ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA GURU MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 TANJUNGPINANG ARTIKEL E-JOURNAL Oleh RASMIAYU FENDIANSYAH NIM 120388201252 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016
ABSTRAK Rasmiayu Fendiansyah. 2016. Analisis Tindak Tutur Ilokusi dan Perlokusi pada Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dalam Proses Belajar Mengajar Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Tanjungpinang. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing I: Drs. Suhardi, M.Pd., Pembimbing II: Dian Lestari, M.A. Kata Kunci: Tindak Tutur, Ilokusi, Perlokusi. Permasalahan di dalam penelitian ini adalah bagaimana tindak tutur ilokusi dan perlokusi guru bahasa Indonesia dalam proses belajar mengajar kelas X di Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Tanjungpinang dan apa makna yang terkandung dari tindak tutur yang disampaikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk tindak tutur ilokusi dan perlokusi pada guru Bahasa Indonesia dalam proses belajar mengajar di SMA Negeri 5 Tanjungpinang. Obyek pada penelitian ini yaitu tindak tutur ilokusi dan perlokusi, sedangkan subyek penelitian adalah guru bahasa Indonesia kelas X di SMA Negeri 5 Tanjungpinang. Penelitian ini meggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi (partisipatif), rekaman dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dengan cara deskriptif kualitatif, yaitu mendeskripsikan data yang diperoleh dan kemudian dianalisis. Berdasarkan tuturan-tuturan yang disampaikan oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam proses belajar mengajar, ditemukan tindak tutur ilokusi berupa kalimat menyuruh, menyarankan, menegaskan, mengizinkan, menegur, menasihati, memuji dan mengucapkan terima kasih, serta ditemukan pula tuturan yang merupakan tindak tutur perlokusi berupa kalimat menakuti, menarik perhatian, membuat pendengar berpikir dan juga membuat pendengar melakukan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X di SMA Negeri 5 Tanjungpinang lebih banyak melakukan tindak tutur ilokusi daripada tindak tutur perlokusi dalam proses belajar mengajar.
ABSTRACT Rasmiayu Fendiansyah. 2016. Analysis of Speech Acts illocutionary and Perlokusi the Indonesian Subject Teachers Teaching and Learning in Class X School SMA Negeri 5 Tanjungpinang. Essay. Study Program Language and Literature Indonesia. Faculty of Teacher Training and Education. Maritime University of Raja Ali Haji. Supervisor I: Drs. Suhardi, M.Pd., Supervisor II: Dian Lestari, M.A. Keywords: Speech Acts, illocutionary, Perlokusi. The problem in this research is how the illocutionary speech acts and perlokusi Indonesian teachers in teaching and learning in class X at SMA Negeri 5 Tanjungpinang and what the meaning is contained from speech acts presented. The purpose of this study was to describe the form of illocutionary speech acts and perlokusi the Indonesian teacher in the learning process in SMA Negeri 5 Tanjungpinang. Object in this research that illocutionary speech acts and perlokusi, while the study subjects were Indonesian teacher grade X SMAN 5 Tanjungpinang. This research is qualitative descriptive method receipts. Data collection techniques used were observation (participatory), recording and documentation. Analysis of the data used in a descriptive way qualitative, which describe the data obtained and then analyzed. Based on the speechs that was delivered by the subject teachers Indonesian in the learning process, found the speech act illocutionary form of a sentence ordering, suggesting, confirming, permitting, rebuke, exhort, praised and thanked, and also found the speech which is the speech acts perlokusi form sentences scare, attract attention, making listeners think and also make listeners do. From the results of this study concluded that the Indonesian teacher of grade X SMAN 5 Tanjungpinang doing more than illocutionary speech act speech act perlokusi in the learning process.
1. Pendahuluan Dalam proses belajar mengajar, seorang guru hendaknya mampu bertutur kata dengan baik dan benar, sehingga para siswa mampu menangkap maksud dari ujaran yang disampaikan oleh guru, dan proses belajar mengajar pun dapat berjalan dengan baik. Suatu komunikasi yang berjalan dengan baik tidak terlepas dari kemampuan komunikatif yang dimiliki oleh seseorang. Oleh karena itu, seorang guru hendaknya memiliki kemampuan komunikatif yang baik. Kemampuan komunikatif yang dimaksud adalah kemampuan bertutur atau kemampuan untuk menggunakan bahasa sesuai dengan fungsi dan situasi serta norma-norma penggunaan bahasa dengan konteks situasi dan konteks sosialnya, Halliday (dalam Chaer dan Agustina 2004:34). Oleh sebab itu, guru memiliki tanggung jawab yang besar saat menyampaikan pelajaran di dalam proses belajar mengajar. Ujaran yang disampaikan seorang guru pun harus sesuai konteks dan dapat dengan mudah diterima atau dimengerti oleh siswa. Apabila guru melakukan kesalahan dalam bertindak tutur, maka akan terjadi pula kesalahan dalam menerima maksud tuturan. Dalam proses belajar mengajar, tidak menutup kemungkinan guru melakukan berbagai macam ujaran
Ujaran-ujaran inilah yang peneliti amati, mengelompokkannya ke dalam dua jenis tindak tutur yaitu ilokusi dan perlokusi, kemudian menganalisis maksud dari ujaran tersebut dengan judul penelitian Analisis Tindak Tutur Ilokusi dan Perlokusi pada Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dalam Proses Belajar Mengajar Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Tanjungpinang. 2. Metodologi Penelitian Obyek pada penelitian ini yaitu tindak tutur ilokusi dan perlokusi, dan yang menjadi subyek pada penelitian ini adalah guru bahasa Indonesia kelas X di SMA Negeri 5 Tanjungpinang. Jumlah guru bahasa Indonesia kelas X di SMA Negeri 5 Tanjungpinang sebanyak 3 orang. Penelitian ini meggunakan metode deskriptif kualitatif, karena data-data yang diperoleh selama proses penelitian dideskripsikan dalam bentuk kata-kata. Pada saat proses belajar mengajar, peneliti mengamati keadaan kelas dan subyek penelitian. Ujaran yang disampaikan oleh subyek adalah data yang akan dideskripsikan, kemudian dianalisis. 3. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian terhadap tiga orang guru Bahasa Indonesia dalam Proses Belajar Mengajar Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Tanjungpinang, terdapat 56 tindak tutur ilokusi yang memiliki makna menyuruh, menegur, menegaskan, mengizinkan, menyarankan, menasihati, memuji, dan mengucapkan terima kasih. Serta terdapat 43 tindak tutur perlokusi dengan makna
menakuti, membuat pendengar berpikir, menarik perhatian, dan membuat pendengar melakukan sesuatu. 4. Simpulan dan Saran Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X di SMA Negeri 5 Tanjungpinang lebih banyak melakukan tindak tutur ilokusi daripada tindak tutur perlokusi dalam proses belajar mengajar. Saran yang dapat peneliti sampaikan, yaitu: 1. Bagi guru hendaknya dapat mengembangkan kemampuan komunikatif dalam bertindak tutur khususnya dalam proses belajar mengajar. Sehingga siswa dapat dengan mudah menyerap pelajaran yang disampaikan. 2. Sedangkan bagi siswa, hendaknya lebih mengenal karakter seorang guru agar siswa lebih mudah memahami apa yang di sampaikan oleh guru dan berkonsentrasi penuh pada saat pembelajaran sedang berlangsung, sehingga siswa mendengar dengan jelas materi yang diberikan oleh guru dan mampu menyerap pelajaran dengan baik. 3. Bagi peneliti selanjutnya (mahasiswa) yang ingin meneliti mengenai tindak tutur ilokusi dan perlokusi pada guru Bahasa Indonesia, hendaknya memperdalam materi tentang tindak tutur ilokusi dan perlokusi. Selain itu, peneliti juga harus mempersiapkan berbagai macam alat penelitian yang lengkap. Sehingga jika terjadi hal yang tidak diinginkan, peneliti tidak akan kehilangan data-data yang telah dikumpulkan.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Cahyani, Septa Wiki Dwi. 2015. Analisis Tindak Tutur Ilokusi dalam Bahasa Jepang. Skripsi, Jurusan Bahasa dan Sastra Asing. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Semarang (tidak diterbitkan). Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 2007. Kajian Bahasa. Jakarta: Rineka Cipta. Hidayat, Firman. 2015. Tindak Tutur Direktif pada Tuturan Anak Usia 5-7 Tahun di Kelurahan Melayu Kota Piring Tanjungpinang, Skripsi, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Universitas Maritim Raja Ali Haji (tidak diterbitkan). Harras, Kholid A. 2009. Dasar-dasar Psikolinguistik. Bandung: Upi Press. Kartiko, Widi Restu. 2010. Asas Metodologi Penelitian.Yogyakarta: Graha Ilmu. Leech, Geoffrey. 2011. Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta: UI Press. Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik;Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta. Syamsuddin, A.R. 1992. Studi Wacana;Teori Analisis Pengajaran. Bandung: Mimbar Bahasa dan Seni FPBS IKIP. Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa Bandung.