BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan kelak. Ini berakibat poses pembelajaran matematika harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang sangat urgen dan harus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam membina kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. adanya jembatan yang dapat menetralisir perbedaan atau pertentangan tersebut.

Eksperimentasi metode pembelajaran TGT (Teams Games

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi lulusan (SKL) pada kriteria kualifikasi sikap, kemampuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran, hal ini menuntut guru dalam perubahan cara dan strategi

BAB I PENDAHULUAN. nasional, biologi merupakan mata pelajaran yang mewajibkan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

SUDARYANTI NIM. A

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan model ADDIE (Analyze, Design, Development,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

Lasyuri, Peningkatan Hasil Belajar...

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dalam sistem pendidikan nasional termuat dalam UU Sisdiknas, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

datar berdasarkan kemampuan berpikir geometris Van Hiele sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. diberikan kepada siswa di semua jenjang pendidikan. Siswa dituntut untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran matematika wajib diberikan kepada semua peserta didik mulai

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, perubahan sikap, perilaku dan nilai-nilai pada individu,

BAB II KAJIAN TEORITIS. A. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berfikir. Karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran ini. Meskipun dianggap penting, banyak siswa yang mengeluh kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting pola pikirnya dalam membentuk siswa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan keterampilan intelektual. Matematika juga merupakan ilmu yang

BAB I PENDAHULUAN. Konsep matematika merupakan ilmu dasar bagi pengembangan sains dan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan diperlukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta

BAB I PENDAHULUAN. manusia, sedangkan kualitas sumber daya manusia tergantung pada kualitas

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam masyarakat tentang matematika sebagai pelajaran yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Menyelesaikan soal cerita matematika merupakan keterampilan yang. matematika SD, SMP, SMA dan sederajat.

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Arnasari Medekawati Hadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan STKIP Bima

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

tuntut menyelesaikan permasalahan secara mandiri dan dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran, terjadi proses

BAB I PENDAHULUAN. (tigabelas) tahun. Menurut Piaget sebagaimana dikutip Heruman lebih lanjut,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan dari

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus-stimulus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi meningkatkan capaian pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan pembaharuan pendidikan di Indonesia dewasa ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. ilmu-ilmu eksak. Suherman menjelaskan bahwa pelajaran matematika mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kegiatan yang kompleks, berdimensi luas, dan

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Efektivitas Penerapan Quantum Teaching Terhadap Hasil Belajar Matematika Sekolah Dasar

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

BAB I PENDAHULUAN. satu ilmu dasar yang digunakan secara luas dalam berbagai bidang kehidupan. Hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penjumlahan dan pengurangan bilangan ini merupakan materi dasar pada. matematika digunakan oleh manusia dalam kehidupannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. cukup menjadi alasan, sebab matematika selalu diajarkan di setiap jenjang

BAB I PENDAHULUAN. Yoppi Andrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurul Qomar, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu

II. TINJAUAN PUSTAKA. satunya model pembelajaran kooperatif. Secara bahasa kooperatif berasal dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Pembelajaran Pembelajaran adalah suatu kegiatan kompleks. Pembelajaran pada hakekatnya tidak hanya sekedar menyampaikan pesan tetapi juga merupakan aktivitas profesional yang menuntut guru dapat menggunakan keterampilan dasar mengajar secara terpadu serta menciptakan situasi efisien (Mashudi, 2007:3). Oleh karena itu, dalam pembelajaran guru perlu menciptakan suasana yang kondusif dan strategi belajar yang menarik minat siswa. Heruman (2008) menyatakan bahwa pembelajaran matematika di SD (Sekolah Dasar) mengembangkan kreativitas dan kompetensi siswa, maka guru hendaknya dapat menyajikan pembelajaran yang efektif dan efisien, sesuai dengan kurikulum dan olah pikir siswa. Guru harus memahami bahwa kemampuan setiap siswa berbeda-beda, serta tidak semua siswa tidak menyenangi pelajaran matematika, sehingga guru harus kreatif dalam mengajarkan pembelajaran matematika agar siswa menjadi senang belajar matematika. Pembelajaran matematika di tingkat SD (Sekolah Dasar), diharapkan terjadi reinvention (penemuan kembali). Penemuan kembali adalah suatu cara penyelesaian secara informal dalam pembelajaran di kelas, walaupun penemuan tersebut sederhana dan bukan hal baru bagi orang yang mengetahui sebelumnya, tetapi bagi siswa SD penemuan tersebut merupakan suatu hal yang baru. Bruner dalam Ruseffendi (1991) menyatakan bahwa dalam pembelajaran matematika, siswa harus menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang diperlukannya. Menemukan di sini terutama adalah menemukan lagi (discovery), atau dapat juga menemukan yang sama sekali baru (invention). Oleh karena itu, 6

7 kepada siswa disajikan bukan dalam bentuk akhir dan tidak diberikan cara penyelesaian. Guru harus banyak lebih berperan sebagai pembimbing dibandingkan sebagai pemberi tahu. 2. Media Pembelajaran Heruman (2008) menyatakan bahwa pembelajaran matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat bantu berupa media dan alat peraga yang dapat memperjelas apa yang disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa. Penggunaan media pembelajaran matematika sangat diperlukan dalam kaitannya dengan peningkatan mutu pendidikan. Menurut Achsin (2010: 17-18), tujuan penggunaan media pengajaran matematika adalah: a. Agar proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berjalan dengan tepat guna dan berdaya guna. b. Untuk mempermudah bagi guru/pendidik dalam menyampaikan informasi materi kepada siswa. c. Untuk mempermudah bagi siswa dalam menyerap atau menerima serta memahami materi yang telah disampaikan oleh guru/pendidik. d. Untuk dapat mendorong keinginan siswa untuk mengetahui lebih banyak dan mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik. e. Untuk menghindarkan salah pengertian atau salah paham antara siswa yang satu dengan yang lain terhadap materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik. Sejalan dengan Achsin, Sudjana (2002: 2) menyatakan bahwa tujuan dan pemanfaatan media adalah: a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi. b. Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami.

8 c. Metode mengajar akan lebih bervariasi. d. Siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan penggunaan media adalah meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan belajar mengajar, meningkatkan motivasi belajar siswa, variasi metode pembelajaran, dan peningkatan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. 3. Media Pembelajaran Papan Kartun Bilangan a. Pengertian Papan Kartun Bilangan Papan Kartun Bilangan merupakan alat peraga yang diperuntukkan bagi siswa kelas IV SD, karena pada jenjang tersebut diajarkan materi yang bersesuaian yaitu Operasi Penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Operasi pada bilangan bulat membutuhkan analisis dan strategi yang mendalam serta unsur hiburan, sehingga alat peraga ini juga bisa digunakan di lingkungan yang lebih nyata. Menurut Anitah dalam Rohmat (2012), media papan kartun bilangan dapat juga disebut sebagai bagan. Bagan adalah gambaran dari sesuatu yang dilukiskan dengan garis atau gambar dan kata-kata. Bila kita menggunakan istilah bagan, maka di dalamnya terdapat berbagai jenis presentasi grafis seperti peta, grafik, lukisan, diagram, gambar, poster, dan kartun. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sudjana dalam Rivai (2001: 27) yang mendefinisikan bagan sebagai kombinasi antara media grafis dan gambar foto yang dirancang untuk memvisualisasikan secara logis dan teratur mengenai fakta pokok atau gagasan. b. Fungsi Papan Kartun Bilangan Sebagai salah satu bentuk media belajar, Papan Kartun Bilangan memiliki fungsi sebagai berikut:

9 1) Media belajar mandiri. Penggunaan media Papan Kartun Bilangan dalam proses pembelajaran berfungsi meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar sendiri tanpa tergantung kepada kehadiran pendidik. 2) Pengganti fungsi pendidik. Media Papan Kartun Bilangan sebagai bahan ajar harus mampu menjelaskan materi pembelajaran dengan baik dan mudah dipahami oleh siswa sesuai tingkat pengetahuan siswa. 3) Sebagai alat evaluasi. Melalui media Papan Kartun Bilangan siswa dituntut untuk dapat mengukur dan menilai sendiri tingkat penguasaannya terhadap materi yang telah dipelajari. 4) Sebagai bahan rujukan bagi siswa. c. Tujuan Pembuatan Papan Kartun Bilangan Tujuan penyusunan atau pembuatan media Papan Kartun Bilangan antara lain: 1) Siswa dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan pendidik. 2) Meminimalisasi peran pendidik agar tidak terlalu dominan dan otoriter dalam kegiatan pembelajaran. 3) Mengakomodasi berbagai tingkat dan kecepatan belajar siswa. Bagi siswa yang kecepatan belajarnya tinggi, maka mereka dapat belajar materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat lebih cepat dengan menggunakan media Papan Kartun Bilangan, sebaliknya bagi siswa yang lambat maka dipersilahkan untuk mengulangi dengan media Papan Kartun Bilangan. 4) Siswa mampu mengukur sendiri tingkat penguasaan pada materi yang telah dipelajari.

10 d. Karakteristik Papan Kartun Bilangan Setiap media pembelajaran pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik tertentu yang membedakannya dengan bentuk media pembelajaran lain. Media Papan Kartun Bilangan merupakan media pembelajaran yang memiliki beberapa karakteristik, yaitu dirancang untuk sistem pembelajaran mandiri maupun sistem pembelajaran kelompok. Media Papan Kartun Bilangan berfungsi untuk memperjelas, memudahkan dan menyerap pesan kurikulum yang akan disampaikan oleh guru kepada siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar dan mengefektifkan serta mengefisienkan proses belajar. Penggunaan media Papan Kartun Bilangan dalam kegiatan belajar, tentunya berpijak pada landasan-landasan, diantaranya landasan filososif, landasan psikologis, teknologia dan empiris. Media Papan Kartun Bilangan memiliki kedudukan yang sama dibandingkan dengan komponen pembelajaran lainya (Rohmat, 2012). e. Langkah-langkah Penyusunan Kartu Bilangan Rohmat (2007) menyatakan bahwa media Papan Kartun Bilangan dapat disusun dalam struktur sebagai berikut : 1) Judul media Bagian ini memuat nama media yang akan dikembangkan dari materi. 2) Petunjuk umum Bagian ini memuat penjelasan tentang langkah-langkah yang akan ditempuh dalam pembelajaran, meliputi : a). Kompetensi dasar b). Pokok bahasan c). Indikator pencapaian d). Referensi (diisi petunjuk guru tentang buku-buku referensi yang digunakan)

11 e). Strategi pembelajaran (menjelaskan pendekatan, metode, langkah yang dipergunakan dalam proses pembelajaran) f). Lembar kegiatan pembelajaran g). Petunjuk bagi siswa untuk memahami langkah-langkah menggunakan media dan materi pembelajaran h). Evaluasi 3) Materi media Bagian ini berisi penjelasan secara rinci tentang materi yang akan dipelajari. 4) Evaluasi Evaluasi ini terdapat pada akhir kegiatan pembelajaran untuk mengukur ketercapaian kompetensi siswa yang diharapkan B. KAJIAN YANG RELEVAN Hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini yaitu oleh Mukhlesi Pemanfaatan Benda-Benda Manipulatif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Geometri dan Kemampuan Tilikan Ruang Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Pentingnya pemahaman siswa terhadap konsep matematika terutama geometri dan kemampuan siswa dalam tilikan ruang, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep geometri dan kemampuan tilikan ruang siswa, sehingga diberikan perlakuan pembelajaran matematika dengan memanfaatkan benda-benda manipulatif pada pendekatan konstruktivisme dan tahapan geometri Van Hiele. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan pemahaman konsep geometri dan kemampuan tilikan ruang antara siswa yang belajar matematika memanfaatkan benda-benda manipulatif dengan yang memperoleh pembelajaran konvensional, serta tidak terdapat interaksi antara faktor pembelajaran dengan faktor level sekolah terhadap pemahaman konsep geometri dan kemampuan tilikan ruang siswa.

12 Penelitian sejenis dilakukan oleh ARIFAH NUR TRIYANI (2009) dengan judul Model pembelajaran kooperatif tipe teams-games- tournament (tgt) sebagai upaya meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa pada pokok bahasan peluang dan statistika di smp negeri 4 depok yogyakarta kelas ix c Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa kelas IX C SMP Negeri 4 Depok Yogyakarta pada pokok bahasan Statistika dan Peluang. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IX C SMP Negeri 4 Depok Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 yang terdiri dari 40 siswa. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus tindakan. Siklus pertama membahas pokok bahasan Peluang dan siklus kedua tentang Statistika. Data hasil penelitian diperoleh dari hasil observasi selama kegiatan pembelajaran matematika berlangsung dengan menggunakan lembar observasi keaktifan siswa, angket respon siswa, catatan lapangan, wawancara, dan dokumentasi. Adapun data yang diperoleh dari lembar observasi keaktifan dan angket respon siswa dianalisis dengan menghitung persentase dari keseluruhan aspek yang diamati. Menurut Anitah (2007), bagan atau media yang digunakan untuk pembelajaran adalah gambaran dari suatu yang dilukiskan dengan garis, gambar dan kata-kata. Bila kita mengguanakan istilah bagan maka di dalamnya akan terdapat berbagai jenis presensi grafis seperti peta, grafik, lukisan, diagram, gambar, poster dan bahkan kartun. Dalam hubunganya ini, media bagan didefinisikan sebagai kombinasi antara media grafis dan gambar foto yang dirancang untuk memvisualisasikan secara logis dan teratur mengenai fakta pokok atau gagasan. Dasar pertimbangan media bagan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan dasar untuk mempermudah pemahaman terhadap konsep-konsep yang sulit dijelaskan dengan cara lisan atau tertulis saja. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk Mengembangkan papan kartun bilangan sebagai media permainan dalam pembelajaran matematika untuk kelas IV SD. Mengetahui kevalidan papan kartun bilangan sebagai media permainan dalam pembelajaran matematika untuk kelas IV SD. Mengetahui keekfektifan dan

13 kepraktisan papan kartun bilangan sebagai media permainan dalam pembelajaran matematika untuk kelas IV SD. C. KERANGKA BERPIKIR Penggunaan media dalam proses pembelajaran, merupakan salah satu upaya untuk menciptakan pembelajaran yang lebih berkualitas. Pembelajaran matematika yang diajarkan sejak Sekolah Dasar hingga Menengah tentunya juga harus berkualitas. Salah satu materi di dalam pembelajaran matematika adalah Penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang diajarkan pada kelas IV sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat ini menuntut siswa untuk berpikir tingkat tinggi (berpikir kritis dan kreatif) dalam menyelidiki dan mengaplikasikan konsep dan pola penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dalam memecahkan masalah otentik. Sangatlah sulit apabila siswa hanya mendengarkan penjelasan guru saja, lalu mengerjakan soal dengan membayangkan setiap kejadian dalam soal. Materi ini akan lebih mudah apabila ada media yang mendukung agar siswa mudah memahami konsep materi dalam memecahkan setiap permasalahan kejadian, bukan hanya sekedar mendengarkan penjelasan guru. Salah satu media yang dapat dipakai adalah menggunakan Papan Kartun Bilangan yang salah satu kelebihannya dapat digunakan di kelas ketika pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Penelitian ini akan menghasilkan media pembelajaran papan kartun bilangan pada meteri penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat untuk siswa kelas IV dengan menggunakan model desain pembelajaran ADDIE (analysis, desain, development, implementation and evaluation). Pada tahap analisis (analysis) akan dianalisis karakteristik umum siswa seperti usia dan tingkat sekolah kemudian akan dilakukan analisis terhadap Papan Kartun Bilangan yang akan digunakan karena harus sesuai dengan karakteristik gaya belajar siswa. Pada tahap desain, pusat perhatian perlu difokuskan pada upaya untuk menyelidiki masalah pembelajaran yang dihadapi. Tahap ketiga adalah tahap pengembangan (development), kegiatan pada tahap ini adalah untuk memproduksi papan kartun

14 bilangan yang akan digunakan dalam pembelajaran. Tahap selanjutnya adalah tahap implementasi (implementation) yakni menerapkan desain papan kartun bilangan pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Tahap yang terakhir, adalah tahap evaluasi (evaluation) dengan melakukan evaluasi terhadap papan kartun bilangan yang dikembangkan. Hasil evaluasi akan ditarik kesimpulan apakah papan kartun bilangan efektif untuk dikembangkan dan dapat membantu siswa dalam pembelajaran. Proses pengembangan digambarkan pada Gambar 1. Penggunaan media papan kartun bilangan dalam proses pembelajaran, merupakan salah satu upaya untuk menciptakan pembelajaran yang lebih berkualitas. Mengembangkan papan kartun bilangan pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan desain penelitian pengembangan ADDIE. Mempersiapkan penerapan papan kartun bilangan untuk siswa SD kelas IV sesuai langkah-langkah dalam desain penelitian pengembangan ADDIE. Menganalisis hasil evaluasi sebelum dan sesudah papan kartun bilangan bulat dikembangkan dan digunakan dalam belajar siswa. Gambar 1 Kerangka Berpikir

15 D. HIPOTESIS PENELITIAN Berdasarkan kerangka berpikir di atas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: 1. Media papan kartun bilangan matematika pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat untuk siswa kelas IV SD dapat dikembangkan dengan model desain pembelajaran ADDIE dengan langkah analysis, design, development, implementation, dan evaluation. 2. Media papan kartun bilangan matematika pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat untuk siswa kelas IV SD pembelajaran KTSP valid. 3. Media papan kartun bilangan matematika pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat untuk siswa kelas IV SD pembelajaran KTSP efektif.