BAB I PENDAHULUAN. efektifitas pengelolaan sumber daya manusia. Organisasi yang berkembang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat, sumber daya manusia yang mampu dan berkualitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. bidang pemerintahan sekarang ini telah terjadi perubahan yang sangat besar. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat.

2015 PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI BANDUNG

BAB II LANDASAN TEORI. baik usaha yang dilakukan oleh pemerintahan untuk waktu yang cukup lama tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa ini setiap perusahaan harus lebih mampu berkompetisi dan bersaing

DIDIK HERMAWAN B

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam khasanah totalitas mekanisme kerja keorganisasian, dari sekian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai tepat pada

BAB I PENDAHULUAN. serta memegang peranan penting dalam fungsi operasional. Karyawan merupakan

I. PENDAHULUAN. ketatanegaraan adalah terjadinya pergeseran paradigma dan sistem. dalam wujud Otonomi Daerah yang luas dan bertanggung jawab untuk

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan. perubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesuksesan organisasi di masa depan. Kemampuan perusahaan. efektif dan efisien (Djastuti, 2011:2).

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang makin meluas dan kompleks dengan. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin canggih memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. karena elemen manusia dalam perusahaan sebagai perencana, pelaksana dan pengendali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan sistem manajamen yang dapat mendorong organisasi agar dapat

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PT. WANGSA JATRA LESTARI PAJANG KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang di kemukakan oleh Martoyo (2000), bahwa kepuasan kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Widjaja, 2006). Pegawai memiliki peran yang besar dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksana pekerjaan. Organisasi merupakan suatu kumpulan orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (public service. Perbaikan atau reformasi di bidang kepegawaian

BAB I PENDAHULUAN. telah ditentukan. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan era globalisasi, perubahan dan kemajuan di berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Liqa Yasifa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. keefektifan dan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Kepuasaan kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepuasan dalam bekerja atau kepuasan kerja yang merupakan sikap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

II. LANDASAN TEORI. Menurut Lussier (2005: 486) mengatakan bahwa iklim organisasi adalah persepsi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah organisasi, manajemen sumber daya manusia memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang semakin meningkat (Kotter, 1995). Dalam iklim persaingan usaha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam menjalankan aktivitasnya, suatu organisasi baik pemerintah atau

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (Prastuti, 2014). Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan hampir disemua sektor

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan

2015 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP LOYALITAS PEGAWAI DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KOTA BEKASI

SKRIPSI Disusun guna memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajad Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh IFAH KIRANA RUSMAN A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. instansi harus menentukan strategi dan kebijakan manajemennya, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya semakin baik mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. potensi yang dimilikinya untuk kemajuan bangsa dan negara. Sejalan dengan

Fenomena pengangguran, pemutusan hubungan kerja, demonstrasi dan. unjuk rasa merupakan masalah kondisi ketenagakerjaan di Indonesia yang masih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pada sumber daya manusia (human resources) guna menjalankan fungsinya

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka meningkatkan citra, kerja dan kinerja instansi pemerintah

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. seseorang. Menurut Wexley dan Yukl (2005: 129) kepuasan kerja adalah cara

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULIAN. di bidang pendistribusian BBM atau SPBU, dimana pekerjaan serta lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kunci utama dari sekian banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bidang industri. Hal ini terbukti dari penelitian-penelitian para ahli yang dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat digunakan untuk mencapai tujuan organisasi salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini, membawa dampak timbulnya persaingan di dunia usaha yang semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. sampai-sampai beberapa organisasi sering memakai unsur komitmen sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi serta memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dan profesionalisme. Pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance),

BAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan dalam suatu organisasi merupakan aset terpenting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia

BAB II LANDASAN TEORI. bekerja yang ditandai secara khas dengan adanya kepercayaan diri, motivasi diri

BAB I PENDAHULUAN. negara maju. Setiap organisasi pemerintah dituntut untuk dapat mengoptimalkan

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

NAMA :ANDI SUBANDRIYO NIM. :Q

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini, oleh karena itu perusahaan membutuhkan manusia-manusia yang berkualitas tinggi, memiliki

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH KOMPENSASI DAN PENEMPATAN PEGAWAI TERHADAP MOTIVASI KERJA SERTA IMPLIKASINYA PADA KEPUASAN KERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

BAB. I PENDAHULUAN. dapat berprestasi sebaik mungkin demi mencapai tujuan organisasi. Karyawan

BAB I PENDAHULUAN. ini tercermin dari penetapan prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi saat ini mengalami kelangkaan sumber daya berkualitas dan persaingan yang terus meningkat. Efektifitas organisasi tidak terlepas dari efektifitas pengelolaan sumber daya manusia. Organisasi yang berkembang memerlukan sumber daya manusia yang dikembangkan pula. Pengelolaan sumber daya manusia ini dipengaruhi oleh banyak hal, selain kualitas sumber daya manusia, sistem yang ada dalam organisasi, struktur organisasi, prosedur kerja, keterlibatan atau partisipasi pekerja dan iklim organisasi. Sumber daya manusia dalam suatu organisasi memiliki peranan yang sangat penting, karena tanpa didukung sumber daya manusia yang baik suatu organisasi akan menghadapi masalah dalam pencapaian tujuan organisasi. Untuk mengurangi masalah tersebut, perlu hendaknya bagi suatu organisasi memandang manusia tidak lagi sebagai beban bagi organisasi melainkan aset untuk perusahaan. Apabila hal ini dapat tercapai, akan tercipta hubungan dan sinergi yang baik antara pemimpin dan karyawan di organisasi tersebut. Seseorang yang merasakan kepuasan dalam bekerja tentunya ia akan berupaya semaksimal mungkin dengan segenap kemampuan yang dimiliki untuk memberikan performa terbaiknya kepada organisasi tempat ia bekerja dengan menyelesaikan tugas pekerjaannya sebaik mungkin. Bahkan, karyawan yang puas akan memiliki kesediaan untuk melakukan hal lebih diluar tanggung jawab formalnya. 1

2 Dengan seiring perkembangan lingkungan strategis nasional dan internasional yang dihadapi dewasa ini dan di masa datang mensyaratkan perubahan paradigma kepemerintahan, pembaharuan sistem kelembagaan, peningkatan kompetensi sumber daya manusia dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bangsa serta hubungan antar bangsa yang mengarah pada terselenggaranya kepemerintahan yang baik (good governance). Mengingat motivasi kerja karyawan sangat penting dalam mencapai tujuan organisasi, maka perlu diupayakan agar motivasi kerja pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lumajang dapat ditingkatkan. Karyawan yang mempunyai motivasi tinggi biasanya mempunyai catatan kehadiran yang lebih baik dan berprestasi lebih baik daripada karyawan yang tidak termotivasi kerja dengan baik. Karyawan yang tidak pernah mencapai kondisi tersebut maka tidak pernah mencapai kematangan psikologis dan pada gilirannya akan menurunkan semangat kerjanya. Dalam hal ini tingkat absensi, kehadiran tidak tepat waktu dan kemangkiran jam kerja pegawai di lingkungan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lumajang periode tahun 2011-2013 bisa dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini. Tabel 1.1 Tingkat Absensi, Kehadiran Tidak Tepat Waktu dan Kemangkiran Jam kerja Karyawan di Lingkungan Dinas Kelautan dan Perikanan Periode Tahun 2011 2013 Tingkat Rata-Rata Tingkat Rata-Rata Kehadiran Rata-Rata Jumlah Pegawai Pendidikan Absensi Tidak Tepat Waktu Kemangkiran Pegawai 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013 S3 - - 2 0% 0% 0% - - 0% - - 0% S2 7 7 5 0% 0% 0% 0% 0% 0% 1% 1,5% 2% S1 24 24 22 1% 1,5% 1% 1,5% 2,5% 2,5% 1% 1,5% 2% Sarmud 11 11 8 1% 1% 1,5% 2% 1,5% 2% 1,5% 1 1,5% SLTA 14 14 10 1% 1% 1,5% 2% 2% 2% 1% 1 1 JUMLAH 56 56 47 3% 3,5% 4% 5,5% 6% 6,5% 4,5% 5% 6,5% Sumber: Kepegawaian Dinas Kelautan dan Perikanan (2013)

3 Dari tabel 1.1 diatas dapat dijelaskan bahwa tingkat absensi, kehadiran tidak tepat waktu dan kemangkiran jam kerja karyawan masih cukup tinggi yaitu sejak tahun 2011 s/d 2013 sebesar 3 sampai dengan 6,5%. Disamping persoalan tersebut, permasalahan lainnya adalah adanya keterlambatan pembuatan laporan serta terhentinya kegiatan apel pagi dan siang seperti ditunjukkan pada tabel 1.2 sebagai berikut: Tabel 1.2 Keterlambatan pembuatan laporan dan terhentinya kegiatan apel pegawai di Lingkungan Dinas Kelautan dan Perikanan Periode Tahun 2011 2013 No 1. Keterangan Keterlambatan pembuatan laporan bulanan 2. Waktu apel yang tidak disepakati hal ini dibuktikan dengan terhentinya kegiatan apel pagi dan siang Periode Tahun 2011 2012 2013 Tinggi Tinggi (9,5% per bulan) (7,5% per bulan) Sangat sering dilakukan (15% per bulan) Sumber: Kepegawaian Dinas Kelautan dan Perikanan (2013) Sangat sering dilakukan (12,5% per bulan) (12,5% per bulan) Sangat sering dilakukan (10% per bulan) Dari tabel 1.2 diatas dapat dijelaskan bahwa keterlambatan pembuatan laporan bulanan dan terhentinya kegiatan apel pagi dan siang menunjukkan angka yang tinggi walaupun dari tahun 2011 s/d 2013 mengalami penurunan. Dari berbagai fenomena diatas, menunjukkan bahwa kerap kali terjadi tingkat absensi yang tinggi, kehadiran tidak tepat waktu, kemangkiran jam kerja, keterlambatan pembuatan laporan bulanan, dan terhentinya kegiatan apel pagi dan siang di lingkungan kerja yang dirasakan kurang nyaman dan monoton akibat tidak adanya tekanan untuk menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin, tidak adanya dorongan kepada pegawai untuk bertindak imajinatif dan tidak responsif akibat dari prosedur yang birokratis, kurang berkomunikasi secara terbuka antara

4 pimpinan maupun rekan kerja sehingga mereka menerima hasil seadanya. Hal ini mengindikasikan suatu sikap dari berbagai perasaan sebagai wujud ketidakpuasan kerja sehingga berdampak pada turnover, penurunan produktivitas, dan rendahnya kinerja pegawai. Kepuasan kerja karyawan sangat penting maknanya karena terkait dengan motivasi karyawan dalam melakukan pekerjaan dengan lebih baik. Perusahaan harus dapat memaksimalkan potensi tiap-tiap karyawannya dengan cara memahami kebutuhan-kebutuhan mereka sebagai individu yang beraneka ragam salah satu kebutuhannya ialah kepuasan. Kepuasan kerja merupakan suatu sikap karyawan terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan iklim organisasi. Salah satu upaya untuk meningkatkan kepuasan kerja adalah dengan menciptakan kondisi kerja, iklim serta lingkungan yang kondusif yang memberikan kenyamanan kepada karyawan sehingga mampu memotivasi karyawan untuk bekerja lebih baik. Iklim organisasi yang kondusif menjadi prasyarat peningkatan kepuasan kerja pegawai secara maksimal. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terciptanya iklim organisasi antara lain adanya tanggung jawab untuk menyelesaikan masalahnya sendiri serta adanya suatu penghargaan dan komitmen dalam bekerja. Iklim organisasi, sebenarnya berbicara mengenai sifat-sifat atau ciri-ciri yang terdapat dalam lingkungan kerja dan timbul terutama karena kegiatan organisasi yang dilakukan secara sadar atau tidak yang dianggap mempengaruhi tingkah laku individu (Steers dalam Affandi, 2002:17). Dalam organisasi pemerintahan, pegawai merupakan sumber daya manusia (human resources) yang paling penting sebagai faktor utama yang menentukan keberhasilan suatu organisasi dengan berbagai perubahan dalam menghadapi

5 persaingan global. Sejalan dengan itu, Zagladi (2005) mengatakan bahwa pegawai negeri sipil (PNS) sebagai unsur aparatur negara yang bertugas dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat secara profesional, bertanggung jawab, jujur, dan adil sebagai pengemban tugas pemerintahan dan pembangunan secara berdaya guna dan berhasil guna, sehingga pegawai negeri sipil tunduk pada hirarkhi organisasi. Dengan demikian, setiap pelaksana dituntut untuk selalu berprestasi, terutama dengan tugas sehari-hari yang menjadi kewajiban, dan diatur dalam deskripsi pekerjaan (job description). Oleh karena itu, pegawai negeri sipil diharapkan memiliki kemampuan dalam mengerjakan setiap tugas dan tanggung jawabnya terutama memberikan pelayanan kepada masyarakat yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku terhadap pekerjaan. Sementara itu, Schultz dan Schultz (1998) mengemukakan bahwa pegawai yang menghabiskan sepertiga sampai setengah jam ada di tempat kerja, untuk jangka waktu 40 sampai 45 tahun adalah waktu yang sangat lama untuk menjadi frustrasi, tidak puas dan bahagia, terutama karena ini perasaan membawa ke keluarga dan kehidupan sosial, dan memengaruhi kesehatan fisik dan emosional. Quarstein, McAfee, dan Glassman (2004) yang meneliti ketidakpuasan pekerja di Amerika menemukan bahwa secara umum pekerjaan yang bagus dengan gaji yang tinggi dan tunjangan yang layak tetapi seringkali melaporkan tingkat kepuasan kerja yang rendah. Temuan di atas didukung oleh sebuah lembaga konsultan di Hongkong yang bergerak di bidang Political and Economic Risk Consultance (PERC), menyatakan bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai pemerintah di Indonesia selalu bertele-tele. Temuan tersebut menyebutkan bahwa kualitas

6 pegawai pemerintah Indonesia berada pada urutan 12 dari 14 negara yang disurvei. Hasil riset tersebut memberikan gambaran bahwa citra kurang baiknya pegawai pemerintah Indonesia masih melekat pada masyarakat dan secara tidak langsung masyarakat telah melakukan kontrol terutama terhadap perilaku pegawai pemerintah (Frimansah dan Santy, 2009). Hal ini mengindikasikan suatu sikap dan perilaku kurang baik yang dilakukan oleh pegawai negeri sipil sehingga pegawai tidak dapat mencapai suatu kepuasan kerja yang diinginkan sebagai salah satu indikator keefektifan kinerja organisasi. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lumajang sebagai suatu organisasi pada hakikatnya merupakan kumpulan dari berbagai macam kegiatan yang terkait satu sama lain hingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Mekanisme kegiatan tersebut mempengaruhi dan membentuk terciptanya iklim organisasi yang dirasakan oleh organisasi tersebut. Karyawan mempunyai perbedaan dalam menangkap iklim organisasi, yang mungkin dirasakan dapat memberi semangat dalam bekerja, atau justru sebaliknya sebagai suatu tekanan, yang dapat membuat perilaku karyawan tidak sejalan dengan iklim organisasi yang diharapkan. Bila iklim organisasi merangsang motivasi serta menyediakan sarana bagi pemuasan berbagai kebutuhan para karyawan, maka dengan harapan sumbangan iklim organisasi bagi prestasi dan kepuasan kerja cukup besar. Keinginan yang wajar dari setiap pegawai untuk meniti karir dengan sebaik-baiknya, yang dalam hal ini diimplementasikan dengan keinginan untuk dapat meraih pangkat yang setinggi-tingginya dalam strata kepegawaian yang ada. Namun dengan keterbatasan jabatan struktural yang ada di lingkungan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lumajang maka perlu diciptakan peluang-peluang untuk

7 meningkatkan motivasi dari karyawan. Dan untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan diperlukan iklim organisasi yang dapat menciptakan kesejahteraan secara kekeluargaan dalam bekerja. Kepuasan kerja menjadi perhatian penting dalam setiap organisasi karena berkaitan dengan produktivitas tenaga kerja dan kelangsungan hidup organisasi. Hasibuan (2009) menuliskan bahwa kepuasan kerja pegawai menjadi penting sebagai salah satu kunci pendorong moral dan disiplin serta kinerja karyawan yang akan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan dalam upaya mewujudkan sasaran organisasi. Selain itu, kepuasan kerja merupakan sebuah cara untuk mengaktualisasikan diri, jika kepuasan tidak tercapai, maka dapat terjadi kemungkinan tenaga kerja akan frustasi dan dampaknya pada kualitas kerja yang rendah (Handoko, 2006). Beberapa karakteristik orang yang tidak puas dalam bekerja, di antaranya adalah mereka yang tidak giat dalam bekerja, tidak termotivasi dalam bertugas, tidak menjalankan tugas dengan optimal, serta kinerjanya akan menurun. Sedangkan karakteristik individu yang puas dalam bekerja adalah mereka yang bekerja giat, sepenuh hati, dan senang hati sehingga hasil kerjanya akan semakin meningkat dan optimal (Luthans, 2011). Selain itu, faktor yang memengaruhi kepuasan kerja adalah motivasi kerja. Menurut Berendoom dan Stainer (dalam Sedarmayanti, 2007), motivasi adalah kondisi mental yang mendorong aktivitas dan memberi energi yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi keseimbangan. Sejalan dengan itu, teori motivasi Alderfer secara operasional menyatakan kebutuhan seorang karyawan sebagai kekuatan pendorong utama

8 dalam memotivasi karyawan untuk meningkatkan kepuasan kerja (Kakkos, Trivellas, dan Reklitis, 2010). Lebih lanjut, Alderfer (dalam Arnolds dan Boshoff, 2002) mengemukakan tiga aspek motivasi kerja, yaitu kebutuhan eksistensi, kebutuhan relasi dan kebutuhan pertumbuhan. Hal ini menunjukkan bahwa aspekaspek terpenting untuk memacu motivasi kerja bukan hanya terletak pada kebutuhan fisiologis saja, melainkan pada kebutuhan-kebutuhan psikologis. Itulah sebabnya manajemen harus memfasilitasi kebutuhankebutuhan karyawan tersebut bukan hanya pada tingkat kebutuhan fisiologis saja, tetapi juga ke tingkat kebutuhan yang lebih tinggi untuk memacu motivasi kerja karyawannya. Selain itu, ketiga aspek tersebut menjadi dasar yang sangat penting bagi pegawai untuk mencapai kepuasan kerja yang berdampak pada kinerja pegawai Pelaksanaan tugas aparatur Pemerintah Kabupaten Lumajang dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan dalam menghadapi tantangan otonomi daerah dibutuhkan iklim organisasi yang kondusif untuk menunjang pelaksanaan tugas aparat. Iklim organisasi yang kondusif akan mendorong kepuasan kerja pegawai. Sebagaimana diungkapkan sebelumnya, bahwa semua hal yang terjadi pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lumajang merupakan hal yang berhubungan dengan aspek pekerjaan yang menarik untuk dikaji dan diteliti untuk memahami lebih jauh mengenai bagaimana iklim organisasi yang terbentuk menurut para karyawan dan bagaimana iklim tersebut dapat mempengaruhi kepuasan kerja pada karyawan. Berdasarkan pada latar belakang diatas maka peneliti memilih judul sebagai berikut Pengaruh Iklim Organisasi dan Motivasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lumajang.

9 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana iklim organisasi, motivasi, dan kepuasan kerja di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lumajang? 2. Apakah iklim organisasi dan motivasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lumajang? 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka peneliti merumuskan masalah yang ada pada perusahaan agar pembahasan tidak meluas dan tepat pada sasaran, adapun permasalahan pada penelitian ini dibatasi pada obyek yang diteliti yaitu karyawan tetap pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lumajang. Selain itu pada penelitian ini pengukuran iklim organisasi didasarkan pada teori Stringer (2002) dengan dengan dimensi: standar-standar (indikator: standar), tanggung jawab (indikator: penyelesaian atas masalah sendiri), dan komitmen (indikator: rasa bangga terhadap organisasi, dan loyalitas), dan motivasi menurut pada teori Alderfer (dalam Arnolds dan Boshoff, 2002) dengan aspek: kebutuhan keberadaan (indikator: kebutuhan untuk gaji), kebutuhan relasi (indikator: kebutuhan dalam hubungan dengan rekan kerja), dan kebutuhan pertumbuhan (indikator: kebutuhan untuk pertumbuhan dalam pekerjaan). Pengaruhnya terhadap kepuasan kerja pada teori Cellucci dan DeVries (dalam Koh & Boo, 2001) dengan aspek: kepuasan terhadap promosi (indikator:

10 dasar promosi ditempat kerja, dan kemajuan karir), kepuasan terhadap supervisi (indikator: dukungan dan kompetensi atasan), dan kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri (indikator: ketertarikan dengan pekerjaan). 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka peneliti menetapkan tujuan dari penelitian ini yaitu: 1. Mengetahui iklim organisasi, motivasi dan kepuasan kerja pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lumajang. 2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh iklim organisasi dan motivasi terhadap kepuasan kerja karyawan pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lumajang. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang di dapat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Dinas Kelautan dan Perikanan Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lumajang sebagai pertimbangan bagi perusahaan didalam upaya meningkatkan kepuasan kerja karyawan dengan iklim organisasi. 2. Bagi peneliti Dapat memberikan gambaran pada peneliti mengenai apa pengaruh iklim organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan, sehingga jika nanti pada suatu saat penulis menghadapi masalah yang hampir serupa sudah dapat mengetahui kira-kira bagaimana cara menanganinya.

11 3. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan sebagai bahan acuan dalam penelitian di masa yang akan datang terutama yang berkaitan dengan sumber daya manusia, ataupun iklim organisasi dan kepuasan kerja..