PENDAHULUAN. sumber protein hewani selain daging. Telur tidak hanya dijual dalam keadaan. sekarang banyak olahan telur yang menggunakan telur puyuh.

dokumen-dokumen yang mirip
Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

BAB I PENDAHULUAN. susunan asam-asam amino yang lengkap (Fitri, 2007). Produksi telur yang tinggi

TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yan memiliki rasa

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan gaya hidup serta kesadaran

PENDAHULUAN. Kondisi ini akan lebih diperparah lagi akibat penjualan. pengawetan untuk menekan pertumbuhan bakteri.

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

I. PENDAHULUAN. penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi, karena memiliki protein yang

TELUR ASIN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (kutikula), membran kulit telur, kantung udara, chalaza, putih telur (albumen),

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai: (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2)

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu sumber protein yang dikonsumsi oleh sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya di era modern ini banyak hasil pengolahan ikan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I. PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

BAB I PENDAHULUAN. makanan yang halal dan baik, seperti makan daging, ikan, tumbuh-tumbuhan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

I. PENDAHULUAN. Telur merupakan sumber protein hewani yang baik, murah dan mudah

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral,

BAB I PENDAHULUAN. makanan sangat terbatas dan mudah rusak (perishable). Dengan pengawetan,

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

I. PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. perendam daging ayam broiler terhadap awal kebusukan disajikan pada Tabel 6.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. peternakan mempunyai kontribusi yang sangat penting bagi pemenuhan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hasil kekayaan alam yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia untuk dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. gula oleh bakteri pembentuk nata yaitu Acetobacter xylinum. Bakteri nata dalam

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap. Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. senyawa xanthone sebagai antioksidan, antiproliferativ, dan antimikrobial yang

PENGARUH PERBANDINGAN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) DENGAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) DAN JENIS JAMBU BIJI TERHADAP KARAKTERISTIK JUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

CARA PEMINDANGAN DAN KADAR PROTEIN IKAN TONGKOL (Auxis thazard) DI KABUPATEN REMBANG

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, teh berasal dari tanaman teh (Camellia sinensis). Teh Camellia

I. PENDAHULUAN. ekonomi, perubahan pola hidup, peningkatan kesadaran gizi, dan perbaikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya pisang ambon, pisang raja, pisang mas, pisang kepok

PEMANFAATAN BIJI TURI SEBAGAI PENGGANTI KEDELAI DALAM BAHAN BAKU PEMBUATAN KECAP SECARA HIDROLISIS DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK PEPAYA DAN NANAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri.

Proses Pembuatan Madu

I. PENDAHULUAN. daratan Malaya. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) banyak ditemui

I. PENDAHULUAN. unggas yang lain. Itik mampu mempertahankan produksi telur lebih lama

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan

I PENDAHULUAN. banyak peternakan yang mengembangkan budidaya puyuh dalam pemenuhan produksi

BAB I PENDAHULUAN. fosfor, besi atau mineral lain. Protein disusun dari 23 atau lebih unit yang

I. PENDAHULUAN. pengetahuan masyarakat tentang gizi yang meningkat. Penduduk Indonesia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Ternak itik yang berkembang sekarang merupakan keturunan dari Wild

I PENDAHULUAN. masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. perikanan yang sangat besar. Oleh karena itu sangat disayangkan bila. sumber protein hewani, tingkat konsumsi akan ikan yang tinggi

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi lengkap yaitu karbohidrat, lemak, protein, mineral dan

I. PENDAHULUAN. protein yang lebih baik bagi tubuh dibandingkan sumber protein nabati karena mengandung

I. PENDAHULUAN. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer

BAB I PENDAHULUAN. Teh sarang semut merupakan salah satu jenis teh herbal alami yang terbuat

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5)

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat

BAB I PENDAHULUAN. Ketidakstabilan ini disebabkan karena atom tersebut memiliki satu atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max)

I PENDAHULUAN. banyak ditemukan dan dikonsumsi yaitu ikan tongkol. Secara ilmu pengetahuaan,

I. PENDAHULUAN. baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

BAB I PENDAHULUAN. macam belimbing yaitu belimbing manis (Averrhoa carambola) dan

PEMBUATAN TELUR ASIN RASA BAWANG SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN NILAI JUAL TELUR BEBEK Oleh : Dr. Das Salirawati, M.Si

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nira yang dihasilkan oleh setiap tanaman tersebut memiliki ciri fisik serta

I. PENDAHULUAN. sinar matahari berlebih, asap kendaraan bermotor, obat-obat tertentu, racun

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan, seperti bagian biji yang dibuang begitu saja.

I. PENDAHULUAN. produk yang praktis dan digemari adalah chicken nugget. Chicken nugget

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Total Bakteri Daging Sapi

BAB I PENDAHULUAN. Makanan berasal dari bahan pangan yang sudah atau tanpa mengalami

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

I PENDAHULUAN. berlebihan dapat disinyalir menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Menurut

4 Telur biasanya juga mengandung semua vitamin yang sangat dibutuhkan kecuali vitamin C. Vitamin larut lemak (A, D, E, dan K), vitamin yang larut air

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai obat. Sekarang ini banyak sekali berbagai jenis obat yang dikemas

I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis

Ulangan 1 Ulangan 2 (%)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia karena rasanya yang manis, kandungan airnya yang

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 22%, industri horeka (hotel, restoran dan katering) 27%, dan UKM

Transkripsi:

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Telur adalah bahan pangan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat dunia. Telur yang dikonsumsi dapat berasal dari berbagai unggas, umumnya yaitu ayam, itik dan puyuh. Telur juga merupakan bahan pangan yang mengandung protein yang tinggi sekitar 13% (Soewarno, 2013) dan dapat dijadikan alternatif sumber protein hewani selain daging. Telur tidak hanya dijual dalam keadaan segar, banyak jenis olahan pangan yang berasal dari telur seperti telur asin dan telur pindang. Teknik pengolahan telur biasanya selain menambah cita rasa juga dapat mengawetkan telur itu sendiri sehingga mempunyai umur simpan lebih lama. Umumnya telur yang sering diolah adalah telur ayam dan itik, tetapi sekarang banyak olahan telur yang menggunakan telur puyuh. Bentuk telur puyuh lebih kecil dibandingkan telur ayam dan itik, yang menjadikan telur ini lebih menarik untuk diolah dan disajikan dalam bentuk utuh serta kandungan gizi yang hampir setara dengan telur ayam ras. Olahan telur puyuh yang banyak dijumpai adalah telur puyuh pindang, olahan ini memiliki ciri telur rebus berwarna kecoklatan hingga coklat gelap. Proses pembuatannya tidak seperti telur rebus biasa, ketika proses perebusan digunakan bahan-bahan lain seperti garam, daun salam dan serabut kelapa ditambahkan ke dalam air.

2 Telur puyuh merupakan salah satu telur unggas yang bernilai gizi tinggi, namun demikian mengandung kolesterol cukup tinggi dibandingkan telur unggas lainnya. Konsumsi kolesterol secara berlebihan tidak baik untuk kesehatan tubuh karena akan menyebabkan radikal bebas yang memicu berbagai macam penyakit, seperti jantung koroner, pengerasan pembuluh darah, dan lainnya. Radikal bebas yang disebabkan oleh kolesterol dapat diatasi dengan mengonsumsi antioksidan. Antioksidan dapat diperoleh dari bahan alami, salah satunya kayu manis. Kayu manis memiliki antioksidan cukup tinggi untuk melawan radikal bebas (Madyawati, dkk., 2013). Penambahan antioksidan kayu manis dapat diaplikasikan pada pembuatan telur pindang dan diharapkan menambah kadar antioksidan pada telur puyuh pindang. Kayu manis (Cinnamomum burmanii) merupakan jenis kayu manis asli Indonesia yang banyak tumbuh di daerah Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Utara, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Maluku. Tanaman ini tumbuh dengan baik pada ketinggian 600-1500 m dpl. Kayu manis dapat dipanen setelah berumur 10 tahun dengan lingkar batang satu meter. Panen berupa kulit batang dan ranting. Kayu manis dapat juga berperan sebagai penambah cita rasa pada makanan. Aroma dan rasa khas dari kayu manis dapat membuat variasi produk pangan baru, tetapi kadar kayu manis untuk menambah cita rasa harus diperhatikan agar bisa diterima dan disukai oleh konsumen. Manfaat kayu manis selain sebagai sumber antioksidan dan penambah cita rasa yaitu bisa digunakan sebagai pengawet. Rempah-rempah ini mengandung zat aktif tannin, flavonoid,

3 dan alkoloid yang dapat bertindak sebagai antimikroba (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991 dalam Natalia, 2013). Penambahan kayu manis dalam proses pengolahan pangan diharapkan dapat meningkatkan cita rasa telur puyuh pindang, disamping mengurangi jumlah bakteri pada pangan sehingga umur simpan produk lebih tahan lama. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Penambahan Kayu Manis (Cinnamomum burmanii) Terhadap Aktivitas Antioksidan, Jumlah Bakteri dan Akseptabilitas Telur Puyuh Pindang. 1.2. Identifikasi Masalah a. Bagaimana pengaruh penambahan kayu manis terhadap aktivitas antioksidan, jumlah bakteri dan akseptabilitas telur puyuh pindang. b. Berapa tingkat konsentrasi kayu manis yang memberikan aktivitas antioksidan tertinggi, menghambat pertumbuhan bakteri, dan memberikan akseptabilitas telur puyuh pindang yang paling disukai. 1.3. Maksud dan Tujuan a. Mengetahui pengaruh penambahan kayu manis terhadap aktivitas antioksidan, jumlah bakteri dan akseptabilitas telur puyuh pindang. b. Menentukan perlakuan berapa persentase kayu manis yang memberikan pengaruh terbaik pada aktivitas antioksidan, penurunan jumlah bakteri dan akseptabilitas telur puyuh pindang.

4 1.4. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi ilmiah mengenai tingkat penambahan serbuk kayu manis yang tepat untuk menghasilkan telur puyuh pindang dengan aktivitas antioksidan tertinggi, jumlah bakteri terendah, dan total peneriman yang disukai secara organoleptik, serta dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai pengolahan telur dan penggunaan kayu manis pada pengolahan pangan. 1.5. Kerangka Pemikiran Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Salah satu jenis telur yang dapat dikonsumsi adalah telur puyuh. Komposisi gizi telur puyuh terdiri dari 73,7% air, 13,1% protein, 11,1% lemak, 1,0% karbohidrat dan 1,0% abu (Soewarno, 2013). Telur terdiri dari bagian kuning dan putih telur. Pada bagian kuning telur mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan serta mineral seperti besi, fosfor, sedikit kalsium, dan vitamin B kompleks serta sebagian protein (50%) dan semua lemak terdapat pada kuning telur (Silalahi, 2009). Adapun pada bagian putih telur tersusun dari protein, 92% dari seluruh bahan kering atau padatan bagian putih telurnya, atau 54% dari seluruh berat isi telur (Soewarno, 2013). Kondisi normal permukaan kulit telur yang masih segar diselimuti oleh cairan mukosa yang kental dan mampu melindungi telur dari penetrasi air, gas dan bakteri melalui kulit telur. Seiring dengan lama penyimpanan, cairan mukosa semakin mengering dan penutupan pori-pori telur menjadi tidak sempurna lagi

5 sehingga air, gas dan bakteri lebih mudah melewati kulit telur tanpa ada yang menghalangi dan mengakibatkan semakin cepat terjadi penguapan (Tien, dkk., 2011). Telur mudah mengalami penurunan kualitas yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti kelembaban, temperatur, ventilasi dan kualitas awal telur itu sendiri, kulit telur yang mudah pecah, retak dan tidak dapat menahan tekanan mekanis yang terlalu besar (Sirait, 1986 dalam Silalahi, 2009). Pengolahan adalah suatu proses yang merubah suatu bahan menjadi produk yang bentuk dan atau sifat-sifat produknya berbeda dengan bahan mentahnya. Pengolahan telur merubah bahan mentah telur menjadi produk olahan setengah jadi atau produk jadi yang bentuk dan sifatnya berbeda dengan sifat-sifat bahan mentahnya. Telur pindang merupakan salah satu cara pengolahan telur yang umum dilakukan masyarakat. Telur pindang adalah telur rebus yang ditambahkan bahan penyamak protein. Protein akan terdenaturasi jika kontak dengan bahan penyamak seperti tanin. Prinsip pemindangan telur adalah merebus telur utuh bersama-sama daun jambu dan garam, proses penyamakan telur oleh polifenol dari daun jambu akan membuat permukaan telur pindang berwarna coklat muda (Soewarno, 2013). Untuk variasi cita rasa dapat ditambahkan bahan beraroma harum seperti rempah-rempah. Rempah-rempah yang dapat digunakan sebagai tambahan sumber tanin dan menambahkan cita rasa pada telur pindang salah satunya adalah kayu manis (Cinnamomum burmanii). Kayu manis selama ini dikenal sebagai rempah-rempah yang biasa digunakan sebagai bumbu dapur. Selain sebagai penambah cita rasa,

6 kulit batang kayu manis mengandung minyak atsiri, saponin dan flavonoida serta tanin sedangkan bagian daunnya mengandung alkaloida dan polifenol (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991 dalam Natalia, 2013). Tanin merupakan senyawa fenol polihidrat kompleks bersifat larut dalam air. Tanin bersifat toksik terhadap kapang, bakteri dan khamir, serta menghambat perkembangan virus (Lemmens dan Soetjipto, 1991 ; Scalbert, 1991 dalam Putra, 2014). Tanin mempunyai daya antibakteri dengan cara mempresipitasi protein. Efek antimikroba tanin antara lain melalui reaksi dengan membran sel, inaktivasi enzim dan destruksi atau inaktivasi fungsi materi genetik (Ajizah, 2004 dalam Rosidah dan Wila, 2012). Flavoinida memiliki sifat antimikroba karena kemampuannya membentuk kompleks dengan dinding sel bakteri, serta protein ekstraseluler. Alkaloida memiliki kemampuan merusak DNA mikroba (Cowan, 1999 dalam Putra, 2014). Semakin besar konsentrasi ekstrak kayu manis (perlakuan konsentrasi sebesar 20%, 40%, 80%, dan 100%) maka daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans juga semakin besar (Anggriani, 2014). Kayu manis (Cinnamomum burmanii) mempunyai daya hambat yang signifikan terhadap perkembangan bakteri S. aureus, E. coli, dan L. monocytogenes (Bin Shan, dkk., 2007). Selain berfungsi sebagai antimikroba, kayu manis dapat berfungsi sebagai antioksidan. Antioksidan adalah senyawa yang dapat menunda, memperlambat, dan mencegah proses oksidasi lipid. Senyawa ini dapat meredam pengaruh negatif

7 dari radikal bebas. Radikal bebas merupakan molekul yang sangat reaktif, yang dapat mengganggu integritas sel, dapat bereaksi dengan komponen struktur sel seperti enzim dan DNA. Di dalam tubuh, radikal bebas secara terus menerus terbentuk. Hal ini menyebabkan terbentuknya radikal bebas baru yang yang lebih reaktif, sehingga menyebabkan kerusakan dan kematian sel (Stojanovic, dkk., 2001 dalam Madyawati, dkk., 2013). Untuk melindungi tubuh dari efek radikal bebas maka diperlukan antioksidan. Telur puyuh memiliki kandungan lemak hewani terutama pada kuning telurnya. Lemak hewani dalam telur puyuh salah satunya adalah kolesterol. Makanan yang mengandung kolesterol saat ini cukup ditakuti karena dianggap sebagai pemicu berbagai macam penyakit seperti kanker, jantung koroner, diabetes, dan lainnya. Kandungan kolesterol kuning telur puyuh jika dibandingkan dengan telur unggas lain termasuk cukup tinggi, yaitu 2139,17 mg/100g (Bambang, 2003). Kandungan kolesterol pada kuning telur umumya adalah 1500 mg/100g bahan pangan (Winarno, 1997). Kandungan kolesterol yang cukup tinggi perlu diwaspadai karena konsumsi berlebihan dapat memicu terbentuknya radikal bebas dan memicu berbagai macam penyakit, sehingga konsumsi bahan pangan yang mengandung antioksidan sangat diperlukan untuk mengurangi jumlah radikal bebas di dalam tubuh. Sumber antioksidan dapat berasal dari rempah-rempah seperti kayu manis. Kayu manis memiliki aktivitas antioksidan pada kulit dahan dan batang sebesar 53 ppm serta kulit ranting sebesar 49 ppm, berdasarkan nilai IC50 (kemampuan

8 sampel uji untuk dapat mematikan 50% sel uji) aktivitas antioksidan kayu manis tersebut termasuk aktif (IC50 < 100 ppm) (Madyawati, dkk., 2013). Penelitian mengenai aktivitas antioksidan pada telur olahan oleh Hedi, dkk., (2012) menyatakan penambahan ekstrak jahe sebesar 50% pada proses pemeraman telur asin dapat meningkatkan aktivitas antioksidan sebesar 34,095% dan memiliki cita rasa yang disukai panelis dibandingkan telur asin tanpa penambahan ekstrak jahe. Penambahan ekstrak kayu manis sebesar 5% dalam pembuatan telur asin mampu menghambat pertumbuhan bakteri tertinggi dengan jumlah total 2,8 x 10 7 cfu/g pada hari ke-14 penyimpanan, aktivitas antioksidan tertinggi pada hari ke-0 sebesar 28,164% dan hari ke-14 sebesar 6,962% serta memiliki cita rasa yang paling disukai oleh panelis. Sifat dari kayu manis yang higroskopis dan membentuk gel ketika dipanaskan dengan air mampu menyelubungi garam dan senyawa aktif dari kayu manis sehingga mempengaruhi pengambatan pertumbuhan bakteri (Arief, dkk., 2013). Tri (2011) menjelaskan perendaman ekstrak daun jambu biji sebesar 3% selama 5 hari dapat menghasilkan telur asin dengan jumlah bakteri terendah yaitu 2,4 x 10 7 cfu/g. Perendaman telur asin dengan ekstrak kulit bawang merah 10% selama 1 hari menghasilkan jumlah bakteri terendah yaitu 0,49 x 10 5 cfu/g dan disukai oleh panelis (Novia, dkk., 2011). Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan penambahan kayu manis sebesar 7% pada pembuatan telur puyuh pindang menghasilkan aktivitas antioksidan dengan nilai inhibitor coefficient (IC 50) sebesar 13.157,48 ppm serta akseptabilitas terbaik secara organolepik.

9 Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka ditarik hipotesis bahwa penambahan serbuk kayu manis sebesar 7% dalam proses pembuatan telur pindang meningkatkan aktivitas antioksidan, menghambat pertumbuhan bakteri serta menunjukkan akseptabilitas terbaik secara organoleptik. 1.6. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan selama tanggal 11 Agustus sampai 29 Desember 2016 di Laboratorium Teknologi Pengolahan Produk Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang dan Laboratorium Aplikasi Kimia dan Pelayanan Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran, Jalan Singaperbangsa Kota Bandung.