PENDAHULUAN. hidup yang layak dibutuhkan pendidikan. Pendidikan dan kesehatan secara. dan merupakan jantung dari pembangunan. Negara-negara berkembang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Proses pembangunan sebenarnya adalah merupakan suatu perubahan sosial

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pembangunan pada era 1950-an hanya berfokus pada bagaimana

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pembangunan adalah IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Dalam. mengukur pencapaian pembangunan sosio-ekonomi suatu negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Posisi manusia selalu menjadi tema sentral dalam setiap program

BAB I PENDAHULUAN. suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama dari

BAB I PENDAHULUAN. Pendekatan pembangunan manusia telah menjadi tolak ukur pembangunan. pembangunan, yaitu United Nations Development Programme (UNDP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan sebuah upaya atau proses untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. internasional dikenal adanya tujuan posisi manusia sebagai central dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Pembangunan nasional dapat dikatakan berhasil apabila

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, pembangunan merupakan syarat mutlak bagi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. bersama yang diterjemahkan sebagai kesejahteraan hidup. Secara ekonomi

PENDAHULUAN. perubahan struktur sosial, sikap hidup masyarakat, dan perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah modal manusia. Teori modal manusia pertama kali

I. PENDAHULUAN. ekonomi yang terjadi. Bagi daerah indikator ini penting untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. (United Nations Development Programme) sejak tahun 1996 dalam seri laporan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan reformasi sosial politik di Indonesia. Reformasi tersebut

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan teori konvergensi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses multidimensional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. terbukti PBB telah menetapkan Millenium Development Goals (MDGs). Salah

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi

BAB I PENDAHULUAN. perbedaaan kondisi demografi yang terdapat pada daerah masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan pada indikator sosial maupun ekonomi menuju kearah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (IPM), pembangunan manusia didefinisikan sebagai a process

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai upaya dirancang dan dilaksanakan oleh pemerintah daerah semata-sama

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi di setiap negara. Tujuan peningkatan penyerapan tenaga kerja sering

I. PENDAHULUAN. perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. baik selama periode tertentu. Menurut Sukirno (2000), pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya yang menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

PENDAHULUAN. 1 Butir 7 UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dijelaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan juga merupakan ukuran

BAB I PENDAHULUAN. maka membutuhkan pembangunan. Manusia ataupun masyarakat adalah kekayaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kata Kunci: PAD, Belanja Modal, DAU, IPM

BAB I PENDAHULUAN. masalah infrastruktur yang belum merata dan kurang memadai. Kedua, distribusi yang

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. nilai inti untuk memahami pembangunan yang paling hakiki antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya bervariasi antarwilayah, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu proses kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. Peran pemerintah dalam perekonomian menurut Adam Smith (1776) dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dibuat dan dipopulerkan oleh United Nations

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan pelayanan publik yang lebih efisien, efektif, dan merata serta

BAB I PENDAHULUAN. multidimensi, yang berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek. hidupnya sampai suatu taraf yang dianggap manusiawi.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem otonomi daerah, terdapat 3 (tiga) prinsip yang dijelaskan UU

BAB I PENDAHULUAN. (disparity) terjadi pada aspek pendapatan, spasial dan sektoral. Golongan kaya

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami kenaikan dalam jumlah maupun kualitas barang dan jasa

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kemiskinan. Berdasarkan tujuan pembangunan Millennium

METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

BAB I PENDAHULUAN. pusat (Isroy, 2013). Dengan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Hal ini berdasarkan dikeluarkannya Undang Undang No. 22 tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. kultural, dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan warga bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan

ABSTRAK. ketimpangan distribusi pendapatan, IPM, biaya infrastruktur, investasi, pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. pada sebuah ketidakseimbangan awal dapat menyebabkan perubahan pada sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi yang seluas-luasnya, dalam arti daerah diberikan

BAB I PENDAHULUAN. sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang akan mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam konteks bernegara, pembangunan diartikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Alitasari (2014), teknik analisis yang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu negara sangat tergantung pada jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. pada akhirnya melakukan perbaikan perbaikan untuk mencapai taraf hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. fisik/fasilitas fisik (Rustiadi, 2009). Meier dan Stiglitz dalam Kuncoro (2010)

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan kekayaan bangsa dan sekaligus sebagai modal dasar

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk

I. PENDAHULUAN. pembangunan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. dihadapi oleh semua negara di dunia. Amerika Serikat yang tergolong sebagai

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi sehingga dapat menggambarkan bagaimana kemajuan atau kemunduran yang

BAB I PENDAHULUAN. yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam suasana. pergaulan yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

BAB I PENDAHULUAN. wewenang pelaksanaan pemerintahan diserahkan kepada daerah itu sendiri secara

BAB I PENDAHULUAN. kewenangan yang diberikan oleh pemerintah pusat terealisasi, maka beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. kepentingan manajer (agen) ketika para manajer telah dikontrak oleh pemilik

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan daerah lain di pulau Jawa yang merupakan pusat dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya pembangunan nasional di negara-negara berkembang. difokuskan pada pembangunan ekonomi dalam rangka upaya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pada September 2000 sebanyak 189 negara anggota PBB termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan yang sentralisasi menjadi struktur yang terdesentralisasi dengan

TINJAUAN PUSTAKA PENDAPATAN BELANJA PEMBIAYAAN. Gambar 3 Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

BAB I PENDAHULUAN. daerah dan desentralisasi fiskal. Dalam perkembangannya, kebijakan ini

PENDAHULUAN. daerah yang saat ini telah berlangsung di Indonesia. Dulunya, sistem

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) biasanya digunakan untuk. menganalisis pertumbuhan atau kontribusi sektoral oleh para ekonom, peneliti

Transkripsi:

BAB 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dan kesehatan merupakan tujuan dasar dari pembangunan. Manusia dapat menikmati hidup dengan nyaman apabila sehat dan untuk dapat hidup yang layak dibutuhkan pendidikan. Pendidikan dan kesehatan secara bersama-sama menempati peran penting dalam mengembangkan kapasitas manusia dan merupakan jantung dari pembangunan. Negara-negara berkembang mengadopsi teknologi dari negara-negara maju melalui pendidikan untuk membangun negaranya. Sementara kesehatan menjadi salah satu syarat untuk meningkatkan produktivitas dari masyarakat (Todaro dan Smith, 2015: 382). Pendidikan juga merupakan hak dasar bagi warga negara. Usaha peningkatan pendidikan bagi warga negara merupakan jalur menuju kesejahteraan. Pendidikan merupakan cara untuk meningkatkan kemampuan bekerja dan kemampuan bertahan hidup. Oleh karena itu, pendidikan merupakan instrumen penting bagi pembangunan (Bloom, 2005). Menurut World Health Organization (WHO) (1946 dalam Bloom, 2005), Kesehatan didefinisikan sebagai keadaan yang melingkupi kesejahteraan fisik, mental dan sosial secara lengkap bukan hanya tidak adanya penyakit. Badan yang sehat tidak hanya meningkatkan kualitas hidup manusia namun meningkatkan juga produktivitas dan tahun aktif bekerja. Kesehatan yang baik juga dapat mengubah pertumbuhan penduduk untuk mendukung pembangunan ekonomi yang lebih baik. 1

Berdasarkan uraian tersebut dapat dilihat peranan penting pendidikan dan kesehatan dalam kebijakan pembangunan terutama bagi negara-negara berkembang dalam upaya mengejar ketertinggalan dari negara maju. Paradigma keberhasilan pembangunan tidak hanya dilihat dari sisi pendapatan saja tapi disertai kesehatan dan pendidikan atau ketiganya secara simultan. Untuk mengukur keberhasilan pembangunan simultan dari 3 aspek yaitu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan. Salah satu indikator untuk mengukur ketiga aspek tersebut adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM merupakan indikator yang diinisiasi oleh United Nations Development Program (UNDP). Tujuan penggunaan IPM oleh UNDP adalah untuk mengukur kesejahteraan manusia, dan memberikan data tingkat negara untuk berbagai kesejahteraan indikator. IPM diperkenalkan UNDP sejak tahun 1990 dalam Human Development Report (HDR), HDR tersebut secara rutin diterbitkan setiap tahun. Melalui HDR, UNDP berusaha mengubah lanskap teori pembangunan, pengukuran, dan kebijakan pembangunan negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (Stanton, 2007). Berdasarkan United Nations Development Program (2015), Indonesia menempati peringkat 110 dari 179 negara bersama dengan Gabon. Peringkat Indonesia tersebut masih di bawah negara-negara Afrika seperti Trinidad Tobago (64), Tunisia (96), dan Tonga (100). Untuk kawasan ASEAN, peringkat IPM Indonesia berada di bawah Singapura (11), Brunei Darussalam (31), Malaysia (62), dan Thailand (93). Apabila melihat perbandingan tersebut, peringkat IPM Indonesia tidak terlalu baik. 2

Capaian IPM tidak lepas dari peranan pemerintah selaku pengendali utama pembangunan. Untuk kasus di Indonesia unsur-unsur pembangunan manusia sebenarnya telah masuk dalam tujuan bernegara sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu...memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,... Unsur pendidikan dan pendapatan tersirat pada kesejahteraan umum sementara unsur pendidikan pada kecerdasan. Sejak tahun 1999 Indonesia telah melaksanakan otonomi daerah yang memindahkan sebagian besar wewenang pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dengan harapan pembangunan akan lebih memperhatikan kebutuhan daerah tersebut. Otonomi daerah merupakan pelimpahan sebagian wewenang pemerintahan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang diwujudkan melalui Undang-Undang Nomor 22 1999 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 23 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-Undang tersebut memperluas kewenangan pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan aspirasi masyarakat dan peraturan perundang-undangan. Dalam hal keuangan, pemerintah daerah diberi keleluasaan untuk menentukan dan melaksanakan anggaran pendapatan dan belanjanya sesuai dengan prioritas dan kebutuhan utama daerah tersebut. Konsekuensi dari otonomi daerah adalah pemindahan sebagian besar tanggung jawab atas keberhasilan pembangunan daerah dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. 3

70,00 68,90 68,78 68,31 69,00 67,70 68,02 68,00 67,09 67,21 66,53 66,64 67,00 66,08 66,00 65,00 64,00 2010 2011 2012 2013 2014 Jawa Tengah 66,08 66,64 67,21 68,02 68,78 Indonesia 66,53 67,09 67,70 68,31 68,90 Jawa Tengah Indonesia Sumber: BPS, 2015b (diolah) Gambar 1.1 Perbandingan IPM Nasional Indonesia dan Provinsi Jawa Tengah 2010 2014 Dalam konteks pemerintah daerah di Provinsi Jawa Tengah capaian IPMnya berada di bawah level nasional sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2014, walaupun selisih capaian IPM-nya tidak terlalu jauh. Perkembangan dan perbandingan capaian IPM provinsi Jawa Tengah dan IPM Nasional dapat dilihat pada Gambar 1.1. Tabel 1.1 Perkembangan Belanja Pemerintah Daerah Sektor Pendidikan dan Kesehatan Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah 2010 2014 dalam rupiah Variabel 2010 2011 2012 2013 2014 Belanja pendidikan rata-rata kab/kota 362.257 513.775 577.352 646.517 684.234 Belanja kesehatan rata-rata kab/kota 95.064 111.380 132.035 155.440 190.176 Sumber: Badan Pemeriksa Keuangan, 2011; 2012; 2013; 2014a; 2015a; Kementerian Keuangan, 2015 (diolah) Sementara itu, alokasi anggaran belanja pendidikan dan kesehatan secara rata-rata pada kabupaten dan kota di Jawa Tengah terus meningkat, seperti terlihat di Tabel 1.1. Kondisi tersebut membuat pemerintah daerah di Jawa Tengah terutama pemerintah kabupaten dan kota harus melakukan evaluasi agar capaian IPM setidaknya dapat mengimbangi IPM level nasional. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas penulis melaksanakan penelitian dengan judul Pengaruh Belanja 4

Pemerintah Daerah Sektor Pendidikan, Kesehatan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap Indeks Pembangunan Manusia 1.2 Keaslian Penelitian Penelitian ini akan melihat pengaruh dari belanja pemerintah daerah dan kondisi perekonomian yang diproksikan melalui Produk Domestik Regional Bruto terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Sebelumnya, sudah terdapat banyak penelitian tentang Indeks Pembangunan Manusia seperti diuraikan pada Tabel 1.2. Tabel 1.2 Keaslian Penelitian Peneliti Metode Hasil Umihani 2004 Regresi Data Panel Variabel pendapatan per kapita, pengeluaran pemerintah daerah bidang kesehatan, persentase pengeluaran pemerintah pendidikan untuk program perguruan tinggi, persentase pengeluaran bidang pendidikan luar sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap IPM. Brata 2005 Pooled Least Square Variabel bebas adalah pengeluaran bidang pendidikan dan kesehatan sementara variabel terikatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan tingkat kemiskinan. Hasilnya dua variabel bebas berpengaruh positif terhadap IPM. Subagyo 2006 Regresi Data Panel Pengeluaran pemerintah sektor pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap IPM, sedangkan pengeluaran pemerintah sektor kesehatan dan PDRB per kapita tidak berpengaruh terhadap IPM. Assem 2007 Regresi Data Panel Variabel penduduk, PDRB per kapita dan sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap IPM. Sedangkan belanja pelayanan publik tidak berpengaruh signifikan terhadap IPM. Ram 2009 Inequality Index Terdapat ketimpangan IPM antara negara dalam beberapa periode terutama di negara-negara berkembang. Daerah Sub Sahara Afrika terdapat hubungan sangat erat antara IPM dan pendapatan per kapita yang rendah membuat ketimpangan IPM antar negara. Binder dan 2010 Regresi Data Panel Pertumbuhan PDB India terus menunjukkan tren Georgiadis positif dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010, akan tetapi dampaknya terhadap IPM sangat rendah 5

Tabel 1.2 Lanjutan Peneliti Metode Hasil Rana dan Dzathor 2011 Regresi Linier Terdapat pengaruh yang signifikan antara usia harapan hidup dan kualitas hidup terhadap pertumbuhan ekonomi, akan tetapi faktor lingkungan tidak berkorelasi dengan pertumbuhan ekonomi. Foulkes 2011 Regresi Data Panel Lawal Abdulkadir dan 2011 Analisis Tren dan Regresi Linier Faktor kesehatan bayi, mortalitas, melek huruf, harapan hidup, dan urbanisasi berpengaruh terhadap IPM. Akan tetapi PDB tidak berpengaruh terhadap IPM. Pengeluaran pemerintah bidang pendidikan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dan modal manusia. Dao 2012 Least Squares Estimates of Regression Yuanda 2012 Regresi Data Panel Craigwell, dkk. 2012 A Panel Ordinary Least Square Model Asril 2013 Regresi Data Panel Ilyas 2015 Two Stage Least Square Pengeluaran pemerintah di bidang pendidikan dan kesehatan berpengaruh signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup penduduk di negara berkembang. Pertumbuhan ekonomi dan pengangguran tidak berpengaruh positif, belanja pemerintah di bidang pendidikan, kesehatan dan jumlah tenaga kesehatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap IPM. Pengeluaran Pemerintah bidang pendidikan dan kesehatan berpengaruh positif dan signifikan mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup manusia. Pertumbuhan ekonomi, pengeluaran pemerintah daerah sektor pendidikan dan Kesehatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap IPM. Pengeluaran pemerintah sektor pendidikan dan kesehatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi melalui IPM. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah perbedaan penggunaan variabel, tempat, dan waktu. Penelitian ini akan menggunakan variabel belanja sektor pendidikan, kesehatan secara per kapita dan harga konstan, serta variabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) riil per kapita serta IPM. 6

1.3 Rumusan Masalah Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah adanya otonomi daerah menimbulkan perbedaan kemampuan finansial antar daerah (kabupaten/kota). Konsekuensi lanjutan dari otonomi daerah adalah perbedaan prioritas dalam pembangunan antar daerah. Hal tersebut dapat menimbulkan hasil yang berbeda terutama dalam hasil pembangunan manusianya. Selanjutnya, sejak tahun 2010 metode penghitungan IPM mengalami perubahan dengan harapan angka yang dihasilkan lebih tepat dan lebih dapat digunakan perbandingan antar daerah. Perubahan metode penghitungan tersebut cenderung menurunkan angka IPM kabupaten dan kota di Jawa Tengah dibandingkan hasil perhitungan metode lama. Capaian IPM Provinsi Jawa Tengah selama periode tahun 2010 sampai dengan 2014 juga berada di bawah angka IPM nasional. Kondisi tersebut menyebabkan kebutuhan analisis perencanaan pembangunan yang lebih baik atas kebijakan alokasi belanja pemerintah daerah untuk mencapai nilai IPM yang optimal. 1.4 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut muncul pertanyaan penelitian. Pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Berapa besar pengaruh belanja pemerintah daerah sektor pendidikan terhadap IPM pada kabupaten dan kota yang berada di Provinsi Jawa Tengah? 2. Berapa besar pengaruh belanja pemerintah daerah sektor kesehatan terhadap IPM pada kabupaten dan kota yang berada di provinsi Jawa Tengah? 3. Berapa besar pengaruh PDRB terhadap IPM pada kabupaten dan kota yang berada di provinsi Jawa Tengah? 7

1.5 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hal-hal berikut. 1. Pengaruh belanja pemerintah daerah sektor pendidikan terhadap IPM di kabupaten dan kota di provinsi Jawa Tengah 2. Pengaruh belanja pemerintah daerah sektor kesehatan terhadap IPM di kabupaten dan kota di provinsi Jawa Tengah 3. Pengaruh PDRB terhadap IPM di kabupaten dan kota di provinsi Jawa Tengah 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah didapatkan informasi empiris pengaruh kebijakan belanja pemerintah daerah sektor pendidikan, kesehatan dan PDRB terhadap pembangunan manusia. Selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam evaluasi peranan pemerintah daerah di Provinsi Jawa Tengah untuk melaksanakan program-program pembangunannya dalam rangka meningkatkan kualitas hidup pembangunan manusia. 1.7 Sistematika Penulisan Penulisan tesis ini menggunakan format 5 bab. Rincian masing-masing bab adalah sebagai berikut. 1. Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang, keaslian penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian. 8

2. Bab II, Kajian Pustaka menguraikan tinjauan pustaka, yang dijadikan dasar dalam penelitian ini. 3. Bab III, Metode Penelitian menguraikan alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini. 4. Bab IV Analisis yang terbagi ke dalam beberapa subbab berupa deskripsi data, uji instrumen, uji hipotesis, dan pembahasan. 5. Bab V Simpulan dan Saran terbagi ke dalam beberapa subbab yaitu simpulan, implikasi, keterbatasan, dan saran. 9