III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan adalah 60 ekor itik Cihateup betina fase grower

dokumen-dokumen yang mirip
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan adalah 60 ekor itik Cihateup betina dalam fase

III MATERI DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. yang dipelihara sebanyak 48 ekor, berumur 14 minggu (fase grower) yang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan adalah 48 ekor itik Cihateup fase grower dengan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan umur minggu dengan bobot badan rata-rata 1037 gram ±

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. starter sampai finisher (1-35 hari) sebanyak 100 ekor dan koefisien variasi kurang

Lampiran 1. Prosedur Analisis Kadar Albumin dan Globulin Darah Itik Cihateup. a. Menyiapkan itik yang akan diambil darahnya.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang diamati dalam penelitian ini adalah ayam broiler strain cobb

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. grower yaitu umur 14 minggu dengan rata-rata bobot badan 1043 gram ± 51,631

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Percobaan menggunakan Itik Cihateup pada fase grower dengan umur 14

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Jimmy Farm Cianjur. Pemeliharaan dimulai dari 0 sampai 12 minggu sebanyak 100

Lampiran 1. Prosedur Pengukuran Kadar Kolesterol dan Trigliserida Darah Itik Cihateup. a. Menyiapkan itik Cihateup yang akan diambil darahnya.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak percobaan yang digunakan adalah 100 ekor ayam lokal diperoleh

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang dijadikan objek percobaan adalah puyuh betina yang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kadar Kolesterol, Trigliserida, HDL dan LDL

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tradisional Babah Kuya yang terletak di pasar baru. Pasak bumi yang digunakan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur yang digunakan adalah ayam petelur yang berumur 27

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mulai fase starter sampai finisher (1-45 hari) sebanyak 100 ekor. Ayam dibagi

Sumber : 1) Hartadi et al. (2005)

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur fase layer yang digunakan untuk penelitian dipelihara di CV.

MATERI DAN METODE. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. adalah Day Old Duck (DOD) hasil pembibitan generasi ke-3 sebanyak 9 ekor itik

III BAHAN DAN METODE. dan masing-masing unit percobaan adalah lima ekor puyuh betina fase produksi.

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Itik Cihateup yang dipelihara sebanyak 48 ekor baik jantan maupun betina,

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang digunakan adalah Itik Peking Mojosari Putih (PMp)

BAB III MATERI DAN METODE. November 2015 di Kandang Ayam Fakultas Peternakan dan Pertanian,

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jenis sentul dengan umur 1 hari (day old chick) yang diperoleh dari Balai

BAB III MATERI DAN METODE. Kampung Super dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2016 dikandang

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelinci lokal dengan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. minggu dengan bobot badan rata-rata gram dan koefisien variasi 9.05%

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Bogor. Pada umur 0-14 hari ayam diberi ransum yang sama yaitu

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah ayam Sentul yang diperoleh dari

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 24 Juli 2014 di kandang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Gathot (Ketela

BAB III MATERI DAN METODE. Laut (Gracilaria verrucosa) terhadapproduksi Karkas Puyuh (Cotunix cotunix

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Kandang dan Peralatan Ransum

BAB III MATERI DAN METODE. Pertanian, Universitas Diponegoro pada tanggal 22 Oktober 31 Desember 2013.

MATERI DAN METODE PENELITIAN. Ternak percobaan yang digunakan berupa 48 ekor itik Cihateup berumur

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang menjadi percobaan yaitu puyuh jepang (Coturnix-coturnix

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah puyuh (Coturnix coturnix

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai frekuensi penyajian ransum yang berbeda terhadap kualitas

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan 20 ekor Itik Rambon Betina, 4 ekor Itik

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hidup sampai penelitian berakhir adalah 13 ekor jantan dan 10 ekor betina Itik

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2015 di

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. ransum terhadap profil kolesterol darah ayam broiler dilaksanakan pada bulan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh Frekuensi dan Awal Pemberian Pakan terhadap

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN. layer sebanyak 120 ekor untuk pengukuran thermoregulasi dan 7500 ekor untuk

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN Ternak Penelitian Ternak yang diamati adalah itik cihateup sebanyak 48 ekor dalam fase grower

BAB III METODE PENELITIAN. selatan kota Gorontalo. Penelitian berlangsung selama dua bulan mulai dari bulan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu dari April 2014, di peternakan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh PenambahanProbiotik Rhizopus oryzae

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Kunyit dan Jahe Dalam

MATERI. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hari (DOC) sebanyak 38 ekor. Ayam dipelihara secara semiorganik sampai umur

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

BAB III MATERI DAN METODE. berbeda terhadap tingkah laku burung puyuh petelur, dilaksanakan pada bulan

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengararuh pemberian ransum dengan suplementasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan untuk penelitian ini adalah Ayam Kampung Unggul

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016.Lokasi penelitian di

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak itik yang digunakan sebanyak 120 ekor yang berumur 0-8 minggu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April s/d Mei Bertempat di

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jantan dengan bobot badan rata-rata 29,66 ± 2,74 kg sebanyak 20 ekor dan umur

Lampiran 1. Prosedur Analisis Kadar Protein Total Darah. a. Tabung reaksi disiapkan sebanyak 62 buah. 1 buah tabung reaksi blanko, 1

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di kandang ayam petelur Varia Agung

BAB III MATERI DAN METODE. Ransum terhadap Sifat Fisik Daging Puyuh Jantan dilaksanakan bulan Juni

LAPORAN PRAKTIKUM NUTRISI TERNAK UNGGAS DAN NON RUMINANSIA. Penyusunan Ransum dan Pemberian Pakan Pada Broiler Fase Finisher

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.

BAB III MATERI DAN METODE. pollard) terhadap respon fisiologi kelinci NZW betina dilaksanakan pada bulan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. berisi 5 ekor dan anak ayam diberi nomor (wing tag) sesuai perlakuan untuk

VI. TEKNIK FORMULASI RANSUM

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

Transkripsi:

22 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan Ternak yang digunakan adalah 60 ekor itik Cihateup betina fase grower berumur 4 bulan yang memliki simpangan baku bobot badannya kurang dari 10%. Itik diperoleh dari peternak di Tasikmalaya, Jawa Barat dan dipelihara dalam kandang percobaan Laboratorium Ternak Unggas Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. 3.1.2 Kandang Percobaan Tipe kandang yang digunakan adalah kandang panggung dengan atap asbes. Kerangka kandang terbuat dari bambu dan kawat, dibuat dua flock berukuran 3x0,83x0,74 m per flock. Masing-masing flock terdiri dari 30 ekor itik Cihateup. 3.1.3 Kitosan Iradiasi Kitosan iradiasi diperoleh dari BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional), Pasar Jumat, Jakarta Selatan. Kitosan iradiasi adalah kitosan hasil deasetilasi kitin dari limbah kulit udang yang diiradiasi menggunakan sinar gamma kobalt-60. Kitosan dari BATAN merupakan larutan kitosan dalam asetat dengan konsentrasi 50000 ppm. Kitosan yang diberikan pada ransum mempunyai konsentrasi 150 ppm.

23 3.1.4 Ransum Percobaan Ransum yang digunakan berbentuk mash. Air minum pada penelitian diberikan 80 liter/60 ekor/hari. Kandungan nutrisi dan energi metabolisme ransum disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Kandungan Energi Metabolis dan Nutrien dalam Bahan Pakan Percobaan Bahan Pakan EM PK LK SK Ca P Lis Met Sis Kkal/kg...................... %........................... Jagung 3370 8.60 3.90 2.00 0.02 0.10 0.20 0.18 0.18 kuning Dedak 1630 12.00 13.00 12.00 0.12 0.20 0.77 0.29 0.40 halus Bungkil 2240 45.00 0.90 6.00 0.32 0.29 2.90 0.65 0.67 kedelai Bungkil 2120 21.00 1.80 15.00 0.20 0.20 0.64 0.29 0.30 kelapa Tepung 3080 60.00 9.00 1.00 5.50 2.80 5.00 1.80 0.94 ikan Tepung 0 0.00 0.00 0.00 24.00 12.00 0.00 0.00 0.00 tulang Minyak 8600 0.00 100.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 kelapa Premix 0 0.00 0.00 0.00 10.00 5.00 0.30 0.30 0.10 Sumber: Data Sekunder diperoleh dari Laboratorium Produksi Ternak Unggas Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, 2015. Keterangan : EM = Energi Metabolis SK = Serat Kasar Lis = Lisin PK = Protein Kasar Ca = Calsium Met = Metionin LK = Lemak Kasar P = Phospor Sis = Sistin

24 Tabel 2. Formula Ransum Percobaan Bahan Pakan Jumlah (%) 65.00 12.00 8.00 3.00 8.00 2.00 1.50 0.50 Jagung kuning Dedak halus Bungkil kedelai Bungkil kelapa Tepung ikan Tepung tulang Minyak kelapa Premix Total 100,00 Sumber: Hasil Perhitungan berdasarkan Tabel 1. Tabel 3. Kandungan Energi Metabolis dan Nutrien Ransum Percobaan Kandungan Ransum Percobaan Ransum Itik Fase Grower EM (Kkal/Kg) PK (%) LK (%) SK (%) Ca (%) P (%) Lys (%) Met + Sist (%) 3004 16,06 6,44 3,75 1,03 0,61 0,88 0,66 2800* 16,00* - - 0,60* 0,60* 0,90* 0,57** Sumber : Hasil Perhitungan Tabel 1 dan 2 Keterangan : *) NRC (1984) **) Chen (1996) EM = Energi Metabolis SK = Serat Kasar Lis = Lisin PK = Protein Kasar Ca = Calsium Met = Metionin LK = Lemak Kasar P = Phospor Sis = Sistin 3.1.5 Bahan yang Digunakan 1. Kitosan iradiasi 2. Aquades 3. Sampel darah 4. Standar Albumin

25 5. Total protein 6. Alkohol 70% 7. Asam suksinat (C6H6O4) 83 mmol/l 8. Bromocresol Green (BCG) 167 µmol/l 9. NaOH 50 mmol/l 10. Polyoxyethylene mono lauryl 1,00 g/l 3.1.6 Alat Kandang 1. Kandang percobaan model kandang panggung 2. Tempat pakan dan minum 3. Timbangan kapasitas 2 kg untuk menimbang ransum 4. Selang 5. Alat kebersihan seperti sapu, sikat, dan ember 3.1.7 Peralatan Laboratorium 1. Spektrofotometer, untuk mengukur absorbansi sampel darah 2. Pipet, untuk memindahkan zat cair 3. Tabung reaksi 25 ml, untuk menampung zat cair 4. Rak tabung reaksi, untuk menyimpan tabung reaksi 5. Gelas ukur, untuk mengukur zat cair 6. Alat sentrifugasi, untuk memisahkan komponen darah 7. Cooling Box, untuk menyimpan tabung vakutainer anti koagulan ber-edta. 8. Syringe, untuk menarik dan mengambil sampel darah. 9. Vakutainer anti koagulan ber-edta, untuk menyimpan sampel darah.

26 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Tahap Persiapan Kandang 1. Kandang dibagi menjadi dua flock dengan ukuran masing-masing flock 3x0,83x0,74 m. Tata letak kandang tersedia di Lampiran 3. 2. Kandang dibersihkan menggunakan detergen dan air mengalir. 3. Kandang disanitasi dengan cara pengapuran pada bagian alas dan dinding kandang satu minggu sebelum itik dimasukkan dan mencuci peralatan pakan dan minum itik. 4. Tempat pakan dan tempat minum disiapkan di masing-masing flock. 3.2.2 Tahap Pemeliharaan 1. Ternak percobaan sebanyak 60 ekor dibagi menjadi kedalam dua kelompok masing-masing 30 ekor yaitu ternak yang diberi kitosan dan yang tidak diberi kitosan. 2. Adaptasi selama 2 minggu di kandang penelitian. 3. Pakan itik diberikan dua kali dalam sehari pada pagi hari pukul 07.00-08.00 WIB dan sore hari pukul 16.00-17.00 WIB. 4. Ransum diberikan sebanyak 100 gr ransum yang telah ditambah larutan kitosan/ekor/hari untuk itik Cihateup yang diberi perlakuan dan 100 gr ransum/ekor/hari untuk itik Cihateup yang tidak diberi perlakuan. 5. Air minum diberikan sebanyak 80 liter/60 ekor/hari. 6. Tempat minum dicuci setiap hari, setelah itu tempat minum diisi air bersih dan diberikan pada itik. 7. Suhu dan kelembaban kandang diamati setiap hari, pada pagi, siang, dan sore dengan menggunakaan termometer bola kering/dry bulb (db),

27 termometer bola basah/wet bulb (wb) yang diletakkan pada dinding kandang. 8. Keadaan itik diperiksa setiap hari, bila ada ada itik yang mati maka itik tersebut harus dikuburkan supaya tidak menimbulkan sumber penyakit bagi itik lainnya. 3.2.3 Pemberian Pakan dan Penambahan Kitosan Iradiasi 1. Pencampuran Pakan a. Bahan pakan dicampur sesuai dengan formulasi yang tercantum pada Tabel 2. kecuali bungkil kelapa dan minyak. Pencampuran dilakukan dengan menggunakan mixer di mini feedmill Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. b. Bungkil kelapa dan minyak dicampurkan secara terpisah setiap hari sebelum dicampurkan kedalam ransum dengan jumlah yang sudah ditentukan. c. Ransum ditimbang sebanyak 3 kg/30 ekor ternak percobaan untuk masing-masing flock. d. Ransum untuk ternak percobaan tanpa perlakuan langsung diberikan sedangkan ransum untuk ternak percobaan yang diberi perlakuan dicampurkan dengan larutan kitosan iradiasi. 2. Penambahan Larutan Kitosan Iradiasi Kitosan iradiasi sebanyak 11,25 mg/3 kg ransum dilarutkan terlebih dahulu dengan aquades sebanyak 750 ml. Larutan kitosan iradiasi dicampurkan dalam pakan dengan cara disemprotkan secara merata. Lalu diaduk hingga homogen.

28 Ransum yang telah diberikan larutan kitosan iradiasi digunakan untuk dua kali pemberian pakan, yaitu pada pagi dan sore hari. 3.2.4 Peubah yang Diukur Peubah yang diukur dalam penelitian ini adalah kadar albumin dan globulin darah itik Cihateup antar perlakuan yang berbeda dengan menggunakan rumus sebagai berikut. Kadar Albumin = A bs sampel A bs standar x Konsentrasi Standar Kadar Globulin = Total Protein - Kadar Albumin Keterangan : Kadar Albumin = Albumin Darah (g/dl) Abs sampel Abs standar = Absorbansi sampel = Absorbansi standar Sumber: Biolabo Reagents (www.biolabo.fr) 3.2.5 Pengambilan Sampel Darah Pengambilan sampel darah itik Cihateup dilakukan dibagian vena pectoralis. Setelah darah diambil menggunakan syringe, lalu darah dimasukkan ke dalam tabung vakuteiner anti koagulan ber-edta. Darah akan dibekukan dan dilakukan sentrifugasi. Lalu mengambil cairan paling atas yang berwarna kuning yaitu plasma dari hasil sentrifugasi. Prosedur pengambilan sampel darah disajikan di Lampiran 1.

29 3.2.6 Analisis Sampel Darah Analisis sampel darah berupa kadar albumin dan globulin darah itik Cihateup dilakukan di Laboratorium Fisiologi Ternak dan Biokimia Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Sumedang. Analisis kadar albumin dan globulin darah itik menggunakan metode BCG (BroomCresol Green). Prinsip metode ini adalah plasma yang ditambahkan pereaksi albumin akan berubah warna dari kuning menjadi hijau, kemudian diabsorbansi menggunakan spektrofotometer. Intensitas warna hijau yang dihasilkan menunjukkan kadar albumin pada plasma. Kadar globulin didapatkan dari selisih total protein dengan kadar albumin. Prosedur analisis disajikan di Lampiran 1. 3.2.7 Rancangan Percobaan dan Analistik Statistik Percobaan dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan uji t tidak berpasangan. Penelitian ini terdiri atas 2 perlakuan percobaan, setiap perlakuan terdiri dari itik Cihateup sebanyak 30 ekor sehingga unit percobaan terdiri dari 60 ekor. Perlakuan percobaan yang diuji adalah: P1 = itik Cihateup yang diberi ransum tanpa kitosan iradiasi P2 = itik Cihateup yang diberi ransum mengandung kitosan iradiasi Hipotesis: H0 : P2 = P1 artinya tidak terdapat peningkatan kadar albumin dan globulin darah itik Cihateup dalam kisaran normal yang diberi ransum mengandung kitosan iradiasi. H1 : P2 > P1 artinya terdapat peningkatan kadar albumin dan globulin darah itik Cihateup dalam kisaran normal yang diberi ransum mengandung kitosan iradiasi.

30 Data yang diperoleh dianalisis menggunakan rumus berikut: 1) Rata-rata hitung Keterangan: x = Rata-rata hitung xi = Nilai sampel ke-i n = Jumlah sampel X = X i n 2) Simpangan Baku Keterangan: S x n = Simpangan baku = Nilai sampel = Jumlah sampel S = x2 1 ( x)2 n n 1 3) Koefisien Variasi (KV) KV = S X 100% Keterangan: KV = Koefisien Variasi S = Simpangan Baku X = Rata-rata hitung 4) Menghitung varians dari masing masing variable S 2 x = x i 2 ( x)2 n n 1 S 2 y = y i 2 ( y)2 n n 1

31 Keterangan : S 2 x S 2 y x i y i x y n = Varian itik Cihateup yang diberi ransum tanpa kitosan iradiasi = Varian itik Cihateup yang diberi ransum mengandung kitosan iradiasi = Nilai sampel ke-i (Itik Cihateup tanpa pemberian kitosan iradiasi) = Nilai sampel ke-i (Itik Cihateup dengan pemberian kitosan iradiasi) = Nilai sampel (Itik Cihateup tanpa pemberian kitosan iradiasi) = Nilai sampel (Itik Cihateup dengan pemberian kitosan iradiasi) = Jumlah sampel 5) Menghitung keseragaman F hitung = Varians yang besar Varians yang kecil, (n 1 1 ; n 2 1) Jika : F hitung F tabel artinya Varians sama Keterangan : n1 n2 F hitung > F tabel artinya Varians tidak sama = Jumlah itik Cihateup yang diberi ransum tanpa kitosan iradiasi = Jumlah itik Cihateup d yang diberi ransum mengandung kitosan iradiasi 6) Untuk varians yang sama Sd = S 2 p ( 1 n 1 + 1 n 2 ) Dimana : S 2 p = (n 1 1)s 2 x+(n 2 1)s 2 y n 1 +n 2 2 7) Untuk varians yang tidak sama Sd = ( s2 x n 1 + s2 y n 2 )

Keterangan : Sd = Varians S 2 p = Varians gabungan itik Cihateup yang diberi ransum mengandung dan tanpa kitosan iradiasi S 2 x = Varians sampel itik Cihateup yang diberi ransum tanpa kitosan iradiasi S 2 y = Varians sampel itik Cihateup yang diberi ransum mengandung kitosan iradiasi x = Rata-rata parameter sampel itik Cihateup yang diberi ransum tanpa kitosan iradiasi y = Rata-rata parameter sampel itik Cihateup yang diberi ransum mengandung kitosan iradiasi n 1 = Jumlah sample Itik Cihateup tanpa pemberian kitosan iradiasi = Jumlah sample Itik Cihateup dengan pemberian kitosan iradiasi n 2 32 8) Menggunakan uji statistik t Statistik Uji t = x y Sd Nilai t hitung yang diperoleh dibandingkan dengan nilai t α = tα ; n 1 1 W 1 + tα ; n 2 1 W 2 W 1 + W 2 W 1 = s2 x n 1 dan W 2 = s2 y n 2 Keterangan : Sd S 2 p S 2 x S 2 y x y = Varians = Varians gabungan itik Cihateup yang diberi ransum mengandung dan tanpa kitosan iradiasi = Varians sampel itik Cihateup yang diberi ransum tanpa kitosan iradiasi = Varians sampel itik Cihateup yang diberi ransum mengandung kitosan iradiasi = Rata-rata parameter sampel itik Cihateup yang diberi ransum tanpa kitosan iradiasi = Rata-rata parameter sampel itik Cihateup yang diberi ransum mengandung kitosan iradiasi

33 n 1 = Jumlah sample Itik Cihateup tanpa pemberian kitosan iradiasi n 2 = Jumlah sample Itik Cihateup dengan pemberian kitosan iradiasi t = t hitung pada pembanding α tα; n1-1 = Nilai t table baris α dan kolom sampel n1-1 tα; n2-1 = Nilai t table baris α dan kolom sampel n2-1 W1 = Rasio simpang/varians itik Cihateup yang diberi ransum tanpa kitosan iradiasi dengan jumlah sampelnya W2 = Rasio simpang/varians itik Cihateup yang diberi ransum mengandung kitosan iradiasi dengan jumlah sampelnya Kaidah keputusan: Jika t hitung t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak. Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.