merupakan komponen terbesar dari semua sel hidup. Protein dalam tubuh pembangun, dan zat pengatur dalam tubuh (Diana, 2009). Protein sangat penting

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Protein adalah suatu zat gizi yang sangat penting bagi tubuh karena

BAB I PENDAHULUAN. macam belimbing yaitu belimbing manis (Averrhoa carambola) dan

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Protein adalah salah satu zat gizi makro memiliki fungsi di dalam tubuh

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Daging ayam merupakan sumber protein hewani yang mudah dimasak

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral,

BAB I PENDAHULUAN. tampilan dan teksturnya mirip dengan tahu yang berwarna putih bersih

BAB I PENDAHULUAN. karena dapat diolah menjadi berbagai macam menu dan masakan 1.Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. Zat gizi dalam makanan yang telah dikenal adalah karbohidrat, lemak,

BAB I PENDAHULUAN. makanan sangat terbatas dan mudah rusak (perishable). Dengan pengawetan,

BAB I PENDAHULUAN. makanan yang halal dan baik, seperti makan daging, ikan, tumbuh-tumbuhan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari air dan sirip digunakan untuk berenang (Adrim, 2010). Tubuh ikan diselimuti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat pengangkut dan alat penyimpanan (Heri Warsito, Rindiani 2015).

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

PENGARUH EKSTRAK KUNYIT (Curcuma domestica) DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA TERHADAP MIKROBA PADA ISOLAT IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

CARA PEMINDANGAN DAN KADAR PROTEIN IKAN TONGKOL (Auxis thazard) DI KABUPATEN REMBANG

I. PENDAHULUAN. protein yang lebih baik bagi tubuh dibandingkan sumber protein nabati karena mengandung

PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max)

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hasil kekayaan alam yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia untuk dijadikan

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

I. PENDAHULUAN. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

BAB I PENDAHULUAN. Kacang-kacangan merupakan sumber protein nabati dan lemak yang

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

Disusun Oleh: RURIYAWATI LISTYORINI A

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan gaya hidup serta kesadaran

TELUR ASIN PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang

DENATURASI DAN DAYA CERNA PROTEIN PADA PROSES PENGOLAHAN LAWA BALE (MAKANAN TRADISIONAL SULAWESI SELATAN)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ikan, merupakan jenis makanan sehat yang rendah lemak jenuh, tinggi. protein, dan merupakan sumber penting asam lemak omega 3.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Sejak dulu, masyarakat Indonesia terbiasa

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLatihan Soal 16.1

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERCOBAAN KE 2 PEMISAHAN PROTEIN PUTIH TELUR DENGAN FRAKSINASI (NH 4 ) 2 SO 4

BAB I PENDAHULUAN. nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu hasil perikanan budidaya

STUDI KASUS KADAR FORMALIN PADA TAHU DAN KADAR PROTEIN TERLARUT TAHU DI SENTRA INDUSTRI TAHU DUKUH PURWOGONDO KECAMATAN KARTASURA

Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, STITEK Balik Diwa Makassar ABSTRAK

SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

1 I PENDAHULUAN. Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state).

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kecukupan gizi. Unsur gizi yang dibutuhkan manusia antara lain: protein, lemak,

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan,

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang yang lebih banyak sehingga ciri-ciri kambing ini lebih menyerupai

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.

BAB I PENDAHULUAN. perikanan yang sangat besar. Oleh karena itu sangat disayangkan bila. sumber protein hewani, tingkat konsumsi akan ikan yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. fosfor, besi atau mineral lain. Protein disusun dari 23 atau lebih unit yang

I. PENDAHULUAN. laut maupun ikan air tawar. Menurut Arias dalam Fernandes (2009) ikan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan masyarakat akan pemenuhan gizi pada masa kini. semakin tinggi seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

PENGARUH PERLAKUAN PADA PROSES BLANCHING DAN KONSENTRASI NATRIUM BIKARBONAT TERHADAP MUTU SUSU KEDELAI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

I PENDAHULUAN. banyak ditemukan dan dikonsumsi yaitu ikan tongkol. Secara ilmu pengetahuaan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia adalah negara dengan konsumsi ikan sebesar 34 kilogram per

PERBEDAAN KADAR FORMALIN PADA TAHU YANG DIJUAL DI PASAR PUSAT KOTA DENGAN PINGGIRAN KOTA PADANG. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. terjangkau oleh berbagai kalangan. Menurut (Rusdi dkk, 2011) tahu memiliki

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kadar Air (%) Tempe Dengan Penambahan Tepung Belut dan Variasi Konsentrasi Usar Tempe

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

BAB I PENDAHULUAN. sangat terkenal dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena memiliki

HASIL DAN PEMBAHASAN

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

BAB 1 PENDAHULAN. kandungan protein per 100 gram-nya sebanyak 73,83 kadar air, protein 19,53,

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

PERAN CHITOSAN SEBAGAI PENGAWET ALAMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK BAKSO AYAM SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian,

I PENDAHULUAN. protein berkisar antara 20% sampai 30%. Kacang-kacangan selain sumber protein

BAB I PENDAHULUAN. Gelatin adalah biopolimer yang dihasilkan dari hidrolisis parsial jaringan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Nilai konsumsi tahu tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan konsumsi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Protein merupakan zat yang sangat penting bagi setiap organisme serta merupakan komponen terbesar dari semua sel hidup. Protein dalam tubuh berfungsi sebagai sumber utama energi selain karbohidrat dan lemak, sebagai zat pembangun, dan zat pengatur dalam tubuh (Diana, 2009). Protein sangat penting dalam pembentukan sel-sel baru. Apabila tubuh kekurangan protein maka tubuh akan mengalami hambatan dalam proses pertumbuhan (Endang, 2010). Berdasarkan asalnya, protein dibedakan menjadi protein nabati dan hewani. Protein nabati berasal dari tumbuhan misalnya kacang-kacangan, tahu, tempe, oncom dan kecap. Protein hewani berasal dari hewan misalnya ikan, daging ayam, daging sapi, keju, cumi-cumi, udang dan telur (Devi, 2010). Protein hewani memiliki susunan asam amino yang lebih kompleks daripada susunan asam amino pada protein nabati, sehingga kualitas (nilai gizi) protein hewani lebih tinggi dibandingkan dengan protein nabati (Diana, 2009). Protein hewani juga memiliki mutu cerna yang tinggi sehingga jumlah yang dapat diserap ke dalam tubuh juga tinggi (Sumiati, 2008). Ikan adalah bahan pangan yang mengandung protein yang cukup tinggi, sehingga sangat dianjurkan untuk dikonsumsi setiap hari (Sitio, 2016). Semua jenis ikan merupakan bahan pangan sumber protein hewani yang relatif lebih murah dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya. Ikan mengandung berbagai macam vitamin, mineral dan asam lemak tak jenuh yang sangat diperlukan oleh tubuh (Muchtadi, dkk, 2010). Manfaat mengonsumsi ikan tidak 1

2 hanya memperkuat daya tahan otot jantung, tetapi juga dapat meningkatkan kecerdasan otak, dan menurunkan kadar trigliserida (Robert, 2007). Berdasarkan habitatnya, ikan dibedakan menjadi 2 jenis yaitu ikan air tawar dan ikan air laut. Kandungan gizi ikan air tawar cukup tinggi sama dengan gizi ikan air laut sehingga dianjurkan untuk dikonsumsi dalam jumlah yang cukup (Robert, 2007). Ikan air tawar memiliki jenis yang sangat beragam, salah satunya adalah ikan Nila. Ikan Nila (Oreochromis niloticus) adalah salah satu jenis ikan air tawar yang mudah beradaptasi dengan lingkungan dan mudah dipijahkan sehingga penyebarannya sangat luas di alam, baik di daerah beriklim sedang maupun di daerah tropis (Angienda, 2010). Ikan Nila (Oreochromis niloticus) disukai oleh berbagai masyarakat karena dagingnya enak dan tebal serta cepat berkembang biak. Selain itu, harga ikan Nila relatif murah dan dapat dijangkau oleh masyarakat Indonesia (Suyanto, 2010). Ikan Nila memiliki Nilai gizi yang lebih baik bila dibandingkan dengan ikan air tawar yang lain seperti ikan lele. Kandungan protein ikan Nila sebesar 43,76%; lemak 7,01%; kadar abu 6,80% dan air 4,28% per 100 gram berat ikan (Purwani, 2009). Ikan Nila memiliki kandungan gizi yang baik bagi kesehatan tubuh antara lain mengurangi berat badan, membantu pertumbuhan badan, mempercepat metabolisme, membangun tulang, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menyehatkan rambut, mencegah penuaan dini, mencegah artritis, dan mencegah kanker. Ikan Nila juga dikenal sebagai sumber pangan yang rendah lemak (Fimadani, 2013).

3 Ikan Nila termasuk bahan pangan yang mudah rusak karena mengandung protein dan air cukup tinggi serta memiliki ph tubuh mendekati ph netral yang dapat menunjang pertumbuhan bakteri pembusukan dan mikroorganisme (Prahasta, 2008). Proses pengolahan ikan yang dipilih harus tepat untuk mempertahankan kualitas ikan. Salah satu teknik pengolahan ikan yang biasa dilakukan adalah pengawetan dengan menggunakan asam organik (Andriani, 2006). Asam organik seperti asam asetat dapat digunakan untuk mengawetkan ikan sehingga tidak mengandung bakteri patogen lagi dan tidak cepat membusuk (Andriani, 2006). Larutan asam asetat (asam cuka) merupakan salah satu bahan tambahan makanan yang berfungsi sebagai pengasam, pengawet, dan penyedap makanan (Sari, 2005). Asam asetat (asam cuka) selain aman digunakan karena tidak memiliki efek samping terhadap kesehatan juga mudah diperoleh dengan harga yang murah (Andriani, 2006). Perlakuan penambahan asam asetat dapat menyebabkan terjadinya denaturasi protein. Denaturasi protein merupakan perubahan struktur molekul protein tanpa terjadinya pemecahan ikatan-ikatan kovalen. Protein yang terdenaturasi akan mengendap karena gugus-gugus yang bermuatan positif dan negatif dalam jumlah yang sama atau netral atau dalam keadaan titik isoelektrik, selain itu protein yang terdenaturasi juga menyebabkan kelarutan berkurang. Asam atau basa akan memecah ikatan ion intramolekul yang menyebabkan koagulasi protein. Semakin lama protein bereaksi dengan asam atau basa kemungkinan besar ikatan peptida terhidrolisis sehingga struktur primer protein menjadi rusak (Triyono, 2010).

4 Karakteristik profil protein dapat diketahui dengan metode elektroforesis SDS-PAGE. SDS-PAGE (Sodium Dodecyl Sulphate-Polyacrilamide Gel Electrophoresis) adalah salah satu jenis elektroforesis yang digunakan untuk memisahkan rantai polipeptida pada protein berdasarkan kemampuan untuk bergerak dalam arus listrik (Saputra, 2014). Elektroforesis metode SDS-PAGE merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk menentukan kemurnian suatu protein pada saat ini karena metode SDS-PAGE lebih menguntungkan dibandingkan dengan elektroforesis kertas dan elektroforesis pati. Hal ini disebabkan karena besarnya pori medium penyangga, serta perbandingan konsentrasi akrilamida dan bis-metilen akrilamida. Selain itu, gel ini tidak menimbulkan konveksi dan bersifat transparan (Bintang, 2010). Penelitian tentang pengaruh marinasi dengan asam cuka terhadap profil protein ikan Nila belum pernah dilakukan. Padahal jenis ikan ini banyak diminati masyarakat pentingnya pengolahan ikan yang baik agar kualitas gizi ikan tetap terjaga. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan untuk menguji profil protein ikan Nila berdasarkan variasi lama marinasi dan konsentrasi asam cuka perlu dilakukan. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: a. Bagaimana profil protein ikan Nila (Oreochromis niloticus) sebelum dimarinasi dengan asam cuka 5% dan 10%?

5 b. Bagaimana profil protein ikan Nila (Oreochromis niloticus) setelah dimarinasi dengan asam cuka 5% selama 5, 10, dan 15 menit? c. Bagaimana profil protein ikan Nila (Oreochromis niloticus) setelah dimarinasi dengan asam cuka 10% selama 5, 10, dan 15 menit? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini antara lain: a. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis profil protein ikan Nila (Oreochromis niloticus) berdasarkan lama marinasi dan konsentrasi asam cuka. b. Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini antara lain: 1. Menganalisis profil protein ikan Nila (Oreochromis niloticus) sebelum dimarinasi dengan asam cuka. 2. Menganalisis profil protein ikan Nila (Oreochromis niloticus) setelah dimarinasi dengan asam cuka 5% selama 5, 10, dan 15 menit. 3. Menganalisis profil protein ikan Nila (Oreochromis niloticus) setelah dimarinasi dengan asam cuka 10% selama 5, 10, dan 15 menit. 1.4. Manfaat Penelitian a. Manfaat bagi Masyarakat Manfaat penelitian ini bagi masyarakat adalah memberikan informasi dan wawasan baru kepada masyarakat tentang lama marinasi dan konsentrasi asam

6 cuka yang tepat digunakan pada proses pengolahan ikan Nila (Oreochromis niloticus) agar tidak mempengaruhi kualitas protein yang terkandung dalam ikan. b. Manfaat bagi Institusi Manfaat penelitian ini bagi institusi adalah memberikan sumbangsih keilmuan dan kajian pustaka/literatur dalam bidang biologi molekular. c. Manfaat bagi Peneliti Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah menambah pengetahuan, pen galaman, dan wawasan dalam mengaplikasikan ilmu yang dipelajari dan diperoleh pada penelitian ini maupun selama proses perkuliahan khususnya pada bidang biologi molekular.

7 1.5. Originalitas Penelitian Tabel 1. Originalitas Penelitian No. Nama Peneliti Judul Hasil Penelitian 1. Sumiati, T. Institut Pengaruh Pengolahan Pengolahan dan Pertanian Bogor, Terhadap Mutu Cerna penambahan bumbu 2008 Protein Ikan Mujair berpengaruh nyata terhadap (Tilapia massambica) penurunan kadar protein ikan yang direndam dengan larutan cuka dan garam 2. Wikanta dkk. Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi, 2010 3. Asrullah dkk. Universitas Hasanuddin Makassar, 2012 Pengaruh Penambahan Belimbing Wuluh (Averrhoe blimbi L.) dan perebusan terhadap Kadar Residu Formalin dan Profil Udang Putih (Letapenaeus vannamei) Berformalin serta Pemanfaatannya sebagai Sumber Pendidikan Gizi dan Keamanan Pangan pada Masyarakat Denaturasi dan Daya Cerna Protein pada Proses Pengolahan Lawa Bale Tradisional Selatan) (Makanan Sulawesi Penambahan belimbing wuluh berpengaruh secara signifikan terhadap kadar residu formalin dan profil protein udang putih berformalin. Kadar protein ikan teri segar yang digunakan sebesar 14,99 g mengalami penurunan kadar protein setelah perendaman asam cuka sebesar 3,82 g menjadi 11,17 g. Berdasarkan data orisinilitas penelitian tersebut, dapat dibedakan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Sumiati (2008) dan Asrullah, dkk (2012). Pada penelitian yang telah dilakukan Sumiati (2008) yaitu menganalisis pengaruh pengolahan terhadap mutu cerna protein ikan Mujair (Tilapia massambica), sedangkan penelitian yang akan dilakukan menganalisis profil protein ikan Nila yang dimarinasi menggunakan asam cuka. Adapun perbedaan penelitian yang telah dilakukan oleh Wikanta, dkk (2010) dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu jenis sampel dan jenis penambahan asam yang digunakan. Sampel yang digunakan pada penelitian Wikanta, dkk (2010) adalah udang putih dengan penambahan asam pada belimbing wuluh (Averrhoa

8 bilimbi L.), sedangkan sampel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah ikan Nila (Oreochromis niloticus) dengan penambahan asam cuka. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Asrullah, dkk (2012) dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu jenis sampel dan jenis analisis protein. Pada penelitian yang dilakukan oleh Asrullah, dkk (2012), menganalisis kadar protein dan daya cerna protein pada ikan teri. Adapun pada penelitian yang akan dilakukan adalah menganalisis profil protein ikan Nila (Oreochromis niloticus) berbasis SDS- PAGE.