Unsur Logam pada Genta Kuno Koleksi Museum Blambangan dan Museum Bali: Kajian Elemental-Kuantitatif

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN

Gusti Ngurah Ary Kesuma Puja Program Studi Arkeologi Fakultas Sastra dan Budaya Unud

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dan berharga. Kebudayaan tersebut dapat menjadi pedoman atau

OLEH GUSTI NGURAH ARY KESUMA PUJA

SKRIPSI. PENGARUH PENAMBAHAN SILIKON TERHADAP LAJU KOROSI PADA PADUAN PERUNGGU TIMAH PUTIH ( 85 Cu 15 Sn ) Oleh : Yoppi Eka Saputra NIM :

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian

MATERIAL TEKNIK LOGAM

TIN107 - Material Teknik #10 - Metal Alloys (2) METAL ALLOYS (2) TIN107 Material Teknik

Pembahasan Materi #11

SKRIPSI KEKUATAN LELAH PADUAN PERUNGGU PEMBENTUK GENTA AKIBAT PENGARUH VARIASI SUHU TUANG YANG DIPRODUKSI DENGAN METODA SAND CASTING

PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03

BAB IV HASIL DAN ANALISA. pengujian komposisi material piston bekas disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Uji Komposisi Material Piston Bekas

BAB I PENDAHULUAN. logam tertentu. Kemampuan ini sangat mengagumkan dan revolusioner. Sehingga

PENGOLAHAN LIMBAH TEMBAGA DAN TIMAH SEBAGAI BAHAN KOMPONEN RADIATOR

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

Arkeometalurgi pada Enam Jenis Logam yang Berpengaruh pada Peradaban Umat Manusia

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR

PENGGUNAAN 15% LUMPUR PORONG, SIDOARJO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK TERHADAP CACAT COR FLUIDITAS DAN KEKERASAN COR

14. Magnesium dan Paduannya (Mg and its alloys)

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu

PENGARUH PENAMBAHAN NIKEL TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BESI TUANG NODULAR 50

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

UNIVERSITAS DIPONEGORO MEREDUKSI SOLDERING EFFECT PADA HASIL COR KUNINGAN MELALUI PERLAKUAN PERMUKAAN CETAKAN TUGAS AKHIR RIKI YAKOB L2E

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan.

BAB III METODELOGI PENELITIAN Alur Penelitian Secara garis besar metode penelitian dapat digambarkan pada diagram alir dibawah ini : Mulai

BAB III METODE PENELITIAN

SUSU BUBUK FORMULA DENGAN METODE DESTRUKSI KERING DAN BASAH SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

BAB 2 DENTAL AMALGAM. Amalgam merupakan campuran dari dua atau beberapa logam (alloy) yang

PROSES MANUFACTURING

PENGECORAN SUDU TURBIN AIR AKSIAL KAPASITAS DAYA 102 kw DENGAN BAHAN PADUAN TEMBAGA ALLOY 8A

MODUL 10 DI KLAT PRODUKTI F MULOK I I BAHAN KERJA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA LANJUT PERUBAHAN SIFAT MEKANIK BAHAN PEWTER DENGAN REDUKSI 50% PADA PROSES PENGEROLAN BAHAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dengan semakin majunya teknologi sekarang ini, tuntutan

OPTIMASI METODE VOLTAMMETRI STRIPPING ADSORPTIF UNTUK ANALISIS LOGAM RUNUT Cd, Cu, PbDAN Zn SECARA SIMULTAN MENGGUNAKAN ALIZARIN SEBAGAI PENGOMPLEKS

PENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KANDUNGAN SILICON TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN Al-Si

PROSES PEMBUATAN BANTALAN LUNCUR AXLE LINING di UPT. BALAI YASA YOGYAKARTA. Idris Prasojo Teknik Mesin Dr.-Ing.

PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

PENGARUH LIMBAH CAIR INDUSTRI PELAPISAN LOGAM TERHADAP KAN- DUNGAN CU. ZN, CN, NI, AG DAN SO4 DALAM AIR TANAH BEBAS DI DESA BANGUNTAPAN, BANTUL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN

DISTRIBUSI LOGAM BERAT Pb DAN Cu PADA AIR LAUT, SEDIMEN, DAN RUMPUT LAUT DI PERAIRAN PANTAI PANDAWA

TIN107 - Material Teknik #9 - Metal Alloys 1 METAL ALLOYS (1) TIN107 Material Teknik

DEBU DAN TANAH ERUPSIGUNUNG SINABUNG DIKABUPATEN KARO, SUMATERA UTARA SKRIPSI AGIL ANTONO

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KANDUNGAN UNSUR DAN TINGKAT KEKERASAN PADA SENJATA LOGAM KOLEKSI MUSEUM TOSAN AJI. R. Ahmad Ginanjar Purnawibawa dan Agi Ginanjar.

ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN DAN TEMPERATUR CETAKAN TERHADAP SIFAT MEKANIS BAHAN PADUAN Al-Zn

KUMPULAN BENDA-BENDA KOLEKSI BERDASARKAN JAMAN/MASA DARI MUSEUM BULELENG

Iwan Setyadi dan Arie Hendarto

Pengaruh Variasi Komposisi Kimia dan Kecepatan Kemiringan Cetakan Tilt Casting Terhadap Kerentanan Hot Tearing Paduan Al-Si-Cu

Persepsi dan Partisipasi Publik dalam Upaya Pemanfaatan Museum Situs Sangiran Berbasis Masyarakat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap pergeseran cermin untuk menentukan faktor konversi, dan grafik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BESI COR. 4.1 Struktur besi cor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Baja pada dasarnya ialah besi (Fe) dengan tambahan unsur karbon (C) sampai dengan

KRIYA LOGAM. Oleh: B Muria Zuhdi JURUSAN PENDIKAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PERANCANGAN PENGECORAN KONSTRUKSI CORAN DAN PERANCANGAN POLA

STUDI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN TEMBAGA (Cu) DI PERAIRAN DANAU TOBA, PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGUJIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BESI COR KELABU PADA BLOK REM KERETA API

Bila logam cair paduan tembaga dan seng sudah cukup dingin untuk dipindahkan, mereka dikeluarkan dari cetakan dan dipindah ke tempat penyimpanan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH LOGAM TEMBAGA DALAM PROSES PENYISIHAN LOGAM NIKEL DARI LARUTANNYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEKTRODEPOSISI TUGAS AKHIR

LOGAM DAN PADUAN LOGAM

SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PENGHITUNGAN KADAR PERHIASAN EMAS (STUDY KASUS DI TOKO PERHIASAN REJEKI DENPASAR - BALI)

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki. ketahanan terhadap korosi, dan mampu bentuk yang baik.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. atau mata bajak dengan menempa tembaga. Kemudian secara kebetulan

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

PENGARUH KOMPOSISI DAN TEMPERATUR RUANG TERHADAP FLUIDITAS PADUAN PERUNGGU TIMAH MELALUI INVESTMENT CASTING. Sugeng Slamet 1,2, Suyitno 1

85%Cu-15%Zn % Cu - 30% Zn % Cu - 40% Zn

PEMBUATAN SAMPEL DAMI (TIRUAN) BERPEDOMAN PADA SAMPEL STANDART BERSERTIFIKAT UNTUK PENGUJIAN SPEKTROMETER

PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK

TUGAS AKHIR STUDI TENTANG PENAMBAHAN UNSUR PADA ALUMINIUM PADUAN PISTON SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. tentang unsur tersebut. Berikut potongan ayat tersebut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENENTUAN KONSENTRASI LOGAM BERAT Pb, Cu, Zn DAN KONDUKTIVITAS LISTRIK LIMBAH CAIR INDUSTRI PABRIK KARET PEKANBARU

12/03/2015. Nurun Nayiroh, M.Si

MODUL 8 PROSES PEMBUATAN LOGAM-LOGAM SINTER

STUDI PENENTUAN KADAR Cu, MG, MN, ZN DALAM TABLET MULTIVITAMIN-MINERAL SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

Studi Pemanfaatan Limbah Karbon Aktif sebagai Bahan Pengganti Agregat Halus pada Campuran Beton Ringan (Studi Kasus di PT PETRONIKA)

BAB I PENDAHULUAN. yaitu logam besi (ferro) dan logam bukan besi (non ferro). Logam ferro yaitu

V. KEGIATAN BELAJAR 5 STANDARISASI BAHAN TEKNIK LOGAM. Standarisasi untuk bahan teknik dapat dijelaskan dengan benar

ANALISA KEKUATAN TARIK DAN KOMPOSISI BAHAN PADUAN ALUMINIUM LIMBAH PISTON DENGAN METODE METAL CASTING UNTUK BAHAN JENDELA KAPAL

BAB I PENDAHULUAN. Dalam membuat suatu produk, bahan teknik merupakan komponen. yang penting disamping komponen lainnya. Para perancang, para

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

PENGARUH KOMPOSISI LARUTAN TERHADAP KANDUNGAN Mo DALAM LAPISAN PADUAN Ni-Mo SECARA ELEKTROPLATING

Background 12/03/2015. Ayat al-qur an tentang alloy (Al-kahfi:95&96) Pertemuan Ke-2 DIAGRAM FASA. By: Nurun Nayiroh, M.Si

TUGAS AKHIR. BIDANG TEKNIK PRODUKSI DAN PEMBENTUKAN MATERIAL PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN MnCl2.H2O TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM AA 7075

BAB IV PEMBAHASAN. Setelah melakukan beberapa langkah/usaha mencari alat dan bahan untuk

STUDI GANGGUAN KOBALT, NIKEL DAN TEMBAGA PADA PENETAPAN BESI DENGAN SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM DALAM NYALA UDARA - ASETILEN

Transkripsi:

Unsur Logam pada Genta Kuno Koleksi Museum Blambangan dan Museum Bali: Kajian Elemental-Kuantitatif I Gede Arya Suartawan 1*, I Wayan Srijaya 2, Rochtri Agung Bawono 3 Prodi Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya, Unud 1 [agusarya268@gmail.com] 2 [arkeologi_unud@yahoo.co.id] 3 [rabawono@gmail.com] *Corresponding Author Abstrak Selama ini penelitian terhadap genta hanya terbatas pada unsur bentuk, fungsi serta maknanya, sehingga penulis ingin melalukan penelitian pada tinggalan genta berdasarkan studi metalurgi. Penelitian ini mengambil 6 buah sampel genta dengan rincian 2 genta kuno koleksi Museum Blambangan, 3 genta kuno koleksi Museum Bali, dan 1 genta produksi masa kini. Permasalahan pada penelitian ini yaitu apa saja unsur logam pada masing-masing genta dan bagaimana kualitasnya berdasarkan unsur logam tersebut. Tujuan penelitian ini ialah mengetahui kandungan unsur logam beserta persentasenya dan pengaruh unsur logam dalam pembuatan genta. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data, metode analisis data dan teori untuk menjawab permasalahan. Metode pengumpulan data yang digunakan ialah observasi, wawancara, dan studi pustaka. Metode analisis data yang digunakan ialah analisis elemental-kuantitatif, analisis kualitatif, analisis komparatif, dan analisis etnoarkeologi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini ialah Teori Metalurgi. Penelitian dilakukan menggunakan alat XRF (X-Ray Flourescene). Hasil dari pengujian ini menunjukan terdapat 7 jenis logam yang terdeteksi yaitu tembaga, timah, timbal, besi, seng, nikel, dan titanium. Unsur logam tembaga, timah, dan timbal merupakan unsur logam pokok dan unsur logam besi, seng, nikel dan titanium kemungkinan tercampur secara tidak sengaja ataupun merupakan unsur logam bawaan. Berdasarkan ukuran persentasenya terdapat 2 jenis logam perunggu yaitu binary alloy dan tenary alloy. Unsur logam tembaga ditambahkan dengan unsur logam timah untuk menaikkan tingkat kekerasan logam paduan dan logam timbal ditambahkan untuk menakikan tingkat kecairan logam paduan sehingga tidak cepat mengeras dan dapat menghasilkan benda dengan hiasan yang rumit. Kata kunci: genta, unsur logam, pengaruh unsur logam Abstract So far, research on bells is only limited to the elements of form, function and meaning, so the author wants to do research on the bell lag based on metallurgical studies. This research took 6 samples of bell with details of 2 ancient bellies collection of Museum Blambangan, 3 ancient bell collections of Bali Museum, and 1 bell production today. The problem in this research is what are the elements of metal in each bell and how the influence of metal elements in alloy metal. The purpose of this study is to know the content of metal elements along with the percentage and the influence of metal elements in the manufacture of bells. This research uses data collection method, data analysis method and theory to answer the problem. Methods of data collection used are observation, interview, and literature study. Methods of data analysis used are 261

elemental-quantitative analysis, qualitative analysis, comparative analysis, and ethnoarkeologi analysis. The theory used in this research is Metallurgical Theory. The study was conducted using XRF (X-Ray Flourescene) tool. The results of this test indicate that there are 7 types of metals detected: copper, lead, lead, iron, zinc, nickel, and titanium. Copper, lead, and lead metals elements are basic metals and iron, zinc, nickel and titanium elements may be accidentally or accidentally incorporated. Based on the size of the percentage there are 2 types of bronze metal binary alloy and tenoy alloy. Copper metal elements are added with a tin metal element to raise the hardness level of the alloy and lead metal to add to the liquefaction level of the alloy metal so it does not quickly harden and can produce objects with intricate ornaments. Keywords: bells, metal elements, metal elements influence 1. Latar Belakang Sejak masa prasejarah sampai masa kolonial, artefak logam banyak ditemukan dan sejauh ini penelitian yang dilakukan masih terbatas pada usahausaha pengungkapan aspek-aspek tipologis, keindahan, persebaran, dan aspek fungsionalnya. Sebaliknya penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan aspek-aspek teknologis pada artefak logam masih kurang (Aziz dan Eriawati, 1993: 281). Sejauh ini penelitian yang dilakukan pada tinggalan arkeologi berbahan logam yang bertujuan untuk mengungkapkan aspek-aspek teknologis masih kurang. Pada dasarnya tidak semua benda logam terdiri atas campuran logam yang sama sehingga penelitian pada artefak logam dengan memanfaatkan uji laboratorium dan analisis komposisi unsur menjadi penting untuk menentukan apakah artefak logam yang diteliti terbuat dari perunggu, tembaga atau unsur logam lain (Haryono, 1985:1165). Objek utama pada penelitian ini ialah genta. Genta merupakan bagian dari sarana upacara agama Hindu yang digunakan oleh pendeta untuk mengiringi upacara. Penelitian terhadap benda-benda perlengkapan upacara terutama pada unsur logam penyusunnya menunjukkan bahwa sebagian besar benda-benda tersebut terbuat dari logam perunggu. Logam perunggu merupakan logam paduan dari beberapa unsur logam, sehingga dengan melakukan penelitian pada aspek teknologis pada genta sekiranya dapat diketahui unsur logam penyusunnya. Pada beberapa penelitian benda perunggu di Indonesia, didapatkan hasil bahwa terdapat 2 jenis logam paduan perunggu, yang pertama logam perunggu dengan 2 unsur pokok yaitu tembaga dan timah (binary alloys) dan yang kedua logam perunggu dengan 3 unsur pokok yaitu tembaga, timah, dan timbal (ternary alloys). Genta yang diteliti berjumlah 6 buah, terdiri atas 2 buah genta kuno koleksi Museum Blambangan, 3 buah genta kuno koleksi Museum Bali, dan 1 buah genta produksi masa kini di Desa Budaga, Klungkung. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling atau pemilihan sampel secara sengaja dan dengan pertimbangan: a. Genta kuno koleksi Museum Blambangan hanya berupa fragmen dan sulit untuk mengetahui tipenya sehingga penulis hanya mengambil 2 sampel genta atau 30% dari populasi genta museum tersebut agar hasilnya representatif. b. Koleksi genta kuno di Museum Bali cukup banyak dan masih dalam keadaan utuh dan terawat sehingga penulis melakukan klasifikasi berdasarkan tipenya dan 262

mendapatkan 3 tipe genta. Ketiga tipe genta tersebut nantinya diambil 1 sampel genta dari masing-masing tipe atau 3 buah genta dari seluruh populasi koleksi genta. Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan genta-genta tersebut memiliki kesamaan tipe dengan koleksi genta yang lain sehingga kemungkinan memliki unsur logam yang sama. Sampel genta yang diambil ialah koleksi genta yang disimpan di gudang. c. Pada lokasi produksi genta masa kini penulis hanya menggunakan satu sampel genta dari satu lokasi pembuatan genta. Penulis lebih menitik-beratkan penelitian pada pengetahuan perajin tentang pemilihan dan pencampuran bahan baku logam untuk menghasilkan sebuah genta. Guna mempermudah penelitian ini, penulis memberikan nama pada masingmasing sampel genta. 2 buah genta kuno koleksi Museum Blambangan diberi nama sampel A dan sampel B, 3 buah genta kuno koleksi Museum Bali diberi nama sampel 1, sampel 2, dan sampel 3, serta 1 buah genta produksi masa kini di Desa Budaga, Klungkung. 2. Pokok Permasalahan 1) Unsur logam apa saja yang terdapat pada genta kuno koleksi Museum Blambangan dan Museum Bali? 2) Bagaimana pengaruh unsur logam pada pembuatan genta? 3. Tujuan Penelitian a) Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan kandungan unsur logam pada genta kuno koleksi Museum Blambangan dan Museum Bali serta genta produksi masa kini sebagai pembanding. b) Untuk mengetahui pengaruh keberadaan masing-masing unsur logam pada artefak logam berupa genta. 4. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatf. Pendekatan kuantitatif didasarkan pada data hasil pengujian laboratorium berupa angka-angka dan pendekatan kualitatif lebih didasarkan pada pengolahan data laboratorium untuk mendapatkan pengaruh dari masingmasing unsur logam dengan membandingkannya dengan berbagai sumber-sumber tulisan ilmiah. Penelitian laboratorium dilalukan di Laboratorium Balai Konservasi Borobudur. Pada lokasi tersebut akan dilakukan pengujian unsur logam pada masing-masing sampel genta. Penelitian ini menggunakan teori metalurgi yang mana teori metalurgi berusaha menjawab atau menerangkan hal-hal yang terkait dengan proses buat dan pakai terhadap artefak. Berdasarkan proses pembuatan suatu artefak logam diperoleh pokok-pokok permasalahan tentang bahan, komposisi bahan, dan teknik pembuatan (Harkantiningsih, dkk, 1999:153). Pengetahuan mengenai sifatsifat khusus dari masing-masing unsur logam akan mempermudah dalam mengalisis benda logam yang diteliti. Penelitian ini juga menggunakan beberapa metode analisis untuk mengolah data yang didapatkan.analisis yang digunakan yaitu analisis elementalkuantitatif, analisis kualitatif, analisis komparatif, dan analisis etnoarkeologi. Analisis elemental-kuantitatif digunakan untuk mengetahui unsur logam apa saja yang terdapat pada sampel genta yang diteliti melalui pengujian laboratorium. Analisis kualitatif digunakan untuk memecahkan permasalahan mengenai pengaruh unsur logam pada artefak logam berupa genta yang diolah dengan data tambahan dari hasil studi pustaka kemudian dijelaskan secara 263

naratif.analisis komparatif digunakan untuk melihat perbandingan kandungan unsur logam dari masing-masing sampel genta baik dari persamaan maupun perbedaan unsur logamnya. Analisis etnoarkeologi digunakan untuk mengetahui bagaimana teknologi pembuatan genta pada masa lalu melalui pengamatan pada produksi genta masa kini terutama pada proses pemilihan dan pengolahan bahan baku logam, sehingga sekiranya dapat diketahui bagaimana pengaruh unsur logam pada genta yang dihasilkan. 5. Hasil Dan Pembahasan Metode pengujian laboratorium pada benda logam yang sering digunakan ialah pengujian yang dilakukan dengan pemakaian bahan kimia dan juga sinar x- ray dengan alat XRF (X-Ray Flourescene). Pengujian dengan bahan kimia dilakukan dengan cara melarutkan sampel benda logam dengan bahan kimia kemudian dibaca dengan alat ICPE-9000 di ruang spektrofotometer (Puja, 2015: 77). Hasil pengujian yang didapatkan yaitu berupa jenis logam dan persentsenya. Pengujian dengan menggunakan bahan kimia ini dilakukan dengan parameter jenis logam yang ingin diteliti seperti logam perunggu maka akan didapatkan hasil berupa kandungan unsur logam tembaga (Cu), timah (Sn), dan timbal (Pb). Berikutnya ialah pegujian dengan alat x-ray yang mana pengujian dengan alat XRF (X-Ray Flourescene) ini lebih praktis dan waktu pengujian yang singkat. Data yang dihasilkan cukup akurat atau mendekati 100% karena alat ini akan memberikan hasil pengujian berupa keseluruhan unsur logam yang terkandung pada benda yang diuji (Sofian, 2017). Pada penelitian ini menggunakan pengujian laboratorium dengan alat XRF (X-Ray Flourescene). 5.1 Hasil Pengujian Laboratorium. Hasil pengujian sampel genta menggunakan alat XRF (X-Ray Flourescene) dengan rincian hasil sebagai berikut. Koleksi Museum Blambangan Sampel A (Cu) sebanyak 61,90%. sebanyak 27,71%. sebanyak 9,26%. sebanyak 0,64%. e. Terdapat unsur logam nikel (Ni) sebanyak 0,05%. Koleksi Museum Blambangan Sampel B (Cu) sebanyak 67,67%. sebanyak 24,69%. sebanyak 6,33%. d. Terdapat unsur logam titanium (Ti) sebanyak 0,30% dan merupakan satu satunya sampel yang mengandung unsur logam titanium. e. Terdapat unsur logam besi (Fe) sebanyak 0,63%. f. Terdapat unsur logam nikel (Ni) sebanyak 0,04%. Koleksi Museum Bali Sampel 1 (Cu) sebanyak 73%. sebanyak 16,92%. sebanyak 9,75%. sebanyak 0,25%. 264

Koleksi Museum Bali Sampel 2 (Cu) sebanyak 77,37%. sebanyak 21 88%. sebanyak 0,07%. sebanyak 0,11%. Koleksi Museum Bali Sampel 3 (Cu) sebanyak 77,95%. sebanyak 21,88%. sebanyak 0,10%. sebanyak 0,07%. Hasil Pengujian Sampel Genta Produksi Masa Kini (Cu) sebanyak 77,71%. sebanyak 20,50%. sebanyak 0,06%. d. Terdapat unsur logam seng (Zn) sebanyak 1,32% dan merupakan satu-satunya sampel yang mengandung unsur logam seng. e. Terdapat unsur logam besi (Fe) sebanyak 0,35%. f. Terdapat unsur logam nikel (Ni) sebanyak 0,02%. Berdasarkan hasil pengujian laboratorium di atas dapat diketahui bahwa unsur logam tembaga memiliki persentase paling banyak dengan persentase antara 61,90%-77,95%, logam timah menjadi unsur logam yang memiliki persentase terbanyak kedua antara16,92%-27,71%, unsur logam timbal juga memiliki persentase yang cukup banyak pada beberapa sampel dengan persentase tertinggi sebanyak 9,75%, dan sisanya bisa dikatakan sebagai unsur logam bawaaan atau yang tidak sengaja tercampur ke dalam logam paduan sehingga memiliki persentase yang cukup sedikit. 5.2 Pengaruh Unsur Logam pada Benda Logam Berupa Genta Pada dasarnya logam mempunyai sifat-sifat umum, yakni dapat ditempa, liat (lunak) sehingga mudah dibentuk, tahan korosi, dan dapat didaur ulang.karena memiliki sifat yang mudah dibentuk, sehingga banyak artefak logam yang ditemukan di Indonesia dominan terbuat dari logam paduan perunggu dibandingkan logam lainnya (Triwurjani, 1993: 103). Logam perunggu ialah logam paduan yang terdiri dari tembaga sebagai unsur pokok dan kemudian dicampurkan dengan unsur logam lain seperti timah, timbal, dan seng untuk mempermudah proses pengerjaan dan menghasikan benda dengan kualitas yang lebih baik. Secara lebih rinci penjelasan mengenai unsur logam adalah sebagai berikut. a. Logam Tembaga (Cu) Pada pembuatan benda perunggu, logam tembaga mememiliki persentase yang dominan dibandingkan unsur logam lainnya. Secara teoretis persentase logam tembaga di dalam logam perunggu dapat mencapai 90% (Sule, 1991: 20). Persentase yang begitu besar membuat logam tembaga menjadi penting mengingat mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan seperti dapat mempengaruhi warna benda logam yang dihasilkan, tahan terhadap korosi, dan dapat dilakukan dengan pengerjaan pada suhu 650 C - 900 C (cor) maupun pada keadaan dingin (tempa). 265

b. Logam Timah (Sn) Secara teoretis logam timah merupakan salah satu unsur pokok dalam membuat logam paduan perunggu. Secara teoretis pula, persentase dari logam timah yang bisa dicampurkan dengan logam tembaga hanya sampai 30% untuk benda perunggu dengan teknik tempa agar tidak getas (mudah patah), sedangkan pada pembuatan benda perunggu dengan teknik cetak, penambahan timah dengan persentase cukup banyak dapat memberikan keuntungan seperti proses pembuatan benda logam menjadi lebih cepat, memperkeras benda logam yang dihasilkan, dan dapat mempengaruhi warna benda yang dihasilkan menjadi lebih putih (Sule, 1991: 24). Pada pembuatan genta, penambahan unsur logam timah dapat mempercepat proses pembuatan, genta yang dihalkan memiliki tingkat kekuatan yang bagus, tahan terhadap korosi, dan dapat memberikan warna genta yang cemerlang. c. Logam Timbal (Pb) Adanya unsur timbal dengan persentase yang cukup akan memberikan pengaruh positif dalam pembuatan benda perunggu. Dilihat dari segi teknis pengerjaan benda perunggu, penambahan timbal akan menurunkan titik lebur menjadi lebih rendah dan kadar kecairannya (fluiditas) menjadi naik. Dengan demikian, maka sifat tersebut akan berpengaruh positif dalam proses cetak. Ketika logam dengan keadaan yang lebih cair akan dapat memasuki celah-celah cetakan yang tipis dan rumit dengan sempurna sebelum proses pengerasan selesai dan juga dapat meningkatkan kualitas suara menjadi lebih baik khususnya untuk instrumen musik (Bernat Kempres dalam Haryono, 2001:63). Pada proses pembuatan genta yang menggunakan teknik cetak, penambahan logam timbal menjadi cukup penting untuk mempermudah proses pencetakan sehingga genta yang dihasilkan memiliki bentuk yang bagus dan detail. 6. Simpulan Berdasarkan pembahasan di atas, dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut. a. Hasil dari pengujian pada masingmasing sampel genta menghasilkan data yang menarik. Dari keseluruhan sampel genta yang diuji ada 7 (tujuh) unsur logam yang terdeteksi yaitu logam tembaga, timah, timbal, besi, seng, nikel dan titanium. Masingmasing unsur logam memiliki persentase yang bervariasi bahkan ada beberapa unsur logam yang hanya terdeteksi pada beberapa sampel saja. Melihat dari persentasenya hasil uji laboratorium, maka terdapat 3 sampel genta yang merupakan perunggu binary alloys dan terdapat 3 sampel genta yang merupakan ternary alloys. b. Berdasarkan sifat-sifat yang dimiliki setiap unsur logam, maka dapat diketahui unsur logam tembaga ditambahkan dengan unsur logam timah untuk mempercepat proses pembuatan genta, memberikan efek warna kemerahan ataupun putih cemerlang, dan logam timbal ditambahkan untuk menakikan tingkat kecairan logam paduan sehingga tidak cepat mengeras dan dapat menghasilkan genta dengan bentuk yang detail dan hiasan yang rumit. 7. Daftar Pustaka Fadhila Arifin Aziz dan Yusmaini Eriawati. 1993. Beberapa Penerapan Metode Analisis Laboratorium pada Penelitian 266

Artefak Logam di Indonesia dalam Analisis Hasil Penelitian Arkeologi IV: Metalurgi dalam Arkeologi. Hal. 281-290. Kuningan. 10-16 September 1991. Harkantiningsih, Naniek, Bagyo Prasetyo, Yusmaini Eriawati, Aryandini Novita, Nurul Laili, dan Truman Simanjuntak. 1999. Metode Penelitian Arkeologi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Haryono, Timbul. 1985a. Arkeometalurgi: Prospeknya Dalam Penelitian Arkeologi di Indonesia dalam Pertemuan Ilmiah Arkeologi III. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Hal.1158-1175. Ciloto, 23-28 Mei 1983. Sofian, Oktavianus Harry. 2017. P-XRF Alat Bantu Nalisis Non Destruktif Untuk Analisis Arkeologi. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. http://arkenas.kemdikbud.go.id/co ntens/read/news/sb68v1_1489118 937/p-xrf-alatbantu-analisis-nondestruktif-untuk-analisis- arkeologi. (Diakses Via Google Pada Tgl 31 Juli 2017). Sule, Djamur. 1991. Peranan Metalurgi dan Pengolahan Bahan Galian dalam Arkeologi. Dalam Amerta. Volume F, Nomor 12, Hal.15-27. Triwurjani, Rr. 1993. Hubungan Antara Bahan, Bentuk, dan Fungsi Artefak Perunggu di Indonesia dalam Analisis Hasil Penelitian Arkeologi IV: Metalurgi dalam Arkeologi. Hal.101-109. Kuningan. 10-16 September 1991. Haryono, Timbul. 2001. Logam dan Peradaban Manusia. Yogyakarta: MedPrint Offset. Puja, Ary Kesuma. 2015. Kajian Elemental-Kuantitatif Terhadap Kapak Perunggu Tipe Jantung Koleksi Balai Arkeologi Denpasar (Bali, NTT, NTB), Museum Bali, dan Museum Manusia Purba Gilimanuk. Skripsi. Denpasar: Universitas Udayana. 267