BAB IV PEMBAHASAN. Perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) adalah perusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi yang Melatarbelakangi Kesalahan atas Kewajiban Pemotongan PPh 23

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Amelia Febriani Kelompok 3 Buku Kerja Dokumen Produk Ekspor

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. pembahasan mengenai perbandingan dan perhitungan PPh pasal 21 Metode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perencanaan Pajak melalui Pajak Penghasilan Pasal 21 yang. diterima karyawan dengan menggunakan Metode Net

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penghasilan badan yang dilakukan oleh PT Bank MAJU, maka dengan hasil penelitian

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. telah di tunjuk oleh mentri keuangan. (pasal 1 angka 14 UU, KUP) SSP

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka penulis membuat simpulan dari seluruh pembahasan yaitu sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan Tugas Akhir ini. Adapun penelitian terdahulu yang penulis ulas

PROSEDUR KEPABEANAN BEA DAN CUKAI IMPOR BARANG PADA PT. PERTAMINA LUBRICANTS

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 1983 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI 1984

LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1985 TANGGAL 4 APRIL 1985

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO.

Flowchart Sistem Penjualan Kredit PT Geotechnical Systemindo. Purchase Order. Copy PO. Kalkulasi harga. Memeriksa status customer

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62/PMK.03/2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

LAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada Tahun 2002, perusahaan mempunyai 618 karyawan tetap dan

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. Pada bab empat ini akan dijelaskan mengenai sejarah

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pajak, baik pajak pusat maupun pajak daerah, ini terbukti pada tahun 2014

BAB 4 PENUTUP Prosedur Pelaporan Pajak Impor Barang Di PT. Lintas Niaga Jaya. sampai dengan clearance documenct. Seperti B/L, PIB, dll.

LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-5/PJ/2011 TENTANG : TATA CARA PENGAJUAN DAN PENELITIAN ATAS PERMOHONAN

BAB IV PEMBAHASAN. Konsultan Pajak D. Sarwono yang mengikuti program tax amnesty yaitu Bapak

Buku Panduan Perpajakan Bendahara Pemerintah. BAB V PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 4 AYAT (2)

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PMK.03/2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengurangi ketergantungan negara kita terhadap hutang luar negeri. Sektor

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara yang ditujukan

BAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 100/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN ATAS SURPLUS BANK INDONESIA

BAB 3 OBJEK/DESAIN PENELITIAN. PT. Valindo Global didirikan pada Juni 2010 yang berkedudukan di BSD City,

BAB I PENDAHULUAN. Kontraprestasi yang diterima pembayar pajak bersifat tidak langsung, sebab pajak

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya jasa yang dilayani sendiri adalah

Perihal : Permohonan Menjadi Responden Penelitian

Daftar Instansi Pemerintah, Lembaga, Asosiasi, dan Pihak Lain, Rincian Jenis Data dan Informasi, Bentuk Data, Cara dan Jadual Penyampaian

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang rendah dalam melakukan muat-bongkar barang dan upah. terciptanya peti kemas (container) (Amir MS, 2004:111).

PAJAK PERUSAHAAN Pajak penghasilan perusahaan Pajak pihak ketiga PPN dan PPnBM Pajak Lain-lain 2

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kewajiban perpajakannya, khususnya atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membiayai pengeluaran Negara (pemerintah) baik secara rutin

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. terlaksananya pengiriman, pengangkutan dan penerimaan barang dengan

Nomor : Perihal : Usul pemeriksaan khusus Yth. Kepala Kantor... (2) Di -...

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Surat Permohonan Banding atas Surat Ketetapan Pajak Kurang

BAB II LANDASAN TEORI

Judul : Evaluasi Kewajiban Perpajakan Pasal 21 PT ABC Studi Kasus di Kantor Sopindo Consulting Nama : Juniar Tigva Boru NIM : ABSTRAK

BAB III PERLAKUAN PERPAJAKAN ATAS PENGADAAN KAPAL LAUT (VESSEL) yang terbagi atas beberapa Direktorat, antara lain Dirjen Perhubungan laut.

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.52299/PP/M.VB/27/2014

Apakah Pemilik Indekos Harus Bayar Pajak Juga?

BAB IV PEMBAHASAN. komersial, namun untuk menjadi dasar pelaporan SPT Tahunan, PT. Dipta Adimulia

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 453/KMK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian pajak menurut (Mardiasmo; 2011) Pajak adalah iuran rakyat

00BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan memiliki banyak kesamaan seperti persamaan tarif dan sama-sama

Daftar Instansi Pemerintah, Lembaga, Asosiasi, dan Pihak Lain, Rincian Jenis Data dan Informasi, Bentuk Data, Cara dan Jadual Penyampaian

BAB IV PEMBAHASAN. A. Tinjauan Umum. 1. Sejarah Perusahaan. PT Puninar Jaya didirikan pada tahun 1969 sebagai perusahaan

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek. marketing. Adapun fungsi bidang ekspor ini adalah melakukan pengurusan

BAB II LANDASAN TEORI. yang berbeda tentang definisi dari pajak itu sendiri. Soemitro dalam bukunya Dasardasar

menggunakan PTKP lama dan baru serta penghitungan kompensasi kelebihan bayar pph 21 akibat perubahan PTKP pada PT. PJK.

Kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diperkirakan mengakibatkan pengeluaran sumber daya entitas

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. dan bergerak dalam bidang industri dan distribusi tali kipas (v-belt & fan belt) untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL TA. 2010/2011

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1991 TENTANG KEBIJAKSANAAN KELANCARAN ARUS BARANG UNTUK MENUNJANG KEGIATAN EKONOMI

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Penghitungan Pajak yang Dilakukan oleh PT Semar Jaya Indah Tahun

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Kata Kunci: Eksposur Pajak; Pajak Ditanggung Perusahaan; PPh pasal 21; PPh Pasal 23. Abstract

-1- KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER-5 /BC/2011

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. untuk Tahun 2008, 2009, dan 2010 atas laporan keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi ketergantungan Negara kita terhadap hutang luar negeri. Sektor pajak


PETUNJUK PENGISIAN SURAT KONFIRMASI (Lampiran 1)

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Pasal 1 Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan yang terdapat pada bab 4,

Landasan Hukum: Pasal 22 UU PPh. PMK No. 154/ PMK.03/ 2010 j.o. No. 224/ PMK.011/ PMK No. 253/ PMK.03/ 2008

BAB IV PEMBAHASAN. memiliki pengenaan pajak pada Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 yang penjelasaannya. telah diatur dalam UU PPh Nomor 36 Tahun 2008.

BAB III METODE PENELITIAN

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: EKSPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT

PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 15

Menimbang : Mengingat :

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN

OLEH: Yulazri SE. M.Ak. Akt. CPA

BAB IV EVALUASI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI LEMIGAS. IV. 1 Objek Penelitian dan Evaluasi mekanisme PPN di LEMIGAS

pajak atas pemanfaatan barang kena pajak tidak berwujud dari luar daerah

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 4. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. P.J.A. Adriani, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 138 TAHUN 2000 TENTANG

Fasilitas Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (Free Trade Zone)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. negara berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan) yang langsung dapat

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR ISI. HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI... iv. HALAMAN DECLARATION... v. KATA PENGANTAR...

Transkripsi:

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Pemajakan PPh Pasal 23 atas Transaksi Pemakaian Jasa Trucking Selama Ini Perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) adalah perusahaan yang bergerak dalam pengurusan dokumen dan muatan yang akan diangkut melalui kapal atau berasal dari kapal, yang telah mendapat kuasa tertulis dari pemilik. Kegiatan utama perusahaan EMKL yaitu membukukan muatan pada agen pelayaran, mengurus dokumen dengan bea cukai dan instansi lainya serta membawa barang dari gudang ke countainer Yard ke gudang. EMKL berperan sebagai pihak pengirim (shipper) dalam hal pengurusan muatan mengunakan jasa trucking, trucking adalah layanan jasa pengiriman atau pengangkutan barang via darat menggunakan armada truck. Per unit kontainer sebelum memuat barang harus sudah mengantongi sejumlah dokumen surat jalan, dokumen delivery order dari agen pelayaran yang dipilih menuju lapangan terminal atau area peti kemas,(delivery Order merupakan surat pernyataan kepemilikan barang atau muatan yang akan dikirim). Cara memperoleh DO dengan membawa Bill Of Lading ke tempat agen perusahaan pelayaran. Bill of Lading (B/L) yaitu dokumen atau surat perjalanan atau pemuatan barang yang sudah mengantongi izin dari pihak trucking maupun agen pelayaran bahwa pengirim telah mengirimkan barangnya dengan izin perjanjian tertulis di dalam dokumen B/L tersebut. Dokumen perizinan perjalanan dan dokumen 31

izin kepemilikan barang kiriman antara pihak eksportir dengan PT.Eka Sakti. Lalu apa saja yang tertera dalam dokumen B/L : - Nama pelabuhan bongkar muat barang - Jenis sarana pengankutan - Nama pengirim dan penerima - Jenis barang, jumlah serta nama barang yang dikirim - Nomor dan tanggal perizinan - Jumlah tagihan pembayaran serta jenis pembayaran - Hal-hal lain yang disepakati Dari kegiatan opersaional tersebut, PT.Eka Sakti wajib memotong PPh Pasal 23 atas jasa trucking yang dilakukan penyedia jasa trucking yaitu dengan memberikan jasa kirim barang via darat dengan menggunkan truck. Jasa trucking ini menjadi sangat efisien karena dapat lebih memuat banyak barang dengan harga yang lebih murah dan dapat memuat lebih banyak barang dibandingkan jasa pengiriman via udara. PT. Eka Sakti merupakan agen perusahaan EMKL yang wajib memotong pajak PPh jasa 23 kepada penyedia jasa trucking. Berikut ini adalah tagihan jasa trucking kepada PT. Eka Sakti. 32

Tabel 4.1 Biaya Trucking PT. Eka Sakti Tahun 2016 Sumber : KKP CV. Indo Karya Konsultan, 2016 Contoh penghitungannya adalah sebagai berikut : - Biaya Trucking PT.Eka Sakti per Januari Rp 7.690.040,-. Biaya tersebut di bayarkan PT.Eka Sakti kepada penyedia jasa trucking atas jasa muatan. - Tarif PPh Pasal 23 atas Jasa Trucking Januari yang masuk kas negara sebesar 2%, karena penyedia jasa trucking tidak ber-npwp, maka dikenakan tarif 100% lebih tinggi yaitu 4%. 33

= Rp 7.690.040,- x 4% = Rp 307.602,- - Jadi kas bersih / biaya trucking bulan Januari = Rp 7.690.040, - Rp307.602,- = Rp 7.382.438,- Tabel 4.2 Biaya Trucking PT. Eka Sakti Tahun 2016 Sumber: Data diolah, 2016 34

PT.Eka Sakti seharusnya membayar kas kepada penyedia jasa trucking pada tahun 2016 totalnya sebesar Rp111.999.610,- sedangkan PT. Eka Sakti membayar kepada kas negara atas potongan PPh pasal 23 terutang (tarif tidak ber- NPWP 4%) sebesar Rp 4.666.650,- biaya tersebut dapat di setorkan melalui kantor pos maupun bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan, batas pembayaran paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. SPT masa PPh pasal 23 tersebut harus dilaporkan paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya ke KPP terdekat dan menyertakan bukti potong atas pemotongan PPh pasal 23. Dalam penyusunan laporan keuangan total biaya trucking charge pada laporan laba rugi PT. Eka Sakti sebesar Rp 116.666.260,-. Tetapi biaya PPh pasal 23 tidak bisa menjadi biaya pengurang karena telah menjadi kredit pajak, sehingga harus dikoreksi. Berikut ini adalah laporan laba rugi PT. Eka Sakti tahun 2016. 35

Tabel 4.3 Laporan Laba Rugi Tahun 2016 Sumber : Data diolah, 2016 36

Biaya trucking dalam laporan laba rugi PT. Eka Sakti pada tahun 2016 adalah sebesar Rp. 116.666.260, nominal tersebut berasal dari tagihan jasa trucking kepada penyedia jasa trucking dari bulan Januari sampai dengan Desember tahun 2016. Laba setelah koreksi fiskal yang didapat oleh perusahaan sebesar Rp 362.982.490,-. Berikut ini adalah penghitungan PPh terutang perusahaan EMKL. Tabel 4.4 Perhitungan Pajak Terutang PT. Eka Sakti Tahun 2016 Sumber : Data diolah, 2016 Pajak terhutang PT. Eka Sakti tahun 2016 sebesar Rp, 51.799.929,- PPh pasal 25 tahun 2017 di dapat dari pajak terhutang atau PPh pasal 29 dibagi 12 37

hasilnya adalah Rp.4.316.661,-. Jadi setiap bulannya PPh pasal 25 yang harus dibayar perusahaan EMKL pada tahun 2017 adalah Rp.4.316.661,-. Pada kenyataanya pihak trucking merupakan penyedia jasa perorangan yang menganggap kegiatan usahanya adalah kegiatan usaha kecil bahkan tidak punya NPWP, sehingga penyedia jasa trucking tidak mau dipotong PPh pasal 23. Atas hal tersebut, PT Eka Sakti yang seharusnya memotong para penyedia jasa trucking, kemudian merekayasa dengan membuat bukti potong PPh pasal 23, namun menyetor sendiri PPh pasal 23 atas jasa trucking dan melaporkan SPT Masa PPh pasal 23 agar kewajiban perpajakannya tetap berjalan dengan baik. Berikut adalah kejadian sebenarnya penerapan pajak PT. Eka Sakti dalam memenuhi kewajiban perpajakan perusahaannya dengan merekayasa biaya PPh pasal 23 atas jasa truckingnya. 38

Tabel 4.5 Biaya Trucking PT. Eka Sakti Tahun 2016 Sumber: KKP CV. Indo Karya Konsultan, 2016 Perusahaan EMKL wajib memotong PPh pasal 23 atas jasa trucking pada tahun 2016 dengan total sebesar Rp 4.666.650,- berasal dari Rp 116.666.260,- dikalikan tarif PPh pasal 23 atas jasa yaitu 2% (lebih tinggi 100% karena penyedia jasa trucking tidak ber-npwp tarif menjadi 4%). PPh pasal 23 tersebut harus disetor melalui kantor pos ataupun bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan pada tanggal 10 bulan berikutnya. SPT masa PPh pasal 23 harus dilaporkan ke KPP terdekat paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya dan membuat bukti potong atas pemotongan pph pasal 23 tersebut. 39

Selain melakukan kewajiban pajak PPh pasal 23, PT. Eka Sakti melakukan pembukuannya yaitu menyelesaikan laporan keuangan laba rugi perusahaan, total biaya trucking chargee yang dimasukkan di laba rugi sebesar Rp 116.666.620,- padahal seharusnya total kas keluar Rp 121.332.910,- sehingga dalam laporan laba rugi muncul biaya PPh pasal 23 sebagai pengurang, tetapi dapat dikoreksi kembali karena telah menjadi biaya. Berikut ini adalah laporan laba rugi perusahaan PT. Eka Sakti pada tahun 2016. 40

Tabel 4.6 Laporan Laba Rugi PT. Eka Sakti Tahun 2016 Sumber : KKP CV. Indo Karya Konsultan, 2016 41

Total biaya trucking dalam laporan laba rugi perusahaan pada tahun 2016 adalah sebesar Rp. 116.666.260,-, nominal tersebut berasal dari pembayaran jasa trucking PT. Eka Sakti kepada penyedia jasa trucking dari bulan Januari sampai dengan Desember tahun 2016. Laba yang didapat setelah koreksi fiskal yang didapat oleh perusahaan sebesar Rp 362.982.490,-. Lalu berikut ini adalah penghitungan PPh terutang PT. Eka Sakti tahun 2016. Tabel 4.7 Perhitungan Pajak Terutang PT. Eka Sakti Tahun 2016 Sumber : KKP CV. Indo Karya Konsultan, 2016 Pajak terhutang tahun 2016 sebesar Rp 51.799.929,- PPh pasal 25 tahun 2017 di dapat dari pajak terhutang atau PPh pasal 29 dibagi 12 hasilnya adalah Rp 42

4.316.661,-. Jadi setiap bulannya PPh pasal 25 yang harus dibayar perusahaan EMKL pada tahun 2017 adalah Rp 4.316.661,- 4.2. Pelaksanaan Pemajakan atas Transaksi Pemakaian Jasa Trucking Menggunakan Metode Gross Up Dalam Perhitungan PPh Pasal 23. Mensiasati kondisi yang telah diuraikan pada sub bab di atas PT. Eka Sakti sebenarnya bisa menggunakan metode gross up. Metode Gross Up adalah PPh pasal 23 yang seharusnya menurut Undang-Undang Perpajakan ditanggung oleh penerima jasa dibebankan kepada pemberi jasa. Berikut adalah pemotongan pph pasal 23 dengan menggunakan metode perhitungan gross up : - Biaya Trucking PT.Eka Sakti per Januari Rp 7.690.040,- - Maka perhitungan meode gross up : x Rp 7.690.040 = 7.846.979 - PPh Pasal 23 tarif 2% atas Jasa Trucking Januari ( tidak ber-npwp tarif 100% lebih tinggi yaitu 4%) : 7.846.979 x 4% = Rp 313.879,- 43

Tabel 4.8 Penerapan Pemajakan Atas Jasa Trucking PT. Eka Sakti Metode Gross Up Sumber: Data diolah, 2016 Seharusnya biaya trucking charge PT. Eka Sakti sebesar Rp 116.666.260,- tetapi dengan menerapkan metode gross up perusahaan memotong PPh pasal 23 atas jasa trucking pada tahun 2016 totalnya sebesar Rp 4.761.888,- berasal dari Rp 119.047.198,- dikalikan tarif PPh pasal 23 atas jasa yaitu 4%( tidak ber- NPWP). PPh pasal 23 tersebut harus di bayar melalui kantor pos ataupun bank terdekat yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan paling lambat setor tanggal 1 sampai dengan tanggal 10 bulan berikutnya. SPT masa PPh pasal 23 tersebut 44

harus dilaporkan ke KPP terdaftar paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya dan membuat bukti potong atas pemotongan PPh pasal 23. Selain melaksankan kewajiban pemotongan PPh pasal 23, PT. Eka Sakti juga melaksanakan pembukuannya dengan membuat laporan laba rugi. Karena menggunakan metode gross up, maka biaya PPh pasal 23 tidak bisa dibebankan sebagai pengurang karena menjadi kredit pajak sehingga harus dikoreksi. Berikut ini adalah laporan laba rugi PT. Eka Sakti pada tahun 2016. 45

Tabel 4.9 Laporan Laba Rugi Tahun 2016 Sumber: Data diolah, 2016 46

Total biaya trucking dalam laporan laba rugi PT. Eka Sakti pada tahun 2016 adalah sebesar Rp. 119.047.198,- nominal tersebut berasal dari tagihan jasa trucking perusahaan kepada penyedia jasa trucking dari bulan Januari sampai dengan Desember tahun 2016. Laba setelah koreksi fiskal yang didapat oleh perusahaan sebesar Rp 360.601.552, pada sub bab sebelumnya, ada selisih perhitungan pajak PPh pasal 23 atas trucking tanpa metode gross up sebesar Rp 362.982.490,- dibandingkan dengan perhitungan pajak PPh 23 atas trucking dengan metode gross up Rp 360.601.552 menghasilkan selisih Rp 2.380.938,-. Berikut ini adalah penghitungan PPh terutang PT. Eka Sakti tahun 2016. Tabel 4.10 Perhitungan Pajak Terutang Tahun Sumber: Data diolah, 2016 47

Pajak terhutang PT. Eka Sakti tahun 2016 yang sebesar Rp, 51.460.154,- PPh pasal 25 tahun 2017 di dapat dari pajak terhutang atau PPh pasal 29 dibagi 12 hasilnya adalah Rp 4.288.347,-. Jadi setiap bulannya PPh pasal 25 yang harus dibayarkan PT. Eka Sakti kepada kas negara pada tahun 2017 sebesar Rp 4.288.347,- 4.3. Perbandingan Antara Menggunakan Metode Gross Up Dengan Tidak Menggunakan Metode Gross Up Dalam Pergitungan PPh pasal 23 Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode gross up dan tidak menggunakan metode gross up berdasarkan data perhitungan yang peneliti peroleh dari CV. Indo Karya Konsultan tahun 2016 dan data diolah tahun 2016, maka selisih besaran pajak dengan menggunakan metode gross up dan tidak menggunakan metode gross up sebagai berikut : Tabel 4.11 Selisih Pajak Terhutang Menggunakan Metode Gross Up Dan Tidak Menggunakan Metode Gross Up Pajak Terhutang Metode Gross Up Tidak Menggunakan Metode Gross Up PPh Badan Rp 51.460.154,- Rp 51.799.929,- Sumber : Data diolah, 2016 48

Dari data yang telah diolah menghasilakan perbedaan tarif pajak terhutang dengan menerapkan metode gross up PPh Badan atau PPh pasal 29 sebesar Rp Rp 51.460.154,- sedangkan tarif pajak terhutang dengan tidak menggunakan metode gross up PPh badan atau PPh pasal 29 sebesar Rp 51.799.929,- Maka peneliti simpulkan perhitungan PPh badan yang menggunakan metode gross up dan tidak menggunakan metode gross up menghasikan tarif selisih yang berbeda. Tarif yang dibayarkan oleh perusahaan EMKL yaitu PT.Eka Sakti menggunakan metode gross up sebesar Rp 51.460.154.,- lebih rendah dari pada tidak menggunakan metode gross up sebesar Rp 51.799.929,- sehingga penerapan pajak PPh pasal 23 PT. Eka Sakti lebih efisien dan menguntungkan dengan menerapkan metode gross up. 49