BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiforis, biasanya disebabkan oleh sumbatan lumen apendiks, obstruksi limfoid, fekalit, benda asing, dan striktur karena fibrosis akibat peradangan neoplasma (Mansjoer, 1999). Appendisitis dapat terjadi pada setiap usia, perbandingan antara pria dan wanita mempunyai kemungkinan yang sama untuk menderita penyakit ini. Namun penyakit ini paling sering dijumpai pada dewasa muda antar umur 10-30 tahun (Smeltzer, 2002). Satu dari 15 orang pernah menderita apendisitis dalam hidupnya. Insiden tertinggi terdapat pada laki-laki usia 10-14 tahun dan wanita yang berusia 15-19 tahun. Laki-laki lebih banyak menderita apendisitis dari pada wanita pada usia pubertas dan pada usia 25 tahun. Apendisitis jarang terjadi pada bayi dan anak-anak dibawah 2 tahun (Smeltzer, 2002). Komplikasi utama apendisitis adalah perforasi apendiks yang dapat berkembang menjadi abses, peritonitis bahkan shock dan perforasi. Insiden perforasi adalah 10% sampai 32%. Insiden lebih tinggi pada anak kecil dan lansia. Perforasi terjadi secara umum 24 jam pertama setelah awitan nyeri. Angka kematian yang timbul akibat terjadinya perforasi adalah 10-15% dari
kasus yang ada, sedangkan angka kematian pasien apendisitis akut adalah 0,2%- 0,8%. yang berhubungan dengan komplikasi penyakitnya daripada akibat intervensi tindakan (Sjamsuhidayat, 2005). Pengebotan apendisitis dapat melalui dua cara yaitu operasi dan non operasi pada kasus ringan apendisitis bisa sembuh hanya dengan pengobatan tetapi untuk apendisitis yang sudah luas infeksinya maka harus segera dilakukan operasi apendiktomi. Appendiktomi adalah pembedahan untuk mengangkat appendiks yang meradang (Smeltzer, 2002). Pembedahan segera dilakukan untuk mencegah rupture, terbentuknya abses atau peradangan pada selaput rongga parut ( peritonitis ) (Smeltzer, 2002). Hasil akhir operasi pun berbeda tergantung dari tingkatan keparahan, komplikasi setelah operasi antara lain perdarahan, perlengketan organ dalam, atau infeksi pada daerah operasi. Melihat komplikasi tersebut penulis tertarik untuk membahas tentang perawatan pada klien pre dan post operasi apendiktomi dan dapat mengaplikasikannya dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien post operasi apendiktomi.
2. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah : A. Tujuan Umum Melaporkan hasil asuhan keperawatan pada pasien pre dan post apendiktomi dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang utuh dan komprehensif. B. Tujuan Khusus Penulisan Karya Tulis Ilmiah bertujuan untuk : 1. Menjelaskan konsep dan penatalaksanaan yang meliputi definisi, Anatomi fisiologi, Etiologi, patofisiologi, manisfestasi klinik, komplikasi, dan pengkajian fokus pada pasien pre dan post apendiktomi. 2. Menguraikan asuhan keperawatan klien dengan pre dan post apendiktomi yang meliputi pengkajian, analisa data, intervensi, implementasi, dan evaluasi. 3. Mengidentifikasi kendala dan faktor kendala dan pendukung dalam prases pemberian asuhan keperawatan pada pasien pre dan post operasi apendiktomi. 3. Metode Penulisan dan Teknik Pengumpulan Data Penulisan karya tulis ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan pemecahan masalah proses keperawatan yang terdiri dari
pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi. Adapun teknik penulisan bersifat deskriptif yaitu memberikan gambaran tentang pengelolaan kasus pasien dengan apendiktomi. Sedangkan teknik pengambilan data yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut : 1. Observasi partisipatif Observasi partisipatif adalah : Suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan melaksanakan asuhan keperawatan pada klien selama di rumah sakit dan lebih bersifat obyektif yaitu, dengan melihat respon klien setelah dilakukan tindakan (Efendy, 1995). 2. Interview Interview adalah : Suatu teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab dengan klien, keluarga dan tenaga kesehatan lain untuk mendapatkan keterangan tentang apendiktomi. 3. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik adalah : Suatu teknik pengumpulan data dengan melakukan pemeriksaan mulai dari inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi untuk mendapatkan data fisik klien secara keseluruhan (Talbot, 1997). 4. Studi Dokumenter Studi Dokumenter adalah : Suatu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan mempelajari catatan medik dan catatan perawatan serta hasil
pemeriksaan diagnosik yang ada. Dalam hal ini penulis mempelajari buku laporan, catatan keperawatan dan catatan medik serta hasil diagnostik ( Jhuhari, 2000). 5. Studi Pustaka Yaitu mepelajari buku-buku referensi tentang penyakit yang berhubungan dengan keperawatan. 5. Sistematika Penulisan Penulis karya tulis ilmiah ini, menggunakan sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab, yaitu : Bab I : Berisi tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II : Berisi tentang konsep dasar yang meliputi pengertian, anatomi dan fisiologi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, komplilasi, penatalaksanaan, pengkajian fokus, pathways keperawatan, dan fokus intervensi. Bab III : Berisi tentang tinjauan kasus yang membahas kasus pasien, meliputi pengkajian, pathways kasus, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi. Bab IV : Berisi tentang pembahasan kasus yang bertujuan untuk menemukan kesenjangan antara konsep teori dan fakta kasus yang ada mulai dari
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi. Bab V : Penutup yang berisi kesimpulan dan saran DAFTAR PUSTAKA