PRESIDEN RFPUBLIK INDONESIA BAB 10 PENGHORMATAN, PENGAKUAN' DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAKASASI MANUSIA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN

BAB 10 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BAB 10 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP 558 /A/J.A/ 12/ 2003 TENTANG

MENTERI HUKUM DAN HAM R.I REPUBLIK INDONESIA

BAB 11 PENGHORMATAN PENGAKUAN DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAM

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA

BAB 11 PENGHORMATAN PENGAKUAN DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAM

MATRIKS 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2011 II.L.093.1

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kedelapan, Permintaan Keterangan Kepada PPATK (Berdasarkan Informasi PPATK

BAB I PENDAHULUAN. pelaku dan barang bukti, karena keduanya dibutuhkan dalam penyidikkan kasus

Briefing Pers Menyongsong Pembentukan Pengadilan HAM Ad Hoc Untuk Kasus Penghilangan Orang Secara Paksa 1997/1998

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG

CAPAIAN PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN JANUARI DIREKTORAT JENDERAL PENEGAKAN HUKUM

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG

BAB IV PENUTUP. dalam tesis ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA, KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, DAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

-2- pembangunan nasional di pusat maupun di daerah sebagaimana penjabaran dari Nawa Cita demi mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepr

RANCANGAN PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI

MATRIKS 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2011

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

2015, No Mengingat : Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 85,

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

Indonesia Corruption Watch dan UNODC REVISI SKB/MOU OPTIMALISASI PEMBERANTASAN KORUPSI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III PEMBANGUNAN HUKUM

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ANOTASI UNDANG-UNDANG BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN PEMBIDANGAN KERJA KOMISI YUDISIAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Penghormatan dan Penegakan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi dan Reformasi Hukum

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG GERAKAN NASIONAL ANTI KEJAHATAN SEKSUAL TERHADAP ANAK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

POSISI KASUS; HAMBATAN DAN PERMASALAHAN

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENINGKATAN PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENINGKATAN PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

NOMOR : M.HH-11.HM th.2011 NOMOR : PER-045/A/JA/12/2011 NOMOR : 1 Tahun 2011 NOMOR : KEPB-02/01-55/12/2011 NOMOR : 4 Tahun 2011 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KAITAN EFEK JERA PENINDAKAN BERAT TERHADAP KEJAHATAN KORUPSI DENGAN MINIMNYA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN PENYERAPAN ANGGARAN DAERAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG TIM GABUNGAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KOMNAS HAM DAN PENGADILAN HAM. Muchamad Ali Safa at

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

PERAN SERTA MASYARAKAT

NOMOR 30 TAHUN 2002 TENTANG KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.155, 2009 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5074)

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 12 TAHUN 2008 PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH (PPNSD) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TENGAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG GERAKAN NASIONAL ANTI KEJAHATAN SEKSUAL TERHADAP ANAK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Keempat, Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 3.4 Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 1999 TENTANG KOMISI INDEPENDEN PENGUSUTAN TINDAK KEKERASAN DI ACEH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga harus diberantas 1. hidup masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini.

KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PRESS CONFERENCE. 3 Mei 2016 PENYAMPAIAN INFORMASI CATURWULAN I PENANGANAN LAPORAN PENGADUAN MASYARAKAT

Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 26 Tahun Tentang. Pengadilan Hak Asasi Manusia BAB I KETENTUAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2002 TENTANG KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

KERANGKA ACUAN KERJA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM (SDA) INDONESIA SEKTOR PERTAMBANGAN MINERBA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2002 TENTANG KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG HAK KEUANGAN DAN FASILITAS HAKIM AD HOC DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG PEMBERIAN KOMPENSASI, RESTITUSI, DAN BANTUAN KEPADA SAKSI DAN KORBAN

2017, No masyarakat terhadap pelaksanaan penegakan hukum oleh Kejaksaan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi

2011, No b. bahwa Tindak Pidana Korupsi adalah suatu tindak pidana yang pemberantasannya perlu dilakukan secara luar biasa, namun dalam pelaksan

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kesatu, Wewenang-Wewenang Khusus Dalam UU 8/2010

1. Kerugian Keuangan Negara yang Berhasil Diselamatkan

MATRIKS 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN K/L TAHUN 2011

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Penegakan Hukum yang dilaksanakan oleh Mahkamah Syar iyah Aceh tidak

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG HAK KEUANGAN DAN FASILITAS HAKIM AD HOC DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA

II. URAIAN PROYEK Para Pihak sepakat bahwa perdagang,an manusia adalah satu problem yang berat di

Transkripsi:

RFPUBLIK INDONESIA BAB 10 PENGHORMATAN, PENGAKUAN' DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAKASASI MANUSIA

BAB 10 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAKASASI MANUSIA A. KONDISI UMUM Berbagai masalah dan hambatan dalam rangka penegakan hukum dan HAM yang telah dilaksanakan sampai dengan tahun 2007 masih dirasakan belum memenuhi rasa keadilan bagi masyarakat walaupun upaya untuk penyelesaian penegakan hukum dan HAM terus dilaksanakan. Hal tersebut antara lain disebabkan: 1. Kurangnya koordinasi yang serasi dan kurangnya kemauan dan komitmen politik (political will) yang besar yang sejalan antara lembaga yang berfungsi dan berwenang menegakkan hukum dan HAM. 2. Belum optimalnya koordinasi anlara Kejaksaan, Kepolisian dan KPK yaitu dengan masih sering terjadi bolak-baliknya sebuah perkara korupsi dari kepolisian ke Kejaksaan dan demikian pula sebaliknya. 3. Disamping itu juga kurangnya contoh keteladanan dari pimpinan pemerintah beserta jajaran dari tingkat pusat dan daerah dalam upaya pemberantasan korupsi. 4. Serta masih banyaknya kasus-kasus pelanggaran HAM dan kasus korupsi yang berskala besar/menarik perhatian masyarakat yang belum tuntas sehingga terkesan "tebang pilih" Namun demikian dalam rangka penegakan hukum dan HAM khususnya terkait dengan pemberantasan korupsi selama kurun waktu 2007 telah dilakukan berbagai langkah-langkah preventif dan represif. Langkah-langkah tersebut dilakukan secara paralel dan saling berkesinambungan serta mempertimbangkan perkembangan yang ada di masyarakat. Sebagai bagian dari upaya untuk mendukung Program Penegakan Hukum dan HAM, telah dilakukan penanganan perkara oleh instansi penegak hukum tahun 2007 antara lain dari Kejaksaan Agung telah dilakukan penanganan perkara bidang pidana umum, bidang intelijen, bidang korupsi, bidang pidana khusus, bidang perdata, serta bidang tata usaha negara. Khusus dalam penanganan perkara tindak pidana korupsi guna mendukung Program Penegakan Hukum dan HAM telah dilakukan langkah-langkah preventif antara lain dengan melanjutkan sosialisasi dan konsultasi publik Rencana Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi (RAN PK) 2004-2009. RAN PK terdiri dari Strategi Pencegahan; Penindakan; Pencegahan dan Penindakan Korupsi Dalam Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD dan Sumatera Utara; serta Monitoring dan Evaluasi. Untuk Strategi pencegahan, difokuskan pada upaya pembenahan pelayanan publik melalui langkah-langkah/upaya kongkrit yang akan dilakukan oleh pemangku kepentingan (stakeholder) untuk mempercepat perbaikadpenyempurnaan kebijakan dan/atau kelembagaan di bidang pelayanan publik yang bersih dan bebas dari korupsi. Dokumen RAN-PK tersebut menjadi acuan dan telah dijabarkan oleh masing-masing daerah kedalam RAD-PK sebagai upaya memperbaiki/menyempurnakan sektor pelayanan publik. II.l0 - r

Sepanjang Thhun 2007 telah dilakukan Konsultasi dan Kampanye Publik RAN PK ke 2 (dua) Provinsi yaitu Kalimantan Timur dan Jawa Barat. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memastikan dilaksanakannya langkah-langkah baik pencegahan maupun penindakan serta untuk memberikan hasil konkrit kepada masyarakat sebagai wujud penanganan korupsi yang memerlukan pendekatan penanganan secara sistematis, yaitu melalui langkahlangkah pencegahan dan penindakan yang tertuang dalam Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi (RAD PK). Langkah-langkah preventifjuga dilakukan di institusi/aparat penegak hukum antara lain oleh Komisi Pemberantasan Korupsi dalam penanganan gratifikasi dengan melakukan kegiatan sosialisasi dan penyuluhan, penanganan laporan serta pemeriksaan gratifikasi. Untuk tahun 2007 kegiatan sosialisasi dan penyuluhan gratifikasi diberikan kepada intansi pemerintah maupun swasta seperti Ditjen Bea dan Cukai, BUMNiBUMD, perguruan Tinggi, Pemprov, Departemen Luar Negeri dan Perwakilan badan Kepegawaian Nasional yang berjumlah 54 kegiatan. Selain itu dalam mendukung pencegahan tersebut KPK juga telah melakukan gerakan terhadap generasi muda yang anti korupsi dengan melaksanakan program Pendidikan Anti Korupsi untuk Pelajar dan Mahasiswa yaitu sampai akhir tahun 2007 telah diselenggaraan program Training of Trainers (TOT) yang diikuti oleh para mahasiswa seluruh Indonesia dari 37 universitas dan ditandatanganinya MoU Q.{ota Kesepahaman) antara KpK dengan 67 Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta di seluruh Indonesia yang bertujuan melaksanakan pendidikan, kampanye dan riset Anti Korupsi. Kegiatan pendididikan anti korupsi untuk SMP dan SMA telah dilaksanakan di beberapa kota dan kabupaten yaitu Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Jakarta, Bandung, Subang, pangkal pinang, Bangka Belitung, Manado,Padang, Bukit Tinggi, Banjarmasin, palembang, Garut, surabaya. program pendidikan anti korupsijuga dikembangkan di Sektor Swasta, Pegawai Negeri Sipil, dan para Penyelenggara Negara Sedangkan langkah represif yang telah dilakukan oleh instansi/lembaga penegak hukum terhadap tindak pidana korupsi selama tahun 2007 yaitu yang ditangani oleh Kejaksaan RI telah diselesaikan penyidikan perkara tindak pidana korupsi sebanyak 388 perkara dari 1649 perkara selanjutnya telah masuk ke tahap penuntutan ke pengadilan negbri sebanyak 661 perkara perkara dan telah diselesaikan sejumlah 625 perkara. Semeniara itu pada penegakan hukum terhadap tindak pidana korupsi di KPK pada tahap pemeiiksaan ielah dilakukan penyelidikan sebanyak 68 kasus, penyidikan 29 kasus yang terdiri dari 8 kasus merupakan sisa dari tahun 2006 dan 28 kasus tahun 2007. Sedangkan pada tahap penuntutan telah diselesaikan sebanyak 24 perkara yang terdiri dari l0 perkara sisa tahun 2006 dan 14 perkara pada tahun 2007. Selain itu telah dihasilkan sebanyak 2l perkara yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap (putusan Inkracht). Terkait dengan penegakan dan perlindungan hak asasi manusia, sampai dengan saat ini terus dilakukan kegiatan-kegiatan upaya perlindungan hak asasi manusia di berbagai bidang seperti yang tercantum dalam Rencana Aksi Nasional HAM (RAN-HAM) sebagaimana tertuang di dalam Keppres Nomor 40 Tahun 2004 tentang RAN-HAM 2004-2009 disertai dengan kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan. Pada tahun 2007 telah diselesaikan seluruh pembentukan dan penguatan institusi pelaksana RAN-HAM di daerah dan telah dilaksanakan sosialisasi dalam penyusunan program terhadap kepanitiaan dari institusi pelaksana ke 46 daerah kabupaten di luar Jawa. IL10-2

Dengan adanya hasil yang telah dicapai maka pada tahun 2007 diharapkan pada tahun 2008 kasus-kasus penegakan hukum termasuk kasus korupsi yang telah ditangani pada tahap penyidikan dapat ditindaklanjuti sampai pada pengajuan ke pengadilan. Demikian pula dengan penanganan pelanggaran HAM berat seperti kasus Trisakti, Semanggi I dan II, Tragedi Mei 1998, peristiwa Talangsari dan pelanggaran HAM lainnya, diharapkan akan ada perubahan yang mendasar pasca putusan Mahkamah Konsitusi Nomor I8/PUU-V/2007 terkait Pengujian Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menghilangkan kewenangan DPR terkait pembentukan Pengadilan HAM Ad Hoc. Sehingga diharapkan kasus-kasus pelanggaran yang telah diselidiki dan diajukan oleh Komnas HAM selama ini, dapat segera ditindaklanjuti oleh Kejaksaan Agung. Koordinasi antar lembaga berkaitan dengan penanganan pelangggaran HAM berat perlu dilakukan lebih baik di masa mendatang, agar proses penyelesaian perkara dapat segera dituntaskan. Unt uk penanganan kasus Munir, walaupun telah ditemukan bukti-bukti baru namun penyelesaian perkara tersebut masih menghadapi kendala, sehingga diharapkan pada tahun mendatang kendala tersebut dapat segera diselesaikan. Selain itu pemberian hukuman terhadap pelaku korupsi yang telah terbukti di persidangan dan upaya untuk pengembalian kerugian keuangan negara sebagai akibat korupsi diharapkan dapat terealisasi sehingga tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kesungguhan pemerintah dalam rangka pemberantasan korupsi dan penegakan hukum dapat diperoleh kembali. Dilanjutkan dengan upaya pencegahan korupsi yang dilakukan diharapkan dapat mencegah tumbuh dan berkembangnya perilaku korupsi di masa mendatang. Disamping itu sebagai bagian dari upaya untuk mendorong penegakan hukum dalam rangka upaya pemberantasan korupsi, maka pada tahun 2008 direncanakan akan dilaksanakan sosialisasi dan konsultasi publik RAN PK dan penyusunan RAD PK pada empat provinsi yaitu Provinsi Riau, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat dan Jawa Timur. Selain itu upaya pencegahan korupsi juga akan terus dilakukan oleh instansi-instansi penegak hukum yang mempunyai tugas dan fungsi dalam melakukan upaya pencegahan korupsi. Pelaksanaan kegiatan RAN-HAM juga terus dilakukan sampai tahun 2009, selain itu dalam rangka meningkatkan perlindungan HAM khususnya kepada anak-anak akan terus dilanjutkan koordinasi pelaksanaan kegiatan RAN-Program Nasional Bagi Anak Indonesia yang didalamnya termasuk kegiatan upaya perlindungan hukum bagi anak. B. SASARAN PEMBANGUNAN TAHUN 2OO9 Dalam rangka untuk melaksanakan program penegakan hukum dan HAM maka sasaran umum yang akan dicapai dalam tahun 2009 dalam rangka penghormatan, pengakuan, dan penegakan atas hukum dan Hak Asasi Manusia adalah : ILl0-3

l. 2. Terselenggaranya upaya pencegahan korupsi melalui pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi, dan upaya pencegahan yang dilakukan oleh instansiinstansi hukum terkait Terselenggarakannya langkah-langkah represif melalui proses peradilan yang transparan dan akuntabel dalam penanganan perkara termasuk kasus korupsi dan pelanggaran HAM. Terselenggarakannya pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia 2004-2009. C. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN 2OO9 Adapun dalam upaya untuk penghormatan, pengakuan dan penegakan atas hukum dan Hak Asasi Manusia maka arah pembangunan yang telah ditetapkan adalah: l. Melanjutkan upaya prefentif dan tindakan represif penanganan perkara dalam rangka untuk meningkatkan penegakan hukum dan perlindungan serta penegakan HAM; 2. Melanjutkan upaya pelaksanaan Rencana AksiNasional Pemberantasan Korupsi (RAN PK) di tingkat pusat dan daerah; 3. Melanjutkan upaya pelaksanaan kegiatan RAN-HAM 2A04-2009. II.10-4