102 l JURNAL INSPIRATIF p-issn : , e-issn :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SMP

EFEKTIVITAS KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN PROBLEM POSING DAN PROBLEM SOLVING MEMPERHATIKAN EQ

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PADANG-GANTING KABUPATEN TANAH DATAR.

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Upaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa Melalui Model Problem Based Learning

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA.

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION (LSQ)

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA (EFFECT ON STUDENT MOTIVATION TO LEARN MATHEMATICS ACHIEVEMENT OF STUDENT)

PROBLEM BASED LEARNING SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS MAHASISWA. Uki Suhendar 1., Arta Ekayanti 2

Sariyani, Purwati Kuswarini, Diana Hernawati ABSTRACT

PENERAPAN MODEL COURSE REVIEW HOREY PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS X SMA NEGERI 13 PADANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK WRITE-PAIR-SQUAR TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMA NEGERI 2 BANGKINANG

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

Esa Gunarti Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

Citra Yunita dan Khairul Amdani Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 22 PADANG

Unnes Journal of Mathematics Education

Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Disposisi Matematis Siswa SMA

HUBUNGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAINAN.,, dan

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 3 PARIAMAN ABSTRACT

Agung Putra Wijaya, Mardiyana, Suyono Program Studi Magister Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Keefektifan Pembelajaran Model Quantum Teaching Berbantuan Cabri 3D Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah

Pada Self Confidence Siswa SMP Sumpena Rohaendi

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH. Info Artikel. Abstra

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta.

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS PESERTA DIDIK SMA

Elsa Camelia 1, Edrizon 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 PARIAMAN

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING DENGAN METODE TUGAS TERSTRUKTUR DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA JURNAL. Oleh. Rr. Laksmi Wulandari NIM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INSIDE OUTSIDE CIRCLE TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA.

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI SERTAI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

Nurul Farida Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstract

BAB I PENDAHULUAN. yang kondusif bagi lahirnya pribadi yang kompetitif. (Tilaar, 2004)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 30 PADANG

PENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION SISWA KELAS VII C SMP N 1 NGLIPAR GUNUNGKIDUL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING DI KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 9 MALANG

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

Unnes Physics Education Journal

Nola Despita Sari*), Zulfitri Aima**), Mulia Suryani**).

ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN PEER LESSON DAN TTW DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika Vol. 1 No. 4, Maret 2017

PENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH SISWA KELAS VII F SMP 1 BANGUNTAPAN

Keefektifan CTL Berbantuan Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis pada Materi Segiempat

PENDAHULUAN Pendidikan pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

PENERAPAN STRATEGI REACT DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 1 BATANG ANAI

ANALISIS TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA GAYA BELAJAR VISUAL DALAM MEMECAHKAN MASALAH PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI

PRESTASI BELAJAR IPA

Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGGUNAAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

Eksperimentasi Model Pembelajaran RME, NHT, dan MPL Terhadap Hasil Belajar Siswa SMPN 3 Balikpapan

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN SIKAP PERCAYA DIRI DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh LENI SETIYAWATI RAPANI ASMAUL KHAIR

JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN LEARNING CELL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP KENAMPAKAN ALAM

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA (MATERI STATISTIK) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING SISTEM 5 M UNTUK SISWA KELAS VII

Keywords: Everyone Is A Teacher Here (ETH) Strategy, Mathematics Selflearning, Mathematics Learning Achievement

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT(TEAMS GAMES TOURNAMENT) DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

HUBUNGAN PENGUATAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMPN 25 KABUPATEN SOLOK SELATAN

TESIS. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh: Agung Putra Wijaya S

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL

Diniatul Hidayani Sipahutar 1, Dinda Kartika Prodi Pendidikan Matematika Unimed Medan.

Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan Vol.2 No.2 April 2016 ISSN :

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray dalam Pembelajaran Matematika di Kelas VIII SMPN 6 X Koto Singkarak

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Eksperimentasi Pembelajaran GI dan GI-PP Ditinjau dari Sikap Mahasiswa Terhadap Matematika

AKTIVITAS BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MODEL TC DAN MAM MEMPERHATIKAN MINAT BELAJAR

USING PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILL AT HEAT CONCEPT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 2 LUHAK NAN DUO

Tersedia online di EDUSAINS Website: EDUSAINS, 7 (2), 2015,

PENGARUHMODEL PEMBELAJARANINQUIRY TRAINING TERHADAPHASILBELAJARSISWA PADAMATERI POKOK ELASTISITAS KELAS XI SEMESTER I DI MAN 1 MEDAN T.

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MAN MODEL KOTA JAMBI

JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA MELALUI COLLABORATIVE ANALYSIS OF SAMPLE STUDENT RESPONSES

PENCAPAIAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN GENERATIF

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 34 PADANG

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL WORD SQUARE DI SDN 26 PELANGAI KECIL KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DAN TEKNIK KNOW WANT LEARNED HOW

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PROBLEM BASED-LEARNING

EXPECTANCY BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT & STAD DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

Transkripsi:

102 l JURNAL INSPIRATIF p-issn : 2442-8876, e-issn : 2528-0475 HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI (SELF-CONFIDENCE) DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASEDLEARNING DI MAN KISARAN Wulandari, NJM Sinambela Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan Email:wulandari674@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terdapat hubungan dan seberapa besar hubungan kepercayaan diri (Self Confidence) siswa dengan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan menggunakan model PBL (Problem Based Learning). Subjek penelitian ini berjumlah 30 orang. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kepercayaan diri dengan angket, dan data kemampuan pemecahan masalah dengan tes esai. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kepercayaan diri dengan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan menggunakan model PBL di MAN Kisaran yang ditunjukkan dengan t 15,084 2,048 t. Hubungan yang ada antara kepercayaan diri siswa dengan kemampuan pemecahan masalah matematika ditunjukkan dengan r 0,94, artinya semakin tinggi kepercayaan diri siswa maka semakin tinggi kemampuan pemecahan masalah matematika, dan semakin rendah kepercayaan diri siswa maka semakin rendah kemampuan pemecahan masalah matematika. Keywords: problem based learning, self confidence, kamampuan pemecahan masalah. tabel Abstrak The purpose of this studi was to determine the relationship exists and how much the relationship of self confidence (Self Confidence) students with a mathematics problem solving ability of students to use the PBL model (Problem Based Learning). Subjects in this study amounted to 30 people. The data collected in this study is a data on the self confidence by questionnaire, and the ability of solving mathematical problems with an tests essay. The results of this study indicate that there is a relationship between self confidence with mathematics problem solving ability of students using PBL models in MAN Kisaran indicated by t 15,084 2,048 t. The relationship between self confidence in students with tabel mathematical problem solving ability is indicated by r 0,94, meaning that the higher the self confidence, the higher the students' mathematical problem solving ability, and the lower the self confidence of the students, the lower the mathematical problem solving abilities. PENDAHULUAN Pada kurikulum KBK 2004 dan KTSP 2006 dijelaskan bahwa standar isi dirumuskan berdasarkan tujuan mata pelajaran yang di dalamnya merupakan paparan standar kompetensi lulusan mata pelajaran dirinci menjadi standar kompetensi dasar mata pelajaran. Pada kurikulum 2013, standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang tidak terikat pada mata pelajaran. Pola pikir lainnya dalam

103 l JURNAL INSPIRATIF p-issn : 2442-8876, e-issn : 2528-0475 kurikulum 2013 memandang bahwa semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan aspek afektif, aspek psikomotorik, dan aspek kognitif pada peserta didik (Sinambela,2013). Dalam kurikulum 2013 siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif, dan inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah. Adanya penilaian dari semua aspek. Penentuan nilai bagi siswa bukan hanya didapat dari nilai ujian saja tetapi juga didapat dari nilai kesopanan, religi, praktek, sikap dan lainlain. Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah diintegrasikan ke dalam semua program studi (Imas Kurniasih, 2015). Jadi, kurikulum 2013 bukan hanya aspek pengetahuan saja tapi juga pembangunan karakter sikap dan budi pekerti peserta didik lebih diutamakan. Berdasarkan Kompetensi inti-3 (KI- 3) untuk kompetensi nilai pengetahuan pada Permendikbud, matematika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan juga. Matematika juga berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini terlihat pada mata pelajaran matematika pada setiap jenjang sekolah, mulai jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah atas/madrasah aliyah. Jika KI-3 di kaitkan dalam pembelajaran matematika terlihat bahwa dalam pembelajaran tersebut peserta didik harus mampu mamahami konsep matematika, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural untuk memecahkan masalah. Hudojo (2003:182) berpendapat bahwa permasalahan yang sering timbul dalam pembelajaran matematika adalah tidak sesuainya kemampuan peserta didik terhadap materi pelajaran yang disajikan oleh guru. Kondisi ini menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan dalam belajar matematika sehingga peserta didik tidak berminat untuk memecahkan permasalahan yang ada dalam matematika. Surya, dkk. (2013) mengemukakan bahwa kesulitan yang diperoleh siswa adalah pada saat memahami, menggambar diagram, membaca grafik dengan benar, pemahaman konsep matematika formal, dan penyelesaian masalah matematika. Penyajian masalah yang tepat adalah hal mendasar dalam memahami masalah tersebut dan membuat rencana untuk menyelesaikannya. Hal di atas bertolak belakang dengan pembelajaran matematika di sekolah. Temuan penelitian Surya & Syahputra (2017), bahwa Almost all ofthe learning process of mathematics in school beginning with shares of definition, formula, example, and ends with exercises, yang artinya adalah bahwa hampir semua proses pembelajaran matematika di sekolah diawali dengan pemberian definisi, rumus, contoh, dan diakhiri dengan latihan. Muhsetyo (2008) berpendapat jika peserta didik tidak berminat akan matematika, maka guru perlu melakukan upaya alternatif yang dapat menghubungkan kemampuan peserta didik dengan materi pelajaran yang disesuaikan. Upaya tersebut adalah mencari dan memilih model pembelajaran matematika yang menarik, menggugah semangat, menantang, dan pada akhirnya menjadikan siswa cerdas bukan hanya di bidang matematika tetapi pada sikap dan keterampilannya. Salah satu model pembelajaran yang dikembangkan pada kurikulum 2013 untuk mengoptimalkan kemampuan pemecahan masalah adalah model Pembalajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning/ PBL). Sinambela (2013) berpendapat bahwa dalam model pembelajaran berdasarkan masalah (problem-based instruction) ditekankan bahwa pembelajaran dikendalikan dengan masalah. Oleh karena itu, pembelajaran berdasarkan masalah dimulai dengan memecahkan masalah, dan masalah yang diajukan kepada peserta didik harus mampu memberikan informasi (pengetahuan) baru sehingga peserta didik memperoleh pengetahuan baru sebelum mereka dapat memecahkan masalah itu. Maka dari itu, guru sebagai fasilitator dan peserta didik lebih aktif untuk memenuhi rasa keingintahuannya.

104 l JURNAL INSPIRATIF p-issn : 2442-8876, e-issn : 2528-0475 Model Pembelajaran Berbasis Masalah yang diterapkan menganut paham konstruktivistik dengan pendekatan scientific learning melalui proses mengamati, menanya, menalar, mencoba, membangun jejaring dan mengomunikasikan berbagai informasi terkait pemecahan masalah real world, analisis data, dan menarik kesimpulan. Proses pembelajaran memberi perhatian pada aspek-aspek kognisi dan mengangkat berbagai masalah real world yang sangat mempengaruhi aktivitas dan perkembangan mental siswa selama proses pembelajaran dengan prinsip bahwa, (1) setiap anak lahir, tumbuh dan berkembang dalam matriks sosial tertentu dan telah memiliki potensi, (2) cara berpikir, bertindak, dan persepsi setiap orang dipengaruhi nilai budayanya, (3) matematika adalah hasil konstruksi sosial dan sebagai alat penyelesaian masalah kehidupan, dan (4) matematika adalah hasil abstraksi pikiran manusia. Kemampuan peserta didik dalam pembelajaran matematika tidak hanya dipengaruhi oleh faktor kecerdasan matematika saja. Namun, faktor aktivitas belajar dan faktor diri juga turut berpengaruh terhadap kemampuan matematika peserta didik. Pengaruh faktor diri (self) terhadap kemampuan matematika peserta didik diungkapkan oleh Ma & Kishor sebagaimana dikutip oleh Kadijevich (2008) bahwa there is a positive interaction between mathematics attitude and mathematics achievement. There is also a positive relationship between selfconcept about mathematics and achievement in mathematics. Artinya terdapat hubungan positif antara konsep diri (self-concept) tentang matematika dengan prestasi matematika. Konsep diri (selfconcept) tentang matematika yang dimaksudkan adalah sikap percaya diri dalam belajar matematika (self-confidence in learning mathematics), gemar akan matematika (liking mathematics), dan percaya akan kegunaan matematika (usefulness of mathematics). Maka dari itu, diperlukan suatu pembelajaran matematika yang dapat melibatkan peserta didik secara aktif dan dapat merangsang tumbuhnya kepercayaan diri peserta didik agar peserta didik dapat diperoleh hasil belajar matematika secara optimal. Berdasarkan hasil Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) di MAN Kisaran, kegiatan pembelajaran matematika sudah dipandu guru secara baik. Guru sudah membiasakan peserta didik untuk belajar secara pasangan ataupun berkelompok. Peserta didik juga dituntut aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah. Akan tetapi, peserta didik mempunyai kelemahan dalam hal kemampuan pemecahan masalah. Hal ini terlihat pada hasil ulangan mid-semester, tidak lebih dari 40% peserta didik dalam satu kelas dapat mengerjakan soal pemecahan masalah ketika ulangan. Kelemahan peserta didik yang lain adalah kurangnya kepercayaan diri peserta didik. Hanya satu atau dua peserta didik dalam satu kelas yang mau maju mengerjakan soal di kelas tanpa disuruh oleh guru, sedangkan peserta didik lain menunggu untuk disuruh guru untuk mau mengerjakan soal di papan tulis. Surya (2009) menegemukakan bahwa kemampuan siswa dalam memecahkan masalah juga dapat ditingkatkan dengan pembelajaran berbasis masalah. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Dari seluruh kelas X MAN Kisaran tersebut dipilih satu kelas yang menjadi sampel. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik random sampling. Pengambilan sampel dengan teknik random sampling didasarkan pada asumsi bahwa populasi dalam penelitian ini homogen. Sehingga dari keseluruhan kelas pada kelas X, maka dipilih kelas X IPS 1 sebagai sampel pada percobaan ini Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian dengan teknik korelasi linier dengan satu variabel bebas yaitu

105 l JURNAL INSPIRATIF p-issn : 2442-8876, e-issn : 2528-0475 kepercayaan diri dan satu variabel terikat yaitu kemampuan pemecahan masalah matematika. Dimana objek penelitian diberikan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan model PBL. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) Penelitian diawali dengan penentuan sampel penelitian 2) Menentukan langkah-langkah pembelajaran berdasarkan sintaks model pembelajaran PBL 3) Menyusun kisi-kisi tes kemampuan pemecahan masalah dan kisi-kisi angket kepercayaan diri 4) Menyusun tes untuk kemampuan pemecahan masalah dan angket untuk kepercayaan diri. 5) Melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran PBL pada peserta didik kelas X IPS 1 MAN Kisaran 6) Melaksanakan tes kemampuan pemecahan masalah matematika 7) Melaksanakan tes kepercayaan diri siswa (angket) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika 8) Menganalisis hasil tes kemampuan pemecahan masalah dan angket kepercayaan diri siswa. 9) Menyusun hasil penelitian. Data yang diperoleh setelah penelitian berupa skor kepercayaan diri dan skor tes kemampuan pemecahan masalah dianalisis untuk memperoleh jawaban dari masalah yang dirumuskan pada penelitian ini. Teknik analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut (1) Uji Normalitaas dengan menggunakan uji Lillifors; (2) Uji Homogenitas dengan menggunakan uji F; (3) Uji Koefisien Korelasi dan Keberartian Koefisien Korelasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Berikut disajikan hasil dari peran rata-rata angket sesuai dengan indikator. Tabel 1. Persentase Rata-rata indikator angket No Faktor Indikator % 1 Kepercayaan terhadap Percaya diri dalam menghadapi kegagalan dan pemahaman dan kesadaran diri keberhasilan 58,67% terhadap kemampuan matematikanya Percaya diri dalam bersaing dan dibandingkan dengan teman-temannya 52% 2 Kemampuan untuk menentukan secara realistik sasaran yang ingin dicapai dan menyusun rencana aksi sebagai usaha untuk meraih sasaran yang telah ditentukan Tahu keterbatasan diri dalam menghadapi persaingan dengan teman-temannya 64,33% Tahu keterbatasan diri dalam menghadapi permasalahan 52,2% 3 Kepercayaan terhadap matematika itu sendiri. (matematika sebagai ilmu) Matematika sebagai suatu yang abstrak 81,3% Matematika sebagai sesuatu yang sangat berguna 88,81% Matematika sebagai suatu seni, analitis, dan rasional 75,33% Matematika sebagai suatu kemampuan bawaan 52,5%

iii l JURNAL INSPIRATIF p-issn : 2442-8876, e-issn : 2528-0475 No Dapat dilihat hasil dari dibandingkan dengan teman-temannya peran rata-rata setiap indikator angket, diperoleh indikator yang paling tinggi adalah matematika sebagai ilmu dengan persentase mencapai 52%. Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa siswa memiliki kelemahan dalam yang sangat berguna dengan kepercayaan diri dalam bersaing. persentasenya mencapai 88,81%. Berikut akan disajikan persentase Sedangkan indikator yang paling rendah rata-rata indikator kemampuan adalah percaya diri dalam bersaing dan pemecahan masalah. Tabel 2. Persentase Rata-rata Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Kemampuan Pemecahan Masalah Indikator % 1 Memahami Masalah Mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui dan yang ditanyakan 2 Menyusun Rencana Menyusun model matematika dari Penyelesaian permasalahan yang ada dan merencanakan bagaimana cara menyelesaikan model matematika tersebut. 3 Menyelesaikan Permasalahan Memecahkan masalah melalui rencana penyelesaian masalah tersebut 4 Memeriksa Kembali Hasil Memeriksa kembali hasil dari penyelesaian Peran Dari tabel diperoleh indikator yang paling kuat adalah mengidentifikasi unsur-unsur diketahui dan ditanyakan dengan persentase 87,2%. Sedangkan indikator yang paling lemah adalah memeriksa kembali hasil penyelesaian masalah tersebut dengan persentase 52,2%. Hal yang pertama kali yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan suatu soal adalah menulis poin-poin yang penting, dan proses melakukan memecahkan masalah dilakukan pada akhir dari proses tersebut. Sehingga tak jarang siswa melupakan hal yang paling penting yaitu memeriksa kembali hasil dari penyelesaian masalah tersebut. Sehingga dengan waktu yang terbatas siswa tidak bisa melakukan indikator terakhir yaitu memeriksa kembali hasil dari penyelesaian masalah tersebut. Koefisien Korelasi Peran nilai koefisien korelasi dilakukan untuk menentukan seberapa besar pengaruh variabelvariabel yang ada. Menurut Sudjana (2005) koefisien korelasi memiliki 83,33% 87,2% 75% 52,2% masalah tersebut. hubungan 1 r 1. Nilai r 1 menyatakan adanya hubungan linier sempurna tak langsung antara X dan Y, artinya jika harga X besar maka harga Y kecil atau jika harga X kecil maka harga X besar. Nilai r 1 menyatakan adanya hubungan linier sempurna langsung antara X dan Y, artinya jika harga X besar maka harga Y besar atau jika harga X kecil maka harga X kecil. Berdasarkan hasil peran terhadap koefisien korelasi diperoleh nilai r 0,94, artinya semakin tinggi kepercayaan diri siswa maka semakin tinggi kemampuan pemecahan masalah matematika, dan semakin rendah kepercayaan diri siswa maka semakin rendah kemampuan pemecahan masalah matematika. Peran koefisien korelasi selengkapnya disajikan pada lampiran 17. Keberartian Koefisien Korelasi Setelah dilakukan peran dengan menggunakan uji t, diperoleh hasil pada tabel 3. dibawah ini Wulandari, NJM Sinambela. Hubungan Kepercayaan Diri (Self-Confidence) dengan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Dengan Menggunakan Model Problem Basedlearning di MAN

107 l JURNAL INSPIRATIF p-issn : 2442-8876, e-issn : 2528-0475 Tabel 3. Ringkasan Peran Uji Hipotesis t Kesimpulan t (0,975) t (0,975) 15,085 2.04-2,04 H a diterima Data tabel di atas diperoleh nilai t 15,085 dan t(0,975) 2,04 sehingga t tidak t t t, memenuhi (1 1/2 ) (1 1/2 ) maka H a diterima artinya bahwa terdapat hubungan kepercayaan diri terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan menggunakan model PBL di MAN Kisaran. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian maka diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan antara kepercayaan diri dengan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan menggunakan model PBL yang ditunjukkan dengan t 15,084 2,048 t. tabel 2. Hubungan yang ada antara kepercayaan diri siswa dengan kemampuan pemecahan masalah matematika ditunjukkan dengan r 0,94, artinya semakin tinggi kepercayaan diri siswa maka semakin tinggi kemampuan pemecahan masalah matematika, dan semakin rendah kepercayaan diri siswa maka semakin rendah kemampuan pemecahan masalah matematika. REFERENSI Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara Amalia, Syarifuddin Dan Nilawasti. 2014. Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas Viii Smpn 8 Padang. Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1, Vol.3 No.2. Amir, Taufik. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. Arends, Richard L. 2012. Belajar Untuk Mengajar. Jakarta:Penerbit Salemba Humanika. Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standard Isi Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Depdiknas Djanuari, Eri. Validitas Dan Realibilitas Butir Soal. E-Journal Dinas Pendidikan Kota Surabaya,Vol.1 Fallo, Janse Oktaviana dkk, 2013. Uji Normalitas Berdasarkan Metode Anderson-Darling, Cramer-Von Mises dan Lilliefors Menggunakan Metode Bootstrap. Jurnal Seminar Nasional Matematika dan Wulandari, NJM Sinambela. Hubungan Kepercayaan Diri (Self-Confidence) dengan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Dengan Menggunakan Model Problem Basedlearning di MAN

108 l JURNAL INSPIRATIF p-issn : 2442-8876, e-issn : 2528-0475 Pendidikan Matematika FMIPA UNY Yogyakarta. Gunandtara, Gd Dkk. 2014.Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas V. Jurnal Mimbar Pgsd Univesitas Pendidikan Ganesha, Jurusan Pgsd, Volume 2, Nomor 1. Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta:Penerbit Insan Madani. Heris, H. 2012. Pembelajaran Matematika Humanis Dengan Metaphorical Thinking Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa. Jurnal Ilmiah,Vol.2, No.1 Y, Tahun 2012, Program Studi Matematika Stkip Siliwangi Bandung Hudojo, H. 2005. Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran Matematika. Malang: Penerbit Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang. Surya, E., Sabandar, J., Kusumah, Y.S., and Darhim. 2013. Improving of Junior High School Visual Thinking Representation Ability in Mathematical Problem Solving by CTL. IndoMS. J.M.E, Vol. 4 No. 1, pp. 113-126. Surya, Edy. 2009. Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Berbasis Masalah dalam Pemecahan Masalah Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, IV (1), 14-17. Surya, E. and Syahputra, E. 2017. Improving High-Level Thinking Skills by Development of Learning PBL Approach on The Learning Mathematics for Senior High School Students. International Education Studies, 10(8), 12-20. Wulandari, NJM Sinambela. Hubungan Kepercayaan Diri (Self-Confidence) dengan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Dengan Menggunakan Model Problem Basedlearning di MAN