Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.2, April 2017 (35):

dokumen-dokumen yang mirip
Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (560) :

Pengaruh BAP ( 6-Benzylaminopurine ) dan Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

Peran Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea, SP36, KCl Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) dalam Polybag. Oleh: Susantidiana

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK UREA TERHADAP KETERSEDIAAN N TOTAL PADAPERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

EFEKTIVITAS PEMBERIAN BEBERAPA JENIS DAN DOSIS PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BAWANG MERAH(Allium ascalonicum L.

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L,) VARIETAS KUNING TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS KASCING DAN PUPUK NPK

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH TERHADAP BAHAN ORGANIK Tithonia diversifolia DAN PUPUK SP-36 ABSTRACT

Hanafi Ansari*, Jamilah, Mukhlis

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut. Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Subdivisio: Angiospermae;

Urea fertilizer and goat manure application for increasing N Total on Inceptisol Kuala Bekala and corn growth ( Zea mays L. )

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (22):

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Terhadap Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair dan Aplikasi Pupuk NPK

OLEH : REZEKI AYU CITRA UTAMA ILMU TANAH

PENGARUH BERBAGAI MACAM BOBOT UMBI BIBIT BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG BERASAL DARI GENERASI KE SATU TERHADAP PRODUKSI

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.2, April 2017 (33):

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.3, Juli 2017 (81):

327. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas

Jurnal Online Agroekoteaknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

Respons Dua Varietas Kedelai (Glycine max (L.) Merrill.) pada Pemberian Pupuk Hayati dan NPK Majemuk

Pemberian Bahan Organik Kompos Jerami Padi dan Abu Sekam Padi dalam Memperbaiki Sifat Kimian Tanah Ultisol Serta Pertumbuhan Tanaman Jagung

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI ( Brassica juncea L ) TERHADAP PEMBERIAN URINE KELINCI DAN PUPUK GUANO

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Terhadap Pemberian Pupuk Bokashi dan Frekuensi Pembumbunan

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS KULIT BUAH KOPI ABSTRACT

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4.No.4, Desember 2016 (648);

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L. Var. TUKTUK) ASAL BIJI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KALIUM DAN JARAK TANAM

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

Respon Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Varietas Medan Pada Tanah Terkena Debu Vulkanik dengan Pemberian Bahan Organik

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA PEMBERIAN HIDROGEL DAN FREKUENSI PENYIRAMAN DENGAN SISTEM VERTIKULTUR SKRIPSI

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

PEMBERIAN KAPUR CaCO 3 DAN PUPUK KCl DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN SERTA SERAPAN K DAN Ca TANAMAN KEDELAI SKRIPSI OLEH:

KAJIAN PENGGUNAAN PUPUK BIOURIN SAPI DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.)

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG SABRANG (Eleutherine americana Merr) TERHADAP PEMBELAHAN UMBI DAN PERBANDINGAN MEDIA TANAM ABSTRACT

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

SERAPAN P DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) AKIBAT PEMBERIAN KOMBINASI BAHAN ORGANIK DAN SP 36 PADA TANAH ULTISOL LABUHAN BATU SELATAN

Pengaruh Pupuk Hayati Terhadap Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Varietas Bhaskara di PT Petrokimia Gresik

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil percobaan menujukkan bahwa pemberian sludge limbah tapioka dan pupuk

PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SERTA MUTU BAWANG MERAH

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK KANDANG

Aplikasi limbah panen padi dan pupuk kalium untuk meningkatkan hara kalium dan pertumbuhan serta produksi kedelai (Glycine max (L.) Merrill.

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS KULIT BUAH KOPI SKRIPSI OLEH:

Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Dosis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit dan Tipe Pemotongan Umbi

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP KADAR N, P, DAN K TANAH, SERAPAN N, P, DAN K SERTA PERTUMBUHAN PADI DENGAN SISTEM SRI

Respons Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Pemberian Kompos TKKS dan Jarak Tanam di Dataran Rendah

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBELAHAN UMBI BIBIT PADA BEBERAPA JARAK TANAM

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBERIAN VERMIKOMPOS DAN URINE DOMBA ABSTRACT

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS TUK-TUK TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KCl

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK NPK DAN Tithonia diversifolia (Hemsl.

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

Respons Pertumbuhan Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Aplikasi Mulsa dan Perbedaan Jarak Tanam

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN

SKRIPSI OLEH : SAMUEL T Z PURBA AGROEKOTEKNOLOGI ILMU TANAH

SKRIPSI. Oleh : ERNIKA SEPTYMA BR PARDEDE/ AGROEKOTEKNOLOGI - BPP

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PENAMBAHAN PUPUK ORGANIK CAIR ABSTRAK

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA AKSESI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) LOKAL HUMBANG HASUNDUTAN PADA BERBAGAI DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA

PEMBERIAN PUPUK P DAN Zn UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN P DAN Zn DI TANAH SAWAH SKRIPSI OLEH : KIKI DAMAYANTI

PENGARUH JARAK TANAM DAN FREKUENSI PENYIANGAN GULMA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum)

1. PENDAHULUAN. pokok masyarakat Indonesia dan komoditas agrikultur yang memiliki nilai

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) SKRIPSI OLEH :

PERBAIKAN SIFAT KIMIA TANAH FLUVENTIC EUTRUDEPTS PADA PERTANAMAN SEDAP MALAM DENGAN PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK NPK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

APPLICATION OF MANURE AND Crotalaria juncea L. TO REDUCE ANORGANIC FERTILIZER ON MAIZE (Zea mays L.)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBERIAN PUPUK HAYATI PADA BERBAGAI MEDIA TANAM

Contact Author : Keywords : Azolla inoculum, organic potassium, organic matter, fertilizers, soil fertility

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) pada Pemberian Pupuk Cair

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Pada Dosis Pupuk Kalium dan Frekwensi Pembumbunan

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR

PENGARUH TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS PUPUK FOSFAT PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

ABSTRACT. APLIKASI BEBERAPA JENIS COMPOST TEA TERHADAP PERUBAHAN JUMLAH MIKROORGANISME TANAH INCEPTISOL, PRODUKSI DAN KUALITAS SAWI (Brassica juncea)

Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan *Corresponding author : ABSTRACT

ABSTRACT. Keywords : rice husk charcoal, shallot, straw compost, volcanic ash ABSTRAK

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kab. Serdang Bedagai dan analisis tanah di Laboratorium analitik PT. Nusa

Respons Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dengan Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk NPK (15:15:15)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN PEMBERIAN VERMIKOMPOS DAN URIN DOMBA

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS BAWANG MERAH(

Lampiran 1. Tabel Tinggi Tanaman 2 MST (cm) Ulangan

EFISIENSI PEMUPUKAN P TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) PADA TANAH ANDISOL DAN ULTISOL SKRIPSI OLEH

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica oleraceae. L)

Produksi Biji Bawang Merah Samosir Aksesi Simanindo Terhadap Konsentrasi GA3 dan Lama Perendaman di Dataran Tinggi Samosir

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Dosis Pupuk Fosfat dan Asam Humat

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

EFFECT OF ORGANIC FERTILIZER TYPES AND DOSAGE NPK ON RESULTS PLANTS SHALLOT (Allium ascalonicum L.)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)

TATA CARA PENELITIAN

Transkripsi:

Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kerbau dan Dosis Pupuk Anorganik Terhadap Hara N, P, K Tanah, Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) The Effect of Buffalo Manure and Doses of Inorganic Fertilizer on The Soil Nutrient of Nitrogen, Phosphate, Potassium, Growth and Production of Shallot (Allium ascalonicum L.) Erkwan Martinus *, Hamidah Hanum, Alida Lubis Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, USU, Medan 20155 *Corresponding author : erkwanmartinus@gmail.com ABSTRACT The purpose of the study was to evaluate soil nutrient of nitrogen, phosphor, potassium, responses growth and production shallot Medan variety against giving buffalo manure and inorganic fertilizer s doses. The research was conducted at Unjur Village, Sub District Simanindo, District Samosir, Province North Sumatera, began from January until April 2016 and analysis of soil at PT Nusa Pusaka Kencana Laboratory, Tebing Tinggi. The research was arranged with factorial randomized block design with 2 factors which 2 x 3 levels: K 0 (0 ton/ha buffalo manure), K 1 (15 ton/ha buffalo manure), P 0 ( 0 kg/ha NPK, 0 kg/ha ZA, 0 kg/ha KCl), P 1 (65 kg/ha NPK, 65 kg/ha ZA, 15 kg/ha KCl), P 2 (130 kg/ha NPK, 130 kg/ha ZA, 30 kg/ha KCl), P 3 (195 kg/ha NPK, 195 kg/ha ZA, 45 kg/ha KCl), Px (800 kg/ha NPK, 400 kg/ha ZA, 0 kg/ha KCl). The result showed that buffalo manure increase plant s length, fresh weight of bulb and dry weight of bulb. Inorganic fertilizer increases soil nutrient of nitrogen and phosphor, but the higher doses of inorganic fertilizer is given, decreases the production of Shallot. The highest production of shallot in K 1 P 1 (15 ton/ha buffalo manure,65 kg/ha NPK, 65 kg/ha ZA,15 kg/ha KCl). Keywords : buffalo manure, inorganic fertilizer, shallot ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hara N, P, K tanah, respon pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah varietas Medan terhadap pemberian pupuk kandang kerbau dan dosis pupuk anorganik di Desa Unjur Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir dan analisis tanah dilakukan di Laboratorium PT Nusa Pusaka Kencana, Tebing Tinggi. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari sampai April 2016. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) 2 faktor yang terdiri dari 2 x 5 taraf yaitu K 0 (0 ton/ha pupuk kandang kerbau), K 1 (15 ton/ha pupuk kandang kerbau), P 0 (0 kg/ha NPK, 0 kg/ha ZA, 0 kg/ha KCl), P 1 (65 kg/ha NPK, 65 kg/ha ZA, 15 kg/ha KCl), P 2 (130 kg/ha NPK, 130 kg/ha ZA, 30 kg/ha KCl), P 3 (195 kg/ha NPK, 195 kg/ha ZA, 45 kg/ha KCl), Px (800 kg/ha NPK, 400 kg/ha ZA, 0 kg/ha KCl) dengan jumlah ulangan sebanyak 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang meningkatkan panjang tanaman, bobot basah umbi dan bobot kering umbi bawang merah. Pemberian pupuk anorganik meningkatkan hara N dan P tanah, akan tetapi pada dosis tinggi, semakin tinggi dosis pupuk anorganik yang diberikan dapat menurunkan hasil produksi bawang merah. Produksi tertinggi terdapat pada perlakuan K 1 P 1 (15 ton/ha pupuk kandang kerbau, 65 kg/ha NPK, 65 kg/ha ZA, 15 kg/ha KCl). Kata Kunci : bawang merah, pupuk anorganik, pupuk kandang kerbau 265

PENDAHULUAN Bawang merah merupakan bahan utama untuk bumbu dasar masakan Indonesia. Bawang merah memiliki nilai ekonomi penting yang tidak bisa diremehkan begitu saja. Berkembangnya bisnis kuliner dan industri bahan pangan seperti mie instan, makanan ringan, restoran siap saji dan sebagainya turut serta mempengaruhi permintaan bawang merah yang cenderung mengalami peningkatan (Dewi, 2012). Data dari BPS Provinsi Sumatera Utara (2015), Indonesia memiliki luas panen, produksi dan produktivitas bawang merah pada tahun 2014 adalah 120.704 ha, 1.233.983 ton dan 10.22 ton/ha. BPS Provinsi Jawa tengah (2015) menyatakan bahwa Provinsi Jawa tengah memiliki luas panen, produksi dan produktivitas bwang merah pada tahun 2014 adalah 46.233 ha, 519.356 ton dan 11.23 ton/ha mengalami penurunan produktivitas dari tahun 2013 yaitu luas panen 36.715 ha menghasilkan produksi 419.472 ton dengan produktivitas 11,42 ton/ha. BPS Provinsi Sumatera Utara (2015) menyatakan bahwa Provinsi Sumatera Utara memiliki luas panen, produksi, dan produktivitas bawang merah pada tahun 2014 adalah 1.003 ha, 7.810 ton dan 7,79 ton/ha mengalami penurunan produktivitas dari tahun 2013 yaitu luas panen 1048 ha, produksi 8305 ton, dan produktivitas 7,92 ton/ha. Begitu juga di Kabupaten Samosir, mengalami penurunan pada tahun 2013 dengan luasan panen 223 ha, produksi 1.384 ton dan produktivitas 6,21 ton/ha jika dibandingkan pada tahun 2013 dengan luas panen 167 ha, produksi 1114 ton dan produktivitas 6.67 ton/ha. Rendahnya kandungan bahan organik yang terkandung di dalam tanah dan kurangnya penggunaan pupuk organik dapat mempengaruhi produktivitas bawang merah menjadi rendah. Dari data analisis tanah, diketahui kandungan hara pada sampel tanah di Desa Unjur Kecamatan Simanindo kabupaten samosir dengan N sebesar 0,13%, Ptotal sebesar 342 ppm, K-dd sebesar 0.13 me/100g dan C (karbon) sebesar 0,95 % dan ph 5,95. Pemberian pupuk organik merupakan salah satu solusi dalam meningkatkan bahan organik di dalam tanah. Jazilah, et al (2007) melaporkan pada tanaman bawang yang ditanam di screen house (rumah kasa) pada Kebun Percobaan Batang, di desa Depok, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang menunjukkan bahwa Bobot kering umbi per rumpun tertinggi dicapai pada dosis pupuk anorganik 200 kg/ha (P3) dan pupuk kandang. Dimana pupuk anorganik yang digunakan adalah pupuk NPK (15:15:15) dan pupuk organik yang digunakan adalah pupuk kandang ayam. Pupuk kandang kerbau sangat mudah didapatkan di Kabupaten Samosir. Penggunaan pupuk kandang kerbau selain sebagai sumber bahan organik juga dapat meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman bawang merah. Adapun kandungan hara dari pupuk kandang padat kerbau menurut Lingga (1991) dalam Hartatik dan Widowati (2006) adalah 12,7% bahan organik; 0,25% N ; 0,18% P 2 O 5 ; 0,17% K 2 O ; 0,4% CaO dan 81% Air. Penggunaan pupuk anorganik yang dilakukan petani lokal sangat tinggi dosisnya. Umumnya menggunakan pupuk majemuk Phonska dengan dosis 800 kg/ha dan ZA sebesar 400 kg/ha sesuai dengan dosis dari PT. Petrokimia Gresik (2011). Jika dilakukan perhitungan pupuk menurut Agus dan Ruijter (2004), dosis pupuk yang sesuai dengan kebutuhan hara bawang adalah 65 kg/ha Phonska dan 65 kg/ha ZA dan 15 kg/ha KCl. Penggunaan pupuk yang baik bagi pertumbuhan tanaman adalah dengan mengkombinasikan antara pupuk organik dan pupuk anorganik secara tepat dan berimbang sehingga diharapkan mendapatkan hasil produksi yang maksimal. Penggunaan pupuk kandang dan pupuk anorganik diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan dan produksi bawang merah. Akan tetapi, belum diketahui dosis pupuk terbaik untuk pertumbuhan dan produksi bawang merah, 266

Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh pemberian pupuk kandang, dan pupuk anorganik agar komposisi unsur hara dalam tanah seimbang sehingga dapat menghasilkan produksi tanaman bawang merah yang maksimal. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di Desa Unjur Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, dengan ketinggian tempat sekitar 950 m di atas permukaan laut dan analisis tanah dilakukan di Laboratorium PT. Nusa Pusaka Kencana Tebing Tinggi. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada Januari sampai April 2016. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: umbi bibit bawang merah varietas Medan, pupuk kandang kerbau, pupuk Phonska (NPK 15:15:15), Pupuk ZA, pupuk KCl, air, fungisida Antracol serta bahan pendukung lainnya. Alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: cangkul, garpu tanah, meteran, timbangan, gembor, label sampel, jaring (paranet), drum, alat tulis dan alat-alat laboratorium serta alat pendukung lainnya. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial, yang terdiri dari 2 faktor dengan 3 ulangan. Faktor 1: Pupuk Kandang Kerbau dengan 2 taraf dosis yaitu: K 0 (Kontrol, 0 ton/ha), K 1 (15 ton/ha); Faktor 2 : Pupuk Anorganik dengan 5 taraf (kg/ha) yaitu: P 0 (0) = Kontrol, P 1 (65 NPK, 65 ZA, 15 KCl), P 2 (130 NPK, 130 ZA, 30 KCl), P 3 (195 NPK, 195 ZA, 45 KCl), Px (800 NPK, 400 ZA, 0 KCl). Data yang diperoleh dianalisis secara statistik berdasarkan analisa varian pada setiap peubah amatan yang diukur dan diuji lanjut bagi perlakuan yang berpengaruh nyata dengan menggunakan Uji Beda Rataan berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α = 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian menunjukkan bahwa ada variasi hara N, P Tanah, panjang tanaman, bobot basah umbi dan bobot umbi bawang merah. Pupuk kandang kerbau berpengaruh nyata terhadap panjang tanaman bobot basah, bobot kering umbi, sedangkan pupuk anorganik berpengaruh nyata terhadap hara N dan P tanah. Interaksi pupuk kandang kerbau dan pupuk organik tidak berpengaruh nyata terhadap hara N, P, K tanah, pertumbuhan dan produksi bawang merah. Tabel 1 menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang kerbau meningkatkan hara N, P dan K tanah, begitu juga dengan pemberian pupuk anorganik (NPK, ZA dan KCl) meningkatkan hara N, P dan K tanah. Tabel 2 menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang kerbau meningkatkan pertumbuhan dan produksi bawang merah. Sedangkan pemberian pupuk anorganik (NPK, ZA dan KCl) cenderung menurunkan pertumbuhan dan produksi bawang merah. 267

Tabel 1. Pengaruh pupuk kandang kerbau dan pupuk anorganik terhadap hara N, P dan K tanah Variabel Hara N (%) Hara P (P 2 O 5 ) (ppm) Hara K (K 2 O) (ppm) Pupuk Kandang Kerbau (ton/ha) K 0 (0 ) = kontrol 0.27 62.86 995.72 K 1 (15) 0.28 68.97 1040.83 Pupuk Anorganik (kg/ha) P 0 (0 NPK, 0 ZA, 0 KCl) = kontrol 0.21 c 23.00 C 939.52 P 1 (65 NPK, 65 ZA, 15 KCl) 0.24 bc 34.40 C 1029.37 P 2 (130 NPK, 130 ZA, 30 KCl) 0.27 bc 31.43 C 964.23 P 3 (195 NPK, 195 ZA, 45 KCl) 0.31 ab 68.39 B 1052.74 Px (800 NPK, 400 ZA, 0 KCl) 0.36 a 172.37 A 1105.52 Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata menurut uji DMRT pada taraf 5 % Tabel 2. Pengaruh pupuk kandang kerbau dan pupuk anorganik terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah Variabel Panjang Tanaman (cm) Jumlah Daun (helai) Jumlah Anakan per rumpun (anakan) Bobot basah umbi per plot (g) Bobot kering umbi per plot (g) Pupuk Kandang Kerbau (ton/ha) K 0 (0 ) = kontrol 21.79 b 19.09 6.43 328.00 b 175.67 K 1 (15) 25.23 a 23.48 7.04 502.00 a 300.33 Pupuk Anorganik (kg/ha) P 0 (0 NPK, 0 ZA, 0 KCl) = kontrol 23.62 23.64 7.34 515.00 290.83 P 1 (65 NPK, 65 ZA, 15 KCl) 26.08 24.23 6.77 555.00 336.67 P 2 (130 NPK, 130 ZA, 30 KCl) 22.53 21.07 6.64 333.34 191.67 P 3 (195 NPK, 195 ZA, 45 KCl) 23.10 20.00 6.80 380.00 216.67 Px (800 NPK, 400 ZA, 0 KCl) 22.24 17.50 6.14 291.67 154.17 Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata menurut uji DMRT pada taraf 5 % Pengaruh Pupuk Kandang Pemberian pupuk kandang tidak berpengaruh nyata terhadap hara NPK tanah. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Hara NPK tanah cenderung lebih tinggi pada pemberian pupuk kandang kerbau daripada tanpa pemberian pupuk kandang kerbau. Hal ini terjadi karena hara dalam pupuk kandang kerbau ini tidak mudah tersedia bagi tanaman. Hal ini sesuai dengan Hartatik dan Widowati (2006) menyatakan bahwa hara dalam pupuk kandang tidak mudah tersedia bagi tanaman. Ketersediaan hara sangat dipengaruhi oleh tingkat dekomposisi/mineralisasi dari bahanbahan tersebut. Ini terlihat dari nisbah C/N pupuk kandang kerbau yaitu 12.78 yang termasuk dalam kriteria sedang. Semakin tinggi nilai C/N maka kecepatan mineralisasi bahan tersebut semakin terhambat. Hal ini sesuai dengan Syekhfani, et al. (2012) menyatakan bahwa nisbah C/N lazim digunakan sebagai petunjuk (indikator) kemudahan dekomposisi bahan organik. Makin tinggi C/N makin sukar terdekomposisi. 268

Pemberian pupuk kandang kerbau berpengaruh tidak nyata terhadap parameter pertumbuhan tanaman seperti jumlah daun dan jumlah anakan. Pemberian pupuk kandang hanya berpengaruh nyata terhadap panjang tanaman. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa panjang tanaman, jumlah daun dan jumlah anakan bawang merah cenderung lebih tinggi dengan pemberian pupuk kandang kerbau (K 1 ) daripada tanpa menggunakan pupuk kandang kerbau (K 0 ). Hal ini disebabkan oleh pemberian pupuk kandang kerbau meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) sehingga unsur hara yang bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman seperti hara P dapat diserap oleh tanaman secara maksimal. Hal ini didukung oleh Napitupuluh dan Winarto (2010) yang menyatakan bahwa unsur P pada bawang merah berperan untuk mempercepat pertumbuhan akar semai. Pemberian pupuk kandang kerbau berpengaruh nyata terhadap bobot basah dan bobot kering umbi bawang merah. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot basah dan bobot kering umbi bawang merah cenderung lebih tinggi pada pemberian pupuk kandang kerbau (K 1 ) daripada tanpa pemberian pupuk kandang kerbau (K 0 ). Hal ini disebabkan oleh pemberian pupuk kandang kerbau mempengaruhi kertersediaan hara secara khusus hara P dan K dalam tanah, dimana hara fosfat dan hara kalium sangat berperan pada produksi tanaman bawang merah. Hal ini didukung oleh Jazilah, et al. (2011) yang menyatakan bahwa ketersediaan hara fosfor yang tinggi menyebabkan kebutuhan fosfor untuk pembentukan dan perkembangan umbi sudah tercukupi. Menurut Fitri, et al (2014) peranan lain dari K adalah memacu translokasi hasil fotosintesis dari daun ke bagian lain yang dapat meningkatkan ukuran, jumlah dan hasil umbi. Pengaruh Pupuk Anorganik Pemberian pupuk Anorganik berpengaruh nyata terhadap hara N dan P tanah serta berpengaruh tidak nyata terhadap hara K tanah. Hara N,P, K tanah cenderung lebih tinggi dengan pemberian pupuk anorganik dari pada tanpa pemberian pupuk anorganik dimana hara N,P, K tanah yang tertinggi terdapat pada perlakuan Px. Hal ini disebabkan oleh jumlah pupuk anorganik yang diberikan dosis tertinggi terdapat pada Px (800 kg/ha NPK, 400 kg/ha ZA dan 0 kg/ha KCl). Pupuk anorganik ini yang diberikan menjadi salah satu sumber hara utama dalam tanah. Hal ini sesuai dengan Damanik, et al. (2011) bahwa pupuk buatan yang mengandung nitrogen seperti Urea, ZA dan pupuk majemuk selalu ditambahkan ke tanah di samping pupuk organik seperti pupuk kandang, pupuk hijau, kompos juga merupakan sumber nitrogen di dalam tanah. Begitu pula dengan unsur hara P dan K. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk anorganik berpengaruh tidak nyata terhadap parameter pertumbuhan dan produksi bawang merah. Hal ini didukung penelitian Jazilah, et al. (2007) yang menyatakan bahwa dosis pupuk anorganik tidak berpengaruh nyata terhadap semua komponen pertumbuhan. Hal ini disebabkan perkembangan tinggi tanaman, jumlah anakan dan jumlah daun sejak awal pertumbuhan lebih dipengaruhi oleh faktor genetik daripada faktor lingkungan. Analisis tanah yang dilakukan merupakan analisis tanah setelah panen. Hara N, P dan K dari hasil analisis tanah akhir merupakan hara yang tersisa yang tidak diserap oleh tanaman. Hara yang tersisa tersebut dengan jumlah sangat tinggi. Ini menandakan bahwa bawang merah tidak membutuhkan jumlah hara yang tinggi sehingga pupuk yang digunakan pun dibutuhkan dengan dosis yang rendah. Dengan demikian semakin tinggi dosis pupuk anorganik yang diberikan maka akan menurunkan hasil produksi bawang merah. Perhitungan kebutuhan pupuk anorganik dilakukan dengan melihat jumlah serapan hara dari hasil produksi potensial tanaman (7.4 ton/ha), namun perlu pertimbangan dengan hasil produksi aktual tanaman (6.21 ton/ha). Maka perhitungan 269

dosis kebutuhan pupuk dilakukan dengan target hasil produksi 7 ton/ha dengan harapan mampu meningkatkan produksi tanaman bawang merah. Hasil produksi tertinggi dari hasil penelitian sebesar 3.1 ton/ha diperoleh diduga akibat serangan hama. Dalam kegiatan penelitian, pemberian pupuk anorganik secara bertahap yaitu sebelum tanam dan 30 HST merupakan salah satu cara dalam penggunaan pupuk yang lebih efisien. Cara ini dapat mengurangi dampak kehilangan hara oleh pencucian sehingga mengurangangi dosis pupuk yang digunakan. Namun perlu dilakukan uji frekuensi pemupukan terlebih dahulu. SIMPULAN Pemberian pupuk kandang kerbau meningkatkan pertumbuhan dan produksi bawang merah berupa panjang tanaman, bobot basah dan bobot kering umbi bawang merah. Pemberian pupuk anorganik meningkatkan hara N, P dan K tanah. Pada dosis rendah dapat meningkatkan produksi bawang merah sedangkan pada dosis yang lebih tinggi cenderung menurunkan pertumbuhan dan produksi bawang merah Tidak terdapat interaksi antara pupuk kandang kerbau dan dosis pupuk anorganik pada hara N, P, K tanah, pertumbuhan dan produksi bawang merah. Hasil produksi tertinggi berupa bobot kering umbi bawang merah terdapat pada perlakuan K 1 (15 ton/ha pupuk kandang kerbau) dan P 1 (65 kg/ha NPK, 65 kg/ha ZA, 15 kg/ha KCl). DAFTAR PUSTAKA Agus dan J. Ruijter. 2004. Perhitungan Kebutuhan Pupuk. PIDRA. Participatory Intergrated Development in Rainfed Areas. World Agroforestry Center. Transforming Lives and Landscapes. Jakarta. BPS Provinsi Jawa Tengah. 2015. Jawa Tengah dalam Angka 2015. Diakses melalui www.jateng.bps.go.id/website/ publikasi/jawa-tengah-dalam-angka- 2015 pada 16 Oktober 2016. BPS Provinsi Sumatera Utara. 2015. Produksi Cabai Besar, Cabai Rawit dan Bawang Merah Tahun 2014. Berita Resmi Statistik, Provinsi Sumatera Utara. No. 50/08/12/Th. XVIII. Damanik, B.E. Hasibuan, Fauzi, Sarifuddin dan H. Hanum. 2011. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. USU Press. Medan. Dewi, N. 2012. Untung Segunung Bertanam Aneka Bawang. Pustaka Baru Press. Yogyakarta. Fitri, Rosita dan Chairani. 2014. Pertumbuhan dan produksi bawang merah dengan Pemberian berbagai pupuk organik. Jurnal Online Agroekoteknologi. Vol.2, No.2 : 482-496. Hartatik, W. dan L. R. Widowati.2006. Pupuk Organik Dan Pupuk Hayati (Organic Fertilizer And Biofertilizer), Bab IV. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor. Jazilah, Sunarto dan Farid. 2007. Respon Tiga Varietas Bawang Merah Terhadap Dua macam Pupuk Kandang dan Empat Dosis Pupuk Anorganik. Jurnal Penelitian dan Informasi Pertanian Agrin, Vol.11 No. 1. Napitupulu, D dan L. Winarto. 2010. Pengaruh Pemberian Pupuk N Dan K Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Bawang Merah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara. Syekhfani et al. 2012. Modul Kesuburan Tanah (Soil Fertility). Diakses melalui www. syekhfanismd. lecture. ub.ac.id/ MODUL KESTAN. 20125. PT Petrokimia Gresik. 2011. Anjuran Umum Pemupukan Berimbang Menggunakan Pupuk Majemuk. Diakses melalui www. petrokimia gresik. com pada 5 oktober 2015 270

271