BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan di beberapa media teknologi yang didapat dari internet, kios interaktif dan CD-ROM, sampai TV digital dan radio pada saat ini telah membawa kita ke dalam suatu era yang baru dan telah membuka kesempatan yang baru bagi komunikasi marketing. Media baru tersebut tidak hanya mengubah marketing dan komunikasinya, namun juga mempengaruhi karakteristik dari konsumen itu sendiri. Kedatangan dari teknologi internet, telah mengubah secara drastis cara konsumen berperilaku. Media baru tersebut tidak hanya menawarkan konsumen cara yang lebih baik untuk melihat suatu produk dan jasa, tapi juga membantu menciptakan hubungan yang lebih baik antara pemasar dan konsumen. Sehingga hal tersebut telah mengubah mereka menjadi lebih berpengalaman, berpengetahuan luas dan pembeli yang cerdas dan seperti yang disarankan oleh Arens(1999) konsumen saat ini telah menjadi pemegang kendali yang aktif dari pesan yang mereka lihat dan dengar. Tampaknya, beberapa tahun kebelakang juga menyaksikan kebangkitan dan perkembangan yang cukup pesat didalam kepentingan ekonomi dari kelompok konsumen yang memiliki perilaku, aspirasi, dan pola pembelian yang tidak sama seperti sebelum konsumen tradisional. 1
2 Saat ini, konsumen diseluruh dunia bisa berbelanja 24 jam dan beberapa sektor pemasaran, seperti asuransi, jasa finansial, software dan hardware, perjalanan, buku, multimedia, bunga ataupun kendaraan bermotor, telah mengalami pertumbuhan yang sangat cepat dalam penjualan secara online (www.ms.com/insight/misc/ inetretail.html). Internet telah merubah bagaimana konsumen berbelanja dan membeli barang dan jasa, serta secara cepat telah berubah menjadi fenomena secara global. Banyak perusahaan sudah memulai menggunakan internet dengan tujuan menekan biaya marketing, sehingga dapat mengurangi harga dari produk dan jasa agar dapat tetap bersaing dalam pasar yang semakin kompetitif. Perusahaan juga menggunakan internet untuk membawa, mengkomunikasikan dan memberikan informasi, menjual produk, untuk mendapatkan respons serta melakukan survey kepuasan dengan konsumen mereka. Konsumen menggunakan internet tidak hanya untuk membeli produk secara online, tapi juga untuk membandingkan harga, fitur produk dan layanan purna jual yang akan mereka dapatkan jika mereka berbelanja ditoko-toko online tersebut. Beberapa ahli optimis tentang prospek dari bisnis online. Perusahaan Riset Forrester memprediksikan bahwa jumlah aktivitas e-commerce secara global akan mencapai US$ 6.8 trilion pada tahun 2004, dari US$43 juta pada tahun 1998 [Grenberg,2000]. Selama tahun 2001, 497.7 juta pengguna internet secara global menghasilkan keuntungan US$615.3 milyar dari transaksi e-commerce [IDC,2002] Dalam tambahan untuk potensi yang besar dari pasar E-commerce, Internet
3 menyediakan kesempatan yang unik bagi perusahaan untuk lebih efisien meraih konsumen yang telah ada dan potensial. Definisi dari e-commerce sendiri bermacam-macam, secara umum berbagai jenis definisi yang ditawarkan dan dipergunakan oleh berbagai kalanagan terapat suatu kesamaan, yaitu : terjadinya transaksi antara dua belah pihak, adanya pertukaran barang, jasa atau informasi, dan internet merupakan medium utama dalam proses atau mekanisme perdagangan tersebut. Sehingga, untuk menciptakan e- commerce terdapat komponen-komponen yang sangat menentukan apakah transaksi bisnis berbasis pada internet tersebut dapat berjalan atau tidak, salah satunya yang sangat penting adalah faktor konsumen. Perilaku konsumen (consumer behavior) di dunia maya sangatlah penting, karena secara fisik konsumen atau calon pembeli hanya berhadapan dengan sebuah situs sebagai representasi dari perusahaan. Faktor kegunaan, psikologis dan kandungan dari sebuah situs sangat berperan disini, dan terkadang harga tidak menjadi isu utama selama konsumen merasa nyaman dan aman dengan situs terkait. Banyaknya informasi yang di peroleh melalui media cetak maupun media elektronik yang memberitakan mengenai : misalnya belum mendukungnya infrastruktur, terjadinya tindak kejahatan dalam e-commerce, cara-cara pembayaran yang dapat digunakan dalam e-commerce dan sebagainya, yang kesemuanya itu akan dapat mempengaruhi pandangan seseorang untuk berbelanja melalui internet atau e- commerce.
4 Namun, tidak semua produk dapat dijual melalui internet. Ada beberapa produk yang cocok untuk dijual di internet bila dibandingkan dengan yang lainnya. E-commerce tidak akan berjalan dengan baik jika produk yang ditawarkan adalah jenis produk yang kurang cocok untuk dijual di internet. Menurut riset yang dilakukan oleh Ernst and Young, beberapa produk yang popular dijual secara online adalah : Hal-hal yang terkait dengan komputer (40%), buku (20%), travel (16%), clothing (10%), musik (6%), penyewaan akses terhadap situs tertentu (6%), hadiah (5%) dan investasi (4%) (http://www.powerhomebiz.com/vol12/kindsofproducts.htm, 3 Juli 2008). Dari hasil tersebut, persentase tertinggi adalah komputer. Internet banyak digunakan untuk berkomunikasi, hiburan, belajar dan melakukan riset. Oleh karena itu, tidak heran produk yang memiliki banyak informasi dan tidak cepat usang atau mati menjadi termasuk produk yang populer di internet. Hal ini disebabkan karena komputer merupakan tipe produk yang berbasis informasi. Dimana konsumen lebih banyak mencari informasi dari suatu produk jika ingin membelinya, baik melalui internet maupun di toko fisik. Sehingga pada situasi-situasi yang terdapat pada lingkungan e-commerce saat ini, berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Constantinades (2004), bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku keputusan konsumen dalam pembelian produk melalui e-commerce. Adapun faktor-faktor tersebut adalah usabilitas, interaktifitas, kepercayaan online, estetika web serta marketing mix.
5 Berdasarkan jurnal yang di tulis oleh Constantinades (2004) tersebut, maka dirasakan perlu untuk menganalisa lebih lanjut apakah faktor usabilitas, interaktifitas, kepercayaan online, estetika web serta marketing mix yang terdapat dalam e- commerce pada saat ini dapat mempengaruhi secara signifikan perilaku konsumen (consumer behavior) di Indonesia, khususnya untuk kategori industri barang elektronik (komputer dan sejenisnya)? 1.2 Rumusan Permasalahan Seperti yang telah disebutkan diatas, bahwa faktor konsumen sangatlah menentukan dalam B2C (Business-To-Customer) e-commerce, karena konsumenlah yang akan menjadi sumber pendapatan perusahaan, dan yang mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan. Oleh karena itu, berdasarkan jurnal yang telah ditulis Constantinades (2004) sebelumnya, yaitu faktor-faktor usabilitas, interaktifitas, kepercayaan online, estetika web serta marketing mix, apakah akan mempengaruhi secara signifikan terhadap faktor konsumen tersebut terutama dalam hal ini adalah perilaku konsumen (consumer behavior) di Indonesia? Dan apakah dari masingmasing faktor tersebut akan mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan transaksi untuk kategori produk elektronik (komputer dan sejenisnya)? Untuk lebih jelasnya permasalahan yang akan diteliti adalah Apakah Ada pengaruh faktor usabilitas, interaktifitas, kepercayaan, estetika dan marketing mix dalam e-commerce terhadap perilaku konsumen.
6 1.3 Tujuan dan Manfaat Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah faktor usabilitas, interaktifitas, kepecayaan, estetika atau marketing mix yang dilakukan dalam e- commerce akan mempengaruhi secara signifikan perilaku konsumen (consumer behavior). Faktor-faktor yang telah disebutkan diatas perlu diteliti lebih jauh untuk mengetahui apakah ada hubungan antara tiap-tiap faktor tersebut terhadap perilaku konsumen dalam melakukan transaksi untuk kategori produk elektronik (komputer dan sejenisnya). Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Untuk dapat dipergunakan oleh para pelaku bisnis e-commerce untuk memberikan keamanan dan kenyamanan kepada konsumen dalam berbelanja melalui internet, menciptakan sistem atau proses pembayaran yang dapat diterima oleh konsumen. 2. Untuk memberikan tambahan informasi dan awareness mengenai e- commerce, sehingga akan mendorong konsumen untuk berbelanja melalui internet. 1.4 Ruang Lingkup Dalam penelitian ini, perlu diadakan pembatasan wilayah pengambilan sampel. Pembatasan ini dilakukan agar dapat mempertajam fokus penelitian. Selain itu,hal ini dilakukan karena adanya berbagai keterbatasan, seperti waktu dan biaya. Adapun ruang lingkup dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
7 1. Kategori produk yang dipilih terfokus pada kategori produk barang elektronik (Komputer dan yang sejenis). Pemilihan kategori produk berdasarkan presentase terbesar menurut data dari Ernst and Young yaitu sebesar 40%. Selain itu, karena kategori produk ini merupakan kategori produk yang berbasis informasi. Dimana setiap konsumen akan mencari informasi dari produk sebelum membelinya. 2. Situs E-commerce yang menjadi objek penelitian adalah : a. http://www.bhineka.com Situs e-commerce ini merupakan situs e-commerce yang terbesar dan sudah lama menjalankan bisnis ini, yaitu sejak tahun 1991. Selain menjalankan bisnis e-commerce, perusahaan ini juga membuka toko offline atau toko tradisional yang berlokasi di Jakarta. Situs e- commerce ini melayani pembelian individu dan korporat. Oleh karena itu, maka situs ini saya masukkan sebagai objek penelitian dari riset ini. b. http://www.glodokshop.com Glodokshop.com (GS), merupakan perusahaan atau pelaku bisnis e- commerce yang terdiri dari perusahaan-perusahaan kecil (toko komputer yang berlokasi di Glodok) dan berkumpul untuk memulai bisnis e-commerce ini. Situs e-commerce ini pun melayani pembelian individu maupun korporat. Oleh krena itu, maka situs e-commerce ini saya masukkan sebagai objek penelitian dari riset ini.
8 c. http://www.tempatshopping.com Tempatshopping.com merupakan situs e-commerce yang terdiri atas gabungan dari beberapa toko komputer maupun konsumen yang ingin menjual kembali produk elektronik yang telah mereka beli (baru maupun bekas) ke konsumen lainnya. Adapun pusat lokasi ataupun kantornya adalah di kota Bandung. 3. Berdasarkan situs e-commerce yang dijadikan objek penelitian, dimana http://www.bhineka.com dan http://www.glodokshop.com berpusat di Jakarta, dan http://www.tempatshopping.com berpusat di Bandung. Oleh karena itu, maka pemilihan responden untuk penelitian adalah mereka yang tinggal di kota Jakarta dan Bandung. Adapun jumlah dari responden tersebut adalah sebanyak 120 responden. 4. Metode pengambilan sampel secara sengaja (non probabilistic sampling), dengan teknik penarikan sampel berupa sample convenience. Hal tersebut dilakukan karena tidak ada data pasti pengguna / pembeli online secara pasti.