Perancangan Fire Control and Safety Plan pada Kapal Konversi LCT menjadi Kapal Small Tanker

dokumen-dokumen yang mirip
Evaluasi Kesesuaian Life-Saving Appliances (LSA) dan Pembuatan Simulasi Sistem Evakuasi Pada Kapal Perintis 1200 GT Menggunakan Software Pathfinder

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan dunia yang menuntut kemajuan IPTEK

BAB 1 : PENDAHULUAN. industri penyedia jasa angkutan laut seperti pelayaran kapal laut. (1)

DESAIN AKSES OPTIMUM DAN SISTEM EVAKUASI SAAT KONDISI DARURAT PADA KM. SINAR BINTAN. Disusun Oleh: Nuke Maya Ardiana

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VIII PENUTUP. bahan bakar berasal dari gas berupa: LPG. generator, boiler dan peralatan masak di dapur.

MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN PADA KAPAL PENUMPANG MELALUI UPAYA PERANCANGAN DETEKTOR

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

No. : Juni 2016

Latar Belakang. Luaran yang Diharapkan Metodologi. Hasil analisa Kesimpulan dan Rekomendasi

KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN

APLIKASI PENERAPAN PERATURAN SOLAS DALAM PERENCANAAN PERALATAN KESELAMATAN KMP LEGUNDI PADA LINTASAN MERAK-BAKAUHENI

Oleh : Febriani Rohmadhana. Pembimbing : Ir. Hesty Anita Kurniawati, M.Sc. Selasa, 16 Februari

[Standar Pelayanan Minimum KM. Andalus] 1

Rancangan Sistem Assessment Keselamatan Kebakaran Kapal Penyeberangan Roll On Roll Off

ANALISA FIRE RISK ASSESMENT PADA KAPAL PENUMPANG (STUDI KASUS RANCANGAN KAPAL 5000 GT MILIK DINAS PERHUBUNGAN DARAT)

Analisa Evakuasi Penumpang pada Kapal Ro-Ro Menggunakan Discrete Event Simulation dan Social Force Model

TUGAS AKHIR EVALUASI EMERGENCY RESPONSE PLAN DAN ALAT PEMADAM API RINGAN PADA PT. PHILIPS INDONESIA ADHITYA NUGROHO

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Technical Information

PEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT KETERAMPILAN KHUSUS PELAUT SURVIVAL CRAFT AND RESCUE BOAT (SCRB)

PERANCANGAN SISTEM ASSESSMENT KESELAMATAN KEBAKARAN KAPAL FERRY ROLL ON ROLL OFF

2016, No Keputusan Presiden Nomor 65 Tahun 1980 tentang Pengesahan International Convention For The Safety of Life at Sea, 1974; 6. Peratur

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN TAHAP 1 STANDAR PELAYANAN MINIMUM KAPAL PERINTIS

WAKTU EVAKUASI MAKSIMUM PENUMPANG PADA KAPAL PENYEBERANGAN ANTAR PULAU

LAPORAN PEMERIKSAAN TONGKANG

ANALISA EVAKUASI PENUMPANG PADA KAPAL RO-RO MENGGUNAKAN DISCRETE EVENT SIMULATION DAN SOCIAL FORCE MODEL

Implementasi Discrete Event Simulation untuk Analisis Evakuasi Penumpang Kapal Ro-Ro Pada Kondisi List dan Normal

LAMPIRAN 2. LEMBAR OBSERVASI Evaluasi Sistem Proteksi Kebakaran Kapal Penumpang KM. Lambelu, PT. PELNI Tahun 2008

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) 1

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Implementasi Discrete Event Simulation untuk Analisis Evakuasi Penumpang Kapal Ro-Ro Pada Kondisi List dan Normal

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN MINISTRY OF TRANSPORTATION DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT DIRECTORATE GENERAL OF SEA TRANSPORTATION

MAKALAH PERLENGKAPAN KAPAL

Analisis Teknis dan Ekonomis Konversi Landing Craft Tank (LCT) Menjadi Self-Propelled Oil Barge (SPOB)

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 1, Tambahan Lem

PEDOMAN PENYELENGGARAAN DIKLAT KETERAMPILAN KHUSUS PELAUT ADVANCED FIRE FIGHTING (AFF)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGARUH ELEMEN BANGUNAN KAPAL TERHADAP KOREKSI LAMBUNG TIMBUL MINIMUM

ABSTRAK. Kata Kunci: crew boat, kebakaran, fire control plan, ruang penumpang, ruang mesin, heat detector, smoke detector, CO 2, evakuasi

BAB I PENDAHULUAN I-1 A. LATAR BELAKANG.

SKRIPSI EVALUASI SISTEM PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI KAPAL PENUMPANG KM. LAMBELU PT. PELAYARAN NASIONAL INDONESIA (PT.

BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

Analisis Teknis dan Ekonomis Konversi Landing Craft Tank (LCT) Menjadi Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tipe Ro-ro untuk Rute Ketapang Gilimanuk

Plan Maintenance System untuk Safety Equipment di Kapal

No. : Maret : Laporan Singkat Sidang Sesi ke-3 dari Sub-Committee on Ship Systems and Equipment (SSE 3)

FINAL KNKT KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI REPUBLIK INDONESIA

PERANCANGAN SISTEM EMERGENCY GENSET PADA KAPAL

DESAIN KAPAL TANKER 3500 DWT

PENANGANAN PROSEDUR DARURAT PADA KAPAL ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Prosedur Perencanaan Sistem Proteksi Kebakaran

DAFTAR ISI. SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR...i. SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR...ii. ABSTRAK...iii. PRAKATA...iv. DAFTAR ISI...

Informasi Teknik. No. : Juni Perihal : Penerapan IMO Mandatory Instrument yang akan diberlakukan 01 Juli 2016

PENDAHULUAN PRESENTASI TUGAS AKHIR 2

MAINTENANCE SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN AKTIF PROYEK PEMBANGUNAN TANGRAM HOTEL DAN SADIRA PLAZA KOTA PEKANBARU

Kata kunci : Diesel engine, motor listrik, genset, penggerak, cargo pump

EVALUASI PERBANDINGAN DRAFT KAPAL IKAN FIBERGLASS DAN KAYU BERDASARKAN SKENARIO LOADCASE, STUDI KASUS KAPAL IKAN 3GT

STATUS REKOMENDASI KESELAMATAN SUB KOMITE INVESTIGASI KECELAKAAN PELAYARAN KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI. Penerima Receiver.

PENGARUH FREE SURFACE TERHADAP STABILITAS KAPAL PENGANGKUT IKAN HIDUP. Oleh: Yopi Novita 1*

ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS KONVERSI KAPAL TANKER SINGLE HULL MENJADI DOUBLE HULL

Mendesain System external Fifi dengan head dan Kapasitas sebesar ( 150 m, dan 1200 m 3 /h ).

Evaluasi Sistem Proteksi Aktif, Sistem Proteksi Pasif, dan Sistem Tanggap Darurat Kebakaran di Kapal Tanker X Tahun 2013

Istilah istilah yang ada di teori bangunan kapal Istilah istilah yang ada pada konstruksi bangunan kapal Jenis-jenis kapal

PERENCANAAN ULANG SISTEM PLAMBING DI KM. MUSTHIKA KENCANA II

Standar, Metoda Inspeksi, Teknik yang digunakan Peralatan mesin bukan baru (Second hand goods) Jenis Inspeksi IK/002/TTS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KONDISI GEDUNG WET PAINT PRODUCTION

Analisis Kekuatan Konstruksi Sekat Melintang Kapal Tanker dengan Metode Elemen Hingga

Informasi Teknik. : Laporan Singkat Sidang Sesi ke2 dari SubCommittee on Implementation of IMO Instruments (III 2)

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT GEDUNG KARYA LANTAI 12 S.D 17

SPRINKLER DI GUDANG PERSONAL WASH PT. UNILEVER INDONESIA TBK. Wisda Mulyasari ( )

HALAMAN JUDUL HALAMAN SURAT TUGAS

SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN I

128 Universitas Indonesia

Pemeriksaan ruang akomodasi dan sda Kelengkapan Pemeriksaan sistem dan unjuk sda kerja mesin

Informasi Teknik. : Sistem Identifikasi Otomatis (Automatic Identification System (AIS)) Bagi Kapal Berbendera Indonesia

Reference. SOLAS Regulation VI/5-1. Note: mulai berlaku pada tanggal 1/1/2011. SOLAS regulation V/18.9. Note : mulai berlaku pada tanggal 1/7/2012

5/9/2014 Created by PNK3 NAKERTRANS 1

BAB V PENGENALAN ISYARAT BAHAYA. Tanda untuk mengingat anak buah kapal tentang adanya suatu keadaan darurat atau bahaya adalah dengan kode bahaya.

Bab XII. Spesifikasi Teknis dan Gambar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGUKURAN TINGKAT KEBISINGAN PADA KAPAL COASTER

Desain Ulang Kapal Perintis 200 DWT untuk Meningkatkan Performa Kapal

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA

INSTALASI PERMESINAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Technical Information

STUDI PERENCANAAN MODEL EVAKUASI SEDERHANA PADA KAPAL PENUMPANG

IDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI


BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 2006), hampir 83% pergerakan barang di Indonesia terjadi di pulau Jawa, 10% di

EFEKTIVITAS TATA LETAK SEA CHEST TERHADAP PENDINGINAN MOTOR INDUK KAPAL

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA GEDUNG KANTOR 5 LANTAI PT. RAKA UTAMA. Disusun oleh : PRILIAN YUSPITA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Nopember PT. Laras Respati Utama

Sistem Proteksi Kebakaran pada Gedung UKM Universitas Brawijaya Malang

Resizing Bangunan Atas Kapal Double Skin Bulk Carrier (DSBC) DWT untuk Mengurangi Biaya Produksi

Transkripsi:

Perancangan Fire Control and Safety Plan pada Kapal Konversi LCT menjadi Kapal Small Tanker Tri Octa Kharisma Firdausi 1*, Arief Subekti 2, dan Rona Riantini 3 1 Program Studi Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya 60111 2, 3 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya 60111 * E-mail: trioctakharisma@gmail.com Abstrak Kapal Small Tanker ini merupakan kapal konversi LCT milik perusahaan galangan kapal PT. Orella, yang memuat sekitar 10 ABK dengan LoA 44,55 m dan tonase 340 GT. Kapal ini dikonversi, karena sejak tahun 2015, Direktur Jenderal Perhubungan Darat mengeluarkan larangan tentang penggunaan kapal tipe LCT (Landing Craft Tank) sebagai kapal angkutan penyeberangan. Dengan adanya konversi kapal, maka berdampak pula pada perubahan Fire Control and Safety Plan. Adapun cakupan pembahasan dalam Fire Control and Safety Plan, yaitu perencanaan jumlah dan peletakan Life-Saving Appliances (LSA), membuat perencanaan sistem proteksi dan pemadaman kebakaran, serta perencanaan rute evakuasi yang efektif dan cepat ketika keadaan darurat. Langkah yang dilakukan dalam merancang Fire Control and Safety Plan, yaitu merancang kebutuhan LSA, merancang sistem proteksi kebakaran, serta menentukan rute evakuasi dan menghitung kebutuhan waktu evakuasi mengacu pada regulasi SOLAS, LSA Code, FSS Code, IMO, NCVS Indonesia, dan BKI. Hasil penelitian menyebutkan bahwa Kapal Small Tanker wajib menyediakan 1 unit Lifeboat, 2 unit Liferaft, 10 unit Lifejacket, 8 unit Lifebuoy, 6 unit Hand Flares, 2 unit Smoke Signal, 12 unit Parachute Flares, 7 unit APAR, 9 unit Detektor, 14 unit Sprinkler, dan 3 unit Pilar Hydrant. Waktu evakuasi yang dibutuhkan seluruh kru kapal adalah selama 13,17 detik. Keywords: Kapal Tanker, Fire Control and Safety Plan, Life-Saving Appliances, Sistem Proteksi Kebakaran, dan Rute Evakuasi. 1. PENDAHULUAN Indonesia secara geografis merupakan sebuah negara kepulauan dengan dua pertiga luas lautan lebih besar daripada daratan. Hal ini bisa terlihat dengan adanya garis pantai di hampir setiap pulau di Indonesia (± 81.000 km) yang menjadikan Indonesia menempati urutan kedua setelah Kanada sebagai negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Kekuatan inilah yang merupakan potensi besar untuk memajukan perekonomian Indonesia. Untuk sarana transportasi di laut membutuhkan kapal laut, salah satu kelebihan transportasi menggunakan kapal adalah mengangkut penumpang maupun barang dengan biaya yang murah dibanding menggunkan jalur udara. Oleh karena itu semakin berkembangnya zaman dan teknologi kapal laut semakin dibutuhkan di sektor transportasi. Salah satu dari kapal laut ini adalah kapal tanker yang dipergunakan khusus untuk mengangkut tangki minyak. Menurut SOLAS Chapter I Regulasi 2, Kapal Tanker adalah kapal barang yang dikonstruksikan atau disesuaikan untuk pengangkutan muatan-muatan cair curah yang mempunyai sifat mudah menyala. Adapun prosedur keselamatan harus dipenuhi terkait dengan beberapa kasus kecelakaan yang melibatkan kapal tanker. Oleh karena itu, IMO (International Maritime Organization) berusaha untuk membuat kapal tanker lebih aman 304

dengan mengeluarkan regulasi baru terkait keselamatan kapal tanker. Kapal tanker baru harus dibangun dengan jendela-jendela langit pada kamar pompa muat yang terbuat dari baja, tidak boleh mengandung kaca dan harus dapat ditutup dari luar kamar pompanya. Kapal yang dibangun sebelum 1 Februari 1992 harus menyesuaikan dengan regulasi yang baru tersebut. Kapal small tanker yang menjadi objek penelitian pada Tugas Akhir ini merupakan kapal yang memuat sekitar 10 orang Kru Kapal dengan Length over All (LoA) 44,55 m dan tonase 340 GT. Dibangun di galangan kapal Jepang pada tahun 2006 dan sekarang sedang beralih fungsi, yaitu yang awalnya merupakan kapal LCT (Landing Craft Tank) menjadi kapal small tanker, karena sejak tahun 2015, Direktur Jenderal Perhubungan Darat mengeluarkan larangan tentang penggunaan kapal tipe LCT (Landing Craft Tank) sebagai kapal angkutan penyeberangan. Peralihan fungsi tersebut berdampak pada perancangan pengendalian kebakaran dan rencana keselamatannya (Fire Control and Safety Plan). Oleh karena itu, diperlukan adanya perancangan ulang fire control and safety plan untuk kapal small tanker ini. Sebagai salah satu persyaratan pengesahan gambar rancang bangun kapal yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kapal Small Tanker yang merupakan kapal konversi dari LCT harus menyertakan gambar dari Fire Control and Safety Plan. Perancangan Fire Control and Safety Plan ini bertujuan untuk merancang kebutuhan peralatan keselamatan dan pemadam kebakaran diatas kapal, serta rute evakuasi yang digunakan apabila terjadi kondisi darurat. 2. METODOLOGI 2.1 Pengumpulan Data Tahap pengumpulan data merupakan suatu tahapan dimana dilakukan pengumpulan data yang akan mendukung keseluruhan penelitian. Data yang diperlukan pada penelitian ini adalah General Arrangement atau Rencana Umum (RU) dari kapal LCT (Landing Craft Tank), yang nantinya RU ini digunakan sebagai acuan untuk perancangan RU Kapal Small Tanker. Adapun isi dari RU meliputi keseluruhan spesifikasi dan ukuran kapal, yang nantinya akan digunakan untuk mendukung perancangan pengendalian kebakaran dan rencana keselamatan secara keseluruhan. 2.2 Perhitungan Jumlah Kebutuhan LSA, Perancangan dan Perhitungan Sistem Proteksi Pemadam Kebakaran, serta Perencanaan Rute Evakuasi Kapal Small Tanker Merupakan tahapan inti dari keseluruhan penelitian. Pada tahap ini akan dilakukan keseluruhan perancangan pengendalian kebakaran dan rencana keselamatan kapal small tanker. Tahap ini terdiri dari tiga bagian, yaitu perancangan dan perhitungan Life-Saving-Appliances, perancangan dan perhitungan Sistem Proteksi Kebakaran, serta Perencanaan Rute Evakuasi pada Kapal. 1) Perhitungan Jumlah Kebutuhan LSA Perhitungan peralatan keselamatan berdasarkan regulasi pada SOLAS Chapter III, LSA Code, dan NCVS Indonesia Chapter IV. 2) Perancangan dan Perhitungan Sistem Proteksi Kebakaran Perhitungan mengenai APAR dan Detektor, serta Perancangan hydrant dan sprinkler mengacu pada SOLAS Chapter II-2, BKI Rules Volume 3, IMO MSC.1/Circ. 1275 dan FSS Code. 3) Perencanaan Rute Evakuasi Regulasi yang digunakan untuk analisa sistem evakuasi adalah IMO MSC/Circ.1238 tahun 2007. 2.3 Perancangan Fire Control and Safety Plan pada Kapal Small Tanker Tahap ini merupakan tahap dimana perencanaan fire control and safety plan berdasarkan Rencana Umum (RU) kapal, disesuaikan dengan regulasi terkait untuk jenis kapal tanker. Tahap ini berisi perancangan fire control and safety plan disesuaikan dengan regulasi SOLAS. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Perhitungan Jumlah Kebutuhan LSA Berdasarkan SOLAS Chapter III tentang Life-Saving Appliances, kapal Small Tanker membutuhkan 1 unit lifeboat, 1 unit liferaft, dan 1 unit inflatable liferaft (ILR). Jumlah tersebut sudah memenuhi regulasi bahwa semua penumpang dalam kapal harus dapat ditampung menggunakan lifeboat, liferaft, dan ILR pada saaat terjadi keadaan 305

darurat. Sedangkan untuk Lifejacket yang dibutuhkan kapal small tanker adalah sejumlah 10 unit dari ketentuan bahwa lifejacket yang harus disediakan adalah sejumlah total keseluruhan penumpang, yang dalam hal ini penumpang yang dimaksud hanyalah Anak Buah Kapal (ABK). Sedangkan untuk jumlah lifebuoy yang dibutuhkan sesuai dengan SOLAS adalah 8 unit lifebuoy. Dan untuk kebutuhan Rescue Boat, kapal small tanker ini membutuhkan 1 unit. Untuk perhitungan jumlah distress flares yang dibutuhkan kapal small tanker adalah sejumlah 18 unit yang terdiri dari 6 unit hand flare, 12 unit parachute flare, dan 1 buah kotak SOPEP. Sedangkan jumlah smoke signal yang dibutuhkan sejumlah 2 unit. 3.2 Hasil Perancangan dan Perhitungan Sistem Proteksi Kebakaran Berdasarkan ketentuan dalam IMO MSC.1/Circ. 1275 tentang Penentuan Jumlah dan Jenis Alat Pemadam Api Ringan dalam kapal, maka jumlah dan jenis APAR pada kapal small tanker dijelaskan pada tabel 1. Tabel 1. Jumlah dan Jenis APAR berdasarkan ruangan dalam Kapal Geladak Ruang p l L Jumlah Jenis (m) (m) (m 2 ) APAR APAR Wheelhouse 5,09 4,8 25,356 1 A atau C WH Deck R. Kapten 2 2,1 4,2 R. Chief Engineer 2 2,1 4,2 1 A Main Deck R. ABK 1 2,5 3,6 9 1 A R. ABK 2 2,5 3,6 9 1 A Galleys 2,5 2,08 5,2 1 B Bottom Side R. Mesin 5,5 9 49,5 1 B R. Panel Kontrol 1,2 2,6 3,12 1 C Perhitungan jumlah detektor berdasarkan FSS Code Chaper 9 Poin 2.3.1. Perhitungan Jumlah Detektor Asap dan Detektor Panas pada Main Deck, Wheelhouse Deck, Bottom Side, dan Ruang Akomodasi dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Kebutuhan Jumlah dan Jenis Detektor No. Ruangan Luas Jenis Jumlah Area (m 2 ) Detektor Detektor 1. Wheel House 25,356 Asap 1 2. R. Kapten 4,2 Asap 1 3. R. Chief Engineer 4,2 Asap 1 4. R. ABK 1 9 Asap 1 5. R. ABK 2 9 Asap 1 6. Dapur 5,2 Asap 1 7. R. Mesin 49,5 Panas 2 8. R. Panel Kontrol 3,12 Panas 1 Jumlah Total 9 Jumlah kepala sprinkler untuk masing-masing ruangan terdapat pada tabel 3. Tabel 3. Jumlah Kebutuhan Sprinkler Tiap Ruangan Geladak Ruangan Jumlah sprinkler Wheelhouse Ruang Kapten 1 Ruang Chif Engineer 1 Utama Ruang ABK 1 1 Ruang ABK 2 1 Galley 1 Koridor 3 306

Bottom Side Ruang Mesin 5 Ruang Panel Kontrol 1 Total Jumlah Sprinkler 14 Kapasitas minimum Fire Pump: Total Losses pada Pipa Suction Hl suction total = Hl mayor + Hl minor = 11,456 x 10-4 m + 1,4606 x 10-4 m = 12,9166 x 10-4 m Total Losses pada Pipa Discharge Hl discharge total = Hl mayor + Hl minor = 8,18 x 10-4 m + 12,093 x 10-4 m = 20,273 x 10-4 m Total Losses pada Pipa Suction dan Discharge Hl total = Hl suction + Hl discharge = 12,9166 x 10-4 m + 20,273 x 10-4 m = 33,1896 x 10-4 m 3.3 Hasil Perencanaan Rute Evakuasi Kapal Small Tanker ini memiliki 3 geladak, yaitu Engine Rooms, Main Deck, dan Wheelhouse Deck. Oleh karena itu, identifikasi rute evakuasi dilakukan di tiap-tiap geladak yang ada pada Kapal Small Tanker ini. Tabel 4. Identifikasi Rute Evakuasi Engine Rooms Item Jarak (m) Note engine rooms koridor A 5,5 ke tangga A engine rooms koridor B 5,5 ke tangga B engine rooms tangga A 2,4 ke main deck engine rooms tangga B 2,4 ke main deck Tabel 5. Identifikasi Rute Evakuasi Main Deck Item Jarak (m) Note main deck koridor 1A 6,9 ke tangga 1A main deck koridor 1 B 6,9 ke tangga 1B main deck tangga 1 A 2,4 ke wheelhouse deck main deck tangga 1 B 2,4 ke wheelhouse deck 307

Tabel 6. Identifikasi Rute Evakuasi Wheelhouse Deck Item Jarak (m) Note WH Deck koridor 2A 5 ke assembly point WH Deck koridor 2 B 5 ke assembly point Berdasarkan IMO MSC.1/Circ. 1238 Annex 2, dijelaskan kemampuan berjalan maksimum dan minimum yang dimiliki oleh tiap-tiap orang di tangga maupun koridor. Adapun estimasi waktu keluar dijelaskan pada Tabel 7: Tabel 7. Estimasi Waktu Keluar pada Engine Rooms Item Jarak (m) Kecepatan (m/s) Waktu (s) Note koridor A 5,5 1,85 2,97 Ke tangga A koridor B 5,5 1,85 2,97 Ke tangga B tangga A 2,4 1,26 1,9 Ke main deck tangga B 2,4 1,26 1,9 Ke main deck Tabel 8. Estimasi Waktu Keluar pada Main Deck Item Jarak (m) Kecepatan (m/s) Waktu (s) Note koridor 1A 6,9 1,85 3,7 Ke tangga 1A koridor 1B 6,9 1,85 3,7 Ke tangga 1B tangga 1A 2,4 1,26 1,9 Ke WH Deck tangga 1B 2,4 1,26 1,9 Ke WH Deck Tabel 9. Estimasi Waktu Keluar pada Wheelhouse Deck Item Jarak (m) Kecepatan (m/s) Waktu (s) Note WH deck 5 1,85 2,7 Ke assembly koridor 2A WH deck koridor 2B 5 1,85 2,7 Total Estimasi Waktu Keluar yang dibutuhkan oleh kru Kapal Small Tanker: point Ke point assembly 1. Rute Evakuasi : koridor A tangga A koridor 1A tangga 1A koridor 2A assembly point. Total Waktu Keluar = 2,97 s + 1,9 s + 3,7 s + 1,9 s + 2,7 s = 13,17 s 2. Rute Evakuasi : koridor B tangga B koridor 1B tangga 1B koridor 2B assembly point. Total Waktu Keluar = 2,97 s + 1,9 s + 3,7 s + 1,9 s + 2,7 s = 13,17 s 4. KESIMPULAN Setelah melakukan perancangan safety arrangement, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Kapal small tanker dengan panjang 44,55 m dan dengan Kru Kapal sejumlah 10 orang, wajib menyediakan Life-Saving Appliances (LSA) dengan rincian sebagai berikut: 1) Lifeboat sejumlah 1 unit yang dapat menampung sejumlah orang yang berada di atas kapal. 2) Liferaft sejumlah 1 unit yang diletakakan di portside, dan sebagai tambahan Inflatable Liferaft sejumlah 1 unit yang diletakkan di starboard. 3) Lifejacket dewasa sejumlah 10 unit (sesuai dengan jumlah kru di atas kapal). 308

4) Lifebuoy sejumlah 8 unit (syarat minimal yang ditetapkan SOLAS). 5) Hand Flares sejumlah 6 unit, smoke signal sejumlah 2 unit, dan parachute flares sejumlah 12 unit. b. Proteksi kebakaran yang harus dipenuhi oleh Kapal Small Tanker adalah sebagai berikut: 1) Alat Pemadam Api Ringan (APAR) sebanyak 7 unit dengan jenis dan ukuran yang disesuaikan dengan ruangan yang akan dipadamkan. 2) Detektor dengan jenis asap sejumlah 6 unit, dan dengan jenis panas sejumlah 3 unit.. 3) Sprinkler dengan jumlah 14 unit yang tersebar di setiap geladak kapal. 4) Pilar hydrant yang dibutuhkan sejumlah 3 unit. c. Waktu evakuasi penumpang yang berada diatas kapal berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan parameter kecepatan berjalan maksimum dan jarak terjauh yang ditempuh oleh Kru Kapal Small Tanker adalah selama 13,17 detik. 5. DAFTAR PUSTAKA BKI (2016). Rules for the Classification and Construction of Seagoing Steel Ships Edition 2016. Biro Klasifikasi Indonesia. Jakarta. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. 2014. Pengesahan Gambar Kapal, (Online), (http://hubla.dephub.go.id/pelayanan/pages/pengesahan-gambar-kapal.aspx. diakses 30 Mei 2017). IMO (1998). LSA Code Edition 1998. International Maritime Organization. London. IMO (2007). Guidelines for Evacuation Analysis for New and Existing Passenger Ships MSC.1/Circ. 1238 Edition 2007. International Maritime Organization. London. IMO (2007). The International Code for Fire Safety Systems (FSS Code). International Maritime Organization. London. IMO (2008). Unified Interpretation of Solas Chapter II-2 on the Number and Arrangement of Portable Fire Extinguishers on Board Ships MSC.1/Circ. 1275 Edition 2008. International Maritime Organization. London. IMO (2014). Safety of Life At Sea (SOLAS) Consolidated 6 th Edition 2014. International Maritime Organization. London. Kemenhub RI (2009). Non-Convention Vessel Standard Indonesian Flagged 1 st Edition 2009. Kementrian Perhubungan Republik Indonesia. Jakarta. 309