya setiap orang mengenal secara mendalam halhal prinsipil dalam membangun imannya sehingga iman yang terpelihara dapat membawa sukacita yang otentik. Selanjutnya iman yang dipahami secara benar diwartakan kepada sesama sehingga sukacita yang ada tak hanya menjadi milik sendiri tetapi turut pula menggembirakan orang lain. 1.4.3Bagi Penulis Sendiri Penulisan ini bermaksud memperluas horison pengetahuan penulis tentang Kitab Suci pada umumnya dan secara khusus kitab Mazmur 87. Dengan mendalami Mazmur 87 penulis dihantar memasuki alam pengetahuan tentang keselamatan yang ditawarkan Allah bagi bangsabangsa, sebagaimana yang dihidupi oleh Gereja sendiri sebagai umat Allah. Sejatinya penulisan ini memantik dan menegaskan upaya penulis untuk membangun sikap yang bijak dalam kehidupan yang sementara ini. Sebagai seorang calon imam, penulisan ini memberi kontribusi besar bagi penulis dalam mengemban tugas panggilan ke depan.