I. PENDAHULUAN. 2007:454). Keanekaragaman berupa kekayaan sumber daya alam hayati dan

dokumen-dokumen yang mirip
IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

I. PENDAHULUAN. yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

I. PENDAHULUAN. Kupu-kupu raja helena (Troides helena L.) merupakan kupu-kupu yang berukuran

DESKRIPSI HABITAT KUPU-KUPU DI TAMAN KUPU-KUPU GITA PERSADA KELURAHAN KEDAUNG KECAMATAN KEMILING KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. fungsi pokok sebagai hutan konservasi yaitu kawasan pelestarian alam untuk

I. PENDAHULUAN. Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli

I. PENDAHULUAN. mudah dikenali oleh setiap orang. Seperti serangga lainnya, kupu-kupu juga mengalami

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan-pembangunan

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. masyarakat Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Pesawaran. Selain itu taman

I. PENDAHULUAN. Hutan Register 19 semula ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Lampung memiliki keanekaragaman kupu-kupu yang cukup tinggi. Keanekaragaman kupu-kupu ini merupakan potensi sumber daya alam hayati

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.14/Menhut-II/2007 TENTANG TATACARA EVALUASI FUNGSI KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU

II. TINJAUAN PUSTAKA. pada tumbuhan lain yang lebih besar dan tinggi untuk mendapatkan cahaya

I. PENDAHULUAN. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi

BAB I. PENDAHULUAN. sebagai sebuah pulau yang mungil, cantik dan penuh pesona. Namun demikian, perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan sumber daya

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan laut di berbagai bagian dunia sudah menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengembangan Potensi Kawasan Pariwisata. berkesinambungan untuk melakukan matching dan adjustment yang terus menerus

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.378, 2010 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Kawasan Hutan. Fungsi. Perubahan.

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik tinggi baik untuk koleksi maupun objek penelitian adalah serangga

Ekologi Hidupan Liar HUTAN. Mengapa Mempelajari Hidupan Liar? PENGERTIAN 3/25/2014. Hidupan liar?

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki tanah air yang kaya dengan sumber daya alam dan

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

PENGANTAR GEOGRAFI Oleh: Djunijanto, S.Pd

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dari sebelas Taman Hutan Raya yang ada di Indonesia, salah satu terdapat di

II. TINJAUAN PUSTAKA. lukisan atau tulisan (Nursid Sumaatmadja:30). Dikemukakan juga oleh Sumadi (2003:1) dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Bryophyta (Giulietti et al., 2005). Sedangkan di Indonesia sekitar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan Sekipan merupakan hutan pinus yang memiliki ciri tertentu yang membedakannya dengan hutan yang lainnya.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Herlin Nur Fitri, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Kehutanan Nomor 41 tahun 1999, hutan adalah

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P. 34/Menhut-II/2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

SMP NEGERI 3 MENGGALA

BAB I PENDAHULUAN. luar biasa ini memberikan tanggung jawab yang besar bagi warga Indonesia untuk

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Lovejoy (1980). Pada awalnya istilah ini digunakan untuk menyebutkan jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Modul 1. Hutan Tropis dan Faktor Lingkungannya Modul 2. Biodiversitas Hutan Tropis

BAB I PENDAHULUAN. penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Kerinci Seblat

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung

2015 KESESUAIAN LAHAN D I TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI KIARA PAYUNG UNTUK TANAMAN END EMIK JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004),

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang


TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Kata geografi berasal berasal dari kata geo yang berarti bumi, dan graphein yang

ANALISA MANFAAT BIAYA PROYEK PEMBANGUNAN TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA) BUNDER DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

6 PERTIMBANGAN KAWASAN KARST DALAM PENYUSUNAN ZONASI TNMT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Menurut Bintarto dalam Trisnaningsih (1998:7) mendefinisikan bahwa geografi

BAB I PENDAHULUAN. fungsi lindung dan fungsi konservasi semakin berkurang luasnya. Saat ini

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Keberadaan hutan di Indonesia mempunyai banyak fungsi dan

Konservasi Lingkungan. Lely Riawati

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedangkan kegiatan koleksi dan penangkaran satwa liar di daerah diatur dalam PP

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

1. PENDAHULUAN. Suprihan (Supriharyono, 2002:1). Setiap kepulauan di Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhamad Adnan Rivaldi, 2013

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 46 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA POCUT MEURAH INTAN

I. PENDAHULUAN. Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel pada penelitian ini.

I. PENDAHULUAN. Pola pemukiman penduduk di suatu daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik

BAB I PENDAHULUAN. dalam Ilmu Ekologi dikenal dengan istilah habitat. jenis yang membentuk suatu komunitas. Habitat suatu organisme untuk

I. PENDAHALUAN. dan kehutanan. Dalam bidang kehutanan, luas kawasan hutannya mencapai. (Badan Pusat Statistik Lampung, 2008).

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1998 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN EKOSISTEM LEUSER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Sementara Pasal 2, Konvensi tentang Keanekaragaman Hayati (Convention

BUPATI BANGKA TENGAH

INTENSITAS DAMPAK LINGKUNGAN DALAM PENGEMBANGAN EKOWISATA (Studi Kasus Pulau Karimunjawa, Taman Nasional Karimunjawa)

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG

I. PENDAHULUAN. lebih dari jenis tumbuhan terdistribusi di Indonesia, sehingga Indonesia

Suhartini Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY

BAB I PENDAHULUAN. mengeksplor kekayaan alam Indonesia. kehendak Allah SWT yang tidak ada henti-hentinya memberikan keindahan

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan kehidupan dan peradaban manusia, hutan semakin

BAB I PENDAHULUAN. memiliki separuh keanekaragaman flora dan fauna dunia dan diduga sebagai

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia tergolong dalam 10 negara megadiversitas dunia yang memiliki keanekaragaman paling tinggi di dunia (Mackinnon dkk dalam Primack dkk, 2007:454). Keanekaragaman berupa kekayaan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang terdiri dari flora, fauna dan keindahan alam yang tersebar diberbagai tempat di wilayah Indonesia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan. Lingkungan fisik, lingkungan biologis, serta lingkungan sosial manusia akan selalu berubah dari waktu ke waktu. Atas terjadinya perubahan tersebut, seluruh organism yang hidup di dunia perlu melakukan penyesuaian agar mereka tetap dapat mempertahankan hidupnya, dalam arti kata mereka tetap bisa memenuhi kebutuhan hidup yang diperlukanya. Mengenai unsur-unsur lingkungan yang dapat mempengaruhi kehidupan organisme hidup di dunia, Seperti yang dikemukakan Daldjoeni (1992:21) bahwa: Di dalam geografi dikenal empat jenis unsur lingkungan: a. Unsur-unsur fisis seperti cuaca, iklim, relief, tanah, mineral, air tanah, jalur pantai, samudera, dan sebagainya. b. Unsur-unsur biotis, misalnya: tetumbuhan, hewan dan mikroorganisme (jasad renik). c. Unsur-unsur teknis seperti pergedungan, jaringan jalan, alat transportasi, dan komunikasi. d. Unsur-unsur abstrak seperti bentuk (persegi, bulat, memanjang) dan luas wilayah, lokasi, tempat,dan jarak antar tempat.

2 Berdasarkan pendapat di atas unsur lingkungan saling mempengaruhi antara satu sama lain. Unsur- unsur fisis yang terdapat pada suatu wilayah akan berpengaruh terhadap unsur biotisnya juga seperti keadaan iklim, cuaca dan topografi pada suatu wilayah akan mempengaruhi hewan dan tumbuhan yang terdapat pada wilayah tersebut, seperti persebarannya, jenis-jenis hewan, dan berpengaruh juga terhadap jumlah hewan yang terdapat di wilayah tersebut. Suatu tempat atau wilayah yang terdiri atas unsur-unsur lingkungan dan mempengaruhi kehidupan suatu individu di dalamnya dikenal dengan istilah habitat. Menurut Nicholas Polunin (1994:384) mengemukakan bahwa: Istilah habitat sederhana saja mengacu kepada tempat (lokalitas atau stasiun) yang dihuni oleh suatu organisme atau komunitas, ahli-ahli ekologi sekarang lebih memberikan makna sejenis tempat yang mencakup keseluruhan kondisi efektif (pengaruh:operatif) yang mencirikan suatu tipe tempat tertentu atau dihuni oleh suatu jenis tumbuhan atau suatu komunitas tertentu. Berdasarkan pendapat di atas habitat adalah tempat hidup atau lokasi yang dihuni oleh organisme atau individu dimana pada lokasi tersebut mencakup semua kondisi yang berpengaruh terhadap suatu individu atau suatu komunitas itu sendiri. Kota Bandar Lampung sebagai Ibukota Provinsi Lampung sejak tahun 1982 memiliki beberapa kawasan yang berpotensi sebagai habitat yang baik bagi flora dan fauna karena didukung topografi tinggi berbukit dan dataran rendah dekat dengan pantai serta keanekaragaman kondisi fisis yang dapat dikembangkan menjadi daerah konservasi. Pemerintah Kota Bandar Lampung tidak hanya melakukan pengembangan dikawasan pantai sebagai tempat wisata akan tetapi

3 pengembangan wisata alam yang berada dilingkungan hutan untuk pelestarian alam khususnya flora dan fauna juga bekerjasama dengan beberapa pihak terkait untuk melakukan konservasi. Salah satu jenis fauna yang telah dikonservasi di Lampung adalah kupu-kupu yang terdapat di Taman Kupu-kupu Gita Persada. Berdasarkan hasil pra survei yang dilakukan pada tanggal 31 Desember 2011 dan wawancara dengan Bapak Martinus sebagai salah satu pengelola, Taman Kupu-Kupu Gita Persada merupakan salah satu tempat konservasi dan wisata yang ada di Tahura yang dikelola oleh Yayasan Sahabat Alam Lampung (YSA) merupakan salah satu yayasan yang bekerjasama dengan Dinas Kehutanan Propinsi Lampung dengan maksud meningkatkan pengetahuan konservasi lingkungan hidup, meningkatkan peran dan manfaat flora dan fauna. Berdasarkan tujuan tersebut pada tahun 1999 Yayasan Sahabat Alam membuat Taman Kupu-Kupu Gita Persada (TKGP) yang bertujuan melakukan konservasi kupu-kupu khas Sumatera. Taman Kupu-Kupu Gita Persada yang berlokasi di Way Halim Permai merupakan taman percontohan di dalam kota. Selain itu TKGP yang berada di alam terbuka seluas 4,8 Ha dengan ketinggian 460 m di atas permukaan laut, letaknya di Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung tepatnya berada dikawasan Tahura Wan Abdul Rachman yang dibentuk berdasarkan SK Menhut No. 408/kpts-II/1993 dengan luas 22.249,31 Ha. Penetapan Taman Hutan Raya Wan Abdulrachman (Tahura) merupakan bukti dukungan pemerintah bagi kelestarian alam, tempat konservasi sekaligus rekreasi dan sarana pendidikan. Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya mengamanatkan bahwa taman nasional adalah

4 kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi dan dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi. Taman Kupu-Kupu Gita Persada saat ini menjadi tempat konservasi Kupu-kupu dan pelestraian alam dimana terdapat anekaragam jenis Kupu-kupu khas Sumatera, keindahan warna-warni sayapnya beterbangan dilingkungan yang masih alami, kita dapat juga mengamati perilaku Kupu-Kupu yang sedang bertelur, mencari makan, melihat secara langsung ulat yang sedang memakan daun atau berkopulasi (kawin), mengamati daur hidup dan metamorphosis dari telur ulat, kepompong, sampai menjadi kupukupu dewasa baik dalam dome penangkaran ataupun di alam bebas. Selain itu terdapat museum kayu yang dijadikan sebagai tempat menyimpan koleksi kupukupu yang telah diawetkan dan dapat dijadikan souvenir. Arti kupu-kupu bagi manusia tidak hanya sebagai obyek yang memiliki keindahan, namun dalam banyak hal kupu-kupu memiliki arti penting lain. Penyebaran geografi yang mantap dan keanekaragaman kupu-kupu dapat memberikan informasi yang baik dalam studi lingkungan sebagai indikator lingkungan, serta perubahan yang mungkin terjadi. Kupu-kupu juga memberi andil yang sangat berarti dalam mempertahankan keseimbangan alam dengan bertindak sebagai penyerbuk pada proses pembuahan bunga bersama hewan penyerbuk lainnya (http://tumoutou.net/702_07134/marini_susanti.htm). Melihat pentingnya peranan kupu-kupu bagi alam dan taman kupu-kupu sebagai tempat konservasi kupu-kupu, Taman Kupu-Kupu Gita Persada telah memperbaiki lahan kritis di hutan Gunung Betung dengan menanami berbagai tumbuhan pakan kupu-kupu segabagi habitat kupu-kupu sehingga dapat menghadirkan kupu-kupu dan berkembang biak ditempat tersebut. Ketersediaan vegetasi tanaman pakan merupakan faktor penting yang dibutuhkan kupu-kupu

5 untuk kelangsungan hidupnya. Namun, selain faktor vegetasi juga terdapat faktorfaktor lingkungan yang mempengaruhi habitat kupu-kupu di Taman Kupu-kupu Gita Persada. Sebagaimana dikemukakan oleh Jumar (2000:87) faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap habitat kupu-kupu berupa faktor fisik seperti suhu, kelembaban udara, curah hujan, cahaya, angin atau dikenal dengan faktor iklim dan topografi, faktor makanan seperti vegetasi. Idealnya taman kupu-kupu sebagai habitat kupu-kupu harus memiliki faktorfaktor lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan kupu-kupu di alam sehingga kupu-kupu dapat berkembang biak dan dikonservasi dengan baik karena akan mempengaruhi jumlah spesies kupu-kupu. Keadaan iklim seperti suhu, kelembaban dan curah hujan serta topografi dan vegetasi akan mempengaruhi persebaran kupu-kupu pada suatu wilayah selain itu juga akan mempengaruhi jumlah dan jenis kupu-kupu seperti warna, bentuk dan ukuran kupu-kupu pada suatu wilayah. Apabila 90% dari habitatnya rusak maka pulau akan kehilangan 50% spesiesnya; dan jika 99% dari habitatnya rusak, maka sekitar 75% spesies alami akan punah (Primack dkk, 2007:98). Indonesia adalah negara nomor satu dalam sumber alam hayati kupu-kupu dan Lampung memiliki 60% spesies kupukupu yang terdapat di Indonesia, oleh karena itu Taman Kupu-kupu Gita Persada harus memenuhi syarat habitat yang baik bagi kupu-kupu agar jumlah spesies kupu-kupu tidak mengalami kepunahan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu dilakukan identifikasi terhadap Taman Kupu-kupu Gita Persada terutama habitat kupu-kupu seperti keadaan iklim (suhu, kelembaban, curah hujan), topografi (ketinggian tempat) dan vegetasi karena habitat

6 yang baik akan mempengaruhi keanekaragaman jenis kupu-kupu pada suatu tempat sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan pengelola dalam rangka perencanaan dan pengembangan Taman Kupu-Kupu Gita Persada. Hal inilah yang menarik penulis untuk memilih judul Deskripsi Habitat Kupu-Kupu Pada Taman Wisata Gita Persada Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung Propinsi Lampung Tahun 2012. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah Habitat Kupu-kupu di Taman Kupu-Kupu Gita Persada Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung yang berkaitan dengan unsur-unsur lingkungan, meliputi: a. Apakah Keadaan Iklim (suhu, kelembaban dan curah hujan) pada Taman Kupu-Kupu Gita Persada Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung sudah sesuai dengan habitat Kupu-Kupu? b. Apakah Topografi pada Taman Kupu-Kupu Gita Persada Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung sudah sesuai dengan habitat Kupu-Kupu? c. Apakah vegetasi pada Taman Kupu-Kupu Gita Persada Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung sudah sesuai dengan habitat Kupu-Kupu?

7 2. Bagaimanakah keragaman jenis Kupu-Kupu yang terdapat di Taman Kupu-Kupu Gita Persada Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mendeskripsikan informasi tentang habitat Kupu-kupu yang meliputi unsurunsur lingkungan seperti, keaadaan iklim, topografi dan vegetasi yang terdapat pada Taman Kupu-Kupu Gita Persada Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung 2. Untuk mendapatkan informasi tentang keanekaragaman jenis Kupu-Kupu pada Taman Kupu-Kupu Gita Persada Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung. D. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah: 1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suplemen bahan ajar pada mata pelajaran IPS terpadu SMP kelas VIII semester 1 dalam materi pokok Persebaran flora dan fauna Indonesia dan kaitannya dengan pembagian wilayah Wallacea dan Weber. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan bagi pihak pengelola Taman Kupu-Kupu terutama dalam usaha pengembangan taman

8 konservasi menjadi ekowisata, khususnya di Kota Bandar Lampung Propinsi Lampung. 4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan dan bahan perkuliahan bagi penulis pada mata kuliah Geografi Hewan dan Tumbuhan pada Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, serta diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi yang akan mengadakan penelitian tentang kepariwisataan. E. Ruang Lingkup Penelitian Adapun ruang lingkup dari penelitian ini, yaitu: 1. Ruang lingkup objek penelitian adalah wilayah Taman Kupu-Kupu Gita Persada Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung 2. Ruang lingkup subjek penelitian adalah pengelola Taman Kupu-Kupu Gita Persada Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung 3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah Taman Kupu-Kupu Gita Persada Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung 4. Ruang lingkup waktu penelitian yaitu tahun 2012 5. Ruang lingkup ilmu yaitu Geografi Fisik dengan ilmu bantu Geografi Hewan dan Tumbuhan Menurut Eko Tri Rahardjo dan Sucahyanto (1998:11) Secara garis besar, geografi dapat diklasifikasikan menjadi geografi fisik (Physical Geography) dan geografi manusia (Human Geography). Geografi fisik yaitu cabang geografi yang mempelajari gejala fisik dari permukaan bumi yang meliputi tanah, air, udara, dengan segala prosesnya. Kajian geografi fisik ditunjang oleh geologi, geomorfologi, ilmu tanah,

9 meteorologi, klimatologi, hidrologi, dan oceanologi kedalam geografi fisik ini termasuk juga biogeografi yaitu geografi tumbuh-tumbuhan dan geografi hewan. Geografi memandang hewan sebagai salah satu fenomena biosfer (tumbuhan dan hewan) yang sangat berpengaruh terhadap manusia dan sebaliknya. Geografi membahas hewan dengan menggunakan konsep-konsep geografi yang menitikberatkan pada lokasi, persebaran, interaksi dan prediksinya. Dalam penelitian ini yang dikaji adalah lokasi sebagai tempat hidup hewan atau yang dikenal dengan habitat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan fisik sehingga mempengaruhi keragaman jenis hewan tersebut. Lingkungan hidup atau habitat berupa fisik seperti keadaan iklim, topografi dan vegetasi sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup binatang itu sendiri.