BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan bagian dari unsur-unsur kehidupan masyarakat yang sangat penting. Perkembangan pendidikan tidak terlepas dari peran era globalisasi di dunia ini. Melalui pendidikan manusia dapat mengimbangi perkembangan jaman yang semakin pesat ini. Pendidikan mempunyai tugas yang sangat penting, yaitu menjadi fasilitas dalam perkembangan keterampilan intelektual, personal dan sosial. Keterampilan-keterampilan tersebut dibangun berlandaskan juga inspirasi, kreativitas, moral, emosi dan spiritual. Salah satu wahana untuk memperoleh pendidikan adalah melalui sekolah. Sekolah harus mampu mengikuti perkembangan jaman ini. Salah satunya melalui proses belajar mengajar yang dilakukan. Pengajaran di kelas tidak terlepas dari aktivitas belajar sehingga proses pembelajaran akan lebih menjadi bermakna bagi siswa. Pelaksanaannya harus dilaksanakan dengan pendekatan belajar yang relevan dengan paradigma pendidikan baru. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah (Yudhistira 2006 : iii). IPA memberikan pengalaman langsung untuk mengembangkan potensi siswa untuk mampu memahami dan menjelajahi alam sekitar secara ilmiah. Perkembangan ilmu pengetahuan alam (IPA) telah melaju dengan pesatnya karena selalu berkaian erat dengan perkembangan teknologi yang memberikan wahana yang memungkinkan perkembangan tersebut. Perkembangan yang pesat telah menggugah para pendidik untuk dapat merancang dan melaksanakan pendidikan yang lebih terarah pada penguasaan konsep IPA yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari dalam masyarakat. 1
2 Menurut BSNP (2006 : 161) Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Salah satu tujuan pembelajaran IPA yaitu mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat (BSNP 2006 : 162). Rasa keingin tahuan siswa dapat digali supaya siswa mengetahui sendiri apa yang membuat ia penasaran. Berkaitan dengan tujuan pembelajaran IPA yang harus dicapai tersebut, maka cara yang dilakukan yang paling mendasar yaitu berusaha menciptakan suasana belajar yang kondusif dan penggunaan metode yang tepat bagi siswa. Berdasarkan hasil observasi peneliti di SDN Ngampin 02 Ambarawa hasil belajar rata-rata kelas di kelas IV pada mata pelajaran IPA yaitu 65,4. Hasil tersebut menunjukkan bahwa rata-rata kelas pada mata pelajaran IPA belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Tabel 1.1 Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN Ngampin 02 Ambarawa NO Ketuntasan Frekuensi Prosentase 1. Tuntas 10 48% 2. Tidak Tuntas 11 52%% Jumlah Siswa 21 100% Nilian minimum 40 Nilai maksimum 80 Rata-rata 65,4
3 Berdasarkan tabel di atas, siswa yang nilainya mencapai KKM pada mata pelajaran IPA ada 10 siswa atau sekitar 48%, sedangkan sisanya yaitu 11 siswa belum mencapai KKM atau sekitar 52%. Dari hasil tersebut rata-rata dari 21 siswa hanya 65,4 dan hasil tersebut kurang dari KKM yang ditentukan, yaitu 70. Hasil wawancara dengan siswa kelas IV menyebutkan bahwa siswa tidak tertarik atau kurang minat mengikuti kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di kelas. Hal tersebut dikarenakan siswa merasa bosan dengan saat guru menjelaskan materi dengan berceramah saja. Peneliti juga melakukan wawancara dengan guru kelas IV tersebut, dari hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang digunakan guru masih menggunakan cara konvensional. Guru hanya menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas saja. Hal tersebut membuat siswa mudah merasa bosan dan pemikirannya tidak berkembang. Selain itu, siswa merasa takut bertanya kepada guru mengenai materi yang kurang jelas. Proses pembelajaran yang dilakukan seringkali kurang memperhatikan kebutuhan siswa dan tingkat perkembangan siswa. Kesadaran guru akan pentingnya memberikan materi pembelajaran sesuai dengan porsi kebutuhan siswa dengan cara yang tepat seringkali masih kurang. Guru hanya sekedar memberikan materi dan berpikiran bahwa tugasnya sudah selesai setelah guru memberikan materi secara klasikal. Pembelajaran seperti ini akan membuat guru saja yang aktif dalam menyampaikan materi, sedangkan siswa menjadi pasif karena hanya berperan sebagai pendengar tanpa adanya interaksi antara guru dengan murid. Di dalam dunia belajar mengajar terdapat berbagai macam metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran. Metode yang digunakan harus sesuai dengan materi yang akan disampaikan oleh guru. Selain itu, dalam memilih metode yang akan digunakan, guru harus memperhatikan tingkat perkembangan siswa. Jika siswa merasa bosan dengan penjelasan guru atau merasa takut jika akan bertanya dengan guru, maka guru sebaiknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan teman-teman sekelasnya. Berinteraksi dengan teman-teman sekelasnya akan membuat siswa merasa rileks dalam belajar. Selain pemilihan metode yang tepat, media pembelajaran juga mempunyai peran yang penting dalam proses belajar
4 mengajar. Terdapat berbagai macam media yang dapat digunakan oleh guru dalam membantu menyampaikan materi pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan media gambar. Media gambar yang digunakan dapat didesain semenarik mungkin agar siswa dapat memahami maksud gambar tersebut dengan perasaan senang. Peneliti menggunakan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS - TS) dengan bantuan media gambar untuk meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Selain belum pernah diterapkan di kelas IV, TS-TS juga dapat meningkatkan interaksi antara siswa dengan siswa dan antara guru dengan siswa, dan dapat memancing siswa untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Apabila siswa berantusias dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, maka akan berpengaruh baik terhadap hasil belajar siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, masalahmasalah yang terjadi pada pembelajaran IPA adalah sebagai berikut : 1. Metode yang digunakan guru kurang sesuai dengan materi IPA. Guru hanya menggunakan metode ceramah setiap pembelajaran berlangsung. 2. Siswa tidak tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran. Suasana kelas sangat membosankan dan membuat siswa mengantuk, sehingga siswa tidak konsentrasi mengikuti pembelajaran. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka permasalahan yang terkait dengan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif TS-TS dengan bantuan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Ngampin 02 Ambarawa pada mata pelajaran IPA semester II tahun 2013/2014?
5 1.4 Pemecahan Masalah Dari rumusan masalah tersebut, peneliti menemukan cara pemecahan masalah tersebut dengan menggunakan metode TS-TS yang dipadu dengan media gambar. Peneliti memilih metode tersebut karena metode tersebut dapat menciptakan suasana kelas yang penuh dengan interaksi dan peran siswa menjadi sangat penting. Sedangkan gambar yang digunakan peneliti dimaksudkan agar siswa lebih tertarik dalam berdiskusi. Siswa berinteraksi dengan teman-temannya pada saat siswa mendiskusikan gambar dalam kelompok dan pada saat siswa mengunjungi kelompk lain. 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan peneliti merupakan jawaban dari rumusan masalah agar suatu penelitian dapat lebih terarah dan ada batasan-batasannya tentang objek yang diteliti. Adapun tujuan peneliti adalah: 1. Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam memecahkan masalah yang ada di kelas (baik pada guru maupun siswa) sehingga pembelajaran IPA menjadi efektif. 2. Tujuan Khusus Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menumbuhkan minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV semester II di SDN Ngampin 02 Ambarawa. 1.6 Manfaat Penelitian Berdasarkan pada tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian yang peneliti sampaikan sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis Memberikan masukan kepada guru berupa perubahan sikap positif yang terjadi pada siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar IPA
6 menggunakan metode TS TS berbantuan media gambar yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. 2. Manfaat praktis a. Bagi siswa Sebagai motivator bagi siswa untuk lebih meningkatkan prestasi belajar IPA maupun mata pelajaran lain. b. Bagi guru Untuk memperhatiakan pendekatan teori Dienes yang dapat menumbuhkan karakteristik siswa dalam belajar dan pada gilirannya dapat meningkatkan pemahaman konsep dan prestasi belajar. c. Bagi sekolah Penelitian ini memberikan sumbangan dalam rangka pemberian metode pembelajaran IPA.