Melindungi Hak-Hak Pekerja Migran: Peran dari Serikat Pekerja dengan Pendekatan Empat Pilar

dokumen-dokumen yang mirip
Versi adaptasi dari publikasi oleh Asia Pasific Forum on Women, Law and Development (APWLD)

Forum ASEAN tentang Pekerja Migran (AFML) ke-9 Pertemuan Persiapan Tripartit Nasional

PROMOTE: Pekerjaan Layak bagi Pekerja Rumah Tangga dan Penghapusan Pekerja Rumah Tangga Anak di Indonesia. International Labour Organization

Ringkasan. Ati K., pekerja rumah tangga, Kuala Lumpur, Malaysia, 12 Februari 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. membuktikan bahwa pemerintah Indonesia belum mampu memberikan

Perlindungan sosial untuk pekerja migran di ASEAN. Celine Peyron Bista Kantor Regional ILO untuk Asia dan Pasifik Jakarta, 29 September 2016

KERJASAMA THAILAND DAN KAMBOJA DALAM PENANGANAN MIGRASI TENAGA KERJA DARI KAMBOJA KE THAILAND

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menarik perhatian masyarakat Indonesia yang notabene negara

Memerangi Kerja Paksa dan Perdagangan Pekerja Migran Indonesia

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975

KETAHUI HAKMU BERDASARKAN KONVENSI ILO BARU MENGENAI PEKERJA RUMAH TANGGA TUNTUT HAKMU

PENYUSUNAN STANDAR INTERNASIONAL UNTUK PEKERJA RUMAH TANGGA. Organisasi Perburuhan Internasional

BAB I. memiliki jumlah penduduk yang tinggi seperti Indonesia. Masalah. dan membutuhkan penanganan segera supaya tidak semakin membelit dan

Kota, Negara Tanggal, 2013

BAB II GAMBARAN UMUM KEBERADAAN DAN PERMASALAHAN OVERSEAS FILIPINO WORKERS

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang seperti teknologi, sosial, budaya, ekonomi, pendidikan dan

MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI). DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Discrimination and Equality of Employment

Ringkasan Proyek. Memerangi Kerja Paksa dan Perdagangan Pekerja Migran Indonesia. Tujuan: Mitra utama: Jangka waktu: Cakupan geografis:

PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DI LUAR NEGERI: SEBUAH MANDAT KEMERDEKAAN NEGARA INDONESIA

ASIA PACIFIC PARLIAMENTARIANS CONFERENCE ON ENVIRONMENT AND DEVELOPMENT (APPCED)

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 122 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

BAB II ISU BURUH MIGRAN DAN MIGRANT CARE. CARE sebagai Non-Government Organization. Pembahasan tentang sejarah baik dari

LAPORAN HASIL SURVEY PERLINDUNGAN MATERNITAS DAN HAK-HAK REPRODUKSI BURUH PEREMPUAN PADA 10 AFILIASI INDUSTRIALL DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1. Asal muasal dan standar

BAB II PENGATURAN PEKERJA RUMAHANMENURUT KONVENSI ILO N A. Konvensi Sebagai Produk ILO dan daya Ikatnya Bagi Negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011

Mengenal Konvensi PBB 1990 tentang Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya

Pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan. Pekerja rumah tangga, seperti juga pekerja-pekerja lainya, berhak atas kerja layak.

K100 UPAH YANG SETARA BAGI PEKERJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN YANG SAMA NILAINYA

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA INDONESIA DI HONG KONG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Indonesia, G20 dan Komitmen Anti Korupsi

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 184 TAHUN 2014 TENTANG

ASIA PACIFIC PARLIAMENTARY FORUM (APPF)

Ringkasan Proyek TUJUAN MITRA UTAMA JANGKA WAKTU. 3 tahun (2014 September 2017) Regional International Domestic Workers Federation (IDWF) DONOR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI

Persetujuan Pembentukan Kantor Kajian Ekonomi Makro ASEAN+3 ( AMRO ) PARA PIHAK,

K177 Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177)


ASPEK-ASPEK HUKUM DAN HAM TERKAIT PERLINDUNGAN TKI DI LUAR NEGERI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. UNODC dan KPK memandang bahwa korupsi tidak dapat digolongkan

PROFIL ORGANISASI. Nama Organisasi : Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia (DPN APINDO)

R-188 REKOMENDASI AGEN PENEMPATAN KERJA SWASTA, 1997

Diadaptasi oleh Dewan Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 18 Januari 2002

BAB V PENUTUP. kriminalitas namun perdagangan anak juga menyangkut tentang pelanggaran terhadap

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RISALAH KEBIJAKAN PENYUSUN: ENY ROFI ATUL NGAZIZAH

Pengalaman ICA Cooptrade Project & Potensi Cooptrade 1978 to Rajiv I.D. Mehta Director Development, ICA AP Mantan Technical Officer Cooptrade

KEBIJAKAN DAN PROGRAM AKSI

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK ANAK YANG MENJADI TENAGA KERJA MIGRAN INDONESIA DI NEGARA LAIN

I. PENDAHULUAN. setelah China, India, dan USA. Kondisi ini menyebabkan jumlah pencari kerja

PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN KOMITMEN PAKET KEDELAPAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA

Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B)

4. Metoda penerapan Konvensi No.111

RESUME SKRIPSI. Dalam pergaulan internasional setiap negara tidak. bisa melepaskan diri dari hubungan atau kerjasama antar

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan memberikan sumbangan devisa negara yang cukup besar.

LAPORAN INDUSTRI PASAR EKSPOR BATUBARA. Bituminous Coal: Non Coking Coal HS2012:

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013

R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958

Sekilas tentang Konvensi No. 189 dan Rekomendasi No Catatan konsep

Dalam dua dekade terakhir, tren jumlah negara yang melakukan eksekusi hukuman mati menurun

KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL. Bab 3

Siaran Pers Dukungan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi terhadap proyek-proyek ILO di Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. mulai banyaknya perusahaan yang memiliki website pribadi. Adopsi internet

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Migrasi merupakan salah satu kekuatan sejarah yang telah membentuk dunia.

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang bersifat global yang terpenting masa kini. 1 Di dalam

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Hal ini telah diatur di dalam Pasal 23 ayat (1) Deklarasi Universal Hak

REKOMENDASI KEBIJAKAN KOALISI PEREMPUAN INDONESIA TERHADAP RUU PPILN

K122 Konvensi mengenai Kebijakan di Bidang Penyediaan Lapangan Kerja

Jenis Asuransi Jaminan Keberangkatan Asuransi Biaya Kepulangan

Asesmen Gender Indonesia

Inisiatif Sustainable Energy for All di Indonesia. Fabby Tumiwa Institute for Essential Services Reform Yogyakarta, 23 Mei 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. terkait kasus-kasus korupsi yang dilakukan pejabat dan wakil rakyat.

K182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Malaysia meliputi pra penempatan, penempatan dan purna penempatan telah

BAB I PENDAHULUAN. Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8

LAMPIRAN. Pasal 1 Definisi. Untuk maksud-maksud Persetujuan ini, kecuali konteksnya mensyaratkan sebaliknya;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian

Marzuki Usman PENDIRI FIHRRST

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS JEMBER

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)

NEWS UPDATE 7 September

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG

Transkripsi:

Melindungi Hak-Hak Pekerja Migran: Peran dari Serikat Pekerja dengan Pendekatan Empat Pilar 1

Kerangka Kerja Multilateral ILO tentang Migrasi Tenaga Kerja: dasar dan pedoman untuk pendekatan yang berasaskan hak-hak pekerja Diadopsi pada ILC ke-92 pada tahun 2004 Tujuan -Memanfaatkan keuntungan yang didapatkan dari migrasi tenaga kerja, dan melindungi hak-hak pekerja migran melalui proses migrasi yang aman -Identifikasi area prioritas untuk kerjasama pembangunan dalam rangka membantu negara-negara anggota Role of TU in protecting migrants 2

Rencana Aksi Mengaplikasikan standar pekerja internasional dan instrumen yang berkaitan lainnya terhadap area yang lebih luas Mengimplementasikan Global Employment Agenda Proteksi sosial terhadap Pekerja Migran Membangun kapasitas, meningkatkan kesadaran dan bantuan teknis Memperkuat dialog sosial Memperbaiki database informasi dan pengetahuan Role of TU in protecting migrants 3

Pendekatan Empat Pilar berdasarkan pada An ACTRAV manual for trade unionists: In Search of Decent Work-Migrant Workers Rights (2008) Pilar 1: Mendorong kebijakan migrasi yang berdasarkan pada hak-hak pekerja Pilar 2: Membuat jaringan Serikat Pekerja pada negara pengirim dan penerima pekerja (MOU) Pillar 3: Menjangkau pekerja migran Pillar 4: Mendidik, melatih dan mengadvokasi Role of TU in protecting migrants 4

Pilar 1 Mendorong kebijakan migrasi yang berdasarkan pada hak-hak pekerja Role of TU in protecting migrants 5

Migrasi Pekerja Internasional adalah fenomena yang tidak dapat dihindari Pekerja migran adalah pekerja yang haknya dilindungi tanpa memperhatikan status dengan atau tanpa dokumen resmi Serikat pekerja adalah institusi yang memperjuangkan keadilan sosial dan hak asasi manusia dan pekerja migran adalah anggota potensial dari serikat pekerja. ILO mendorong hak pekerja untuk perlindungan pekerja migran melalui penyesuaian dengan standar pekerja domestik dan internasional Role of TU in protecting migrants 6

Seluruh Standar ILO yang disahkan di negara-negara penerima berlaku untuk pekerja migran: Terutama 8 konvensi inti, Kebebasan Berserikat (C87, C98) Non-diskriminasi (C100, C111) Pemberantasan Pekerja Anak (C138, C182) Larangan Kerja Paksa (C29, C105) Role of TU in protecting migrants 7

Pilar 2 Mendorong MOU diantara serikat pekerja di negara pengirim dan penerima pekerja Role of TU in protecting migrants 8

Serikat pekerja dapat mengambil langkah mudah dan cepat Karena rendahnya pengesahan instrumen ILO Karena ada banyak batasan hukum migrasi baik di negara pengirim maupun penerima Karena serikat pekerja tidak dilibatkan dalam proses G-G MOUs Serikat pekerja memiliki jaringan untuk memantau proses migrasi, kondisi pekerjaan dan saling bertukar informasi Role of TU in protecting migrants 9

MOU Model ACTRAV untuk Perlindungan Hak Pekerja Migran Mengapa: Pengembangan model MOU ditujukan untuk membantu serikat pekerja sehingga dengan mudah dapat digunakan sebagai acuan dan diadopsi. Bagaimana: Dirancang dalam sebuah pertemuan antar benua antara serikat pekerja di negara-negara pengirim yang terletak di Asia dan negara-negara penerima yang terletak di Timur Tengah. Pertemuan tersebut diadakan di Amman, Jordan pada Desember 2008 Role of TU in protecting migrants 10

Kasus 1: MOU antara serikat pekerja Thailand dan Kamboja, yang merinci kerjasama mereka - MOU Serikat Pekerja Thailand-Kamboja ditandatangani pada Nov.2013 Role of TU in protecting migrants 11

Acara Penandatanganan Role of TU in protecting migrants 12

Role of TU in protecting migrants 13

Kasus 2: MOU antara VGCL dan MTUC 1. Delegasi VGCL yang terdiri dari empat orang anggota mengunjungi Malaysia dari 28-31 Oktober 2012 untuk memahami permasalahan pekerja migran Vietnam. 2. Pada workshop VGCL tentang migrasi yang diadakan di Thang Hoa pada 26-27 Februari 2013, salah satu petinggi MTUC diundang sebagai narasumber untuk berbagi pengalaman MTUC dalam menangani masalah migrasi. 3. Delegasi VGCL yang terdiri dari empat orang anggota mengunjungi Malaysia pada 13-16 Dec. 2014 untuk mendiskusikan rancangan MOU untuk kerjasama bilateral 4. Ketua MTUC yang memimpin 6 orang anggota delegasi ke Hanoi (13-17 Maret 2015) menandatangani MOU dengan Ketua VGCL. 5. Delegasi VGCL berencana untuk mengunjungi Kuala Lumpur pada awal Februari 2018 untuk meninjau ulang MOU. Role of TU in protecting migrants 14

Acara Penandatanganan pada 16 Maret 2015 Role of TU in protecting migrants 15

Kasus 3: MOU oleh ATUC, SARTUC Arab TUC Ditandatangani di Kochi, India pada September 2015 Dengan tujuan untuk: i. Mengkampanyekan pengesahan dan pelaksanaan Konvensi ILO tentang pekerja migran; ii. Pendirian pusat informasi (Migrant Resources Centers) untuk membangun jaringan, pengetahuan, orientasi prakeberangkatan dan program pasca-kedatangan serta layanan langsung oleh serikat pekerja; iii. Mengorganisir pekerja migran baik di negara tujuan maupun negara asal, dll. Pertemuan peninjauan ulang MOU direncanakan untuk diadakan di Asia, pertengahan 2017 Role of TU in protecting migrants 16

Pilar 3 menjangkau (mengorganisir) pekerja migran Role of TU in protecting migrants 17

Kasus 1: FADWU di Hong Kong ACTRAV meluncurkan proyek yang bekerjasama dengan HKCTU selama 1 tahun, bertujuan untuk membentuk federasi pekerja rumah tangga migran di Hong Kong. Proyek ini sukses membentuk Federation of Asian Domestic Workers Unions (FADWU) pada 21 November 2010. FADWU is terdiri dari 6 serikat pekerja rumah tangga, termasuk: Serikat Pekerja Migran Indonesia Hong Kong Domestic Workers General Union Filipino Domestic Helpers General Union, Hong Kong Union of Nepalese Domestic Workers in Hong Kong Overseas Domestic Workers Union HK Thai Migrant Workers Union Hong Kong Hari Buruh 2013: http://www.youtube.com/watch?v=fd1ecptkfai Role of TU in protecting migrants 18

Pemilihan Komite Eksekutif 19

Tugas FADWU untuk ke depannya Harus meningkatkan komunikasi dan koordinasi diantara 6 serikat pekerja Meningkatkan keanggotaan berbayar Merespon ekspektasi tinggi dari anggota serikat untuk adanya keuntungan langsung Menanggapi meningkatnya keluhan individu Berkampanye untuk cakupan upah minimum untuk pekerja rumah tangga ILO Policies on Migration 20

Kasus 2: GEFONT di Nepal GEFONT bersikap proaktif dalam melindungi hak-hak pekerja migran dan juga mengorganisir migran asal Nepal. GEFONT sudah terjun untuk bekerja dalam isu pekerja migran Nepal sejak 1996. Mendirikan Departemen Migrasi dan Komite Migran yang terdiri dari empat orang anggota pada tahun 2004 Komite Migran GEFONT telah mengorganisir pekerja migran Nepal dan memiliki grup pendukung di berbagai negara seperti Korea, Malaysia, UAE, Saudi Arabia, Israel, Hong Kong dan India Role of TU in protecting migrants 21

Kasus 3: Migrants Trade Union (MTU) di Korea Pada tahun 2005, Migrants Trade Union (MTU) terbentuk dan 91 pekerja asing di Provinsi Seoul, Incheon and Gyeonggi melayangkan gugatan melawan MOEL untuk menyangkal pengakuan organisasi tersebut. Pada tahun 2006, pengadilan administratif menyatakan bahwa hukum yang berlaku tidak mengakui mereka sebagai pekerja yang berhak atas perlindungan hukum Role of TU in protecting migrants 22

Keputusan tersebut dibatalkan oleh Pengadilan Tinggi Seoul pada Februari 2007, yang menyatakan bahwa migran yang tidak berdokumen diakui sebagai pekerja yang berhak untuk membentuk dan bergabung dalam serikat Menteri Tenaga Kerja mengajukan banding pada Mahkamah Agung. Pada 25 Juni 2015, Mahkamah Agung menyatakan bahwa pekerja asing ilegal berhak untuk membentuk dan bergabung dalam serikat pekerja untuk membela hak-hak mereka. MTU memiliki sekitar 1,500 anggota pada tahun 2015 yang berasal dari Bangladesh, Nepal, the Philippines, Sri Lanka, Indonesia and Vietnam. Dari total 700,000 pekerja migran, sebanyak105,000 atau 15% diantaranya tidak memiliki dokumen resmi. Role of TU in protecting migrants 23

Pilar 4 Pendidikan, pelatihan dan advokasi untuk anggota serikat 24

Beberapa contoh peran serikat pekerja dalam pendidikan/pelatihan dan advokasi Migrant Worker Resource Centres (MRCs) dijalankan oleh serikat pekerja di Kamboja, Laos, Thailand, Myanmar dan Malaysia Layanan informasi dan konseling Tugas ke depannya visualisasi of the MRC kepada para migran Pengembangan kapasitas staf MRC; Kolaborasi yang lebih baik dengan pemerintahan dan pihak berwajib untuk menyelesaikan kasus pengaduan Role of TU in protecting migrants 25

Menetapkan Hari Hak Pekerja Migran Internasional pada 18 Desember and meningkatkan kesadaran publik terhadap peran positif pekerja migran baik di negara pengirim maupun negara penerima Terlibat dalam pelatihan pra-keberangkatan, menyediakan informasi tentang hukum dan kontak yang berguna di negara tujuan kepada calon pekerja migran Program rehabilitasi untuk migran yang telah kembali (ex. LFTU) Mendirikan pusat layanan (atau Departemen Migrasi) (contoh: serikat pekerja di Nepal dan Korea) Role of TU in protecting migrants 26

Campaign for the revision of labour law or the government policy on migration, in order to guarantee the fundamental labour rights (ex. unions in Cambodia and Vietnam). Adopt a Code of Conduct for ethical recruitment by recruitment agencies (ex. VGCL) Provide helpline services (through mobile SMS) (ex. TU SMS Helpline - a joint initiative by BWI, PSI, UNI and their affiliates in Malaysia) - sending text messages to Helpline Role of TU in protecting migrants 27

Organise social and cultural events (OSH, talent shows, etc) regularly with migrant workers to help them integrate in the society (ex. Trade unions in Nepal and Singapore) Provide legal services (ex. Trade unions in Korea and the Philippines) Develop a union policy and action plan and influence the government s policy and legislation on migration (ex. trade unions in Thailand, Cambodia and Myanmar) Role of TU in protecting migrants 28

TERIMA KASIH Role of TU in protecting migrants 29