BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. pada masalah kompetensi guru seni budaya dalam pembelajaran seni musik pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian tentang kontribusi kompetensi profesional

BAB 1 PENDAHULUAN. kontekstual dan relevan. Peran baru guru ini harus ditemukan karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dalam pembangunan, karena

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah bagian dari dunia pendidikan yang membuat program

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dianut pemangku kebijakan. Kurikulum memiliki. kedudukan yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perubahan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

I. PENDAHULUAN. Guru sains adalah salah satu komponen penting dalam meningkatkan mutu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. Banyak penelitian terpaku pada model yang digunakan guru pada saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah survei pernah dilakukan Mazzola (2003) tentang bullying di sekolah.

BAB II TIJAUAN PUSTAKA

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dalam pengembangan pendidikan di Indonesia pihak

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara maju diperlukan guru profesional sebagai tenaga pendidik. yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional, pada BAB II tentang Dasar,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai tujuan untuk mengubah siswa agar dapat memiliki kemampuan,

BAB I PENDAHULUAN. modern, makmur dan sejahtera adalah bangsa-bangsa yang memiliki sistem dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan merupakan faktor penunjang utama dalam maju atau

I. PENDAHULUAN. Seorang guru memiliki peran utama dalam keberhasilan peserta didik

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UST

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk. meningkatkan kualitas manusia. Sekolah merupakan salah satu organisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nida Rahmawati, 2013

Kurikulum Berbasis TIK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. pemangku kepentingan (stakeholders), baik dari pihak pemerintah maupun

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan

2016 PERSEPSI PEMANGKU KEPENTINGAN TERHADAP PROFESIONALITAS GURU PAUD

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetnsi Dasar)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semula bersifat sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang buruk dan tidak berkembang akan berpengaruh juga terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran seni dan budaya. Mata pelajaran ini bertujuan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana yang dapat mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. (Sagala, 2007:1). Pendidikan tidaklah semata-mata untuk menciptakan individu

BAB I PENDAHULUAN. maksimal, hendaknya guru mempunyai kompetensi yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peranannya dalam kesukses an dari suatu pendidikan. Bahkan baik atau

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah

PENDIDIKAN PROFESI GURU: IMPLIKASI DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005 KAMIN SUMARDI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB l PENDAHULUAN. kinerja guru. Dengan adanya setifikasi guru, kinerja guru menjadi lebih baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anggis Nusantri, 2014 Kompetensi Guru Seni Budaya Dalam Meingplementasikan Kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

KISI-KISI SOAL KOMPETENSI SMP/SMA MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan kompetensi setiap individu akan berkembang sesuai dengan jenjang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta

BAB.I. PENDAHULUAN. landasan moral, dan etika dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dikemukakan pada Bab IV dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. belajar siswa berada pada kategori sedang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional bertujuan untuk membangun manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi pendidikan merupakan hal yang sangat fundamental bagi

Profil Keterampilan Mengajar Mahasiswa Calon Guru Melalui Kegiatan Induksi Guru Senior

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. (involution), yaitu keadaan di mana kualitas akan makin menurun karena

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Berdasarkan permasalahan awal yang diajukan, penelitian ini difokuskan pada masalah kompetensi guru seni budaya dalam pembelajaran seni musik pada jenjang SMA di Kotamadya Pontianak Kalimantan Barat. Kompetensi dimaksud dalam penelitian ini adalah kompetensi pedagogis dan kompetensi profesional. Kompetensi Pedagogik dimaksud yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi profesional yaitu kemampuan pendidik dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang memungkinkannya membimbing peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan. Dari hasil penelitian di lapangan diperoleh fakta bahwa jumlah guru seni budaya yang berlatar belakang seni sangat sedikit. Bahkan guru seni budaya yang menyelenggarakan pembelajaran musik, dan mempunyai latar belakang pendidikan musik dapat dikatakan tidak ada. Jika di kota Pontianak sebagai ibukota provinsi kondisinya demikian, maka sulit dibayangkan kondisi daerah lain di Kalimantan Barat. Kondisi ini tentu saja sangat memprihatinkan, mengingat pendidikan seni memiliki peran cukup berat membentuk pribadi peserta didik yang harmonis 150

dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multi kecerdasan. Pembelajaran seni musik sesungguhnya merupakan hal yang tidak mudah dilakukan, karena mempelajari sesuatu yang tidak kasat mata, sesuatu yang abstrak, yang tidak mudah untuk dijelaskan dan divisualisasikan. Pembelajaran musik menyertakan langsung tiga ranah yang ada, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Karakteristik ini tidak dimiliki oleh semua bidang ilmu, sehingga peran seni musik juga tidak dapat tergantikan oleh bidang ilmu lain. Untuk itu guru seni musik dan juga bidang seni lain, sesungguhnya memerlukan kerja ekstra untuk merencanakan dan mempersiapkan pembelajaran dengan baik. Tanpa perencanaan dan persiapan yang baik, maka pembelajaran seni musik hanya akan menjadi hafalan teori atau latihan keterampilan saja, tanpa mampu mencapai esensi sesungguhnya yang diharapkan. Namun pada kenyataannya hal awal yang penting ini sering kurang diperhatikan atau bahkan diabaikan. Pada umumnya, guru seni budaya yang melaksanakan pembelajaran musik di kota Pontianak belum melakukan perencanaan dengan baik. Perencanaan yang dilakukan baik tertulis maupun tidak tertulis, belum menjadi suatu kebutuhan guna peningkatan pengembangan pembelajaran musik dalam jangka panjang, tetapi cenderung hanya untuk kepentingan saat itu atau sekedar memenuhi kewajiban administrasi. Dalam pembelajaran seni musik, tahapan-tahapan sebagaimana banyak dikemukakan oleh para ahli tentang bagaimana mengenalkan, mempelajari, dan 151

memanfaatkan musik, sangat penting untuk dilakukan. Metode pembelajaran seni musik sangat penting untuk dipilah dan dipilih, untuk dapat diterapkan sesuai dengan kondisi daerah tertentu, dan dilaksanakan secara runut dan runtut. Diharapkan pembelajaran seni musik dapat berjalan secara sangkil dan mangkus untuk mencapai tujuan. Tentu saja untuk melakukan hal tersebut perlu ditunjang dengan pengetahuan tentang ilmu keguruan, sebagai fondasi seorang guru melaksanakan aktivitas pembelajaran. Pada kenyataannya pembelajaran tersebut tidak dapat terlaksana sebagaimana mestinya, karena terkendala kompetensi yang dimiliki para guru. Musik Kalimantan Barat sebagai salah satu kajian materi seni musik yaitu musik daerah setempat, belum sepenuhnya dapat diberikan oleh semua guru musik yang ada. Hal tersebut berkaitan erat dengan kompetensi yang dimiliki guru seni bersangkutan. Permasalahan tersebut perlu mendapat perhatian dari pihak-pihak terkait, karena musik daerah Kalimantan Barat sebagai salah satu unsur seni budaya daerah, merupakan salah satu penopang ketahanan Nasional. Jika musik daerah sebagai salah satu unsur seni budaya daerah mengalami kepunahan, maka pada hakikatnya ikut punah juga salah satu jati diri bangsa di daerah tersebut. Sangat minimnya guru seni budaya di Pontianak yang menguasai dan memberikan pembelajaran musik daerah Kalimantan Barat, menjadi keprihatinan yang perlu segera mendapatkan solusi, melalui strategi pembinaan untuk meningkatkan kualifikasi maupun kompetensi dalam bidang seni. 152

Apa yang dilakukan salah satu responden dalam penelitian ini dapat menjadi bahan refleksi guru seni budaya yang memberikan pembelajaran musik pada jenjang SMA di kota Pontianak. Kesadaran diri yang bersangkutan akan kelemahan yang dimilikinya, kemudian mengatasinya dengan mendatangkan ahli di bidang seni tertentu, sangat membawa manfaat baik bagi peserta didik maupun bagi yang bersangkutan sendiri. Inisiatif yang diimbangi dengan motivasi yang kuat untuk memajukan peserta didik, serta keikhlasan untuk mengabdikan diri pada dunia seni dan pendidikan seni, sangat membantu pengembangan diri yang bersangkutan, yang pada akhirnya berdampak positif pada kompetensi yang dicapai peserta didik. Perhatian dan kecintaan pada budaya setempat juga sangat berperan dalam usaha memahami peserta didik secara kultur, dan juga dalam rangka penanaman kecintaan pada budaya sendiri. Pembelajaran seni yang mempunyai tugas berat dalam tujuan dan fungsinya untuk mengembangkan sikap toleransi, demokrasi, beradab, dan hidup rukun dalam masyarakat yang majemuk dengan mengembangkan kepekaan rasa, perlu didukung kompetensi guru seni yang mumpuni. Dari proses pembelajaran dan pencapaian kompetensi yang diperoleh peserta didik menunjukkan bahwa, baik kompetensi profesional maupun pedagogis guru seni budaya dalam pembelajaran musik di kota Pontianak secara umum masih perlu untuk ditingkatkan. Dibutuhkan segera untuk penataan dan pembinaan kompetensi guru musik, sehingga dapat melaksanakan perannya sesuai dengan tuntutan Pendidikan Nasional. Jika hal tersebut tidak 153

dilakukan, sangat dikawatirkan akan terbentuk masyarakat kota Pontianak yang egois, kurang demokratif, kurang beradab, dan penuh pertentangan dalam kehidupan bermasyarakat, karena kurang mempunyai kepekaan rasa. Sebagai refleksi, adanya tawuran antar sekolah, antar kelompok mahasiswa, dan bentuk-bentuk tindakan tidak terpuji lainnya yang melibatkan kurang berfungsinya olah rasa, sangat dimungkinkan sebagai akibat dari belum berhasilnya pembelajaran seni, yang belum mendapat perhatian dan ditangani secara lebih serius. Karena pendidikan seni erat kaitannya dengan pelatihan olah rasa melalui sentuhansentuhan kepekaan, melalui media suara, gerak, bentuk atau rupa, maupun bahasa, dengan menyertakan sisi emosi manusia. B. Implikasi dan Saran Hasil penelitian ini diharapkan memiliki implikasi terhadap peningkatan kualitas pendidikan seni musik di kota Pontianak khususnya dan Kalimantan Barat pada umumnya. Sehingga pembelajaran seni musik dan seni pada umumnya dapat menjalankan fungsi sebagaimana yang telah diamanatkan dalam kurikulum Pendidikan Nasional. Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti menyampaikan rekomendasi pada pihak-pihak terkait, terutama kepada: 1. Dinas Pendidikan Kota Pontianak Berdasarkan data-data yang diperoleh dalam penelitian ini, bahwa di kota Pontianak sebagai ibukota provinsi Kalimantan Barat, hampir tidak ada guru yang 154

mengajar seni musik di SMA mempunyai latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang yang diampunya. Kondisi ini perlu mendapat perhatian serius karena pembelajaran seni musik maupun bidang seni pada umumnya, jika dilakukan dengan benar dapat mempunyai peran yang penting dalam pembentukan sikap dan perilaku peserta didik. Untuk itu berkait dengan guru seni budaya yang mengajar di kota Pontianak agar bisa diberikan pembinaan dan dibantu untuk memperoleh kualifikasi kompetensi pedagogis maupun kompetensi profesional. Selain itu, untuk penerimaan formasi guru seni budaya ke depan, perlu diisi oleh guru-guru yang sesuai dengan bidangnya. 2. Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik FKIP Untan Sebagai program studi yang baru berdiri dan saat ini merupakan satu-satunya program studi seni di Kalimantan, sangat penting untuk melihat kebutuhan dan tuntutan yang ada di lapangan. Dengan demikian kurikulum yang diterapkan sesuai atau dapat menjawab apa yang diperlukan di lapangan, atau menjawab tuntutan kurikulum sekolah yang berlaku, dengan tetap memperhatikan kearifan lokal. Namun yang lebih prinsip adalah menyiapkan tenaga edukasi di bidang seni tari dan seni musik yang mempunyai kualitas sesuai bidang yang dipilihnya, sehingga mempunyai daya saing di masyarakat. Dengan demikian pada waktu terjun di dunia pendidikan tidak menjadi penonton tenaga pendidik dari seni non-kependidikan yang berhasil menempuh pendidikan profesi. 155

3. Sekolah Menengah Atas di kota Pontianak Sesuai yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Guru dan Dosen, maka sekolah dalam menugaskan maupun mengangkat guru baru yang akan mengajar bidang seni budaya, perlu mempertimbangkan kompetensi pedagogis dan kompetensi profesional dalam bidang seni. Hal ini tentu saja dengan pertimbangan dalam kondisi yang memungkinkan, mengingat tenaga pendidik bidang seni budaya di Kalimantan Barat masih sangat minim. Namun paling tidak telah dilakukan pertimbangan, sehingga penugasan tanggungjawab mengajar dalam bidang seni budaya tidak hanya diserahkan kepada guru yang mau, tetapi pada guru yang benarbenar mempunyai kompetensi dalam bidang tersebut. 4. Guru Seni Budaya di kota Pontianak Bagi guru yang mengajar seni budaya di SMA, khususnya yang mengajarkan materi musik, agar bisa mendapatkan dan meningkatkan kompetensinya, baik kompetensi pedagogis maupun kompetensi profesional, terutama bagi yang belum mengikuti program sertifikasi guru. Apalagi saat ini di Pontianak telah di buka Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik, yang memungkinkan bagi guru seni budaya yang akan meningkatkan kualifikasinya sebagai guru seni tari atau seni musik. Dalam penelitian ini belum terungkap tentang kompetensi guru seni budaya bidang seni yang lain. Selain itu juga tidak menyentuh pada aspek kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial guru seni budaya. Untuk itu disarankan kepada 156

para peneliti lain yang mempunyai minat meneliti bidang seni budaya, untuk mengungkap hal tersebut, sehingga dapat terungkap keterkaitan semua aspek kompetensi, dan juga perbandingan dengan bidang seni yang lain. Dengan demikian dapat diketahui, bidang seni dan masalah utama apa yang perlu mendapat perhatian untuk pengembangannya, baik sarana, sumber daya manusia, maupun pendukung terkait lainnya. 157

158