PERANAN MIKORIZA TERHADAP PERTUMBUHAN, SERAPAN P DAN

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Oleh : YULI SAGALA/ ILMU TANAH

EFEK INTERAKSI PEMBERIAN SILIKAT DAN MIKORIZA PADA ANDISOL TERHADAP P-TERSEDIA DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

EFISIENSI PEMUPUKAN P TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) PADA TANAH ANDISOL DAN ULTISOL SKRIPSI OLEH

POTENSI BERBAGAI TANAMAN SEBAGAI INANG INOKULUM MIKORIZA ARBUSKULAR DAN EFEKNYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG DAN KEDELAI DI TANAH ULTISOL

Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No Vol.3, No.2: , Maret 2015

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

PEMBERIAN PUPUK P DAN Zn UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN P DAN Zn DI TANAH SAWAH SKRIPSI OLEH : KIKI DAMAYANTI

Campuran Tulang Sapi Dengan Asam Organik Untuk Meningkatkan P- Tersedia dan Pertumbuhan Tanaman Jagung di Inceptisol

PEMANFAATAN LIMBAH RUMPUT LAUT (Sargassum polycystum) SEBAGAI BAHAN PUPUK CAIR UNTUK SAWI ( Brassica juncea L. ) ORGANIK PADA TANAH ULTISOL

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK CAIR SKRIPSI MUHAMMAD RIZKY ANDRY AGROEKOTEKNOLOGI - BPP

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (22):

PEMBERIAN FERMENTASI URIN MANUSIA SEBAGAI PUPUK ORGANIK CAIR UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG DI TANAH INSEPTISOL KWALA BEKALA SKRIPSI

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara (USU), Medan pada ketinggian tempat sekitar 25 m dpl. Analisis

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (570) :

Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan *Coressponding Author :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK UREA TERHADAP KETERSEDIAAN N TOTAL PADAPERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

Pemberian Bahan Organik Kompos Jerami Padi dan Abu Sekam Padi dalam Memperbaiki Sifat Kimian Tanah Ultisol Serta Pertumbuhan Tanaman Jagung

SKRIPSI OLEH : SAMUEL T Z PURBA AGROEKOTEKNOLOGI ILMU TANAH

Survey dan Pemetaan Status Hara-P di Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK VERMIKOMPOS DAN INTERVAL PENYIRAMAN PADA TANAH SUBSOIL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal sebagai penghasil buah dan sayuran yang dikonsumsi oleh sebagian

Pengaruh Pemberian Cendawan Mikoriza Arbuskula terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Setaria splendida Stapf yang Mengalami Cekaman Kekeringan

KANDUNGAN KADMIUM (Cd) TANAH DAN TANAMAN SAWI PADA BERBAGAI PERBANDINGAN KOMPOS SAMPAH KOTA DENGAN TANAH INCEPTISOL SKRIPSI OLEH :

PEMBERIAN KAPUR CaCO 3 DAN PUPUK KCl DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN SERTA SERAPAN K DAN Ca TANAMAN KEDELAI SKRIPSI OLEH:

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.3, Juli 2017 (81):

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan

SKRIPSI. Oleh : TSABITA BENAZIR MUNAWWARAH SYA BI AGROEKOTEKNOLOGI-ILMU TANAH

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT DAN PUPUK UREA PADA MEDIA PEMBIBITAN SKRIPSI OLEH :

SKRIPSI OLEH : DESI SIMANJUNTAK

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS TUK-TUK TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KCl

*Corresponding author : ABSTRACT

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) pada Pemberian Pupuk Cair

SERAPAN P DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) AKIBAT PEMBERIAN KOMBINASI BAHAN ORGANIK DAN SP 36 PADA TANAH ULTISOL LABUHAN BATU SELATAN

KAJIAN PEMBERIAN ZEOLIT DAN ARANG SEKAM PADA TANAH SAWAH TERCEMAR LIMBAH PABRIK TERHADAP Pb TANAH DAN TANAMAN PADI SKRIPSI OLEH :

Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan *Corresponding author : ABSTRACT

Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat

OLEH : REZEKI AYU CITRA UTAMA ILMU TANAH

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP KADAR N, P, DAN K TANAH, SERAPAN N, P, DAN K SERTA PERTUMBUHAN PADI DENGAN SISTEM SRI

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI MAIN NURSERY TERHADAP KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFAT

SKRIPSI OLEH: KARTIKA SRY NINGSIH AGROEKOTEKNOLOGI-ILMU TANAH

III. BAHAN DAN METODE

ABSTRACT. APLIKASI BEBERAPA JENIS COMPOST TEA TERHADAP PERUBAHAN JUMLAH MIKROORGANISME TANAH INCEPTISOL, PRODUKSI DAN KUALITAS SAWI (Brassica juncea)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas sayuran yang

PEMBERIAN MIKORIZA DAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays)

Pengaruh BAP ( 6-Benzylaminopurine ) dan Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Rumah Kasa, Laboratorium Kesuburan dan

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L.) DENGAN PEMBERIAN MINERAL ZEOLIT DAN NITROGEN SKRIPSI

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI ( Brassica juncea L ) TERHADAP PEMBERIAN URINE KELINCI DAN PUPUK GUANO

EVALUASI KEBERADAAN MIKORIZA DARI RESIDU APLIKASI MIKORIZA DAN KOMPOS JERAMI SERTA EFEKTIVITASNYA PADA TANAMAN KEDELAI

PENGARUH MIKORIZA ARBUSKULAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SERAPAN Pb DAN Cd TANAMAN Mucuna pruriens PADA TANAH YANG DICEMARI LOGAM BERAT TESIS

UJI METODE PENGUKURAN Al dd EKSTRAKTAN KCl DAN LaCl 3 DALAM MENETAPKAN KEBUTUHAN KAPUR DI TANAH ULTISOL MASAM SKRIPSI OLEH :

TINJAUAN PUSTAKA. Andisol yang berkembang dari abu vulkan, dirajai bahan-bahan amorf

PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN BUD CHIP TEBU (Saccharum officinarum L.) SKRIPSI OLEH:

Pemanfaatan Limbah Lumpur Padat (Sludge) Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Sebagai Alternatif Penyediaan Unsur Hara Di Tanah Ultisol

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH PADA BEBERAPA VARIETAS DAN PEMBERIAN PUPUK NPK. Oleh:

APLIKASI BAHAN ORGANIK DAN BIOCHAR UNTUK MENINGKATKAN C-ORGANIK, P DAN Zn TERSEDIA PADA TANAH SAWAH BERKADAR P TINGGI SKRIPSI.

EKO ANDREAS SIHITE AGROEKOTEKNOLOGI

III. BAHAN DAN METODE

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

570. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT MUCUNA (Mucuna bracteata D.C) SECARA STEK PADA MEDIA TANAM LIMBAH KELAPA SAWIT DAN MIKORIZA SKRIPSI OLEH :

PENINGKATAN MUTU DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) DENGAN PEMBERIAN HORMON GA3. Oleh :

UJI EFISIENSI PUPUK MAJEMUK DAN PUPUK TUNGGAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG (Solanum melongena, L) PADA TANAH GAMBUT DAN MINERAL

I. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan suatu bentuk asoasiasi mutualisme antara cendawan (myces)

PENGARUH DOSIS PUPUK P TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KARET (Havea brasilliensis. Muell, Arg) YANG BERSIMBIOSISN DENGAN MIKORIZA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di daerah yang minim nutrisi. Rumput gajah membutuhkan sedikit atau tanpa

EFISIENSI PEMUPUKAN P TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) PADA TANAH ANDISOL DAN ULTISOL ABSTRACT

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

PENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK KANDANG AYAM DAN SP 18 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN PADA ANDOSOL

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KAILAN (Brassica oleraceae Var. acephala) PADA BERBAGAI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK SKRIPSI

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah ABSTRAK

PEMANFAATAN MIKROBA PELARUT PHOSPHAT DAN MIKORIZA SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI PUPUK PHOSPAT PADA TANAH ULTISOL KABUPATEN LANGKAT SUMATERA UTARA

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Laboratorium Analitik Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan. Penelitian ini

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

Jurnal Online Agroekoteaknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT DENGAN PUPUK HAYATI PADA PERBEDAAN VOLUME MEDIA TANAM SKRIPSI OLEH :

Jurnal Online Agroekoteaknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

III. METODE PENELITIAN A.

Bram Arda Bintario Bangun*, Jasmani Ginting, Ferry Ezra Sitepu

PEMANFAATAN PUPUK ORGANIK UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) VARIETAS TOSAKAN DAN DORA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gayatri Anggi, 2013

PENGARUH DOSIS KOMPOS FERMENTASI DAN PENGGUNAAN PUPUK HAYATI MIKORIZA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BUNCIS (Phaseolus vulgaris.

III. BAHAN DAN METODE

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM

PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

P.D.M.H. Karti, Setiana, M.A., Ariyanti, dan G.J., Kusumawati R.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Transkripsi:

PERANAN MIKORIZA TERHADAP PERTUMBUHAN, SERAPAN P DAN Cd TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) SERTA KADAR P DAN Cd ANDISOL YANG DIBERI PUPUK FOSFAT ALAM Yuli Sagala 1 *, Asmarlaili Sahar Hanafiah 2, Razali 2 1 Alumnus Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, USU, Medan 20155 2 Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, USU, Medan 20155 *Corresponding author : E-mail : yuli.sagala@rocketmail.com ABSTRACT The Role of Mycorrhiza on P and Cd uptake in plants Mustard (Brasicca juncea L.) as Well as the Availability of P and Cd in Fed Andisol phosphate Fertilizer. This study aimed to determine the role of Mycorrhizae on plant Cd uptake P and mustard (Brasicca juncea L.) as well as the availability of P and Cd in fed Andisol phosphate fertilizer. The research was conducted in the Greenhouse, Soil Biology Laboratory, and the Laboratory of Research and Technology Faculty of Agriculture, University of North Sumatra, Medan, in July 2012-March 2013. This study uses a randomized block design (RBD) Factorial. The first treatment was a factor with two levels of mycorrhizal inoculum M0 (0g) and M1 (20g), the second factor is the treatment of phosphate fertilizer (SP-36) with 4 dose levels, P0 (0g), P1 (0.97g), P2 (1.94g ), and P3 (3.88g) with 3 Deuteronomy thus obtained 2x4x3 = 24 experimental units. The parameters measured were the canopy dry weight, root dry weight, P uptake, mustard plant (Brasicca juncea L.) Cd uptake, the degree of mycorrhizal infection, levels availbility of P and Cd levels Andisol. The results showed that administration of Mycorrhizae increase the dry weight of the canopy, the degree of infection of the roots, P uptake and plant-available soil P levels. Phosphate fertilizers increased the dry weight of the plant canopy and P uptake, and tend to increase levels of P and Cd soil and plant P uptake but not statistically. Key words: andisol, phosphate fertilizer, mycorrhizae. 487

ABSTRAK Peranan mikoriza terhadap pertumbuhan, serapan P dan Cd tanaman sawi (Brassica juncea l.) serta kadar P dan Cd andisol yang diberi pupuk fosfat alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan Mikoriza terhadap serapan P dan Cd tanaman sawi (Brasicca juncea L.) serta ketersediaan P dan Cd pada Andisol yang diberi pupuk fosfat alam. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Laboratorium Biologi Tanah, dan Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan pada Juli 2012-Maret 2013. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial. Faktor perlakuan pertama adalah inokulum mikoriza dengan dua taraf M0(0g) dan M1(20g), faktor perlakuan kedua adalah pupuk fosfat (SP-36) dengan 4 taraf dosis, P0(0g), P1(0.97g), P2(1.94g), dan P3(3.88g) dengan 3 Ulangan sehingga diperoleh 2x4x3= 24 unit percobaan. Parameter yang diamati adalah berat kering tajuk, berat kering akar, serapan P, serapan Cd tanaman sawi (Brasicca juncea L.), derajat infeksi mikoriza, kadar P dan kadar Cd-tersedia Andisol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian Mikoriza meningkatkan bobot kering tajuk, derajat infeksi akar, serapan P tanaman serta Kadar P- tersedia tanah. Pupuk fosfat meningkatkan bobot kering tajuk dan serapan P tanaman, serta cenderung meningkatkan kadar P dan Cd tanah serta serapan P tanaman namun tidak secara statistik. Kata Kunci: andisol, pupuk fosfat, mikoriza. 488

pada saat ini adalah pupuk SP-36 yang mudah diperoleh dalam jumlah banyak sebagai PENDAHULUAN pemenuh kebutuhan tanah akan unsur hara P. Berdasarkan hasil analisis, diketahui Andisol adalah tanah yang berkembang bahwa pupuk fosfat mengandung rata rata dari bahan vulkanik seperti abu vulkan, batu kandungan logam Cd 7 ppm. Apabila pupuk apung, sinder, lava, dan bahan volkaniklastik, tersebut digunakan secara terus menerus yang fraksi koloidnya didominasi oleh mineral dengan dosis dan intensitas yang tinggi dapat short-range order (alophan, imogolit, meningkatkan Cd yang tersedia dalam tanah ferhidrit) atau kompleks Al-humus sehingga meningkatkan serapan Cd oleh (Hardjowiogeno, 1993). Tanah Andisol terluas tanaman (Setyorini dalam Charlena, 2004). di Indonesia terdapat di provinsi Sumatera Pupuk SP-36 memiliki kandungan Cd Utara dan didominasi di dataran tinggi sebesar 6,1 ppm. Hasil penelitian Adria (2012) Kabupaten Karo yang merupakan sentra menyatakan bahwa pemberian pupuk SP-36 tanaman hortikultura terbesar dan terluas di secara nyata meningkatkan nilai Cd tersedia Provinsi Sumatera Utara. Biasanya hasil tanah dan serapan Cd tanaman sawi. Dari pertanian dari Kabupaten Karo di distribusikan penelitian tersebut dapat terlihat bahwa hampir ke seluruh kota di pulau Sumatera semakin tinggi taraf pemberian pupuk SP-36 maupun pulau Jawa untuk memenuhi dapat meningkatkan nilai Cd tersedia tanah. permintaan pasar, bahkan tak jarang juga Peningkatan Cd-tersedia tanah tentu sangat sebagian hasil budidaya hortikultura diekspor berbahaya bagi tanaman yang tumbuh ke luar negri. diatasnya karena dapat masuk kedalam rantai Permasalahan utama pada Andisol makanan makhluk hidup yang dapat berakibat adalah retensi fosfat yang tinggi (retensi fosfat fatal, yaitu dapat menyebabkan sakit ginjal > 85%) sehingga ketersediaan fosfat bagi hingga merenggut nyawa makhluk hidup yang tanaman cukup rendah. Beberapa penelitian mengalami akumulasi logam Cd didalam menunjukkan bahwa hanya 13-15 % dari P tubuhnya. yang diberikan dapat diserap oleh tanaman Mikoriza dapat digunakan untuk (Mukhlis, 2011). Hal inilah yang menyebabkan meminimalisir pengaruh logam berat. Hasil para petani mengaplikasikan pupuk P secara penelitian Gildon dan Tinker (1981) dalam berlebihan dengan harapan kebutuhan tanaman Simanungkalit (2009) mendapatkan bahwa akan unsur P dapat terpenuhi sehingga tanaman sebesar 35% akar clover yang tumbuh pada dapat tumbuh dan memberikan hasil yang baik. bekas tambang yang tercemar dengan logam Pupuk P yang umumnya digunakan para petani 489

(sampai 8,3% Zn dan 863 µg g -1 Cd) dapat mengefisienkan penggunaan pupuk terkolonisasi cendawan MA. hingga 50%. Penggunaan pupuk dan insektisida Mikoriza berasal dari kata Miko pada pertanian konvensional dapat (Mykes: Cendawan) dan Riza yang berarti akar mempengaruhi perkembangan simbiosis tanaman. Mikoriza adalah suatu bentuk asosiasi mikoriza arbuskuler dalam tanah. Misalnya simbiotik antara akar tumbuhan tingkat tinggi penggunaan dosis pupuk P yang tinggi dapat dan miselium cendawan tertentu. Nama menekan kolonisasi mikoriza pada akar mikoriza pertama kali dikemukakan oleh tanaman. Oleh karena itu ada batas maksimal ilmuwan Jerman Frank pada tanggal 17 April pemberian pupuk P untuk berfungsinya 1885 (LPHP-Banyumas, 2010). simbiosis secara optimal (Simanungkalit, Menurut Hanafiah et al. (2009) 2009). mikoriza mempunyai kemampuan berasosiasi Akan tetapi bagaimana peranan dengan hampir 90% tanaman (pertanian, Mikoriza untuk meminimalisir pengaruh logam kehutanan, perkebunan, dan tanaman pakan) berat Kadmium (Cd) yang berasal dari dan membantu dalam meningkatkan efisiensi pemupukan fosfat belum jelas diketahui. Atas penyerapan unsur hara terutama fosfor pada dasar fakta-fakta tersebut, penulis tertarik untuk lahan marginal. meneliti bagaimana peranan Mikoriza terhadap Peran agronomis yang paling utama serapan P dan Cd tanaman Sawi (Brassica mikoriza yang diterima hingga saat ini adalah juncea L.) pada tanah Andisol yang diberi kemampuannya untuk meningkatkan serapan pupuk fosfat alam. hara tanaman. Penyerapan P pada permukaan akar lebih cepat dari pergerakan fosfat ke BAHAN DAN METODE permukaan akar, sehingga zona terkurasnya fosfat terjadi disekitar akar. Hifa yang meluas Penelitian ini dilaksanakan di Rumah dari permukaan akar membantu tanaman Kaca, di Laboratorium Biologi Tanah, serta melintasi zona ini, sehingga dapat menyerap Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas fosfat dari zona yang tidak dapat dicapai oleh Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan, akar yang tidak bermikoriza (Simanungkalit, pada ketinggian tempat +25 m dpl dimulai dari 2009). Selain itu hasil penelitian Musfal (2010) bulan Juli 2012 sampai Maret 2013. menunjukkan bahwa Mikoriza banyak Adapun bahan yang digunakan dalam memberikan keuntungan bagi tanaman dan penelitian ini adalah tanah Andisol yang tanah, antara lain meningkatkan serapan P oleh berasal dari desa Guru Singa, kecamatan tanaman, bobot kering tanaman, dan hasil Berastagi, Kabupaten Karo yang diambil secara pipilan kering jagung. Aplikasi CMA juga komposit pada kedalaman 0-20 cm, pupuk 490

fosfat (SP-36) dan inokulum mikoriza sebagai dianalisis %KA dan %KL nya untuk perlakuan, pupuk N (Urea) dan pupuk KCl mendapatkan kebutuhan air, ph H 2 O (1:2,5), (potassium) sebagai pupuk dasar, benih sawi ph NaF, P total dan Cd total sebagai analisis (Brassica juncea L.) sebagai tanaman awal tanah. Lalu tanah disterilisasi dengan alat indikator, pestisida anorganik sebagai sterilisasi tanah pada suhu 105 0 C selama 2 jam pengendali hama tanaman dan bahan kimia yang dilakukan sebanyak 2 kali. lainnya untuk keperluan analisis tanah dan Disiapkan terlebih dahulu benih stek tanaman di laboratorium. Alat yang digunakan tanaman Setaria sebagai tanaman inang dalam penelitian ini ph meter, (trapping) bagi inokulum Mikoriza yang akan spectrophotometer untuk mengukur unsur P, digunakan sebagai bahan perlakuan. Lalu shaker machine, AAS sebagai alat untuk dilakukan penanaman benih stek Setaria. mengukur konsentrasi Cd pada tanah dan Aplikasi inokulum Mikoriza dilakukan setelah tanaman, Erlenmeyer, dan alat alat ukur lainnya stek berumur satu minggu dan dilakukan untuk keperluan analisis di laboratorium. perawatan serta pemeliharaan tanaman setaria. Penelitian ini menggunakan Rancangan Setelah tanaman setaria berumur ± 5 minggu, Acak Kelompok (RAK) Faktorial. Faktor dilakukan pemanenan dan dianalisis derajat perlakuan pertama adalah inokulum mikoriza infeksi (%) akar di Laboratorium Biologi tanah. dengan dua taraf M0(0g) dan M1(20g), faktor Jika derajat infeksi (%) akar tanaman setaria perlakuan kedua adalah pupuk fosfat (SP-36) yang diperoleh 80% maka propagul dari dengan 4 taraf dosis, P0(0g), P1(0.97g), tanaman Setaria telah dapat digunakan sebagai P2(1.94g), dan P3(3.88g) dengan 3 Ulangan bahan perlakuan pada penelitian ini. Rata-rata sehingga diperoleh 2x4x3= 24 unit percobaan. derajat infeksi (%) akar tanaman setaria yang Dengan dosis untuk pupuk N (Urea) adalah diperoleh pada percobaan ini adalah sebesar (2,2 g/5 Kg tanah) dan pupuk KCl (potassium) 87% artinya propagul telah dapat digunakan sebanyak (0,97 g/5 Kg tanah). Parameter yang sebagai sumber inokulum Mikoriza bagi diamati adalah berat kering tajuk, berat kering tanaman sawi (B. juncea L.). akar, serapan P, serapan Cd tanaman sawi Tanah dimasukkan ke dalam polibeg (Brasicca juncea L.), derajat infeksi mikoriza, lalu dilakukan penyusunan dan pengacakan kadar P, dan kadar Cd Andisol. berdasarkan RAK Faktorial kemudian Contoh tanah Andisol diambil secara diletakkan di rumah kaca menurut bagan komposit pada kedalaman 0-20 cm dan penelitian. Selanjutnya tanah diberi pupuk dimasukkan ke dalam goni. Kemudian tanah fosfat sesuai dengan perlakuan pada setiap dikering udarakan lalu diayak menggunakan polibag dan dicampur secara merata bersama ayakan ukuran 2 mm. Setelah itu tanah tanah. Sedangkan aplikasi Mikoriza (20 g 491

propagul aktif) diberikan disekitar lubang menyiram tanaman setiap hari sampai tanah tanam yang dilakukan pada ± 1 MST yaitu dalam keadaan kapasitas lapang. pada saat tanaman sawi dipindahkan dari pembibitan ke polibeg. Penanaman dilakukan sebanyak 3 HASIL DAN PEMBAHASAN bibit/polibag. Setelah 1 minggu dilakukan Bobot Kering Tajuk penjarangan dengan memisahkan bibit yang Hasil bobot kering tajuk tanaman sawi kurang baik. Pemeliharaan dilakukan dengan (B. juncea) dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Bobot Kering (g) Tajuk Tanaman sawi (Brasicca juncea L.) akibat pemberian Mikoriza (M) dan pupuk Fosfat (P) Perlakuan M0 (0 g) M1 (20 g) Rataan P0 (0 g) 4,43 7,64 6,04C P1 (0,97 g) 4,90 6,73 5,82C P2 (1,94 g) 9,13 12,71 10,92A P3 (3,88 g) 6,53 9,29 7,91B Rataan 6,25B 9,09A Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf P 0,01 hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pemberian Mikoriza (M) berperan dalam meningkatkan bobot kering (g) tajuk tanaman sawi (B. juncea). Pada perlakuan Mikoriza (M1) bobot kering tajuk tanaman sebesar 9,09 g sedangkan pada perlakuan tanpa Mikoriza (M0) bobot kering tajuk tanaman sebesar 6,25 g. Hal ini menunjukkan bahwa pada perlakuan Mikoriza terjadi peningkatan bobot kering tajuk tanaman sebesar ±45 % dan berpengaruh nyata secara statistik. Mikoriza dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman melalui simbiosis mutualisme antara Mikoriza (pada akar tanaman) dengan tanaman itu sendiri. Mikoriza memberikan unsur-unsur tumbuh dan berproduksi, sebaliknya Mikoriza mendapatkan makanan melalui akar tanaman itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pernyataan Santoso et al. (2006) yang menyatakan bahwa Karena cuma inang yang berfotosintesa, sebagai imbalannya, sebagian hasil fotosintat (berupa karbohidrat cair) yang dimasak pada daun berklorofil didistribusikan ke bagian akar inang, dan tentunya mikoriza di jaringan korteks akar inang mendapatkan aliran energi untuk hidup dan berkembangbiak di dalam tanah. Dari kegiatan barter antara mikoriza dan inang, maka proses simbiosis mutualistis berlangsung terus menerus dan saling menguntungkan seumur hidup inang. 492

Berat Kering Tajuk (g) Jurnal Online Agroekoteknologi ISSN No. 2337-6597 Hubungan dosis pemupukan Fosfat (g) disajikan dalam bentuk grafik berikut ini dengan hasil bobot kering tanaman (g) 13.00 12.00 11.00 10.00 9.00 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 (Gambar 1). ŷ= -0,694x 2 + 3,4567x + 6,6539 R² = 0,4335 ŷ = -0,6997x 2 + 3,4656x + 3,8233 R² = 0,6635 0 0.97 1.94 2.91 3.88 Dosis Pupuk Fosfat (g) Gambar 1. Hubungan Dosis Pemupukan Fosfat (g) dengan Bobot Kering Tajuk (g) tanaman Sawi M0 M1 Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa bobot kering tajuk tanaman sawi tertinggi terdapat pada dosis P2 (1,94 g) yaitu sebesar 10,92 g. Namun, pada dosis yang meningkat yaitu P3 (3.88 g) terjadi penurunan bobot kering tajuk tanaman Sawi dari dosis sebelumnya (P2) yaitu sebesar 7,91 g tanaman sawi. Meskipun pada Dosis P0 (tanpa pupuk fosfat) dan P1 (0,97 g) memberikan hasil berat kering tajuk yang tidak berbeda jauh, pemberian pupuk fosfat pada Andisol harus tetap diberikan. Bobot Kering Akar Hasil bobot kering akar tanaman sawi dapat dilihat pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Bobot Kering (g) Akar Tanaman sawi (Brasicca juncea L.) akibat Mikoriza (M) dan pupuk Fosfat (P) pemberian Perlakuan M0 (0 g) M1 (20 g) Rataan P0 (0 g) 0,29 0,66 0,48 P1 (0,97 g) 0,73 0,55 0,64 P2 (1,94 g) 0,89 0,79 0,84 493

P3 (3,88 g) 0,48 0,69 0,59 Rataan 0,60 0,68 Secara signifikan pemberian Mikoriza tidak begitu menunjukkan pengaruh terhadap bobot kering akar tanaman. Dosis P2 baik pad perlakuan Mikoriza (M1) maupun tanpa Mikoriza (M0) memberikan hasil bobot kering akar yang tertinggi yaitu berkisar antara 0.79-0,89 g. Derajat Infeksi Mikoriza (%) Hasil derajat infeksi akar tanaman sawi (Brasicca juncea L.) akibat pemberian Mikoriza (M) dan pupuk Fosfat (P) dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Derajat Infeksi Akar (%) Tanaman sawi (Brasicca juncea L.) akibat Mikoriza(M) dan pupuk Fosfat (P) pemberian Perlakuan M0 (0 g) M1 (20 g) Rataan P0 (0 g) 0,00 5,42 2,71 P1 (0,97 g) 0,00 4,37 2,19 P2 (1,94 g) 0,00 5,34 2,67 P3 (3,88 g) 0,00 4,47 2,24 Rataan 0,00B 4,90A Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf P 0,01 Pada perlakuan Mikoriza (M1) derajat infeksi akar tanaman sebesar 4,90 %, sedangkan pada perlakuan tanpa Mikoriza (M0) akar tanaman tidak mengalami infeksi sama sekali. Hal ini dapat terjadi dikarenakan tanah sebagai media tanam telah disterilisasi sebanyak 2 kali, sehingga kemungkinan Mikoriza yang ada secara alamiah didalam Andisol tersebut dalam kondisi tidak aktif lagi dengan kata lain kemungkinan terjadinya Mikoriza menginfeksi akar tanaman sangat kecil. Oleh karena itu derajat infeksi akar (%) hanya terjadi pada tanaman yang diberi perlakuan Mikoriza (M1) dengna menginfeksi akar tanaman inang dalam hal ini tanaman sawi. Sehingga akar yang terinfeksi Mikoriza memiliki kapasitas penyerapan unsur hara yang lebih besar dibandingkan dengan tanaman yang tidak terinfeksi Mikoriza. Hal ini sesuai dengan literatur Hanafiah et al. (2009) yang menyatakan bahwa prinsip kerja dari mikoriza ini adalah menginfeksi sistem perakaran tanaman inang, memproduksi jalinan hifa secara intensif sehingga tanaman yang mengandung mikoriza akan mampu meningkatkan kapasitas dalam penyerapan unsur hara. 494

Serapan P Hasil analisa dan perhitungan Serapan P tanaman sawi dapat dilihat pada Tabel 4 berikut. Pada perlakuan Mikoriza (M1) serapan P tanaman sawi sebesar 2,30 mg/tanaman yang lebih tinggi 0,81 mg/tanaman bila dibandingkan dengan perlakuan tanpa Mikoriza (M0) yaitu 1,49 mg/tanaman. Pemberian Mikoriza menunjukkan adanya peningkatan serapan P tanaman sawi secara nyata sebesar 54,36%. Hal ini dapat dikatakan bahwa pemberian Mikoriza Andisol berperan dalam meningkatkan serapan P tanaman. Hal ini sesuai sengan literatur Simanungkalit (2009) yang menyatakan bahwa peran agronomis yang paling utama mikoriza yang diterima hingga saat ini adalah kemampuannya untuk meningkatkan serapan hara tanaman. Penyerapan P pada permukaan akar lebih cepat dari pergerakan fosfat ke permukaan akar, sehingga zona terkurasnya fosfat terjadi disekitar akar. Hifa yang meluas dari permukaan akar membantu tanaman melintasi zona ini, sehingga dapat menyerap fosfat dari zona yang tidak dapat dicapai oleh akar yang tidak bermikoriza. Dan didukung literatur Howeler et al. (1987) dalam Lukitawati (2011) yang menyatakan bahwa Cendawan MVA yang efektif dalam mengkoloni akar tanaman maupun perkembangan hifa eksternalnya sangat berperan dalam meningkatkan serapan P. Tabel 4. Serapan P (mg/tanaman) Tanaman sawi (Brasicca juncea L.) akibat pemberian Mikoriza (M) dan pupuk Fosfat (P) Perlakuan M0 (0 g) M1 (20 g) Rataan P0 (0 g) 1,01 1,83 1,42B P1 (0,97 g) 1,16 1,67 1,41B P2 (1,94 g) 2,22 3,38 2,80A P3 (3,88 g) 1,58 2,34 1,96B Rataan 1,49B 2,30A Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf P 0,01 495

Serapan P (mg/tanaman) Jurnal Online Agroekoteknologi ISSN No. 2337-6597 3.80 3.60 3.40 3.20 3.00 2.80 2.60 2.40 2.20 2.00 1.80 1.60 1.40 1.20 1.00 0.80 0.60 0.40 0.20 0.00 ŷ = -0,2213x 2 + 1,0832x + 1,5573 R² = 0,4804 ŷ= -0,1789x 2 + 0,8932x + 0,8625 R² = 0,6838 0 0.97 1.94 2.91 3.88 Dosis Pupuk Fosfat (g) M0 M1 Gambar 2. Hubungan Dosis Pemupukan Fosfat (g) dengan Serapan P (mg/tanaman) Tanaman Sawi Serapan Cd Tabel 5. Serapan Cd (mg/tanaman) Tanaman sawi (Brasicca juncea L.) akibat pemberian Mikoriza (M) dan pupuk Fosfat (P) Perlakuan M0 (0 g) M1 (20 g) Rataan P0 (0 g) 0,99 0,63 0,81 P1 (0,97 g) 1,04 1,07 1,05 P2 (1,94 g) 1,50 2,19 1,84 P3 (3,88 g) 1,21 1,37 1,29 Rataan 1,19 1,31 Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa pada perlakuan Mikoriza (M1) serapan Cd tanaman sawi sebesar 1,31 mg/tanaman lebih tinggi bila dibandingkan dengan tanaman sawi tanpa perlakuan mikoriza (M0) yang memiliki serapan Cd sebesar 1,19 mg/tanaman. Peningkatan serapan Cd tanaman ini disebabkan adanya peningkatan bobot kering tajuk tanaman sawi itu sendiri. 496

P-Tersedia Tanah Hasil analisis dan perhitungan terhadap Kadar P-tersedia Andisol dapat dilihat pada Tabel 6 berikut. Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa pemberian Mikoriza memberikan peran yang nyata secara statistik dalam meningkatkan kadar P-tersedia Andisol. Pada perlakuan Mikoriza (M1) kadar P-tersedia tanah sebanyak 16,76 ppm sedangkan pada perlakuan tanpa Mikoriza (M0) kadar P-tersedia Andisol sebanyak 15,50 ppm. Peningkatan kadar P- tersedia Andisol sebesar 8,13% terjadi akibat pemberian Mikoriza, sehingga dapat dikatakan bahwa pemberian Mikoriza dapat meningkatkan kadar P-tersedia tanah. Hal ini sesuai dengan literatur Subba Rao (1982) yang menyatakan bahwa adapun cara lain untuk meningkatkan ketersediaan P dalam tanah adalah dengan pemberian mikoriza pada tanah. Dimana hifa mikoriza mengeluarkan enzim fosfatase sehingga P yang terikat di dalam tanah akan terlarut dan tersedia bagi tanaman dan akar tanaman yang terinfeksi mikoriza akan menyebabkan pertumbuhan akar lebih banyak, sehingga penyerapan P lebih cepat oleh akar tanaman. Dan didukung literatur Menurut Fox et al. (1990) dalam Handayanto dan Hairiah (2007) peran menonjol mikoriza adalah asesibilitasnya terhadap pool fosfor yang tidak tersedia untuk tanaman. Mekanismenya adalah pelepasan fosfor anorganik dan fosfor organik secara fisikokimia dengan asam organik seperti oksalat. Lebih lanjut Handayanto dan Hairiah menjelaskan bahwa peran asam organik tersebut adalah (a) melepaskan fosfor yang dijerap oleh logam hidrooksida melalui reaksi pertukaran ligan, (b) melarutkan permukaan logam oksida yang menjerap fosfor, dan (c) mengkomplek logam dalam larutan sehingga mencegah presipitasi logam berat. Tabel 6. Kadar P-tersedia (ppm) Andisol akibat pemberian Mikoriza (M) dan pupuk Fosfat (P) Perlakuan M0 (0 g) M1 (20 g) Rataan P0 (0 g) 14,24 15,90 15,07 P1 (0,97 g) 15,58 16,86 16,22 P2 (1,94 g) 15,95 17,18 16,57 P3 (3,88 g) 16,24 17,08 16,66 Rataan 15,50b 16,76a Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf P 0,05 497

Kadar P-tersedia tanah (ppm) Jurnal Online Agroekoteknologi ISSN No. 2337-6597 17.68 17.48 17.28 17.08 16.88 16.68 16.48 16.28 16.08 15.88 15.68 15.48 15.28 15.08 14.88 14.68 14.48 14.28 14.08 ŷ = -0,198x 2 + 1,0629x + 15,929 R² = 0,9871 ŷ = -0,2184x 2 + 1,3402x + 14,307 R² = 0,9769 0 0.97 1.94 2.91 3.88 Dosis Pupuk Fosfat (g) M0 M1 Gambar 3. Hubungan Dosis Pemupukan Fosfat (g) dengan kadar P-tersedia (ppm) Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa ketersediaan Fosfat (P) tertinggi terdapat pada dosis P3 (3,88 g/5kg Andisol) yaitu sebesar 16,66 ppm. Sedangkan ketersediaan fosfat terendah terdapat pada dosis P0 (tanpa pemupukan fosfat) yaitu sebesar 15,07 ppm. Dari persamaan y= -0,208x 2 + 1,201x + 15,11 dapat diketahui bahwa nilai (x) sebesar 2,88. Sehingga dapat dikatakan bahwa dosis optimum dalam meningkatkan P-tersedia Andisol dan pertumbuhan tanaman sawi yaitu sebesar 2,88 g/5 Kg Andisol. Cd-Tersedia Tanah Kisaran kadar Cd-tersedia Andisol akibat pemberian empat dosis pemupukan Fosfat yang semakin meningkat baik pada perlakuan Mikoriza (M1) maupun tanpa Mikoriza (M0) berada pada rentangan 0,12 ppm-0.18 ppm, artinya nilai tersebut masih dalam kategori aman (tidak bersifat toksik pada lingkungan). Hal ini sesuai dengan pernyataan Soepardi (1983) dalam Barchia (2009) bahwa batas kritis kadar Cd pada tanah berada pada rentangan 0.1-7 ppm (Tabel 1), bila kadar Cd > 7 ppm dapat dikatakan bahwa tanah tersebut telah tercemar oleh logam berat cadmium (Cd). Pernyataan ini sejalan dengan literatur Balai Penelitian Tanah (2008) yaitu batas kritis kandungan Cd tanah berada pada 498

kisaran 0-50 ppm, bila kadar Cd > 50 ppm ketersediaannya. Hal ini didukung pernyataan dapat dikategorikan sebagai tanah yang Musfal (2010) yaitu penggunaan CMA tidak tecemar oleh logam berat Kadmium (Cd). mencemari lingkungan, bahkan dalam jangka Hasil tersebut menunjukkan bahwa panjang dapat memperbaiki sifat fisik dan Mikoriza dapat menekan kadar Cd-tersedia kimia tanah serta berguna sebagai bioremediasi tanah yang diikatnya melalui asam oksalat yang lingkungan. CMA berpotensi untuk dihasilkan Mikoriza itu sendiri. Sehingga dikembangkan karena ketersediaannya di alam logam-logam berat (termasuk Cd) yang bersifat cukup banyak. toksik/mencemari tanah dapat ditekan Tabel 7. Kadar Cd-tersedia (ppm) Andisol akibat pemberian Mikoriza (M) dan pupuk Fosfat (P) Perlakuan M0 (0 g) M1 (20 g) Rataan P0 (0 g) 0,18 0,18 0,18 P1 (0,97 g) 0,19 0,04 0,12 P2 (1,94 g) 0,13 0,15 0,14 P3 (3,88 g) 0,13 0,17 0,15 Rataan 0,16 0,14 SIMPULAN Pemberian Mikoriza berperan secara nyata dalam meningkatkan bobot kering tanaman, serapan P tanaman, derajat infeksi akar dan kadar P tanah, serta cenderung dapat menekan kadar Cd-tersedia tanah serta serapan Cd tanaman meskipun secara statistik tidak nyata. Kadar Cd-tersedia tanah dan serapan Cd tanaman juga cenderung mengalami peningkatan akibat pemberian pupuk Fosfat (SP-36). DAFTAR PUSTAKA Adria R. 2012. Akumulasi Logam Berat Kadmium Pada Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Akibat Pemupukan Fosfat. SKRIPSI. Departemen Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan. Bardgett R. 2005. The Biology of Soil- Acommunity and Ecosystem Approach. OXFORD university Press Inc., New York. Barchia M F. 2009. Sumber Polutan dan Logam Berat. http://www.faizbarchia.blogspot.com /.../sumber-polutan-logam berat.html. (10 April 2012). Charlena. 2004. Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) dan Cadmium (Cd) Pada Sayur-sayuran. Bogor. http://www.rudyct.com/pps702- ipb/09145/charlena.pdf. Diakses tanggal 23 Februari 2012. Hanafiah A S ; T Sabrina & H Guchi. 2009. Biologi dan Ekologi Tanah. Universitas Sumatera Utara. Medan. 499

Handayanto & Hairiah. 2007. Biologi Tanah, Landasan Pengelolaan Tanah Sehat. Pustaka Adipura. Malang. Ultisol Kab. Langkat, Sumatera Utara. J. ilmiah Pendidikan Tinggi 1:(2-4). Hardjowigeno. 1993. Dasar Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta. Lembaga Pengendalian Hama dan Penyakit Banyumas. 2010. Mikoriza dan Perananya. http://lphpbanyumas.co.id/mikoriza.pdf. Diakses: 2 Februari 2012. Lukitawati ; Dwi ; Retno. 2011. Penerapan Bioteknologi Mikoriza untuk Peningkatan Produksi dan Kualitas Hijauan Pakan. Pidato Pengukuhan Guru Besar Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro, Semarang. Mukhlis. 2011. Tanah Andisol, Genesis, Klasifikasi, Karakteristik, Penyebaran dan Analisis. USU-Press. Medan. Musfal. 2010. Potensi Cendawan Mikoriza Arbuskula untuk Meningkatkan Hasil Tanaman Jagung. J. BPTP Sumatera Utara. Medan. 4: (154-158. Santoso E ; Turjan & Irianto R. SB. 2007. Aplikasi Mikoriza Untuk Meningkatkan Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Terdegradasi. Prosiding Ekspose Hasil-hasil Penelitian. Simanungkalit RDM. 2009. Cendawan Mikoriza Arbuskula. Makalah Ilmiah. Diakses dari http//simanungkalit.cendawan- Mikoriza-Arbuskula/book/file. Subba Rao NS. 1982. Biofertilizers in Agricultural. Oxford and IBH Publishing Co.,New Delhi, Bombay, Calcutta. Dalam Handayani,L dan Ernita. 2008. Pemanfaatan Jamur Pelarut Fosfat dan Mikoriza Sebagai Alternatif Pengganti Pupuk Fosfat Pad tanah 500