BAB V SIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... PERNYATAAN... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR GAMBAR...

2015 KAJIAN TENTANG SIKAP EMPATI WARGA PEDULI AIDS DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS SEBAGAI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan kasus-kasus baru yang muncul. Acquired Immuno Deficiency

PROSEDUR WAWANCARA PERAN KOMISI PENANGGULANGAN AIDS DALAM PELAKSANAAN PERDA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA SEMARANG

BAB IV PENUTUP. 1. Peran KPA dalam penanggulangan HIV dan AIDS di Kota. Semarang adalah mengkoordinasikan segala kegiatan yang

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENYULUHAN MASYARAKAT PEDULI AIDS BAGI KELOMPOK PKK RT/DAWIS SE-KECAMATAN BRINGIN

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

HASIL LOKAKARYA REVIEW PENANGGULANGAN HIV & AIDS PROVINSI JAWA TENGAH

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014

I. PENDAHULUAN. Manusia yang merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dan

KESIMPULAN DAN SARAN. penderita dengan HIV/AIDS (ODHA). Dalam pelaksanaannya, KDS Metacom

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Balakang. Timur yang teridentifikasi menjadi wilayah terkonsentret HIV dan AIDS selain Malang

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) DI KABUPATEN BANYUWANGI

KERANGKA ACUAN KLINIK MS DAN VCT PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh menurunnya daya tubuh akibat infeksi oleh virus HIV

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. STUDI ini secara garis besar memotret implementasi program LSM H2O (Human

BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri, yaitu merupakan penyakit AIDS,

PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 88 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat, salah satunya HIV/AIDS. Laporan kementerian kesehatan, sejak

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyebabkan

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membuat hal tersebut menjadi semakin bertambah buruk.

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti

LAMPIRAN. PEDOMAN WAWANCARA Stigma Sosial Terhadap Penderita HIV/AIDS Di Rumah Singgah Moderamen GBKP Biodata Informan

NOMOR : 6 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN , , ,793

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan a. Keterbukaan b. Motivasi/ Dukungan

ANALISIS EPIDEMIOLOGI HIV AIDS DI KOTA BANDUNG DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI. Menderita penyakit yang belum ada obatnya adalah merupakan suatu

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

KULONPROGO BANGKIT TANGGULANGI AIDS

BAB I PENDAHULUAN. meninggal akibat HIV/AIDS, selain itu lebih dari 6000 pemuda umur tahun

PROFIL Kelompok Penggagas Kasih Plus Jaringan Orang Dengan HIV dan AIDS Kediri - Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sri Yanah, 2014 Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

Pekeja Seks Bukan Masalah, tapi Bagian dari Solusi. Adelia & Aldo Forum Nasional IV Jaringan Kebijakan Kesehatan & IAKMI Kupang 4-7 September 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit HIV/AIDS merupakan suatu penyakit yang terus berkembang

PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya. Kondisi tersebut jauh meningkat dibanding tahun 1994 lalu yang menurut WHO baru

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PENGARUSUTAMAAN HIV DAN AIDS MELALUI PENDIDIKAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

PROVINSI SULAWESI UTARA KEPUTUSAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 93 TAHUN 2014 T E N T A N G PEMBENTUKAN KOMISI PENANGGULANGAN AIDS DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI,

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR LEMBAGA PENYELENGGARA REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodefeciency Virus).

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lampiran 1. : Nanager Program. Lattar belakang LSM, program beserta kegiatannya

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR,

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations di Indonesia semakin menunjukkan perkembangan yang

PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus ialah virus yang

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. saat ini terlihat betapa rendahnya derajat kesehatan masyarakat. Kondisi ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

INDIKATOR BIDANG KEAMANAN DAN KETERTIBAN

SKRIPSI. Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh AGUS SAMSUDRAJAT J

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

157 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan, maka penulis dalam tahapan ini akan memaparkan beberapa kesimpulan berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya. Adapun kesimpulan dari penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut : 1. Kronologis banyak munculnya virus HIV/AIDS di Kelurahan Kebon Pisang Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung ini diantaranya 1) pemahaman mengenai virus HIV/AIDS, WPA mengetahui dan Forum WPA mengetahui HIV/AIDS, sedangkan ODHA sebelumnya tidak mengetahui virus HIV/AIDS, 2) kronologi munculnya virus diketahui pada tahun 1988 dan mewabahnya virus pada tahun 2000-2007 3) tidak ada penanganan medis, hanya para kader yang berinisiatif membantu ODHA dalam administrasinya, dan 4) penyebab menggunakan narkoba dan akhirnya mengidap HIV/AIDS adalah pola didikan dirumah yang mengabaikan didikan akhlak dan moral anak. 2. Sikap empati pada Warga Peduli Aids dalam mencegah dan menanggulangi HIV/AIDS sebagai warganegara yang baik dapat terlihat dari 1) proses empati : (1) antecedents, antara kondisi ODHA, kemampuan WPA, dan situasi ketika mewabahnya virus HIV/AIDS mendukung terhadap proses empati, (2) process empathy, memahami dan memikirkan situasi yang terjadi ditandai dengan pendekatan yang dimulai oleh WPA terhadap ODHA untuk melakukan dampingan yang termasuk kedalam simple cognitive process, (3)Intrapersonal outcomes, mengambil keputusan untuk membantu ODHA (4) Interpersonal outcomes, melaksanakan kegiatan pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS yang termasuk kedalam dalam dua perilaku baik yakni Helping behavior dan sosial behavior. 2) Perilaku sosial dan perilaku

158 menolong WPA Kelurahan Kebon Pisang ini sesuai dengan ajaran islam yang mengerjakan kebaikan dalam kegiatan pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS 3)WPA Kelurahan Kebon Pisang dapat dikatakan sebagai warga negara yang baik karena memiliki karakteristik dari warga negara yang baik itu sendiri, diantaranya : (1). beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (2). berpartisipasi aktif, positif dan kreatif dalam kehidupan bermasyarakat, (3) memiliki keterampilan yakni peka terhadap informasi serta (4) mendukung jalannya kegiatan pemerintahan yang baik termasuk membantu pemerintah untuk penanganan HIV/AIDS. 3. Kendala yang dihadapi oleh Warga Peduli Aids dalam melakukan pencegahan dan penanggulanngan HIV/AIDS dibagi dalam dua upaya diantaranya : 1) kendala dalam melakukan pencegahan yakni (1) sosialisasi, tidak disampaikan kembali informasi yang didapat ketika penyuluhan oleh warga sekitar. (2) Kekeliruan keluarga ODHA mengenai cara penularan virus HIV/AIDS. 2) kendala dalam penanggulangan adalah (1) warga yang terinfeksi virus HIV/AIDS sulit untuk didekati karena memiliki sensitifitas yang tinggi, (2) faktor ekonomi ODHA yang tidak dapat membiayai secara rutin pemeriksaan CD4 dan VL dirumah sakit. 4. Upaya yang dilakukan oleh Warga Peduli Aids dalam mengahadapi kendala melakukan pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS sebagai warganegara yang baik dibagi dalam dua upaya diantaranya : 1) upaya dalam pencegahan dianataranya: (1) melakukan sosialisasi kepada semua sasaran tidak hanya kepada orang-orang yang beresiko tinggi. (2) Meluruskan informasi mengenai cara penularan kepada keluarga ODHA, Sedangkan dalam upaya dalam penanggulangan : 2) Melakukan pendekatan secara hati-hati kepada warga yang terinfeksi virus HIV/AIDS. (1) Melaksanakan mobilisasi dana dengan berkonsultasi kepada Forum WPA terlebih dahulu (2) Menjalin kerjasama dengan LSM atau instansi lainnya untuk menggalang sumber dana dan sumber daya. (3)Mengadakan bazaar pakaian bekas yang hasilnya untuk biaya tes pemeriksaan CD4 dan VL dan keperluan ODHA lainya termasuk biaya untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS.

159 B. SARAN Berdasarkan data hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan rekomendasi dengan mempertimbangkan hasil temuan dan beberapa teori yang menjadi patokan. Rekomendasi atau saran tersebut adalah sebagai berikut : 1. Bagi Forum WPA Kelurahan Kebon Pisang dan Forum WPA Kecamatan Sumur Bandung a. Melaksanakan tugas dan perannya masing-masing dengan baik karena kurang adanya koordinasi yang baik antara keduanya, hal ini diharapkan dapat memfasilitasi berbagai kegiatan WPA dalam program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. b. Mengawasi setiap kegiatan pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS yang dilakukan oleh WPA. c. Menggalang sumber dana dan sumber daya bagi tercapainya pelaksanaan program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. Diharapkan semua pihak melaksanakannya mengingat kendala yang dihadapi oleh faktor ekonomi dan sumber daya manusianya untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat lainnya dengan lebih luas. 2. Bagi unsur penting dari kecamatan dan sebagai pembina Forum WPA Kecamatan Kelurahan Kebon Pisang diantaranya: a. Camat Sumur Bandung 1) Meningkatkan jalinan kerjasama dengan yayasan atau LSM lainnya yang bergerak dalam bidang kesehatan dan kemasyarakatan untuk membantu meringankan pembiayaan tes pemeriksaan bagi ODHA. 2) Dapat lebih meningkatkan pengendalian masyarakat khususnya dalam bidang kesehatan untuk bersama-sama dengan lembaga lainnya seperti Koramil, Polsek, dan Puskesmas setempat melakukan pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. b. Komandan Rayon Militer (DANRAMIL) Sumur Bandung, sebagai bagian dari ujung tombak pelaksanaan Sishankamrata, maka diharapkan Koramil

160 dapat meningkatkan keamanan dalam masyarakat dari bahayanya narkoba. c. Kepala Polisi Sektor (KAPOLSEK) Sumur Bandung 1) Lebih gencar untuk memberantas narkoba kepada semua lapisan masyarakat. 2) Lebih serius untuk memberantas lokasi-lokasi prostitusi. Karena selain narkoba gerbang penularan HIV/AIDS dapat terjadi para perilaku seks beresiko. 3. Bagi WPA Kelurahan Kebon Pisang a. Mendata setiap ODHA baik yang meninggal maupun yang masih hidup serta WPA yang aktif dengan baik. b. Melaksanakan konsultasi kepada Forum WPA Kelurahan Kebon Pisang agar Forum WPA Kelurahan Kebon Pisang bisa berperan aktif sama seperti Forum WPA Kecamatan. c. Melakukan sosialisasi kepada WPA Kelurahan lainnya agar dapat menularkan semangat untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS diwilayahnya masing-masing sebagai contoh warga negara yang baik. 4. Bagi ODHA a. Tetap bersemangat untuk dapat mempertahankan hidup dan tidak menyerah untuk melawan virus HIV/AIDS. b. Melakukakan pencegahan dengan tidak melakukan hubungan seks beresiko tanpa alat pelindung dengan pasanganya yang akan menularkan virus HIV/AIDS. c. Menjauhkan anak sebagai penerus bangsa dari narkoba dan seks bebas agar terhindar dari virus HIV/AIDS dengan mendidik akhlak dan moral anak serta mengawasi pergaulan sosialnya. 5. Bagi masyarakat a. Mendukung kegiatan yang dilakukan oleh WPA dan semua program pemerintah untuk mencegah dan menanggulangi HIV/AIDS.

161 b. Melaporkan orang-orang yang masih menggunakan narkoba dan pihakpihak yang melakukan kegiatan prostitusi kepada pihak yang berwajib. c. Meningkatkan pengetahuan tentang narkoba, seks bebas dan HIV/AIDS untuk dapat mencegah HIV/AIDS didalam keluarga. d. Tidak memberikan stigma dan diskriminasi kepada ODHA dan pengguna narkoba, yang dapat memperburuk penanganan penanggulangan HIV/AIDS. 6. Bagi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan a. Menjadi bahan referensi bagi mahasiswa PKn dalam melakukan penelitian ilmah dan menambah karya ilmiah yang ada di departeman pendidikan kewarganegaraan. b. Memberikan sumbangan pemikiran mengenai sikap empati yang dapat menghasilkan perilaku sosial sebagai bagian dari karakteristik warga negara yang baik. 7. Bagi Peneliti selanjutnya. Terkait dengan sikap empati yang belum sepenuhnya dapat tergali oleh peneliti diharapkan peneliti selanjutnya untuk dapat menggali lebih jauh aspek-aspek empati.