HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LLA) IBU DAN PENINGKATAN BERAT BADAN SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI DI KABUPATEN KARANGANYAR

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMPEL I BOYOLALI

30 Media Bina Ilmiah ISSN No

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

FAKTOR INTERNAL YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN LAHIR BAYI DI KABUPATEN KARANGANYAR

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh: EMAH KUDYANI J

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN BERAT BAYI LAHIR DI BPM SUPADMI KUNDEN, BULU, SUKOHARJO

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

93 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 dari laporan Kota/Kabupaten

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

PENILAIAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN PENGUKURAN LILA DI PUSKESMAS KALAMPANGAN, KOTA PALANGKA RAYA

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKI di Indoensia mencapai 359 per jumlah

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

HUBUNGAN PARITAS IBU BERSALIN DENGAN BERAT BAYI LAHIR DI RSUD PARE KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD DR WAHIDIN SUDIROHUSODO KOTA MOJOKERTO

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

Woro Rahmanishati* STIKES Kota Sukabumi ABSTRAK

KARAKTERISTIK UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KURANG ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kontribusi penting dalam Millenium Development Goals (MDGs)

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume IV No.1 Edisi Juni 2011, ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu indikator untuk

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. biasa (Moehji, 2003).Ibusehat akan melahirkan bayi yang sehat. Status gizi

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya asupan zat gizi yang akan menyebabkan gizi buruk, kurang energi

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia harus

KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSU RA KARTINI JEPARA. Gunawan, Anik Sholikah, Aunur Rofiq INTISARI

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam lima tahun pertama kehidupannya (Hadi, 2005).

STATUS GIZI IBU HAMIL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BAYI YANG DILAHIRKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PENINGKATAN BERAT BADAN IBU HAMIL DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI BPS BEKTI SAYEKTI S.SiT TARUBASAN KARANGANOM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa kehamilan merupakan periode yang sangat penting bagi pembentukan kualitas sumber daya manusia di

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL BERDASARKAN PENGUKURAN LILA DENGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DI RS PANTI WILASA CITARUM SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu proses fisiologi yang terjadi hampir pada setiap

PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN Sri Handayani, Umi Rozigoh

ANALISIS FAKTOR RESIKO KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memfokuskan percepatan pencapaian target MDGs (Millenium

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Aribul Maftuhah

PENELITIAN KURANG ENERGI KRONIS (KEK) IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kematian ibu dan bayi di Indonesia yang masih tinggi

GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD WONOSARI TAHUN 2014

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENDERITA KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DI KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK


HUBUNGAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BAYI LAHIR DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI

ABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat

PENELITIAN INDEKS MASA TUBUH (IMT) PADA KEJADIAN BBLR DI RSUD PRINGSEWU LAMPUNG. Yusari Asih*

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN STATUS GIZI IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI BLUD RS KABUPATEN KONAWE TAHUN 2017

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan

HUBUNGAN RIWAYAT BBLR DENGAN RETARDASI MENTAL DI SLB YPPLB NGAWI Erwin Kurniasih Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

SIKAP IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL

HUBUNGAN TINGGI BADAN DAN NUTRISI IBU HAMIL DENGAN RESIKO TERJADINYA KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL TM I DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUREN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Salah satu sasaran

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

BAB 1 : PENDAHULUAN. dengan penyebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah gizi menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari berbagai perubahan anatomik serta fisiologik yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. sengaja maupun tidak sengaja (Pudiastuti, 2011). Berbagai bentuk. penyimpangan perilaku seksual remaja cenderung mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI WILAYAH PUSKESMAS MINGGIR KABUPATEN SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Kesehatan Medika Saintika Volome 8 Nomor 1 jurnal.syedzasaintika.ac.id

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatnya kesadaran,

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DAN PERDARAHAN POSTPARTUM

BAB 1 PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

KEJADIAN KEK DAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KALONGAN KABUPATEN SEMARANG

kekurangan energi kronik (pada remaja puteri)

ANALISIS FAKTOR RESIKO PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH

Jangan buang waktu, tenaga dan biaya anda sia-sia. Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat dan terlengkap di internet hanya di

BAB I PENDAHULUAN. dari pertemuan sperma dan ovum sebagai rangkaian kejadian dari

BAB I PENDAHULUAN. Menimbang berat badan bayi merupakan salah satu upaya yang harus

Transkripsi:

HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LLA) IBU DAN PENINGKATAN BERAT BADAN SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI DI KABUPATEN KARANGANYAR ABSTRACT N. Kadek Sri Eka Putri 1, Hastutik 1 Dosen Prodi D3 Kebidanan STIKes Mitra Husada Karanganyar Email: kadekputri064@gmail.com Dosen Prodi D3 Kebidanan STIKes Mitra Husada Karanganyar Email: has_tik@yahoo.co.id is the result infants. Key Words: LLA, Weight Mother, Body Weight of Infants ABSTRAK ukuran L dengan teknik

hitung. Kata kunci: LLA, Berat Badan Ibu, Berat Badan Bayi Lahir PENDAHULUAN Dalam rangka peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia khususnya bidang kesehatan, sejumlah program intervensi teknis telah dikenalkan, walaupun sudah ada peningkatan tetapi jika dibandingkan dengan beberapa negara tetangga lainnya masih tertinggal. Selain faktor teknis, hal ini juga disebabkan oleh faktor geografi, faktor ekonomi dan faktor sosial. Sasaran pembangunan kesehatan yang akan dicapai pada tahun 05 adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yang ditunjukkan oleh indikator dampak, yaitu meningkatnya usia harapan hidup (UHH), menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita, menurunnya angka kematian bayi dari 3,3 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 005 menjadi 15,5 pada tahun 05, menurunnya angka kematian ibu dari 6 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 005 menjadi 74 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 05. Rencana pembangunan Kesehatan Jangka Menengah (RPJMD) Propinsi Jawa Tengah yang memuat visi Gubernur Jawa Tengah tahun 013-018 yakni menuju Jawa tengah sejahtera dan Berdikari Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi mengamanatkan pembangunan propinsi Jawa Tengah dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat khususnya di bidang kesehatan. Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan sasaran menurunnya angka kematian dan angka kesakitan. AKI Jateng sampai dengan Bulan Juli 016 sebanyak 399 kasus, AKB Jateng.738 kasus. Salah satu penyebab tidak langsung AKI dan AKB adalah masalah gizi. Faktor penyebab kematian bayi pada masa perinatal salah satunya adalah BBLR. Penyebab terjadinya BBLR dapat terjadi pada kehamilan dengan anemia, lahir kurang bulan, kurang asupan gizi selama kehamilan (Husnaini, 004). Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita memerlukan berbagai unsur gizi yang jauh lebih banyak daripada yang diperlukan dalam keadaan biasa. Disamping untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya sendiri berbagai zat gizi itu juga diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin yang ada didalam kandungannya, sebab defisiensi gizi selama kehamilan dapat memberikan efek yang merugikan bagi ibu maupun bayinya. Gizi yang baik mempunyai peranan yang cukup besar pada pembentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), karena kekurangan gizi berdampak negatif pada kesehatan dan dapat

menghambat kualitas SDM. Bila kekurangan gizi terjadi pada ibu hamil maka akan berakibat buruk baik bagi ibu itu sendiri maupun anak yang dilahirkannya. Berat badan bayi lahir dapat diperkirakan dari penilaian status gizi ibu selama hamil. Oleh karena itu perlu adanya metode deteksi dini secara sederhana yang dapat mencerminkan pertumbuhan janin intrauterin dengan demikian dapat dilakukan perbaikan gizi ibu dalam kehamilan. Penilaian status gizi ibu hamil dapat juga dilakukan dengan pengukuran antropometri. Ukuran antropometri ibu hamil yang paling sering digunakan adalah kenaikan berat badan ibu hamil dan ukuran Lingkar Lengan Atas (LLA) (Proverawati dan Siti, 009). Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisa hubungan ukuran Lingkar Lengan Atas (LLA) ibu dan peningkatan berat badan selama kehamilan dengan berat badan lahir bayi di Kabupaten Karanganyar. BAHAN DAN METODE Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Karanganyar pada bulan Oktober sampai Desember 016. Populasi pada penelitian ini yaitu ibuibu yang melahirkan di pelayanan kesehatan wilayah Kabupaten Karanganyar pada bulan Oktober sampai Desember 016 sebanyak 44 responden, dengan teknik pengambilan sampel adalah jenis sampel accidental sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Lingkar Lengan Atas (LLA) ibu dan peningkatan berat badan ibu selama hamil. Pengumpulan data sekunder yaitu dengan melihat pada Kartu Ibu dan Anak (KIA). Penilaian LLA terbagi dua kategori yaitu Ibu dengan gizi baik apabila lingkar lengan ibu saat awal hamil 3,5 cm dan dikatakan gizi kurang apabila ukuran lingkar lengan ibu saat awal hamil < 3,5 cm (Mutalazimah, 005). Penilaian peningkatan berat badan ibu selama hamil terbagi dalam dua kategori yaitu sesuai dengan IMT ibu apabila kenaikan berat badan ibu selama hamil sesuai dengan rekomendasi, tidak sesuai dengan IMT ibu apabila kenaikan berat badan ibu selama hamil tidak sesuai dengan rekomendasi. Institute of Medicine (IOM), 1990 merekomendasikan kenaikan berat badan ibu hamil yang berbeda-beda berdasarkan penghitungan Indeks Masa Tubuh (IMT) sebelum hamil, gizi kurang (IMT <19,8) kenaikan BB 1,5 18 kg, normal (IMT 19,8-6) kenaikan BB 11,5-16 kg, gizi lebih (IMT >6 9) kenaikan BB 7 11,5, obesitas (IMT >9) kenaikan BB 6 kg. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah berat badan lahir bayi. Pengumpulan data sekunder yaitu dengan melihat pada Kartu Ibu dan Anak (KIA) milik ibu. Penilaian berat badan bayi dibagi dalam tiga ketegori yaitu: Rendah : < 500 gr, Normal : 500-4.000 gr, Obesitas : >4.000 gr (Rukiyah, 011). Untuk menganalisa data dengan skala ordinal dan nominal peneliti menggunakan chi kuadrat (X ) dimana merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesisi bila dalam populasi terdiri dari dua data atau lebih kelas. Data berbentuk normal dan sampelnya besar (Arikunto, 006). Untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel maka dilakukan uji koefisien kontingensi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dilakukan bertujuan ingin mengetahui hubungan lingkar lengan atas ibu dan peningkatan berat badan ibu selama hamil dengan berat badan lahir

bayi, berdasarkan data yang terkumpul dan dianalisis kemudian dilakukan pembahasan. Adapun hasil penelitiannya adalah: 1. Hubungan Lingkar Lengan Atas (LLA) ibu dengan berat badan lahir bayi Penelitian ini memperoleh data yang menunjukkan bahwa nilai chi kuadrat sebesar 4,519 sedangkan chi kuadrat tabel sebesar 3,84 dan probabilitas sebesar 0,034 < 0,05. Maka Chi kuadrat hitung (4,519) > chi kuadrat tabel (3,84) sehingga Ho ditolak sehingga terdapat hubungan yang posistif dan signifikan antara Lingkar lengan atas (LLA) ibu dengan berat badan lahir bayi. Koefisien kontingensi diperoleh nilai sebesar 0,305 dengan hubungan yang rendah, sehingga dapat diartikan bahwa semakin baik lingkar lengan ibu atau normal maka berat bayi lahir pun semakin baik (berat lahir normal). Hal ini sesuai dengan penelitian Mutalazimah (005) yang mengatakan Status gizi ibu hamil dapat dilihat dari Lingkar Lengan Atas (LLA). Salah satu cara untuk mengetahui apakah ibu hamil menderita KEK atau tidak bila ukuran Lingkar Lengan Atas (LLA) kurang dari 3,5 cm maka ibu hamil tersebut dikatakan KEK atau gizi kurang dan berisiko melahirkan bayi dengan BBLR. Data menunjukkan bahwa sepertiga (35,65 %) Wanita Usia Subur (WUS) menderita KEK, masalah ini mengakibatkan pada saat hamil akan menghambat pertumbuhan janin sehingga menimbulkan risiko pada bayi dengan BBLR. Hasil penelitian juga diatas sesuai dengan pendapat Lubis (003) pada Ferial (011) bahwa di Indonesia batas ambang Lingkar Lengan Atas ibu hamil dengan resiko KEK adalah 3,5 cm, berarti ibu dengan resiko KEK diperkirakan akan melahirkan bayi BBLR. Begitu pula data dari Depkes (00) dalam Ferial (011) menunjukkan bahwa salah satu cara untuk mengetahui apakah ibu hamil menderita KEK atau tidak bila ukuran Lingkar Lengan Atas ibu hamil kurang dari 3,5 cm maka ibu hamil tersebut dikatakan KEK atau gizi kurang dan berisiko melahirkan bayi dengan BBLR.. Hubungan peningkatan berat badan ibu selama kehamilan dengan berat badan lahir bayi Penelitian ini memperoleh data yang menunjukkan bahwa nilai chi kuadrat sebesar 0,004 sedangkan chi diperoleh chi kuadrat tabel sebesar 3,84 dan probabilitas sebesar 0,951 > 0,05. Maka Chi kuadrat hitung (0,004) < chi kuadrat tabel (3,84) sehingga Ho diterima sehingga tidak terdapat hubungan antara peningkatan berat badan ibu selama hamil dengan berat badan lahir bayi. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan pendapat (Sitorus, 1999; Sayogo, 007) yang mengatakan Pemantauan gizi ibu hamil sangatlah penting dilakukan karena gizi ibu hamil menentukan berat badan bayi yang dilahirkan. Ukuran sekaligus pengawasan bagi kecukupan gizi ibu hamil dapat dilihat dari kenaikan berat badannya. Ibu yang kurus dan selama kehamilan disertai penambahan berat badan yang rendah atau turun sampai 10 kg, mempunyai resiko paling tinggi untuk melahirkan bayi dengan BBLR. Berat badan ibu yang rendah sebelum konsepsi, serta penambahan berat badan yang tidak adekuat merupakan penilaian langsung yang dapat digunakan untuk memperkirakan laju pertumbuhan janin. Berat lahir berkorelasi positif dengan berat badan total selama hamil (Soetjiningsih, 01).

Notobroto (004) dalam Ferial (011) bahwa beberapa faktor yang berpengaruh terhadap berat badan bayi antara lain faktor demografi, perilaku dan lingkungan, pelayanan medis dan faktor biomedis yaitu berat badan ibu, tinggi badan ibu, Lingkar Lengan Atas (LLA) ibu, umur ibu, paritas, riwayat kelahiran terdahulu, kadar Hemoglobin (Hb) dan tekanan darah ibu sewaktu hamil. Faktor-faktor yang menyebabkan BBLR antara lain faktor dari ibu meliputi gizi kurang, usia ibu < 0 tahun atau > 35 tahun, jarak antar kehamilan dan riwayat prematur. Sedangkan faktor dari bayi meliputi adanya cacat bawaan dan infeksi selama dalam kandungan. Masalah tersebut dapat diantisipasi dengan upaya mendorong semua perawatan kesehatan remaja putri dan ibu hamil mendapatkan perawatan antenatal yang komprehensif, memperbaiki status nutrisi ibu hamil dan menghentikan kebiasaan merokok dan minum alkohol (Hatmoko, 008). SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis statistik dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkar lengan atas ibu dengan berat badan lahir bayi di Kabupaten Karanganyar, dan tidak terdapat hubungan antara peningkatan berat badan selama hamil dengan berat badan lahir bayi di Kabupaten Karanganyar. DAFTAR PUSTAKA Arikunto S, 006. Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Fajrina, Adiba. 01. Hubungan Pertambahan Berat Badan Selama Hamil dan Faktor lain dengan Berat Badan Lahir di Rumah Bersalin Lestari Ciampea Bogor tahun 010 011 Ferial, Eddyman W. 011. Hubungan Antara Status Gizi Ibu Berdasarkan Ukuran Lingkar Lengan Atas (Lila) dengan Berat Badan Lahir Bayi di RSUD Daya Kota Makassar. Jurnal Alam dan Lingkungan, Vol. (3). Hatmoko B, 008. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta; EGC Hidayati R, 009. Jakarta: Salemba Medika. Institute of Medicine (IOM), 1990. Nutrition during Pregnancy: Part I, Weight Gain: Part II, Nutrient Supplements. Washington DC: National Academic Press. Kosim MS, 007. Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC Mutalazimah, 005. Hubungan lingkar lengan atas (LILA) dan kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil dengan berat bayi lahir di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Jurnal penelitian dan sains. 005; 6(): p. 114-16. Notoatmodjo S, 010. Kesehatan. Jakarta : PT.Rineka Cipta. Proverawati, dkk. 009. Buku Ajar Gizi. Yogyakarta:Nuha Medika. Pudjiadi S, 003.. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. Rukiyah A, 010. dan Balita. Jakarta: Trans Info Media. Saifudin AB, 00. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo..

Sayogo S, 007.. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Setiaji. B, 004. Panduan Riset dengan Pendekatan Kuantitatif. Surakarta: Pascasarjana Universitas Muhamadiyah Surakarta. Sitorus RH, 1999. kehamilan. Bandung : CV Pionir Jaya Bandung. Soetjiningsih. 01.. Jakarta : EGC. Sugiyono, 008. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suparyanto, 01. Http:// dr.suparyanto.blogspot.com/ /010/konsep-beratbadan-bayi.html. Diakses tanggal 13 februari 013. Suyanto, 009. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press. Vivian N, 010. Balita. Jakarta: Salemba Medika. WHO, 1995. ; Technical report series No: 30, 1995.