1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara alamiah, setiap makhluk hidup atau organisme akan mengalami proses penuaan. Proses penuaan merupakan bagian dari siklus hidup yang normal bila datangnya tepat waktu. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan pola hidup masyarakat menjadi hidup yang praktis, khususnya pemilihan makanan sehari-hari seperti cepat saji dengan pemanasan tinggi dan pembakaran merupakan pilihan yang dapat memicu terbentuknya radikal bebas. Radikal bebas adalah atom atau molekul yang sifatnya tidak stabil. Radikal bebas mempunyai 1 elektron atau lebih yang tanpa pasangan sehingga untuk menjadi stabil cenderung mengambil elektron dari molekul lain yang kemudian menimbulkan senyawa yang tidak normal dan memulai aksi berantai yang dapat merusak jaringan (Yuslinda, 2012). Radikal bebas dapat masuk dan terbentuk kedalam tubuh melalui pernafasan, kondisi lingkungan yang tidak sehat, dan makanan berlemak (Kumalaningsih, 2006).Asap rokok, makanan yang digoreng, dibakar, paparan sinar matahari berlebih, asap kendaraan bermotor dan polusi udara merupakan beberapa sumber pembentuk senyawa radikal bebas (Pietta, 1999; Wijaya, 1996). Radikal bebas tidak selalu berasal dari luar tubuh tetapi juga dapat berasal dari proses alami tubuh, seperti metabolisme tubuh, proses peradangan dan kekurangan nutrisi (Winarsi, 2007). 1
2 Radikal bebas dapat bereaksi dengan protein, asam-asam lemak, bahkan DNA sehingga dapat menimbulkan penyakit, kerusakan pada sel dan jaringan yang merupakan akar dari sebagian besar penyakit disebabkan oleh radikal bebas. Radikal bebas berperan penting pada terjadinya arterosklerosis, penyakit jantung koroner, stroke, kanker, gagal ginjal dan proses penuaan manusia (Kumalaningsih, 2006). Oksigen juga berpotensi merusak sel-sel tubuh karena proses oksidasi. Proses oksidasi akan melepaskan radikal bebas yang memiliki efek merusak pada sel. Kerusakan oleh radikal bebas dalam waktu lama dapat memicu kanker. Untuk mencegah hal ini, antioksidan dapat mengembalikan kerusakan yang disebabkan oleh oksidasi sampai batas tertentu (Kumalaningsih, 2006). Manusia dapat memproduksi senyawa-senyawa yang dapat berperan aktif dalam menanggulangi radikal bebas, seperti enzim SOD (superoksida dismutase) dan glutathione namun jumlahnya sering sekali tidak mencukupi. Oleh sebab itu dibutuhkan asupan makanan yang banyak mengandung antioksidan seperti vitamin C, E, betakaroten, maupun antioksidan sehingga dapat melindungi dari serangan radikal bebas. Sumber antioksidan alami ini dapat diperoleh dari buah-buahan dan sayur-sayuran (Kumalaningsih,2006). Ciplukan memiliki senyawa-senyawa aktif yang terkandung di dalamnya antara lain asam klorogenik, asam sitrun, saponin, flavonoid dan polifenol (Januario dkk, 2000). Ekstrak etanolik ciplukan mempunyai efek sitotoksik terhadap sel myeloma dengan nilai 70,92 g/ml (Diah, 2007).
3 Aktivitas antioksidan dari ekstrak buah tomat dalam metanol memiliki nilai yaitu kekuatan antioksidan untuk menonaktifkan radikal bebas sebanyak 50% adalah sebanyak 50% adalah sebesar 44,06 g/ml lebih rendah dari vitamin C sebesar 3,63 g/ml (Fatricia, 2012). Buah takokak mengandung senyawa flavonoid, saponin, kuinon dan steroid (Laili dan Tita, 2014). Beberapa tanaman yang berbau menusuk seperti petai, takokak, dan bawang diketahui mempunyai aktivitas antioksidan yang tinggi (Cholishoh dan Utami, 2008). Untuk menguji adanya aktivitas antioksidan dapat menggunakan metode DPPH. Pengamatan terhadap penangkapan radikal DPPH dapat dilakukan dengan mengamati penurunan absorbansi. Hal ini dapat terjadi oleh karena adanya reduksi radikal oleh antioksidan (AH) atau bereaksi dengan senyawa radikal lainnya (Yu dkk, 2002). Penelitian yang dilakukan tentang uji aktivitas antioksidan pada ciplukan, takokak dan tomat yang selama ini difokuskan kepada bagian buah, namun bagian-bagian lain dari tanaman ini belum diteliti secara mendalam, khususnya bagian daun. Berdasarkan penelusuran literatur, informasi serta penelitian mengenaidaun ciplukan (Physalis angulatal), daun takokak (Solanum torvum Swartz) dan daun tomat (Solanum lycopersicum L)sangat sedikit sehingga penelitian ini mengambil sampel bagian daun untuk mengetahui kandungan antioksidan. Upaya pemanfaatan daun belum digunakan secara maksimal oleh masyarakat, maka masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai bagian tanaman khususnya daun. Senyawa
4 kimia khususnya flavonoid sebagai antioksidan yang terkandung dalam bagian buah dapat tersebar pula dibagian tanaman lainnya, yaitu pada bagian daun. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat ditemukan aktivitas antioksidan dan bermanfaat bagi kualitas kehidupan manusia. B. Perumusan Masalah 1. Apakah daun ciplukan (Physalis angulatal)memiliki aktivitas 2. Apakah daun takokak (Solanum torvum Swartz)memiliki aktivitas 3. Apakah daun tomat (Solanum lycopersicum L)memiliki aktivitas C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui adanya aktivitas antioksidan daun ciplukan (Physalis angulatal)dan nilai 2. Untuk mengetahui adanya aktivitas antioksidan daun tomat (Solanum lycopersicum L) dan nilai 3. Untuk mengetahui adanya aktivitas antioksidan daun takokak (Solanum torvum Swartz)dan nilai
5 D. Manfaat Penelitian 1. Memberikan Informasi ilmiah mengenai ada tidaknya kandungan antioksidan pada daun ciplukan (Physalis angulatal), daun takokak (Solanum torvum Swartz) dan daun tomat (Solanum lycopersicum L). 2. Penelitian ini diharapkan digunakan sebagai dasar penelitian lanjutan dalam usaha pengembangan obat tradisional yang berkaitan dengan antioksidan.