BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Desa Sakti aladalah salah satu desa dari 16 desa yang ada di wilayah Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Propinsi Bali. Luas wilayah desa Sakti 13,160 km 2 (1.316 Ha), dengan jumlah penduduk 3.561 jiwa yang terdiri dari 1.109 Rumah Tangga (BPS Klungkung, 2012). Desa Sakti berbatasan dengan wilayah desa sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Toyepakeh dan Desa Ped Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Klumpu dan Bunga Mekar Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Lembongan dan Jungutbatu Berdasarkan SK Gubernur Nomor 214 Tahun 1993, secara administratif Desa Sakti terdiri atas 3 Dusun, seperti ditunjukkan dalam Tabel 1.1 berikut. Tabel 1.1 Dusun dan Banjar di wilayah Desa Sakti DESA DUSUN BANJAR 1 Sakti I 1 Sakti 2 Sakti II 3 Penida SAKTI 2 Sebunibus 3 Cemulik 4 Anyar 5 Senangka 1 Sebunibus Kelod 2 Sebunibus Kangin 3 Sebunibus Kaja 4 Sebunibus Tengah 5 Ambengan Linggah 1 Cemulik 2 Penaga 3 Bucang 1
4 Blebet 5 Tihing Jajang 6 Cubang Jarak Semarapura (ibukota kabupaten Klungkung) ke Sampalan (ibukota kecamatan Nusa Penida) adalah sekitar 25 km (laut), yang dapat dicapai melalui pelabuhan tradisional Kusamba atau Pesinggahan menggunakan Sampan ( jukung) dengan waktu tempuh selama kurang lebih 60 menit. Juga dapat ditempuh melalui pelabuhan Padangbai menggunakan Boat cepat sekitar 30 menit, dan menggunakan kapal Roro dengan waktu tempuh 90 menit. Penyeberangan langsung dari Denpasar (Sanur) menggunakan Boat cepat dengan waktu tempuh sekitar 35 menit. Jarak antara Kota Sampalan ke Desa Sakti sekitar 12 km, dan dapat ditempuh dalam waktu 20 menit menggunakan sepeda motor atau kendaraan penumpang umum. Topografi desa Sakti berbukit-bukit bergelombang di bagian selatan, dengan ketinggian antara 2 250 meter diatas permukaan laut. Kawasan Nusa Penida beriklim tropis dengan suhu berkisar antara 28 o C - 32 o C, memiliki curah hujan rata-rata 1562,67 mm setiap tahun. Pemanfaatan lahannya berupa tegalan, tanaman pangan, dan sebagian berupa semak belukar. Dengan struktur tanah bukit yang berbatu, dan iklim yang panas, menyebabkan tanaman tidak bisa tumbuh subur dan sulit hidup, sehingga Nusa Penida dikenal dengan daerah kering dan tandus. Mata pencaharian utama penduduknya adalah pertanian dan peternakan. Karena kondisi alam Nusa Penida yang berbukit dan tandus dimusim kemarau, pertanian yang dapat dikembangkan adalah tanaman pangan palawija seperti; jagung, ubikayu, dan berbagai jenis kacang-kacangan serta jenis tanaman perkebunan seperti kelapa, jambu mente, nangka, mangga dan lain sebagainya. Peternakan yang banyak dipelihara masyarakat meliputi ternak sapi, dan babi. Data populasi ternak sapi dan babi ditampilkan dalam Tabel 1.2 berikut. Tabel 1.2. Data populasi ternak sapi dan babi di Desa Sakti Tahun Sapi (ekor) Babi (ekor) 2012 3.146 1.186 2013 2.904 1.009 Sumber: Kecamatan Nusa Penida dalam Angka, 2012-2013 2
Hasil pertanian dan peternakan ini masih sangat minim dan belum mampu untuk mensejahterakan masyarakat. Hal ini juga dapat dilihat dari data Pendapatan Asli Desa Sakti yang sangat minim yaitu pada tahun 2012 hanya sebesar Rp. 2.100.000,- dan pada tahun 2013 sebesar Rp. 5.200.000,-. Sementara Bantuan Pembangunan Pemerintah pada tahun 2012 sebesar Rp. 276.000.000, - dan pada tahun 2013 sebesar Rp. 396.789.000,- Padahal desa Sakti memiliki objek wisata yang sangat indah yaitu Pantai Penida, yang oleh wisatawan mancanegara disebut dengan crsytal bay, namun belum berkembang, dan oleh karena itu program KKN-PPM di Desa Sakti memprioritaskan pendampingan dalam bidang pengembangan pariwisata. Prospek peternakan sapi dan babi cukup menjanjikan, permintaan cukup tinggi, dan harga jual cukup stabil. Sektor peternakan ini juga harus mendapat perhatian dan perlu untuk terus dikembangkan, sehingga program KKN-PPM di Desa Sakti juga diarahkan pada pendampingan peternakan. Saat ini kotoran ternak sapi yang dihasilkan hanya dimanfaatkan sebagai pupuk langsung, padahal kotoran ternak dapat diubah menjadi biogas yang dapat dipakai untuk memasak, sebelum dijadikan pupuk organik. Demikian juga halnya dengan ternak babi belum mendapat perhatian, seperti sistem perkandangan, penyiapan pakan yang bergizi, dan kesehatan babi, sehingga perlu pendampingan. Pemeliharaan ternak babi di Nusa Penida masih dilakukan secara tradisional. Kebanyakan peternak belum memiliki kandang. Babi dilepas begitu saja atau diikat di halaman pekarangan atau di kebun. Babi yang lepas bebas selain mengganggu pemandangan dan kenyamanan juga menyebabkan lingkungan menjadi bau dan tercemar, akibat dari kotoran yang tersebar dimana-mana. Permasalahan lainnya adalah penyediaan pakan yang sangat terbatas terutama dimusim kemarau peternak kesulitan dalam mencari pakan. Oleh karena pelatihan dan penyuluhan untuk pengadaan pakan ternak babi sangat diperlukan. Di bidang pariwisata Desa Sakti memiliki 2 objek wisata pantai yaitu Pantai Penida dan Pantai Gamat. Objek wisata pantai Penida menawarkan pemandangan bawah laut dengan terumbu karang dan keanekaragaman jenis ikan, cocok untuk melakukan aktivitas fishing, diving dan snorkling. Pemandangan alam yang indah dengan pulau kecil yaitu pulau Batujineng di tengan pantai, menjadi daya tarik bagi wisatawan. Deburan ombak di bibir pantai baik untuk berenang, dan pantai berpasir putih cocok untuk berjemur. Pantai Penida oleh wisatawan mancanegara disebut crytal bay. Objek wisata berikutnya adalah pantai Gamat. Pantai Gamat berpasir putih di sela-sela perbukitan tandus. Pantai Gamat menawarkan pemandangan bawah laut dengan terumbu karang dan keanekaragaman jenis ikan, cocok untuk aktivitas diving dan 3
snorkling. Oleh karena pantai Gamat diapit oleh bukit dengan tebing curam, sehingga cocok dikembangkan wisata tracking. Kedua objek wisata ini belum berkembang. Pengembangan usaha kecil yang bergearak dibidang pertanian, kerajinan dan pariwisata sulit mendapatkan pinjaman modal baik dari bank maupun lembaga lainnya karena berkaitan dengan agunan atau jaminan yang harus disediakan. Pada hal semua petani kecil (gurem) memang keadaannya sangat tidak mampu, hanya bisa untuk bertahan hidup saja. Oleh karena itu dianjurkan untuk mendirikan Koperasi simpan-pinjam, dimana masyarakat yang mampu menyimpan uangnya dan yang kurang mampu dapat meminjamnya tanpa agunan. Untuk itu perlu diberikan pelatihan cara pengelolaan koperasi dan usaha kecil. Pembinaan generasi muda (Kelompok Teruna -Teruni) dan juga anak-anak (siswa) sekolah harus diberi penyadaran mengenai bahaya narkoba. Peredaran narkoba terindikasi kian meluas di Klungkung, termasuk di Nusa Penida, hal ini dapat dilihat dari tertangkapnya seseorang bersatus siswa telah kedapatan membawa narkoba (Nusa Bali, 2014). Jarak yang dekat antara Nusa Penida dengan Denpasar (Sanur dan Kuta) yang ditempuh kurang dari satu jam menyebabkan barang terlarang narkoba dapat denggan mudah sampai di Nusa Penida. Oleh karena itu informasi bahaya narkoba harus ditanamkan sejak dini, apalagi Nusa Penida sekarang sedang gencar dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata. Para ahli menganjurkan pentingnya pembangunan yang melibatkan masyarakat lokal dalam semua tahap pembangunan, yang dikenal dengan pemberdayaan masyarakat secara partisipatif (Adimihardja dan Hikmat, 2004). Strategi ini menyadari pentingnya kapasitas masyarakat untuk meningkatkan kemandirian dan kekuatan internal, melalui kesanggupan untuk melakukan kontrol internal atas sumber daya material dan non material. Pembangunan yang berpusat pada rakyat lebih menekankan pada pemberdayaan, yang memandang inisiatifkreatif dari rakyat sebagai sumber daya utama dalam membangun. Melalui KKN-PPM dengan program-grogram kegiatan yang diusulkan akan terjadi pemberdayaan masayakat yang berimbas pada peningkatan kesejahteraan. 1.2 Identifikasi Permasalahan Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut diatas, beberapa usulan diajukan dalam pelaksanaan program KKN-PPM di Desa Sakti sebagai berikut: 1. Pelatihan dan workshop pengelolaan dan pengembangan objek wisata Pantai Penida dan Pantai Gamat, 4
2. Pelatihan dan penyuluhan bagi kelompok usaha tani ternak tentang perkandangan, pembibitan, pemeliharaan, dan kesehatan ternak. 3. Pelatihan dan penyuluhan tentang pembuatan pakan ternak dengan teknik fermentasi 4. Penyuluhan pemanfaatan kotoran ternak untuk pembuatan biogas 5. Penyuluhan pemanfaatan kotoran ternak untuk pupuk organik 6. Penyuluhan stasiun kerja dan penggunaan APD bagi industri kerajinan seni ukir batu paras 7. Penyuluhan kesehatan diri dan pengenalan tanaman obat keluarga bagi masyarakat Desa Sakti 8. Penyuluhan bahaya narkoba dan penyakit kelamin menular bagi karang taruna 9. Memberi pengajaran bahasa Inggris dan pengenalan Teknologi Informasi (komputer) bagi anak-anak dan anggota karang taruna 10. Melaksanakan kebersihan di sepanjang Pantai Penida dan Pantai Gamat. 1.3 Tujuan dan Manfaat 1.3.1 Tujuan 1.3.1.1 Untuk mengetahui perkembangan potensi pariwisata di Desa Sakti, 1.3.1.2 Untuk mengetahui perkembangan usaha ternak babi dan sapi tentang perkandangan, pembibitan, pemeliharaan, dan kesehatan ternak di Desa Sakti, 1.3.1.3 Untuk membantu kelompok ternak tentang pembuatan pakan ternak dengan teknik fermentasi di Desa Sakti, 1.3.1.4 Untuk membantu kelompok tani dan ternak di Desa Sakti dalam memanfaatkan kotoran ternak, 1.3.1.5 Untuk membantu masyarakat dalam pemanfaatan kotoran ternak untuk pembuatan biogas, 1.3.1.6 Untuk membantu perajin seni ukir batu paras di Desa Sakti dalam bekerja dengan memperhatikan kesehatan diri, 1.3.1.7 Untuk mensosialisasikan pentingnya kesehatan diri dan pengenalan tanaman obat keluarga bagi masyarakat Desa Sakti, 1.3.1.8 Untuk mensosialisasikan bahaya narkoba dan penyakit kelamin menular di kalangan karang taruna Desa Sakti, 1.3.1.9 Untuk memberikan pengajaran Bahasa Inggris dan Teknologi Informasi bagi anakanak dan anggota karang taruna, 5
1.3.1.10 Untuk membersihkan Pantai Gamat dan Pantai Penida yang mulai kotor sebagai akibat tingginya aktivitas pariwisata. 1.3.2 Manfaat 1.3.2.1 Manfaat bagi Universitas 1.3.2.1.1 Menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagai landasan perguruan tinggi, 1.3.2.1.2 Penegasan loyalitas dan soliditas Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) untuk mewujudkan visi dan misi Universitas Udayana, 1.3.2.1.3 Meningkatkan kualitas pendidikan di Universitas Udayana, 1.3.2.1.4 Mencetak lulusan yang berkualitas dengan indikasi keseimbangan soft skill dan hard skill, 1.3.2.1.5 KKN merupakan riset terapan secara mutualistik dalam rangka membantu menyelesaikan permasalahan di masyarakat. 1.3.2.2 Manfaat bagi Mahasiswa 1.3.2.2.1 Memperoleh pengalaman belajar dan bekerja dalam kegiatan pembangunan masyarakat sebagai penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, 1.3.2.2.2 Meningkatkan soft skill mahasiswa, 1.3.2.2.3 Meningkatkan kepekaan mahasiswa terhadap situasi dan kondisi di lokasi KKN. 1.3.2.3 Manfaat bagi Masyarakat 1.3.2.3.1 Menambah pengetahuan bagi masyarakat mengenai program-program yang telah dijalankan oleh mahasiswa/i KKN Universitas Udayana di Desa Sakti. 1.3.2.3.2 Meningkatkan kesadaran bahaya narkoba dan penyakit menular 1.3.2.3.3 Mampu memberdayakan potensi wisata yang ada di Desa Sakti. 6