HYGIENE SANITASI PENJAMAH MAKANAN TERHADAP KANDUNGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun

STUDI IDENTIFIKASI KEBERADAAN Escherichia coli PADA AIR CUCIAN DAN MAKANAN KETOPRAK DI KAWASAN KAMPUS UNDIP TEMBALANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN ANGKA KUMAN DAN BAKTERI

PERILAKU HYGIENITASI PENGELOLAAN DAN PEMBUATAN KUE HOME INDUSTRI RUMAHAN DIDESA LAMPANAH KECAMATAN SEULIMEUM

KONDISI BAKTERIOLOGIK PERALATAN MAKAN DI RUMAH MAKAN JOMBANG TIKALA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. bersih. 4 Penyakit yang menonjol terkait dengan penyediaan makanan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Studi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24

sebagai vector/ agen penyakit yang ditularkan melalui makanan (food and milk

HYGIENE DAN SANITASI PENGOLAHAN ROTI PADA PABRIK ROTI PATEN BAKERY (Hygiene and sanitation of bread processing at Roti Paten Bakery)

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan sebagainya (Depkes RI, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia (Sumantri, 2010).

KONDISI INDUSTRI TAHU BERDASARKAN HYGIENE DAN SANITASI DI KOTA BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologi pada

ANALISA SANITASI DAN HIGIENE PENYAJIAN MAKANAN DI KANTIN UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA

ABSTRACT. Keywords: Food Handler s Hygiene Sanitation Practice, Escherichia coli RINGKASAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

Studi Kualitas Bakteriologis Peralatan Makan Pada Rumah Makan di Kota Makassar

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Barat : berbatasan dengan Sungai Bulango. b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Ipilo

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, kesehatan perlu dijaga dari hal-hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal diselenggarakan. makanan dan minuman (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia,

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyelenggaraan makanan yang sehat dan aman merupakan salah satu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Limba U I Kec. Kota Selatan Kota Gorontalo. Pasar sental Kota Gorontalo

I. PENDAHULUAN. terkontaminasi baik secara bakteriologis, kimiawi maupun fisik, agar

Keywords : hygiene sanitation, eating utensils, the number of germ, Escherichia coli

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam makanan secara tidak sengaja (Fathonah, 2005). Faktorfaktor

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

Keywords: The behavior of food handlers, Figures Germs

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI

ASPEK HYGIENE SANITASI MAKANAN PADA RUMAH MAKAN DI TERMINAL 42 ANDALAS KOTA GORONTALO 2012 ABSTRAK

GAMBARAN PENGELOLAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI INSTALASI GIZI RSUD Dr. SOEDARSO PONTIANAK

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

GAMBARAN JUMLAH ANGKA KUMAN DAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA PIRING DI RUMAH MAKAN PASAR SERASI KOTA KOTAMOBAGU TAHUN 2015 Cindy Stevani Sape

I. Data Responden Penjamah Makanan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media untuk dapat berkembang biaknya mikroba atau kuman.

BAB I PENDAHULUAN. untuk dikonsumsi. Maka dari itu, dalam hal ini higienitas sangat berperan penting

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN

- 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Letusan penyakit akibat pangan (food borne diseases) dan kejadiankejadian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan derajat kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi

Hubungan Personal Higiene dan Fasilitas Sanitasi dengan Kontaminasi Escherichia Coli Pada Makanan di Rumah Makan Padang Kota Manado Dan Kota Bitung

Sanitation and Drinking Water Quality on Drinking Water Station. Sanitasi dan Kualitas Air Minum pada Depot Air Minum (DAM)

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN, PERSONAL HIGIENE DENGAN JUMLAH BAKTERI Escherichia coli PADA DAMIU DI KAWASAN UNIVERSITAS DIPONEGOROTEMBALANG

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne

BAB 1 : PENDAHULUAN. aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan lain yang

HIGIENE SANITASI MAKANAN, MINUMAN DAN SARANA SANITASI TERHADAP ANGKA KUMAN PERALATAN MAKAN DAN MINUM PADA KANTIN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

BAB 1 : PENDAHULUAN. Keadaan higiene dan sanitasi rumah makan yang memenuhi syarat adalah merupakan faktor

GAMBARAN KARAKTERISTIK SUMUR WARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGMUNDU KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi

KUALITAS MIKROBIOLOGIS MAKANAN DAN SIKAP PENJAMAH MAKANAN TENTANG HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN MAKANAN PADA KANTIN SEKOLAH DASAR DI WILAYAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan media untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HIGIENE DAN SANITASI NASI TEMPE PENYET PEDAGANG KAKI LIMA JALAN KARANGMENJANGAN SURABAYA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dari luar Provinsi Gorontalo maupun mahasiswa yang berasal dari luar Kota Gorontalo.

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh enzim, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan

BAB 1 PENDAHULUAN. adanya mikroorganisme patogen pada makanan dan minuman sehingga bisa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Untuk pemenuhan kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda-benda yang

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk makanan dari jasaboga. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi

FAKTOR KONTAMINASI BAKTERI E. coli PADA MAKANAN JAJANAN DILINGKUNGAN KANTIN SEKOLAH DASAR WILAYAH KECAMATAN BANGKINANG ABSTRACT

The Condition of Food Handler s Higiene and Canteen Sanitation in Senior High School 15 Surabaya

I. PENDAHULUAN. Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang

I. PENDAHULUAN. Pada era globalisasi keadaan gizi masyarakat yang baik menjadi salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bisa melaksanakan rutinitasnya setiap hari(depkesri,2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan morbiditas dan

Lembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur. Padang Bulan Di Kota Medan Tahun Nama : No.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah melakukan pembangunan berwawasan kesehatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi,

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

II OBSERVASI. NO OBJEK PENGAMATAN. TOTAL SKOR MASING MASING SETIAP KANTIN BOBOT NILAI LOKASI & BANGUNAN SMA LOKASI : A

KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR MINUM ISI ULANG PADA TINGKAT PRODUSEN DI KABUPATEN BADUNG

Transkripsi:

Nurlaili Ramli & Putri Santy P-ISSN : 2527-3310 E-ISSN : 2548-5741 Jurnal AcTion: Aceh Nutrition Journal, November 2017; 2(2): 132-136 HYGIENE SANITASI PENJAMAH MAKANAN TERHADAP KANDUNGAN Escherichia Coli DIPERALATAN MAKAN PADA WARUNG MAKAN (Hygiene sanitation food handlers to the content of escherichia coli on cutlery at food stalls) Syahrizal 1 * 1 Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Aceh. Jln. Soekarno-Hatta, Lampeunerut. Aceh Besar. Telp: 0651 46128. E-mail: ozal.poltek78@gmail.com Received: 12/4/2017 Accepted: 20/10/2017 Published online: 19/11/2017 ABSTRAK Hygiene dan sanitasi makanan merupakan hal penting mengingat bahwa makanan yang disajikan kepada konsumen harus terjaga dan terjamin kualitasnya demi keamanan pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hygiene sanitasi penjamah makanan terhadap kandungan E.coli pada peralatan makan di warung makan desa Batoh Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh. Jenis penelitian bersifat deskriftif yaitu untuk mengetahui hygiene sanitasi penjamah makanan terhadap kandungan E.coli pada peralatan makan di 4 warung makan desa Batoh Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah 4 penjamah makanan dari 4 warung makan di desa Batoh Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa personal hygiene penjamah warung makan Batoh termasuk kategori baik, terlihat dari hasil wawancara (100%) dan pengamatan (75%). Sanitasi tempat pengolahan makanan (75%) memenuhi syarat, dan sanitasi peralatan makanan (50%) memenuhi syarat, hasil pemeriksaan bakteri Escherichia coli didapatkan positif pada dua warung makan. Personal hygiene dan sanitasi tempat pengolahan makanan sudah memenuhi syarat, sedangkan sanitasi peralatan makan belum memenuhi syarat, dan adanya kandungan bakteri E.coli pada dua warung makan. Kata kunci: Escherichia coli, penjamah makanan, peralatan makan ABSTRACT Hygiene and food sanitation is important considering that the food served to the consumer must be maintained and guaranteed quality for food safety in food stalls Batoh Village Lueng Bata District Banda Aceh. This study aims to find out sanitation hygiene food handlers to the content of E. coli on eating utensils in food stalls Batoh Village Lueng Bata District Banda Aceh. The type of research is descriptive that is to know sanitizer hygiene food handlers to the content of E. coli on eating utensils in 4 food stalls Batoh Village Lueng Bata District Banda Aceh. Population and sample in this research are 4 food handlers from 4 food stalls in Batoh Village Lueng Bata District Banda Aceh. Population and sample in this research are 4 food handlers from 4 food stalls in Batoh Village Lueng Bata District Banda Aceh. The result of the research shows that personal hygiene of food stallman Batoh is good category, seen from interview result (100%) and observation (75%). Food processing sanitation (75%) is eligible, and sanitation of food equipment (50%) is eligible, the result of bacteria examination Escherichia coli is positive in two food stalls. Personal hygiene and sanitation of food processing plants are eligible, while sanitation equipment has not been eligible, and the presence of E. coli bacteria in two food stalls. Keywords: Escherichia coli, food handlers, cutlery PENDAHULUAN Makanan merupakan hal yang penting bagi kesehatan manusia. Saat ini banyak terjadi penyakit melalui makanan yang disebut Food Borne Disease atau penyakit bawaan makanan seperti diare atau keracunan makanan. 1 Penyebab penyakit bawaan makanan dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya bakteri patogen seperti Escherichia coli (E. coli). Food Borne Disease biasanya bersifat toksik maupun infeksius, disebabkan oleh agen penyakit yang masuk kedalam tubuh melalui konsumsi makanan yang terkontaminasi. 2 Untuk mendapatkan makanan dan minuman yang memenuhi syarat kesehatan, maka perlu diadakan pengawasan terhadap hygiene dan sanitasi makanan dan minuman utamanya adalah usaha diperuntukkan untuk umum seperti restoran, rumah makan, ataupun pedagang kaki lima mengingat bahwa makanan * Penulis untuk korespondensi: ozal.poltek78@gmail.com 132 Jurnal AcTion, Volume 2, Nomor 2, November 2017

Hygiene dan Sanitasi Penjamah Makanan... dan minuman merupakan media yang potensial dalam penyebaran penyakit. 3 Warung makan merupakan tempat untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari yang tidak dapat dipisahkan. Keterbatasan waktu untuk mengolah makanan karena padatnya aktivitas sehari-hari menjadi salah satu alasan masyarakat lebih suka membeli makanan di warung makan. 4 Semakin meningkatnya jumlah warung makan tentu memberi kemudahan bagi masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Akan tetapi hal ini tidak disertai dengan informasi tentang praktik kebersihan yang baik. Sebagian besar masyarakat tidak mengetahui tentang praktik kebersihan yang baik terutama dampak dari kurangnya kebersihan air yang digunakan untuk mencuci alat makan. Apabila air yang digunakan untuk mencuci alat makan terkontaminasi oleh kuman digunakan untuk mencuci maka dapat mengakibatkan terkontaminasinya alat makan tersebut oleh bakteri yang nantinya dapat mengakibatkan kontaminasi pada makanan yang disajikan. 5 Kontaminasi makanan dapat terjadi setiap saat, salah satunya dari peralatan makanan yang digunakan tidak memenuhi syarat kesehatan. Di Indonesia peraturan telah dibuat dalam bentuk permenkes RI No. 1096/Menkes/Per/VI/2011, bahwa untuk persyaratan peralatan makanan tidak boleh bakteri lebih dari 0 koloni/cm 2. 6 Setiap peralatan makan (piring, gelas, sendok) haruslah selalu dijaga kebersihannya setiap saat digunakan. Alat makan yang kelihatan bersih belum merupakan jaminan telah memenuhi persyaratan kesehatan, karena didalam alat makan tersebut telah tercemar bakteri E.coli yang menyebabkan alat makan tersebut tidak memenuhi syarat kesehatan. Untuk itu pencucian peralatan sangat penting diketahui secara mendasar, dengan pencucian secara baik akan menghasilkan peralatan yang bersih. 1 Alat makan merupakan salah satu faktor yang memegang peranan di dalam menularkan penyakit, sebab alat makan yang tidak bersih dan mengandung mikroorganisme dapat menularkan penyakit lewat makanan, sehingga proses pencucian alat makan sangat berarti dalam membuang sisa makanan dari peralatan yang menyokong pertumbuhan mikroorganisme dan melepaskan mikroorganisme yang hidup. 7 Air merupakan sarana yang penting bagi warung makan yang selanjutnya akan digunakan untuk mencuci peralatan makan dan minum. Bahaya yang terbesar sehubungan dengan air bersih yang digunakan untuk mencuci peralatan makan dan minum adalah bila air tersebut telah tercemar oleh kotoran manusia dapat menimbulkan penyakit. 8 Salah satu klasifikasi penyakit yang berhubungan dengan air sebagai media penularan penyakit yaitu Water Washed Disease, yaitu penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air untuk pemeliharaan kebersihan perseorangan dan air bagi kebersihan alat-alat terutama alat dapur dan alat makan. Dengan terjaminnya kebersihan oleh tersedianya air yang cukup maka penularan penyakit-penyakit tertentu pada manusia dapat dikurangi. Penyakit tersebut diantaranya adalah infeksi saluran pencernaan, salah satunya adalah diare. 9 Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menyatakan prevelensi nasional klinis adalah 9,0% dengan rentang 4,2%-18,9% sebanyak 14 provinsi mempunyai pravelensi diare diatas prevelensi nasional, dengan prevelensi tertinggi di Aceh dan terendah di Yogyakarta. 10 Di Aceh pada tahun 2008 proporsi kasus diare mencapai 44,5%. 11 DESAIN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif yaitu melihat hygiene sanitasi penjamah makanan terhadap kandungan E.coli pada peralatan makanan di warung makan desa Batoh Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh. Populasi pada penelitian ini adalah penjamah makanan pada warung makan di desa Batoh Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh dengan jumlah 4 orang, dari 4 warung makan yaitu 2 warung makan yang melakukan pengolahan di tempat dan 2 warung makan dengan pengolahan di rumah, dengan objek penelitian berupa piring, gelas dan sendok. Sampel penelitian ini adalah total populasi 4 orang penjamah makanan yaitu petugas yang langsung berhubungan dengan pencucian peralatan makan dari 4 warung makan di desa Jurnal AcTion, Volume 2, Nomor 2, November 2017 133

Syahrizal Batoh Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh, yaitu 2 warung makan yang melakukan pengolahan di tempat dan 2 warung makan dengan pengolahan di rumah, dengan objek penelitian berupa piring, gelas dan sendok masing-masing 3 (tiga) buah. Pengumpulan data dilakukan secara wawancara dan didukung oleh observasi, menggunakan kuesioner. Sedangkan data pemeriksaan bakteri yaitu dilakukan proses pemeriksaan secara laboratorium di Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh. Data diolah secara sederhana melalui tahapan editing, koding, entry sampai tahap tabulating. Selajutnya dilakukan analis secara univariat untuk mendeskripsikan hygiene dan sanitasi penjamah makanan serta hasil pemeriksaan laboratorium. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Personal Hygiene dan Sanitasi Tempat Pengolahan Makanan Hasil penelitian yang diperoleh dari wawancara serta didukung data pengamatan untuk personal hygiene terhadap penjamah makanan di warung makan Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh, ternyata semuanya mempunyai personal hygiene yang baik (100,0%), sedangkan berdasarkan hasil pengamatan didapatkan sebesar 75,0% responden yang mempunyai personal hygiene yang baik dan hanya sebesar 25,0% responden yang tidak baik terkait personal hygiene. Begitu juga dengan sanitasi tempat pengolahan makanan di warung makan, data menunjukan sebesar 75,0% warung makan memenuhi syarat sebagai warung makan yang baik. Penjamah makanan yang memiliki personal hygiene yang baik, terlihat dari hasil pengamatan peneliti terhadap beberapa hal seperti: mencuci sayuran mentah dengan air mengalir, memakai pakaian yang bersih saat melakukan pengolahan makanan, pada saat mengolah makanan menggunakan alat bantu (penjepit makanan), menggunakan kain serbet yang bersih pada peralatan makanan, tidak berkuku panjang dan luka, dan tidak merokok saat melakukan pengolahan makanan. Sedangkan 25% penjamah makanan berkategori tidak baik, disebabkan masih kurangnya perhatian karena tidak mencuci tangan sebelum mengolah makanan dan tidak menggunakan alat bantu (penjepit makanan) saat mengolah makanan. Hasil pengamatan peneliti bahwa personal hygiene yang ada di warung makan Desa Batoh Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh, dari segi kebersihan diri dan kesehatan pribadi sudah baik. Makin banyak orang yang memperhatikan, memelihara, dan meningkatkan kesehatan dirinya semakin banyak kita bisa mengurangi terjadinya sumber penularan penyakit yang berasal dari makanan dan minuman. Menurut Perry dan Potter 12, personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Kebersihan adalah suatu keadaan yang terbatas dari kotoran dan mikroorganisme patogen. Dalam hygiene ada pengertian tentang perawatan-perawatan yang secara positif mempengaruhi kesejahteraan manusia. Kesehatan berhubungan dengan tingkat kesejahteraan jasmani, rohani dan sosial. Tujuan umum kebersihan adalah untuk mencegah timbulnya penyakit. Pemeliharaan hygiene perorangan di perlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kebersihan. Seperti pada orang sehat mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya sendiri, pada orang yang sakit atau kebersihan fisik memerlukan bantuan perawatan praktik kesehatan yang rutin. 5 Hasil penelitian terhadap sanitasi tempat pengolahan makanan di warung makan Desa Batoh Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh dengan kategori memenuhi syarat 75%, hal ini di karenakan lokasi tempat yang bersih dan tidak licin, air bersih yang cukup, pembuangan air limbah mengalir dan ventilasi yang berfungsi baik. Sedangkan 25% yang tidak memenuhi syarat sanitasi tempat pengolahan makanan, disebabkan karena dinding dan langit-langit yang tidak bersih dan kamar mandi yang dekat dengan dapur. Sanitasi tempat pengolahan makanan dapur harus bersih, dan hanya digunakan untuk mempersiapkan makanan, semua permukaan sifatnya harus mudah dibersihkan. Dapur harus 134 Jurnal AcTion, Volume 2, Nomor 2, November 2017

Hygiene dan Sanitasi Penjamah Makanan... mempunyai ventilasi dan pencahayaan yang cukup. Serta jauh dari sampah, dan air pembuangan limbah dapur. Fasilitas pembersihan dapur yang cukup tersedia. Demikian pula fasilitas pencucian alat-alat masak dan alat makan. Dengan sanitasi tempat pengolahan makanan yang baik dan memenuhi syarat maka pembeli makanan tersebut tidak tertular penyakit. 13 Selanjutnya terkait sanitasi peralatan, hasil pengamatan menunjukkan bahwa warung makan sudah memenuhi syarat sanitasi. Hal ini terlihat dari peralatan makanan dalam keadaan baik, terbuat dari bahan yang kuat aman dan halus, dan peralatan makanan yang kontak langsung dengan makanan tidak mengandung zat racun. Adapun kekurangan dari sanitasi peralatan yaitu tidak memiliki 3 (tiga) bak pencuci dan penyimpanan peralatan yang tidak selalu tertutup. Prinsip dasar persyaratan makanan dalam mengolah makanan adalah aman sebagai alat atau perlengkapan proses makanan. Aman ditinjau dari bahan yang digunakan dan juga syarat-syarat dalam keamanan peralatan tidak boleh mengandung bahan-bahan beracun, bahan anti karat, dan dianjurkan tidak dipakai bahan sebagai kontak dengan makanan, peralatan makanan terbuat secara visual bersih, tidak terdapat bercakbercak dan sisa-sisa makanan, dan tempat penyimpanan makanan yang tertutup dan terjaga agar tidak terkontaminasi oleh bahanbahan yang berbahaya atau kuman patogen lainnya. 14,6 Tujuan sanitasi tempat peralatan makanan yaitu agar tidak terkontaminasi penyakit menular sehingga pembeli di warung nasi tersebut tidak terkena penyakit yang di sebabkan oleh makanan dan minuman. 9 2. Pemeriksaan Bakteri Escherichia coli Hasil dari pemeriksaan bakteri Escherichia coli yang diambil sampel dari peralatan makan di warung makan di Desa Batoh Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh. Pemeriksaan kandungan bakteri dilakukan di Laboratorium Terpadu Kesehatan Lingkungan Poltekkes Aceh. Hasil pemeriksaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil pemeriksaan kandungan bakteri E.coli pada peralatan makan di warung makan Kandungan Bakteri Escherichia Alat yang coli diperiksa W. I W. II W. III W. IV Piring - + + - Gelas - - - - Sendok - + - - W= Warung makan Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium (Tabel 1) didapatkan hasil secara pemeriksaan kualitatif terhadap kandungan bakteri Escherichia coli ternyata beberapa warung makanan positing mengandung bakteri, secara umum dapat terlihat bahwa yang mengandung bakteri terdapat pada alat makan seperti piring dan sendok. Beberapa warung makan tersebut tidak dapat memenuhi syarata standar kesehatan. Walaupun demikian, beberapa warung makan lain tidak mengandung bakteri E. Coli (negatif) yang sudah sesuai dan memenuhi syarat yang standar. Berdasarkan temuan tersebut, bahwa sebagian sampel yang diperiksa tercemar E.coli hal yang tidak sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan, Nomor: 1098/Menkes/SK/VII/2003, yang menyatakan bahwa jumlah kandungan E.coli dalam sampel peralatan makanan harus 0/100 ml per sampel. 15 Sampel peralatan makanan yang tercemar oleh bakteri E.coli menandakan bahwa ada air yang telah tercemar oleh tinja manusia. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: kurangnya kebersihan dalam mencuci peralatan makanan, tidak mencuci dengan air hangat, dan kurangnya kebersihan dalam peralatan, tidak tersedia 3 bak pencucian. Hal ini sesuai dengan penelitian Cahyaningsih 16, yang menyatakan bahwa sebagian besar warung makan tidak mempunyai fasilitas pencucian yang terdiri dari tiga bak. Untuk menghindari pencemaran bakteri E.coli terhadap peralatan makan maka dapat dilakukan pencucian dalam 3 bak pencucian yaitu: bak pencucian, bak pembilas, dan bak pembilas terakhir. Pencucian juga dilakukan dengan menggunakan air panas dengan suhu (70 o -76 o C) dapat digunakan sebagai desinfektan Jurnal AcTion, Volume 2, Nomor 2, November 2017 135

Syahrizal menurunkan jumlah atau mengurangi jumlah populasi bakteri. 1,16 KESIMPULAN Personal hygiene penjamah makanan pada beberapa warung makan di Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh sudah memenuhi syarat, begitu juga dengan sanitasi peralatan makanan. Sebaliknya, terkait sanitasi tempat pengolahan makanannya masih belum memenuhi syarat. Pada peralatan makanan, juga masih terdapat kandungan bakteri Escherichia coli seperti pada piring dan sendok. Disarankan, bagi penjamah makanan agar dapat memperhatikan sanitasi tempat pengolahan makanan untuk mencegah kontaminasi terhadap peralatan makanan. Bagi penjamah makanan agar menggunakan kain lap yang bersih untuk mencegah kontaminasi terhadap peralatan makanan. Bagi peneliti selanjutnya untuk dapat menambahkan pemeriksaan pemeriksaan sampel air yang digunakan untuk mencuci peralatan makan, sehingga bisa diketahui hubungannya dengan keberadaan E.coli pada alat makan. DAFTAR PUSTAKA 1. Kurniadi Y, Saam Z, Afandi D. Faktor Kontaminasi Bakteri E. Coli Pada Makanan Jajanan Dilingkungan Kantin Sekolah Dasar Wilayah Kecamatan Bangkinang. Jurnal Ilmu Lingkungan. 2013;7(1):29-37. 2. WHO. Penyakit Bawaan Makanan Fokus Pendidikan Kesehatan. Jakarta: EGC; 2005. 3. Depkes RI. Tentang Bakteri Pencemaran Makanan Dan Penyakit Bawaan Makanan. Jakarta; 2004. 4. Depkes RI. Prinsip Prinsip Hygiene Dan Sanitasi Makanan. Jakarta; 2000. 5. Agustina F, Pambayun R, Febry F. Higiene dan sanitasi pada pedagang makanan jajanan tradisional di lingkungan sekolah dasar di Kelurahan Demang Lebar Daun Palembang tahun 2009. Jurnal Publikasi Ilmiah Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya. 2009. 6. Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096/Menkes/Per/VI/2011 tentang higiene sanitasi jasa boga. 2011. 7. Adams M, Motarjemi Y. Dasar-Dasar Keamanan Makanan Untuk Petugas Kesehatan. Jakarta: EGC; 2004. 8. Sulistyandari H. Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kontaminasi Deterjen Pada Air Minum Isi Ulang Di Depot Air MInum Isi Ulang (DAMIU) Di Kabupaten Kendal Tahun 2009. 2009. 9. Amaliyah N. Penyehatan Makanan Dan Minuman-A. 1st ed. (Gunawan AT, ed.). Yogyakarta: Deepublish Publisher; 2017. 10. Depkes. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan RI; 2007. 11. Dinkes. Profil Kesehatan Provinsi Aceh Tahun 2009. Banda Aceh: Dinas Kesehatan Propinsi Aceh; 2009. 12. Potter PA, Perry AG. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, Dan Praktik. 4th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC); 2005. 13. Sutrisno C. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineka Cipta; 2010. 14. Fajriansyah F. Hygiene dan Sanitasi Pengolahan Roti pada Pabrik Roti Paten Bakery. AcTion: Aceh Nutrition Journal. 2016;1(2):116-120. 15. Depkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 942/MENKES/SK/VII/2003 Tentang Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan. Jakarta; 2003. 16. Cahyaningsih CT, Kushadiwijaya H, Tholib A. Hubungan higiene sanitasi dan perilaku penjamah makanan dengan kualitas bakteriologis peralatan makan di warung makan. Berita Kedokteran Masyarakat. 2009;25(4):180. 136 Jurnal AcTion, Volume 2, Nomor 2, November 2017