BAB I PENDAHULUAN. 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam menunjang kesehatan dari masyarakat. Maju atau

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi dan sebagainya. Setiap orang dianggap mampu untuk menjaga

KEDUDUKAN REKAM MEDIS DALAM

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan, diperlukan merupakan suatu usaha yang mana. maupun non-fisik. Dalam rangka mencapai hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-4, yaitu melindungi. perdamaian abadi dan keadilan sosial. 2

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, karena kesehatan sebagai kebutuhan yang sangat

INFORMED CONSENT ANTARA DOKTER DENGAN PASIEN DALAM MELAKUKAN TINDAKAN MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, agar tersedia tenaga listrik dalam jumlah yang cukup dan merata. tahun jumlah masyarakat semakin bertambah banyak.

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. 1 Kesehatan sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. Seperti kita ketahui bahwa masalah kesehatan bukanlah merupakan

TANGGUNG JAWAB RUMAH SAKIT TERHADAP DOKTER YANG MELAKUKAN KESALAHAN TINDAKAN KEDOKTERAN KEPADA PASIEN

BAB I PENDAHULUAN. wajib menjamin kesehatan bagi warganya. Peran aktif serta pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan berkembang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Esa dengan seperangkat hak yang menjamin derajatnya sebagai

Andrie Irawan, SH., MH Fakultas Hukum Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. haknya. Bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan investasi, hak, dan kewajiban setiap manusia. Kutipan tersebut juga

HAK PASIEN MENDAPATKAN INFORMASI RESIKO PELAYANAN MEDIK 1 Oleh : Rocy Jacobus 2

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Soerjono Soekanto bahwa : 103. asas sesuatu (inquiry) secara sistematis dengan adanya penekanan bahwa

vii DAFTAR WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. darah Indonesia. Dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa pada uraian dari Bab I (satu) sampai dengan Bab IV. merupakan cangkupan dari bahasan sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. terkait dalam bidang pemeliharaan kesehatan. 1 Untuk memelihara kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, dibidang pemerintah telah terjadi perubahan yang mendasar. Salah satu

BAB III ABORSI DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. lain, terpengaruh obat-obatan dan lain-lain. yang memiliki kekuasaan dan ekonomi yang tinggi.

JURNAL ILMIAH. Oleh : SITI KEMALA ROHIMA D1A

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya di Indonesia. Untuk itu diperlukan dukungan dari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor IV/MPR/1978 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara dan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Kesehatan merupakan hal yang penting bagi setiap orang. Dalam

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal penting bagi kesejahteraan masyarakat. Kesehatan yang

I S D I Y A N T O NIM : C

ABSTRAK. Kata kunci : Informed Consent, kesehatan, medis

BAB I PENDAHULUAN. Tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia telah menentukan cita-cita dan

DAFTAR PUSTAKA. Amirudin, Zaenal Asikin, 2012, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Raja Grafindo Persada

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Lex Crimen Vol. VI/No. 9/Nov/2017

BAB I PENDAHULUAN. optimal dimana hal ini merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2009 tentang Kesehatan pada Pasal 1 angka 1 menyebutkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjang aktifitas sehari-hari. Manusia melakukan berbagai upaya demi

PENJELASAN ATAS QANUN ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap profesi kedokteran di Indonesia akhir-akhir ini makin

I. PENDAHULUAN. semakin terbuka lebar kebebasan untuk memilih aneka jenis dan kualitas barang

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dari hari ke hari berkembang sangat pesat. Hal

TANGGUNGJAWAB ANTARA DOKTER DENGAN PASIEN DITINJAU DARI ASPEK HUKUM PERDATA (Studi pada Rumah Sakit Permata Bunda Medan) SKRIPSI

IMPLEMENTASI DAN IMPLIKASI HUKUM CLINICAL PRIVILEGE SEBAGAI UPAYA PATIENT SAFETY DI RUMAH SAKIT

BUPATI LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Perlindungan Hukum terhadap Pasien BPJS Kesehatan dalam Mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa setiap orang berhak. memperoleh pelayanan kesehatan. Hal ini sejalan dengan Pasal 34 ayat

BAB 1 PENDAHULUAN. yang biasa disebut dengaan istilah mengugurkan kandungan. Aborsi

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 11 TAHUN 2013 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. menentukan bahwa dalam menjalankan tugas jabatannya, seorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. positif Indonesia lazim diartikan sebagai orang yang belum dewasa/

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan pasal..., Ita Zaleha Saptaria, FH UI, ), hlm. 13.

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa kesehatan, hidup manusia menjadi tidak sempurna didalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan Pegawai Negeri Sipil. Maka dari itu dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar roda pembangunan, dan sebagai dinamisator hukum

BAB I PENDAHULUAN. terjangkau didalam perumahan yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum, seperti yang tercantum dalam Pasal I

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, akal dan pikiran. Ia memerlukan tangan ataupun bantuan dari pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN. Operasi bedah Caesar (Caesarean Section atau Cesarean Section) atau

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum 1. Negara hukum adalah negara. yang berlandaskan hukum dan keadilan bagi warganya.

DAFTAR PUSTAKA. Adami Chazawi, Malpraktik Kedokteran, Bayumedia, Malang, 2007.

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat itu sendiri, untuk mengatasi permasalahan tersebut dalam hal ini

Lex Crimen Vol. VI/No. 7/Sep/2017

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dengan banyaknya industri rokok tersebut, membuat para produsen

TANGGUNGJAWAB HUKUM DALAM PERJANJIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR DI PUTRA UTAMA MOTOR SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah dalam penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Fokus Media UUD 1945 dan Amandemennya. Bandung: Fokus Media

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan sesuatu yang sangat menarik untuk dikaji secara

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nampaknya mulai timbul gugatan terhadap dokter dan rumah sakit (selanjutnya

KODE MATA KULIAH : : Dr. Budiyanto, S.H.,M.H William H. Reba, S.H.,M.Hum Victor Th. Manengkey, S.H.,M.Hum Farida Kaplele, S.H.,M.

BAB I PENDAHULUAN. yang paling berperan dalam menentukan proses demokratisasi di berbagai daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia dan

BAB III TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

PEMBERIAN GANTI RUGI SEBAGAI BENTUK PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PASIEN DALAM TINDAK PIDANA DI BIDANG MEDIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila itu mencangkup sila atau prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB I PENDAHULUAN. bersifat terbuka, perdagangan sangat vital bagi upaya untuk meningkatkan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

BAB I PENDAHULUAN. continental dan sistem Anglo Saxon. Perkembangan hukum secara. campuran karena adanya kemajemukan masyarakat dalam menganut tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tidak dapat berjalan lancar sesuai dengan harapan dan cita-cita luhur

III. METODE PENELITIAN. Cara penulisan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan normatif dan empiris

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PASIEN SELAKU KONSUMEN JASA PELAYANAN KESEHATAN YANG MENGALAMI MALPRAKTEK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN. Kesehatan merupakan hak dasar yang mempengaruhi semua aspek

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara demokrasi yang berdasarkan hukum Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sebagai dasar konstitusi Indonesia. Hukum bertujuan untuk menjamin kepastian hukum pada masyarakat dan hukum itu harus pula bersendikan pada rasa keadilan, yaitu asas-asas keadilan dari masyarakat sebagai tujuan dari hukum. 1 Konsep hukum diartikan sebagai garis-garis kebijaksanaan hukum yang dibentuk oleh suatu masyarakat hukum. Penetapan konsep ini merupakan tahap awal yang sangat penting bagi proses pembentukan, penyelenggaraan, dan pembangunan hukum suatu masyarakat hukum. Arti pentingnya terletak pada potensi yang dimiliki oleh suatu konsep hukum, yang pada gilirannya merupakan dasar dan orientasi bagi suatu proses penyelenggaraan dan pembangunan hukum. 2 Tujuan nasional bangsa Indonesia yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan pada kemerdekaan, perdamaian abadi serta keadilan sosial. 3 1 C.S.T. Kansil. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Negara Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 2002, hal 40-41 2 Lili Rasjidi dan I.B. Wyasa Putra, Hukum Sebagai Suatu Sistem, Bandung, Mandar Maju, 2013, hal 161 3 Ta adi Ns. Hukum Kesehatan (Sanksi dan Motivasi Bagi Perawat), Jakarta, Buku Kedokteran, 2011, hal 5.

2 Amanat Pasal 28 H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah ditegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan, kemudian dalam Pasal 34 ayat (3) dinyatakan negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. 4 Upaya peningkatan kualitas hidup manusia di bidang kesehatan, merupakan suatu usaha yang sangat luas dan menyeluruh, usaha tersebut meliputi peningkatan kesehatan masyarakat baik fisik maupun non fisik. Di dalam sistem kesehatan nasional disebutkan, bahwa kesehatan semua segi kehidupan yang ruang lingkupnya dan jangkauannya sangat luas dan kompleks. 5 Hal ini sejalan dengan pengertian kesehatan yang diberikan oleh dunia internasional sebagai A state of complete physical, mental and social, well being and not merely the obsence of desease or infirmity. 6 Dapat dipahami bahwa pada dasarnya masalah kesehatan menyangkut semua segi kehidupan dan melingkupi sepanjang waktu kehidupan manusia baik kehidupan masa lalu, kehidupan sekarang maupun yang akan datang. Dilihat dari sejarah perkembangannya, telah terjadi perubahan orientasi nilai dan pemikiran mengenai upaya memecahkan masalah kesehatan. Proses perubahan orientasi nilai dan pemikiran dimaksud selalu berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan sosial budaya. Kebijakan pembangunan di bidang kesehatan yang semula berupaya penyembuhan penderita, secara berangsur-angsur berkembang ke arah 4 Stefany B. Sandiata. Perlindungan Hukum Hak Mendapatkan Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Pemerintah, Artikel. Lex Administratum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013, hal 187 5 Bahder Johan Nasution, Hukum Kesehatan Pertanggungjawaban Dokter, Jakarta, Rineka Cipta, 2013, hal 1 6 Ibid

3 kesatuan upaya pembangunan kesehatan untuk seluruh masyarakat dengan peran serta masyarakat yang bersifat menyeluruh, terpadu dan kesinambungan. Konflik hukum kesehatan yang sering terjadi adalah malpraktek dokter yang merupakan kesalahan dokter dalam menerapkan ilmunya dalam menjalankan praktik kedokteran yang mengakibatkan kerugian berupa luka, cacat bahkan kematian. Dari hubungan yang timbul antara dokter dengan pasien, maka terlihat bahwa kedudukan hukum antara dokter dengan pasien adalah seimbang dan sederajat karena baik dokter dengan pasien mempunyai hak dan kewajiban yang dilindungi oleh undang-undang. 7 Jika dilihat Pasal 3 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran yang menyangkut perlindungan hak dan kewajiban dokter maupun pasien atau masyarakat. Pengaturan praktik kedokteran bertujuan untuk: 1) memberikan perlindungan kepada pasien; 2) mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis yang diberikan oleh dokter dan dokter gigi; dan 3) memberikan kepastian hukum kepada masyarakat dokter dan dokter gigi. Kegiatan-kegiatan upaya kesehatan preventif, promotif dan kuratif serta rehabilitatif memerlukan perangkat hukum yang memadai. Perangkat hukum kesehatan yang memadai dimaksudkan agar adanya kepastian hukum dan perlindungan yang menyeluruh baik bagi penyelenggara upaya kesehatan maupun masyarakat penerima pelayanan masyarakat. 8 Guna memelihara, meningkatkan derajat kesehatan masyarakat diperlukan suatu pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, 7 Agriane Trenny Sumilat, Kedudukan Rekam Medis dalam Pembuktian Perkara Malperaktek di Bidang Kedokteran, Jurnal Lex Crimen Vol. III/No.4/Ags-Nov/2014, hal 57. 8 Sri Siswati, Etika dan Hukum Kesehatan Dalam Perspektif Undang-Undang Kesehatan, RajaGrafindo Persada, Jakarta,2013 hal. 8.

4 dan kemampuan hidup sehat secara optimal. 9 Sebab hal-hal yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat Indonesia akan menimbulkan kerugian ekonomi yang besar bagi negara. Untuk itu, pembangunan kesehatan berskala nasional juga berarti investasi bagi pembangunan negara. 10 Kesalahan dokter timbul sebagai akibat terjadinya tindakan yang tidak sesuai, atau tidak memenuhi prosedur medis yang seharusnya dilakukan. Kesalahan dapat terjadi karena faktor kesengajaan ataupun kelalaian dari seorang dokter. Suatu kesalahan dalam melakukan profesi bisa terjadi karena adanya tiga faktor, yaitu kurangnya pengetahuan, kurangnya pengalaman, dan kurangnya pengertian profesi. Ketiga faktor tersebut dapat menyebabkan terjadinya kesalahan dalam mengambil keputusan atau menentukan penilaian, baik pada saat diagnosa maupun pada saat berlangsungnya terapi terhadap pasien. 11 Perkembangan dunia medis yang semakin pesat, peranan rumah sakit sangat penting dalam menunjang kesehatan dari masyarakat. Maju atau mundurnya rumah sakit akan sangat ditentukan oleh keberhasilan dari pihakpihak yang bekerja di rumah sakit, dalam hal ini dokter, perawat dan orang-orang yang berada di tempat tersebut. Dari pihak rumah sakit diharapkan mampu memahami konsumennya secara keseluruhan agar dapat maju dan berkembang. Dalam pelayanan kesehatan, rumah sakit juga harus memperhatikan etika profesi tenaga yang bekerja di rumah sakit yang bersangkutan, akan tetapi, tenaga profesional yang bekerja di rumah sakit dalam memberikan putusan secara profesional adalah mandiri. Putusan tersebut harus dilandaskan atas kesadaran, 9 Sunarto Ady Wibowo, Hukum Kontrak Terapeutik di Indonesia, Medan, Pustaka Bangsa Press, 2009, hal.161 10 Ibid 11 Bahder Johan Nasution. Op.Cit, hal 50

5 tanggung jawab dan moral yang tinggi sesuai dengan etika profesi masingmasing 12 Istilah malpraktek media tidak dikenal dalam hukum positif Indonesia. Banyak pengertian yang sering ditulis para ahli. Ada yang membagi malpraktik medis menjadi dua kelompok yaitu malpraktik medis yang disengaja dan malpraktik medis karena kelalaian. Tetapi ada juga yang menggangap bahwa malpraktik medis adalah malpraktik medis yang terjadi karena kelalaian atau kompetensi dokternya di bawah standar. 13 Oleh karena alasan tersebut pelayanan kesehatan pada rumah sakit merupakan hal yang penting dan harus dijaga maupun ditingkatkan kualitasnya sesuai standar pelayanan yang berlaku agar masyarakat sebagai konsumen dapat merasakan pelayanan yang diberikan. Terdapat 3 (tiga) komponen yang terlihat dalam suatu proses pelayanan yaitu; pelayanan sangat ditentukan oleh kualitas pelayanan yang diberikan, siapa yang melakukan pelayanan, serta konsumen yang menilai sesuatu pelayanan melalui harapan yang diinginkannya 14 Umumnya kesalahan atau kelalaian dokter dalam melaksanakan profesi medis, merupakan suatu hal yang penting untuk dibicarakan karena akibat kesalahan atau kelalaian tersebut dampak yang sangat merugikan. Selain merusakkan/mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap profesi kedokteran juga menimbulkan kerugian pada pasien. Untuk itu dalam memahami ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian tersebut, terlebih dahulu kesalahan atau kelalalaian pelaksanaan profesi harus diletakkan berhadapan dengan kewajiban profesi. Di samping itu harus pula diperhatikan aspek hukum yang mendasari 12 Titik Triwulan Tutik dan Shita Febriana, Perlindungan Hukum Bagi Pasien, Cetakan Pertama. Jakarta, Prestasi Pustakaraya, 2010, hal. 1. 13 Sutarno, Hukum Kesehatan (Eutanasia Keadilan dan Hukum Positif Indonesia), Malang, Setara Press, 2014, hal 38 14 Ibid

6 terjadinya hubungan hukum yang mendasari terjadinya hubungan hukum antara dokter dan pasien yang bersumber pada transaksi terapeutik. 15 Memenuhi kebutuhan sehari-hari, manusia kadang-kadang dihadapkan pada kebutuhan hidup yang mendesak untuk mempertahankan status dirinya kebutuhan semacam ini sering kali harus dapat dipenuhi dengan segera, sehingga tanpa pemikiran yang matang orang tersebut telah melakukan perbuatan yang dapat merugikan lingkungan maupun manusia lainnya. Akibat perbuatan dokter tersebut suasana kehidupan menjadi tidak nyaman, masyarakat merasa terganggu, yang hal ini harus dipertanggungjawabkan oleh pelaku yang menimbulkan gangguan tersebut. 16 Langkah atau upaya meletakkan kesalahan atau kelalaian pelaksanaan profesi berhadapan dengan kewajiban dalam pelaksanan profesi dilaksanakan sesuai dengan standar profesi atau tidak. Pada bagian inilah transaksi terapeutik tersebut tumbuh berawal dari rasa kepercayaan pasien kepada dokter sebagai tenaga kesehatan. Pihak dokter mengikatkan diri untuk memberikan pelayanan kesehatan. Pasien datang meminta kepada dokter untuk diberikan pelayanan kesehatan sementara itu dokter menerima untuk memberikan pelayanan kepadanya. Berkaitan dengan masalah pentingnya pemahaman tentang transaksi terapeutik antara dokter dan pasien khususnya yang berada di sebuah rumah sakit, maka perlu dilakukan penelitian dalam bentuk skripsi, sehingga penulis tertarik mengangkat sebuah judul berkaitan dengantanggungjawab Antara Dokter Dengan Pasien Ditinjau Dari Aspek Hukum Perdata (Studi pada Rumah Sakit Permata Bunda Medan). 15 Bahder Johan Nasution. Op.Cit, hal 5 16 Anny Isfandyarie, Tanggung Jawab Hukum dan Sanksi Bangi Dokter Buku Ke II, Jakarta, Prestasi Pustaka Publisher, 2006, hal 1

7 B. Permasalahan Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan terdahulu, beberapa masalah dapat diidentifikasikan sebagai berikut : D. Bagaimanakah hak mendapatkan pelayanan kesehatan bagi pasien di rumah sakit? E. Bagaimanakah tanggung jawab perdata dokter dalam transaksi terapeutik antara dokter dengan pasien? F. Bagaimanakah tanggung jawab dokter dan rumah sakit kepada pasien pada kegagalan pelayanan medis di rumah sakit? C. Tujuan Penulisan Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan penulisan ini adalah : 1. Untuk mengetahui hak mendapatkan pelayanan kesehatan bagi pasien di rumah sakit 2. Untuk mengetahui tanggung jawab perdata dokter dalam transaksi terapeutik antara dokter dengan pasien 3. Untuk mengetahui tanggung jawab dokter dan rumah sakit kepada pasien pada kegagalan pelayanan medis di rumah sakit D. Manfaat Penulisan Adapun yang menjadi manfaat dari penulisan skripsi ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Secara Teoretis Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu hukum khususnya hukum kedokteran, yang permasalahannya selalu berkembang seiring dengan perkembangan ilmu kedokteran itu sendiri.

8 2. Secara Praktis Bagi pembuat kebijakan diharapkan skripsi ini dapat dijadikan masukan dalam pengambilan kebijakan dan pemangku kepentingan (stakeholder) di bidang pelayanan medis untuk publik atau masyarakat. E. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif. Metode penelitian hukum normatif yaitu dengan meneliti bahan kepustakaan atau data sekunder yang meliputi buku-buku serta norma-norma hukum yang terdapat pada peraturan perundang-undangan, asas-asas hukum, kaedah hukum, dan sistematika hukum serta mengkaji ketentuan perundang-undangan, putusan pengadilan dan bahan hukum lainnya. 17 Penelitian normatif merupakan prosedur penelitian ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi normatifnya. 18 Penelitian lapangan (field research) dilakukan melalui wawancara guna mengetahui hak mendapatkan pelayanan kesehatan bagi pasien di rumah sakit. Untuk mengetahui tanggung jawab perdata dokter dalam transaksi terapeutik antara dokter dengan pasien, untuk mengetahui tanggung jawab dokter dan rumah sakit kepada pasien pada kegagalan pelayanan medis di rumah sakit. Wawancara ini dilakukan pada Plt. Rumah Sakit Permata Bunda Medan, Dr. Hasnul Arifin sebagai orang yang berkompeten untuk memberikan keterangan. 2. Sifat penelitian Sifat penelitiannya adalah deskriptif analitis. Penelitian ini menggunakan deskriptif analistis adalah penelitian yang hanya semata-mata melukiskan keadaan 17 Jhonny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Jakarta, Bayu Media Publishing, 2005, hal.36 18 Ibid, hal 57

9 objek atau peristiwa tanpa suatu maksud untuk mengambil kesimpulankesimpulan secara umum. 19 3. Teknik pengumpulan data Pengumpulan data merupakan hal yang sangat erat hubungannya dengan sumber data, karena melalui pengumpulan data ini akan diperoleh data yang diperlukan dan untuk selanjutnya dianalisa sesuai yang diharapkan berkaitan dengan hal tersebut, maka dalam penelitian ini menggunakan pengumpulan data sebagai berikut: a. Data primer Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari Rumah Sakit Permata Bunda. Data primer diperoleh dengan wawancara, yaitu cara memperoleh informasi dengan bertanya langsung pada pihak Rumah Sakit Permata Bunda. Sistem wawancara yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah wawancara bebas terpimpin, artinya terlebih dahulu dipersiapkan daftar pertanyaan sebagai pedoman tetapi masih dimungkinkan adanya variasi pertanyaan yang disesuaikan dengan situasi pada saat wawancara dilakukan. b. Data sekunder Data sekunder yaitu data yang mendukung keterangan atau menunjang kelengkapan data primer. Data sekunder terdiri dari: 1) Bahan-bahan hukum primer, meliputi: Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran, Undang- 19 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia. Jakarta, UI Press, 2008, hal.4

10 Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 2) Bahan-bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisa dan memahami bahan hukum primer, meliputi: buku-buku yang membahas tentang hukum tanggungjawab antara dokter dengan pasien dan jurnal, makalah dan artikel yang membahas tentang tanggungjawab antara dokter dengan pasien. 3) Bahan hukum tertier berupa bahan yang dapat mendukung bahan hukum primer, terdiri dari kamus hukum, kamus Inggris-Indonesia dan kamus besar Bahasa Indonesia serta ensiklopedia, dan internet. 4. Teknik analisa data Data yang diperoleh baik dari studi lapangan maupun studi dokumen merupakan data yang dianalisis secara kualitatif, yaitu setelah data terkumpul kemudian dituangkan dalam bentuk uraian logis dan sistematis, selanjutnya dianalisis untuk memperoleh kejelasan penyelesaian masalah, kemudian ditarik kesimpulan secara deduktif, yaitu dari hal yang bersifat umum menuju hal yang bersifat khusus. 20 F. Keaslian Penulisan Berdasarkan penelusuran pada perpustakaan khususnya Fakultas Hukum, tidak didapati bahwa Tanggungjawab Antara Dokter Dengan Pasien Ditinjau Dari Aspek Hukum Perdata (Studi pada Rumah Sakit Permata Bunda Medan), belum pernah ada yang meneliti sebelumnya. Namun ada 20 P. Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, Jakarta, Rineka Cipta, 2006.hal. 87.

11 beberapa judul skripsi yang terkait dengan tanggungjawab antara dokter dengan pasien, antara lain: Nova Iasha Kalo (2014), dengan judul penelitian Tanggung Jawab Perdata Dokter Dalam Transaksi Terapeutik Antara Dokter Dengan Pasien (Studi Kasus RSUD. Dr. Djoelham Binjai). Adapun permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah hubungan hukum antara dokter dengan pasien dalam transaksi terapeutik, tanggung jawab dokter terhadap pasien dalam transaksi terapeutik dan penyelesaian perkara perdata antara dokter dengan pasien dalam transaksi terapeutik. Abdul Hadi Putra (2014), dengan judul penelitian Tanggung Jawab Dokter Akibat Terjadinya Kesalahan Medis Dari Sudut Hukum Perdata (Studi Pada Idi Cabang Asahan). Adapun permasalahan dalam penelitian ini adala bentuk kesalahan medis. Akibat hukum dari kesalahan medis. Proses pertanggung jawaban dokter terhadap kesalahan medis. Monica Hendrika H B (2013), dengan judul penelitian Perlindungan Hukum Bagi Pasien Terhadap Tindakan Medis Yang Dilakukan Oleh Calon Tenaga Kesehatan Profesional. Adapun permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah Kedudukan Hukum Seorang Calon Tenaga Kesehatan dalam melakukan Tindakan Medis di Rumah Sakit. Tanggung jawab Rumah Sakit terhadap Tindakan Medis yang dilakukan oleh Calon Tenaga Kesehatan pada Pasien. G. Sistematika Penulisan Guna memperjelas dan terarahnya penulisan skripsi ini, maka akan dibahas dalam bentuk sistematika. Adapun sistematika dalam penulisan skripsi

12 terdiri dari lima bab, dalam bab-bab tersebut terdapat sub-bab. Adapun sistematika skripsi ini disusun secara sistematis, yang terlihat dibawah ini : BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan awal dari penulisan skripsi yang berisikan latar belakang, permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penelitian dan keaslian penulisan serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGATURAN PELAYANAN KESEHATAN Bab ini berisikan pengertian dan pengaturan pelayanan kesehatan asasasas pelayanan kesehatan dan syarat-syarat pelayanan kesehatan serta standar pelayanan kesehatan, pengaturan pasien sebagai konsumen, perlindungan hukum pasien sebagai konsumen dan hak dan kewajiban pasien sebagai konsumen serta faktor-faktor yang mempengaruhi perlindungan hukum pasien sebagai konsumen. BAB III KEDUDUKAN PASIEN MENURUT UNDANG-UNDANG YANG BERLAKU Bab ini berisikan pengertian pasien, hak dan kewajiban pasien, pengaturan perlindungan hukum pasien dalam berbagai peraturan perundang-undangan di Indonesia dan kedudukan pasien dalam pelayanan kesehatan BAB IV TANGGUNGJAWAB ANTARA DOKTER PASIEN DITINJAU DARI ASPEK HUKUM PERDATA (Studi pada Rumah Sakit Permata Bunda Medan) Bab ini berisikan hak mendapatkan pelayanan kesehatan bagi pasien di rumah sakit, tanggungjawab perdata dokter dalam transaksi terapeutik

13 antara dokter dengan pasien dan tanggung jawab dokter dan rumah sakit kepada pasien pada kegagalan pelayanan medis di rumah sakit BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab akhir dari skripsi ini, dan merupakan penutup dari rangkaian bab-bab sebelumnya dimana dalam bab ini penulis membuat suatu kesimpulan atas pembahasan skripsi ini yang kemudian dilanjutkan dengan memberi saran-saran atas masalah-masalah yang tidak terpecahkan yang diharapkan akan berguna dalam kehidupan masyarakat dan praktek perkembangan ilmu pengetahuan.